Kamis, 02 Desember 2010

BANJIR BANDANG SUNGAI BELAN MENYAPU BERSIH 3 JEMBATAN

Muntilan, Addakwah.com. Banjir bandang yang terjadi pada sungai Belan/ Senowo pada Rabu (01/12/2010) sekitar jam 12.00 merupakan banjir bandang yang terbesar selama pasca letusan gunung merapi. Menghancurkan area persawahan yang ada pada sekitar aliran sungai, sehingga area persawahan itu sekarang tertutup oleh pasir dan batu-batu.

            Banjir bandang kali cukup membuat panik warga terutama yang berada disekitar aliran sungai karena air sudah hampir mencapai perkampungan dan menghancurkan tebing-tebing tinggi yang ada di sekitar sungai. Banjir kali ini datang secara mendadak dan berlangsung sangat singkat ( 2 jam ) tapi daya rusaknya sangat besar. Menjebolkan 3 jembatan utama ( Randukuning 300 m, Gununglemah 70 m dan Bonjong Kojor 70 m ) yang merupakan jalur alternatif menuju kota Muntilan dan 1 jembatan amblas yaitu jembatan Srowol jalur menuju Borobudur. Dengan hilangnya 3 jembatan tersebut perjalanan dari Sawangan  menuju Muntilan menjadi lebih jauh , yaitu lewat Blabak Mungkid atau lewat Talun Dukun. Sehingga praktis jembatan yang masih layak dilewati tinggal jembatan Prumpung Muntilan jalur utama Jogja – Magelang .

            Banjir kali ini juga menghancurkan pipa air bersih yang merupakan sumber air bersih utama untuk kota Muntilan. Sehingga kota Muntilan akan kekurangan air bersih dari PDAM, dan ini butuh waktu agak lama untuk memperbaiki mengingat pipa yang hilang diterjang banjir cukup  panjang.

            Banjir kali ini juga menyebabkan kemacetan panjang karena kendaraan yang melalui  jalur Jogja ke Magelang tidak diperbolehkan melintas jembatan di Prumpung yang berada di aliran sungai Belan / Senowo selama kurang lebih 4 jam. Baru setelah banjir semakin surut jembatan dibuka lagi untuk kendaraan umum.

            Karena begitu besarnya banjir bandang kali membuat warga sekitar muntilan berduyun-duyun melihat bekas - bekas area yang diterjang banjir khususnya pada desa Randu Kuning, kec. Muntilan kab. Magelang  yang merupakan jembatan terpanjang yang hilang terbawa banjir.

            Sampai berita ini kami kumpulkan menurut informasi warga Randukuning Kec. Muntilan Kab. Magelang tidak kurban yang dilaporkan terbawa arus banjir bandang tersebut hanya ada 3
rumah yang terkubur material pasir dan batu di desa Primpung Muntilan. (syafrudin)

Isu Bom: Alihkan Perhatian Pemurtadan Para Pengungsi Muslim

Klaten (addakwah.com). Umat islam hari ini memang seperti yang telah disinyalir oleh Rasululloh seperti hidangan di meja makan  yang diperebutkan, atau seperti buih dilautan yang mudah diombang-ambing dan dipermainkan. Hal ini tidak luput dari konspirasi orang-orang kafir dalam berusaha memurtadkan kaum muslimin. Mereka, orang-orang kafir tidak pernah akan rela sampai umat islam ini murtad dari agamanya. Berbagai upaya dilakukan. Tidak peduli dalam situasi apa dan bagaimana. Mereka akan lebih semangat lagi ketika peluang untuk mengambil hati kaum muslimin itu terbuka lebar, seperti saat ini. Lihat saja di beberapa tempat pengungsian mereka selalu berusaha mencari perhatian dan menggunakan kesempatan. Sebagaimana yang di tulis oleh webblog addakwah.com kaum misionaris itu mencoba menggiring umat islam yang dalam kesusahan untuk mengikuti kegiatan mereka.

Pengungsi Dompol Terancam Aqidahnya

Klaten (addakwah.com). Sampai saat ini ada 57 shelter (hunian sementara) dari tenda Rotary Club (sebuah gerakan Yahudi Internasional) di lokasi pengungsian Dompol, Kemalang, Klaten. Dari 57 shelter tersebut 55 shelter ditempati oleh pengungsi, sedang lainnya digunakan untuk kesekretariatan. Mayoritas pengungsi yang ada di sana beragama islam. Mereka kebanyakan berasal dari daerah Deles.
Tetapi aturan yang diterapkan di sana sangat mengkhawatirkan dan mengerikan. Para relawan tidak boleh memperdengarkan murattal Al Qur'an. Ini sangat waja, karena kebanyakan dari relawan yang mendampingi pengungsi adalah dari misionaris kristen dan dari Saibaba (suatu keyakinan yang merebak beberapa waktu yang lalu, khususnya di daerah Karang Anyar, Tawangmangu). Banyak bantuan yang larinya ke para misionaris kristen dan Yahudi yang kemudian didistribusikan ke warga pengungsi atas nama mereka.
Ironisnya, banyak dari para relawan muslim yang saat ini sudah mulai menarik diri karena kelelahan disaat para misionaris yang siap memurtadkan kaum  muslimin di barak pengungsian tersebut. Ini tentu membutuhkan kerja ekstra dan saling bantu membantu di kalangan kaum muslimin.
Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) alhamdulillah dengan diskusi yang alot dengan para pemuka di lokasi pengungsian Dompol akhirnya berhasil mendirikan musholla darurat di lokasi tersebut dengan harapan bisa mengawal akidah kaum muslimin di shelter pengungsian tersebut di saat kondisi mereka diperebutkan dan tawaran-tawarn yang sangat mereka butuhkan berdatangan dan selalu dapat dipenuhi oleh kaum misionaris. (sumber: http:// fkampeduli.blogspot.com)
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha