Selasa, 15 Juni 2010

Berlomba-lomba dalam kebaikan

addakwah.com., --Dikisahkan, bahwa orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin (sebagian kecil dari Anshar) merasa tidak bisa memperbanyak amal kebaikan, karena mereka tidak memiliki harta untuk diinfakkan. Padahal mereka selalu mendengar berbagai ayat dan hadits yang mendorong untuk berinfak, memuji orang-orang yang berinfak dan menjanjikannya surga yang luanya seluas langit dan bumi.
Di satu sisi, mereka melihat saudara-saudara mereka yang kaya berlomba-lomba untuk berinfak. Ada yang menginfakkan seluruh hartanya dan ada yang menginfakkan separuhnya. Ada yang memberikan beribu-ribu dinar dan ada juga yang membawa tumpukan hartanya kepada Rasulullah lalu beliau mendoakannya, memintakan ampunan dan keridlaan dari Allah untuk mereka.
Fenomena tersebut menggugah jiwa para sahabat yang miskin. Mereka berharap bisa mendapatkan kelebihan dan keutamaan sebagaimana yang diperoleh saudara-saudara mereka. Bukan karena dengki dengan kekayaan yang dimiliki saudaranya, dan bukan semata-mata menginginkan kekayaan. Tetapi didorong oleh rasa ingin berlomba-lomba dalam kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.
Mereka lalu berkumpul dan datang menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Dengan air mata berlinang, mereka mengadukan kondisi yang dialami lantaran tidak ada sesuatu yang bisa diinfakkan. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, orang kaya telah mendapatkan pahala yang banyak, sedangkan kami tidak. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa. Tidak ada kelebihan sama sekali dalam hal ini. Akan tetapi, mereka lebih dari kami karena mereka bisa berinfak dengan kelebihan hartanya, sedangkan kami tidak memiliki apapun untuk kami infakkan untuk menyusul mereka. Padahal, kami benar-benar ingin bisa mencapai kedudukan mereka. Apa yang perlu kami perbuat?”
Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang memahami keinginan mereka yang begitu kuat untuk mencapai derajat yang tertinggi di sisi Rabb-nya, dengan sangat bijak memberikan jawaban yang menenangkan. Yaitu dengan memberitahukan bahwa pintu kebaikan sangat luas. Ada beberapa amalan yang menyamai pahala orang yang berinfak, bahkan bisa melebihnya. Beliau bersabda,
أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرًا
“Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa-apa yang bisa kalian sedekahkan?; Sesungguhnya setiap tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu akbar) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (Laa Ilaaha Illallah) adalah sedekah, menyeru kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari yang munkar adalah sedekah, dan bersetubuh dengan istri juga sedekah.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika di antara kami menyalurkan hasrat biologisnya (kepada istrinya) juga mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Bukankah jika ia menyalurkannya pada yang haram akan mendapat dosa? Maka demikian pula jika ia menyalurkannya pada tempat yang halal, ia akan mendapat pahala.” (HR. Muslim)
Ketika orang-orang kaya dari sahabat Nabi mendengar keutamaan dzikir di atas lantas mereka ikut pula mengamalkannya. Karenanya, orang-orang fakir di atas datang kembali menemui Rasulullah untuk kedua kalinya. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, teman-teman kami yang kaya mendengar nasihatmu. Lalu mereka melakukan seperti yang kami lakukan.” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,
ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ
“Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya . . “ (QS. Al-Maidah: 54)
Subhanallah, begitu luar biasa keadaan para sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka pantaslah jika Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya dan memberikan jaminan keridlaan dan kedudukan mulia di sisi-Nya. Mereka adalah orang sangat kuat semangatnya dan sangat besar keinginannya untuk beramal shalih dan mengerjakan kebaikan. Karenanya, jika ada kebaikan yang tidak bisa mereka kerjakan maka mereka bersedih. Terlebih bila saudara mereka yang lain mampu mengerjakannya. Sebagaimana kesedihan para fakir mereka yang tidak bisa bersedekah dengan harta dan tertinggal dari ikut jihad karena kemiskinan mereka.
وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ
“Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”, lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.” (QS. Al-Taubah: 92)
Sesungguhnya bersaing dan berlomba-lomba untuk mendapatkan kebaikan dan melakukan amal shalih adalah diperintahkan. Karena itu, hendaknya setiap muslim di zaman ini meniru para pendahulu mereka untuk selalu berlomba-lomba guna mendapatkan kebaikan dan untuk beramal shalih. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)
Ayat serupa yang memerintahkan agar bersegera dan berlomba-lomba dalam kebaikan dan beramal shalih sangat banyak. Dan siapa, di dunianya, lebih dahulu dalam kebaikan maka di akhriatpun akan menjadi orang yang lebih dahulu masuk surga. Dan orang-orang yang lebih dahulu dalam amal ketaatan akan memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
Pada ringkasnya bahwa dalam amal ketaatan, kebaikan dan ibadah harus saling berlomba untuk menjadi terbaik dan mendapatkan pahala terbesar. Tidak ada itsar (mendahulukan yang lain) dalam hal itu. Itsar hanya berlaku dalam urusan duniawi. Wallahu a’lam bil-shawab . .
Oleh: Badrul Tamam

DDIIA Bina ratusan Mualaf Perbatasab Aceh-Sumut

addakwah.com–Dewan Dakwah Islam Indonesia Aceh (DDIIA) melakukan pembinaan terhadap ratusan Muallaf (orang yang baru masuk Islam) dari sejumlah desa di Kabupaten Aceh Singkil, atau perbatasan Provinsi Aceh dengan Sumatera Utara (Sumut).
“Pembinaan terhadap Muallaf itu merupakan kerja sama DDI dengan Baitul Mal Aceh, dengan harapan bisa membantu perekonomian dan pendidikan anak-anak mereka (muallaf) di perbatasan tersebut,” kata Sekjen DDIIA, Said Azhar, di Banda Aceh, Senin.
Tahap awal pembinaan pemahaman tentang Islam, terkait dengan aqidah dan ibadah praktis bagi ratusan Muallaf, terutama mereka yang berdomisili di Kecamatan Danau Paris, Aceh Singkil, tambah dia menjelaskan.
Kemudian, katanya, akan dilakukan proses pemberdayaan ekonomi yang bertujuan untuk kesejahteraan para muallaf dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
Selain Aceh Singkil, DDIIA dan Baitul Mal Aceh juga akan membekali sebanyak 25 Muallaf yang tersebar di beberapa desa di Kota Subulussalam.
“Baitul Mal Aceh juga akan menyediakan dana untuk pengadaan buku bacaan, dan rekrutmen pemberian beasiswa kepada anak-anak mereka, seperti dana operasional anak-anak sekolah yang masing-masing diberikan senilai Rp100 ribu/bulan,” jelas dia,
Beasiswa tersebut hanya diberikan kepada anak Muallaf yang masih duduk dibangku sekolah dari keluarga kurang mampu, sebagai upaya untu menghindari anak-anak jangan sampai putus sekolah akibat tidak memiliki uang.
“Melalui pembekalan dan pemberian beasiswa itu diharapkan dapat memberi pemahaman konprehensif tentang Islam bagi para Muallaf. Dan menjawab kebutuhan mereka sebagai langkah awal belajar Islam dan proses pemberdayaan kesejahteraan keluarganya,” katanya. [ant/hidayatullah.com]
Foto: Gadis Batak menganut Islam mengucap dua kalimah syahadat di Mesjid Agung Bireuen.[Bahrul Walidin/Rakyat Aceh]

Ternyata oh, di Bulan Simpan Lebih Banyak Air

WASHINGTON (addakwah.com) –Kebanyakan ilmuwan percaya bulan dibentuk jika benda seukuran Mars menghantam Bumi 4,5 miliar tahun yang lalu, dan pukulan dari materi yang padat kemudian membentuk bulan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa di bulan memiliki kandungan air jauh lebih besar dari yang digambarkan.
Sebuah laporan yang dikeluarkan kemarin berdasar catatan Misi Apollo, adalah jumlah air di bulan itu “jauh lebih dari pemikiran orang dan kemungkinan jumlah lebih banyak ditemukan di bawah permukaan.”
Misi bulan terakhir telah menunjukkan air beku di kawah gelap di permukaan bulan, dan es di bawah debu abu-abu. Ini bisa dibawa ke sana oleh bit komet sebagai asteroid memukul permukaan.
Namun studi baru yang dipublikasikan dalam Prosiding National Academy of Science menunjukkan ada lebih banyak air di bulan dari itu – temuan penting bagi masa depan misi bulan.
“Air mungkin di mana-mana di dalam interior lunar,” para peneliti menyimpulkan dalam Prosiding National Academy of Sciences. “Selama lebih dari 40 tahun kami pikir bulan kering,” kata Francis McCubbin dari Carnegie Institution of Washington, yang memimpin penelitian.
“Kami menemukan bahwa kadar air minimum berkisar dari 64 bagian per miliar menjadi 5 bagian per juta – setidaknya dua kali lebih besar dari hasil sebelumnya.” Air tidak segera dapat diakses karena ada dalam batuan bulan, demikian menurut laporan itu.
Para peneliti melihat sampel yang dikumpulkan 40 tahun lalu selama misi bulan Apollo. Jenis batuan yang akan menjadi lebih umum di pedalaman membawa bukti kimia hidrogen dan senyawa oksigen yang mengarah ke air.”Konsentrasi sangat rendah dan, oleh karena itu, mereka telah sampai saat ini hampir tidak mungkin untuk mendeteksi, “kata Bradley Jolliff dari Washington University di St Louis, yang bekerja pada studi ini, dalam sebuah pernyataan.
“Kami sekarang akhirnya bisa mulai mempertimbangkan implikasi dan asal usul air di bagian lain di Bulan,” tambahnya.
Red: Siwi Tri Puji.B
Sumber: Reuters

Hati-Hati Kerjasama Militer dengan Amerika

Addakwah.com. , JAKARTA–Anggota Komisi I DPR RI Paskalis Kossay, Senin malam, mengingatkan pemerintah untuk berhati-jhati membangun kerjasama militer dan pertahanan dengan Amerika Serikat.
“Kita tidak boleh lengah membangun kerjasama dengan mereka. Posisinya harus jelas, jangan sampai kita hanya jadi semacam `pembantu` mengamankan kepentingan mereka, terutama di Selat Malaka dan dalam rangka menghadapi ekspansi Tiongkok,” tandas anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Paskalis juga mengingatkan penting dan strategisnya posisi Indonesia dalam geostrategi global yang merupakan possisi tawar paling harus diandalkan. “Kita semua tahu, mengapa Indonesia diminati bangsa-bangsa sejak tempo dulu, itu karena posisi strategis kita, bukan hanya kepemilikan atas sumber kekayaan alam,” ungkapnya.
Posisi RI, menurutnya, sangat vital bagi Amerika, karena berada di antara dua benua, dua samudera serta alur niaga terbesar di dunia. “Ini harus jadi kerangka dasar kerjasama pertahanan, di samping dasar politik luar negeri yang kita anut, yakni sistem politik luar negeri yang bebas aktif, tidak memihak pada salah satu kekuatan,” tandas Paskalis.
Red: Krisman Purwoko
Sumber: ant

Piala dunia: Ortu Nonto Bola, Anak Tewas Terbakar

addakwah.com. , Kampala – Punya hobi menonton pertandingan sepakbola sah-sah saja namun jangan sampai merugikan, apalagi merenggut nyawa. Baru saja terjadi tragedi di Uganda, sebuah keluarga kehilangan anaknya karena asyik menonton Piala Dunia.
Demam Piala Dunia yang berlangsung di Afrika Selatan sedang melanda seluruh masyarakat di dunia terutama warga di Benua Afrika. Tentu saja karena ini pertama kalinya pesta sepakbola terakbar itu dihelat di Benua Hitam yang dianggap masih kalah kelas dari Amerika, Eropa bahkan Asia.
Euforia itu pun dirasakan oleh sebuah keluarga kecil di distrik Kayunga Barat, kota kecil di Kampala ibukota Uganda. Sepasang suami istri harus rela kehilangan kedua buah hatinya yang baru berumur 8 dan 10 tahun yang tewas terbakar di rumahnya sendiri.
Penyebabnya? Kedua orangtuanya meninggalkan anak-anaknya tersebut untuk menonton laga Piala Dunia di sekitar daerah tempat tinggalnya. Dan celakanya anak-anaknya yang terhitung masih di bawah umur itu sedang terlelap tidur dengan ditemani terang lilin.
“Ibu dan bapaknya meninggalkan anak-anaknya di rumah dengan lilin menyala dan mereka pergi untuk menonton pertandingan di televisi di dekat pusat kota,” ucap Kepala Kepolisian Henry Kolyanga.
“Sepertinya lilin itu tersenggol tikus dan membakar telapak meja yang langsung membakar perabotan di rumah,” sambungnya seperti dilansir Yahoosports.
Nah, kalau sudah begini lebih baik anda para penggemar sepakbola yang mempunyai anak kecil untuk lebih waspada lagi. (mrp/nar)
(sumber: detik.com)

MUI: lar Berkepala Manusia Datangkan Kemusyrikan

Addakwah.com., Surabaya – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pernyataan bahwa ular berkepala manusia yang ditemukan Zamroji, warga Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, bisa mendatangkan kemusyrikan.
“Benda itu tidak perlu dikultuskan agar tidak mendatangkan kemusyrikan,” kata Ketua MUI Jawa Timur, K.H. Abdusshomad Buchori, di Surabaya, Selasa (15/6).
Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat tidak memercayai benda menyerupai ular berkepala manusia itu. Justru dia menduga barang tersebut adalah karya seni peninggalan zaman dahulu.
Kiai Shomad pun menganggapnya tidak ada unsur gaib dari benda itu. “Hal-hal gaib itu tidak dapat dilihat oleh mata, sedangkan benda tersebut dapat dilihat dengan mata dan ditempatkan dalam kotak kaca,” katanya.
Benda tersebut memancing animo masyarakat untuk mendatangi rumah Zamroji di Desa Sukosewu. Zamroji menemukan benda tersebut di dekat sumber air Buntung, sekitar satu kilometer dari rumahnya, Sabtu (12/6) sekitar pukul 10.00 WIB.
Sekretaris MUI Kabupaten Blitar, Ahmad Su`udy, mengatakan, pihaknya telah menfatwakan bahwa patung berkepala manusia itu tidak benar.
Menurut dia, tidak ada mahkluk berbadan binatang dan berkepala manusia yang dapat dilihat dengan mata.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang bisa menyebabkan musyrik, MUI telah meminta polisi menyelidiki benda temuan Zamroji itu. “Saat ini benda tersebut sudah berada di Polres Blitar,” kata Su`udy. [antara/bar]

MUI Curigai Ada Ajaran Sesat di Tasikmalaya

Addakwah.com. , Tasikmalaya – Majelis Ulama Indonesia Kota Tasikmalaya mencurigai ada ajaran sesat dari ajaran Islam sejak dikabarkan seseorang mengaku nabi datang ke Tasikmalaya, Jawa Barat.
“Kecurigaan terindikasi adanya seseorang berinisial SK yang diketahui menyimpang dari ajaran Islam itu, diungkapkan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya KH Mufti Aminudin Bustomi, di Tasikmalaya, Selasa (15/6).
Namun, untuk kepastiannya, kata dia harus menunggu fatwa dari MUI Pusat. “Kalau indikasi penyimpangannya, memang ada,” katanya.
Kedatangan seseorang yang dicurigai tersebut, kata Mufti berdasarkan informasi ada seseorang mengaku sebagai nabi, sehingga dikhawatirkan kedatangannya berdampak negatif terhadap umat muslim di Kota Tasikmalaya.
“Para ulama telah mengetahui hal itu, tetapi belum ada kejelasan tentang kedatangan orang tersebut,” kata Mufti.
Ia meminta Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) untuk segera menindaklanjuti adanya indikasi ajaran sesat itu.
“Kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ajaran-ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam,” katanya. [antara/bar]
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha