addakwah.com. GELEGAR kedahsyatan sangkakala yang ditiup oleh malaikat Israfil akan menandai hancurnya alam semesta sebagai rangkaian dari tegaknya kiamat. Tiupannya benar-benar mengejutkan manusia saat itu. Tiupannya akan memporak-porandakan seluruh alam dan membinasakan manusia. Bahkan, kedahsyatannya pun akan dirasakan oleh penghuni kubur. Sungguh, hiruk-pikuknya tak pernah terbayangkan.
Ghaib, Tapi Wajib Diimani
Sangkakala adalah terompet berbentuk tanduk yang siap ditiup oleh malaikat Israfil yang selalu menunggu kapan diperintah Allah untuk meniupnya. Dari peniupan sangkakala inilah kejadian kiamat dimulai. Meski ghaib, peristiwa ini wajib diimani oleh setiap muslim, karena bagian dari akidah yang pokok.
Jumlah Tiupan
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menjelaskan jumlah tiupan sangkakala tersebut. Ada yang berpendapat tiupannya sebanyak dua kali. Ada yang berpendapat tiga kali. Bahkan, ada yang berpendapat empat kali.
Namun, pendapat yang paling tepat —wallahu a’lam bish-showab—adalah dua kali. Yaitu:
Sangkakala adalah terompet berbentuk tanduk yang siap ditiup oleh malaikat Israfil yang selalu menunggu kapan diperintah Allah untuk meniupnya. Dari peniupan sangkakala inilah kejadian kiamat dimulai. Meski ghaib, peristiwa ini wajib diimani oleh setiap muslim, karena bagian dari akidah yang pokok.
Jumlah Tiupan
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menjelaskan jumlah tiupan sangkakala tersebut. Ada yang berpendapat tiupannya sebanyak dua kali. Ada yang berpendapat tiga kali. Bahkan, ada yang berpendapat empat kali.
Namun, pendapat yang paling tepat —wallahu a’lam bish-showab—adalah dua kali. Yaitu:
- Tiupan yang mengejutkan.
Manusia akan sangat terkejut hingga mereka semua mati, kecuali yang dikehendaki oleh Allah. simaklah firman Allah berikut ini:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ
Dan ditiuplah sangkakala maka matilah semua yang di langint dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. (Az-Zumar [39]: 68)
- Tiupan untuk kebangkitan.
Pada tiupan kedua inilah manusia akan terbangun dari kubur mereka. Allah SWT berfirman:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kubur (menuju) kepada Rabb mereka. (Yâsîn : 51)
Seburuk-buruk Makhluk
Sebelum peniupan sangkakala yang pertama terjadi, seluruh makhluk yang beriman kepada Allah SWT akan diwafatkan. Hingga tersisalah mereka orang-orang kafir yang tidak mengenal iman dan amal shalih. Orang-orang yang hanya sibuk dengan urusan dunia dan mengingkari adanya hari kebangkitan.
Tiupan sangkakala (yang pertama) terjadi dengan tiba-tiba dan mengejutkan. Mereka pun tak ada kesempatan untuk menuntaskan aktivitas duniawi mereka. Sungguh celakalah manusia yang mengalami peristiwa ditiupnya sangkakala yang pertama ini. Merekalah orang-orang yang jahat. Merekalah seburuk-buruk makhluk!
Firman Allah, “Dan orang-orang kafir itu mengatakan, ‘Kapan janji (hari kebangkitan) itu (terjadi) jika kalian adalah orang-orang yang benar?’ Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka juga tidak dapat kembali kepada keluarganya.” (Yâsîn :48-51)
Seburuk-buruk Makhluk
Sebelum peniupan sangkakala yang pertama terjadi, seluruh makhluk yang beriman kepada Allah SWT akan diwafatkan. Hingga tersisalah mereka orang-orang kafir yang tidak mengenal iman dan amal shalih. Orang-orang yang hanya sibuk dengan urusan dunia dan mengingkari adanya hari kebangkitan.
Tiupan sangkakala (yang pertama) terjadi dengan tiba-tiba dan mengejutkan. Mereka pun tak ada kesempatan untuk menuntaskan aktivitas duniawi mereka. Sungguh celakalah manusia yang mengalami peristiwa ditiupnya sangkakala yang pertama ini. Merekalah orang-orang yang jahat. Merekalah seburuk-buruk makhluk!
Firman Allah, “Dan orang-orang kafir itu mengatakan, ‘Kapan janji (hari kebangkitan) itu (terjadi) jika kalian adalah orang-orang yang benar?’ Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka juga tidak dapat kembali kepada keluarganya.” (Yâsîn :48-51)
Hari Itu, Hari Jum’at
Hari ketika ditiupnya sangkakala adalah hari Jum’at, sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW,
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إلاَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
Tidaklah hari kiamat itu terjadi kecuali pada hari Jum’at.
Dan dalam sabdanya yang lain, “Sesungguhnya hari paling utama di antara hari-hari kalian adalah hari Jum’at. Di dalamnya diciptakan Adam AS, dan di hari itu diwafatkan, di hari itu ditiupnya (terompet), dan di hari itu terjadi sha’iqah (pingsannya semua makhluk). Maka perbanyaklah shalawat atasku! Sesungguhnya shalawat kalian akan sampai padaku.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi)
Jarak Antar Kedua Tiupan
Setelah alam semesta hancur dan seluruh makhluk yang bernyawa telah meninggal—kecuali yang dikehendaki oleh Allah—maka ruh manusia dan jin tetap berada di alam kubur menunggu ditiupnya sangkakala yang kedua. Jasad manusia dan jin telah hancur, kecuali jasad para Nabi dan Rasul. Semua tulang belulang dan anggota badan manusia hancur, kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor.
“seluruh badan manusia dimakan oleh tanah, kecuali tulang ekornya. Darinya ia dibentuk dan darinya pula kelak ia akan dibentuk lagi.” (HR. Muslim)
Dari tulang ekor inilah Allah menyatukan bagian-bagian tulang manusia yang lain. Allah kemudian menurunkan hujan dari langit yang akan menyatukan anggota-anggota badan manusia dan mengembalikan seperti sedia kala, sebagaimana saat ia belum mati.
Setelah jasad seluruh manusia kembali seperti sediakala, Allah mengembalikan ruh kepada jasadnya, kemudian memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup sangkakala kali yang kedua.
Dengan tiupan inilah seluruh manusia dan jin bangkit dari alam kubur. Inilah peristiwa yang dinamakan dengan hari kebangkitan (yaumul ba’ts) dan hari pengumpulan (yaumul hasyr).
Jarak kedua peristiwa (tiupan pertama dan kedua) adalah empat puluh, tanpa adanya penegasan dari Rasulullah SAW; apakah empat puluh tahun, empat puluh bulan, ataupun empat puluh hari.
Dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Di antara dua tiupan itu ada jarak selama 40.” Para sahabat bertanya, “Apakah 40 hari?” beliau menjawab, “Saya tidak mau menjawab.” Para sahabat bertanya lagi, “Apakah 40 bulan?” Beliau menjawab, “Saya tidak mau menjawab.” Para sahabat bertanya lagi, “Apakah 40 tahun?” Beliau menjawab, “Saya tidak mau menjawab.” (HR. Al-Bukhari)
Hasbunallah wa Ni’mal Wakil
Demikian dahsyatnya huru-hara yang terjadi tatkala ditiupnya sangkakala, hingga tak memberikan kesempatan seorang pun untuk sempat bersenang-senang. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Rasulullah SAW.
“Bagaimana saya bersenang-senang, sedangkan pemilik terompet (Israfil) telah melekatkan terompet pada mulutnya. Memasang telinganya dan mendekatkan dahinya; demi menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniup sangkakala.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, kalau begitu apa yang harus kami ucapkan?” Beliau menjawab, “Katakanlah: Hasbunullah wa ni’mal wakil (cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).” (Hadits Shahih Riwayat At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban). Allahu A’lam (Abilfarisi)
Setelah alam semesta hancur dan seluruh makhluk yang bernyawa telah meninggal—kecuali yang dikehendaki oleh Allah—maka ruh manusia dan jin tetap berada di alam kubur menunggu ditiupnya sangkakala yang kedua. Jasad manusia dan jin telah hancur, kecuali jasad para Nabi dan Rasul. Semua tulang belulang dan anggota badan manusia hancur, kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor.
“seluruh badan manusia dimakan oleh tanah, kecuali tulang ekornya. Darinya ia dibentuk dan darinya pula kelak ia akan dibentuk lagi.” (HR. Muslim)
Dari tulang ekor inilah Allah menyatukan bagian-bagian tulang manusia yang lain. Allah kemudian menurunkan hujan dari langit yang akan menyatukan anggota-anggota badan manusia dan mengembalikan seperti sedia kala, sebagaimana saat ia belum mati.
Setelah jasad seluruh manusia kembali seperti sediakala, Allah mengembalikan ruh kepada jasadnya, kemudian memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup sangkakala kali yang kedua.
Dengan tiupan inilah seluruh manusia dan jin bangkit dari alam kubur. Inilah peristiwa yang dinamakan dengan hari kebangkitan (yaumul ba’ts) dan hari pengumpulan (yaumul hasyr).
Jarak kedua peristiwa (tiupan pertama dan kedua) adalah empat puluh, tanpa adanya penegasan dari Rasulullah SAW; apakah empat puluh tahun, empat puluh bulan, ataupun empat puluh hari.
Dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Di antara dua tiupan itu ada jarak selama 40.” Para sahabat bertanya, “Apakah 40 hari?” beliau menjawab, “Saya tidak mau menjawab.” Para sahabat bertanya lagi, “Apakah 40 bulan?” Beliau menjawab, “Saya tidak mau menjawab.” Para sahabat bertanya lagi, “Apakah 40 tahun?” Beliau menjawab, “Saya tidak mau menjawab.” (HR. Al-Bukhari)
Hasbunallah wa Ni’mal Wakil
Demikian dahsyatnya huru-hara yang terjadi tatkala ditiupnya sangkakala, hingga tak memberikan kesempatan seorang pun untuk sempat bersenang-senang. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Rasulullah SAW.
“Bagaimana saya bersenang-senang, sedangkan pemilik terompet (Israfil) telah melekatkan terompet pada mulutnya. Memasang telinganya dan mendekatkan dahinya; demi menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniup sangkakala.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, kalau begitu apa yang harus kami ucapkan?” Beliau menjawab, “Katakanlah: Hasbunullah wa ni’mal wakil (cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).” (Hadits Shahih Riwayat At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban). Allahu A’lam (Abilfarisi)