Senin, 19 Juli 2010

Kontroversi Fatwa Haram ESQ, Malaysia Belajar Di Indonesia

media dakwah
PUTRAJAYA (Berita SuaraMedia) - Setelah sempat menjadi perbincangan hangat dan kontroversi di Malaysia karena fatwa haram terhadap ESQ yang dikeluarkan Mufti Wilayah Persekutuan, sejumlah ulama lain kembali mengeluarkan keputusan baru. Berbeda dengan fatwa sebelumnya, mereka mengeluarkan keputusan tentang halalnya ESQ.

Majlis Mudzakarah Fatwa Nasional Malaysia memutuskan pelatihan manajemen diri ESQ tetap diperbolehkan dilanjutkan di Malaysia. Keputusan tersebut dibacakan Ketua Majlis Mudzakarah Fatwa Nasional Abdul Shukor Husin dalan jumpa pers di Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) di Putrajaya.

Menurut Abdul Shukor, Jakim telah membentuk lembaga khusus untuk memantau ESQ sebelum mengeluarkan fatwa halal tersebut. Fatwa halal ESQ ini, lanjut dia, antara lain didasari pertimbangan sikap terbuka ESQ yang mendatangi langsung JAKIM untuk menjelaskan isu-isu yang dianggap meragukan, seperti isu 'suara hati' dan angka '165'.

Bahkan untuk mengetahui lebih jauh muatan materi ESQ, beberapa Mufti Malaysia pergi ke Indonesia untuk mengikuti secara langsung training manajemen diri yang digagas oleh Ary Ginanjar tersebut.

"Ada 8 orang Mufti dari 14 Mufti yang ada di Malaysia telah mengikuti pelatihan ESQ. Bahkan untuk lebih mengetahui ESQ lebih dalam, beberapa Mufti mengikuti pelatihan ESQ langsung di Indonesia," ujarnya.

Atas pertimbangan itulah, Majelis Mudzakarah Fatwa Nasional Malaysia memutuskan ESQ boleh tetap dilaksanakan di Malaysia. Apalagi karena pelaksanaan ESQ ini juga akan diawasi Dewan Syariah yang telah dibentuk ESQ.

Tidak hanya itu, bahkan Abdul Shukor mengungkapkan, fatwa ini diambil setelah Majelis Mudzakarah Fatwa Nasional mengadakan tujuh kali pertemuan untuk membahas masalah ESQ sejak April 2009 hingga yang terakhir 16 Juni 2010.

Keputusan halal ini berlaku untuk 13 Mufti kecuali Mufti wilayah Persekutuan yang meliputi Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan yang telah mengharamkan ESQ.

Di Malaysia, Mufti merupakan pemuka agama Islam tertinggi di tingkat provinsi. Ada 14 Mufti yang mewakili 14 provinsi di Malaysia. Mufti Wilayah Persekutuan yang meliputi Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan adalah yang mengharamkan ESQ. Fatwa tersebut keluar pada 10 Juni lalu.

Fatwa haram itu diteken Datuk Hj. Wan Zahidi Bin Wan Teh yang menganggap Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) milik Ary Ginanjar Agustian melenceng dari ajaran-ajaran agama Islam. Dia beralasan, ESQ "Leadership Training" yang diajarkan Ary melenceng dari ajaran Islam dan mengandung ajaran-ajaran yang bisa merusak akidah dan syariah Islam. Penyelewengan itu, menurut Mufti Wilayah Persekutuan -seperti yang diberitakan dalam situs muftiwp.gov.my- karena ajaran Ary mengandung faham liberalisme di mana ia menerjemahkan nas-nas Al-Quran secara bebas serta juga mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan benar.

Kini, Majelis Fatwa Kebangsaan Malaysia untuk agama Islam menyatakan, pelatihan ESQ yang didirikan Ary Ginanjar Agustian, tidak melanggar akidah dan syariah Islam sehingga kegiatan ESQ Leadership Center dapat diteruskan di Malaysia, kecuali wilayah Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan.

"Kami majelis muzakarah telah mengadakan rapat sebanyak tujuh kali, mulai dari April 2009 hingga 16 Juni 2010 membahas salah satunya adalah penilaian terhadap kegiatan ESQ di Malaysia," kata Ketua Majelis Fatwa Kebangsaan Malaysia, Dr Abdul Shukor Husin di Kualalumpur.

Dalam rapat itu, majelis fatwa mengundang 14 mufti (ulama) negara bagian dan para ahli di bidang agama Islam, serta para pengurus ESQ termasuk Ary Ginanjar untuk memberikan penjelasan mengenai isu-isu yang dituduhkan.

"Kami berbicara terbuka, Ary Ginanjar dan pengurus lainnya juga menjelaskan semuanya. Kami dapat terima penjelasan mereka," katanya didampingi beberapa pengurus Majelis Fatwa Kebangsaan Malaysia.

"Atas permintaan kami, ESQ telah mengangkat juga Dewan Syariah untuk memantau kegiatan dan pelatihan ESQ agar tidak menyimpangkan akidah dan syariah. Dewan Syariah ini diketuai oleh Mustafa Abd Rahman, mantan Ketua Jakim (Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) dan para mantan mufti negara bagian serta akademisi yang ahli dalam pengajian Islam," katanya.

"Kita semua tahu reputasi mantan Ketua Jakim Mustafa Abd Rahman yang mengeluarkan fatwa mengharamkan kegiatan Darul Arqam," kata Dr Abdul Shukor Husin.

Delapan mufti mengikuti kegiatan ESQ, bahkan beberapa diantaranya mengikuti latihan di Indonesia untuk menilai apakah pelatihan di Indonesia sama dengan di Malaysia.

"Ternyata delapan mufti itu menyatakan, kegiatan ESQ positif dan tidak menyimpang dari akidah dan syariah Islam," kata dia.

Dukungan Majelis Fatwa Malaysia kepada ESQ juga didasarkan karena pelatihan ESQ telah berkembang pesat hingga ke beberapa negara muslim seperti Brunei, Arab Saudi dan negara nonmuslim seperti Singapura, Belanda, Australia dan Amerika.

Para peserta training merupakan pemuka agama Islam, politisi, akademisi dan para profesional hingga para artis.

"Saya baca di koran kemarin, ternyata artis terkenal Erra Fazira ikut pelatihan ESQ dan menyatakan sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri," katanya.

Sebelumnya, dalam rapat Majelis Fatwa Kebangsaan terakhir pada 16 Juni 2010, 13 mufti mendukung kegiatan ESQ dan hanya satu mufti menolak, yakni Mufti Wilayah Persekutuan.

"Usai rapat tanggal 16 Juni 2010, Mufti Wilayah Persekutuan mengeluarkan fatwa bahwa kegiatan ESQ melanggar akidah dan syariah Islam. Kami menghormati keputusan itu, walaupun tidak etis, seharusnya menunggu terlebih dulu keputusan Majelis Fatwa Kebangsaan barulah memberikan tanggapan," kata Abdul Shukor. (fn/dt/ant) www.suaramedia.com

Nasihat Alumnus ESQ untuk Ary Ginanjar Agustian

media dakwah

Oleh: Farid Achmad Okbah, M.A. (Alumnus ESQ ke-46)
Dalam rangka melaksanakan perintah Allah untuk saling menasihati dengan kebenaran dan kesabaran (tawashau bil-haqq wa tawashau bis-shabri), maka sebagai saudara Muslim saya tergugah untuk memberikan nasihat kepada Bapak Ari Ginanjar, barangkali memberikan manfaat.
Nasihat ini saya lakukan, setidaknya, karena tiga hal. Pertama, saya mencintainya karena Allah. Kedua, karena saya sudah menyaksikan baik lewat kumpulan VCD maupun pelatihan ESQ yang ke-46 dengan registrasi  nomor 166. Maka, tanggung jawab orang yang mengetahui berbeda dengan orang yang tidak mengetahui.
Ketiga, bahwa saya tidak ada kepentingan apapun selain menyampaikan kebenaran agar Bapak Ary terhindar dari ancaman surat Al-Ahzab ayat 66-68 karena mengajarkan yang salah dan diikuti oleh orang banyak, meskipun bapak menyatakan bahwa ini training manajemen, bukan agama. Namun, isi training ini lebih menonjol sisi agamanya. Allah menyebutkan dalam surat Yunus ayat 32 "Adakah setelah kebenaran kecuali kesesatan?"
Semoga nasihat yang keluar dari hati akan masuk ke hati.
…Sebagai saudara Muslim saya tergugah untuk memberikan nasihat kepada Bapak Ari Ginanjar. Semoga nasihat yang keluar dari hati akan masuk ke hati…
HAL-HAL YANG POSITIF
Setelah menyaksikan secara langsung pelatihan ESQ ke-46 di Hotel Melia, Kuningan Jakarta, yang diikuti oleh 650 peserta dan dibuka oleh Menteri Negara BUMN Sugiharto serta diramaikan oleh alumnus-alumnus berbobot ESQ seperti AM Fatwa, saya melihat ada sejumlah kelebihan pelatihan ESQ. Yaitu:
1. Penampilan menarik.
2. Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga betul-betul mendukung.
3. Multimedia bagus.
4. Kerja sama tim yang rapi dan kompak.
5. Selingan humor dan olahraga.
6. Menampilkan hasil penelitian ilmiah.
7. Banyak memakai istilah bahasa Inggris.
8. Ary Ginanjar tampil all out.
9. Cerita-cerita yang memukau.
10. Pemberian hadiah memotivasi.
11. Banyak diikuti oleh kalangan elitis yang belum tersentuh pengajian.
12. Menampilkan pengalaman-pengalaman pribadi atau orang lain seperti kapten  Abdul Razak.
13. Insya Allah ini akan berkembang tapi perlu disempurnakan.
HAL-HAL YANG NEGATIF DALAM MASALAH AKIDAH YANG PERLU DIPERBAIKI
Agar objektif dan jujur saya terpaksa mengemukakan hal-hal yang  saya pandang negatif agar diperbaiki dalam masalah akidah.
1. Meyakini Allah terdapat dalam hati.
Pak Ary Ginanjar dalam ungkapannya menyatakan keyakinan bahwa Allah terdapat dalam hati. Seperti mengemukakan riwayat Umar yang telah melihat Tuhan dengan hatinya.
…Siapa yang mengatakan sesuatu yang saya tidak mengatakannya, maka hendaknya dia menempati tempat duduknya dalam api neraka. HR Muttafaqun alaihi…
Koreksi:
Riwayat ini tidak benar. Tetapi yang benar adalah Aisyah bertanya kepada Rasulullah apakah beliau melihat Tuhan di Sidratul Muntaha. Rasulullah menjawab, "Cahaya, bagaimana aku melihatnya?"
Terdapat pendapat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah b melihat Tuhan dengan mata hatinya. Demikian keyakinan Ahlus Sunnah.
2. Mengutip hadits palsu dalam masalah aqidah
Berkali-kali Pak Ary Ginanjar menyebut hadits:
"Siapa yang mengetahui dirinya, maka dia mengenal Tuhannya."
Koreksi:
Kalimat di atas bukanlah hadits, melainkan ucapan Saad bin Muadz (lihat kitab Al-Maqaashidul-Hasanah karangan Imam Shahawi). Sementara  Abu Nuaim dalam kitabnya Al-Hilyah jilid X hlm. 208 mengatakan bahwa ucapan itu adalah kata-kata Sahal Attasturi. Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Fawaa’id hal 290 telah menjelaskan maknanya. Maaf, berbahaya berbicara mengatasnamakan Nabi, padahal  beliau tidak mengatakannya. Rasulullah bersabda:
"Siapa yang mengatakan sesuatu yang saya tidak mengatakannya, maka hendaknya dia menempati tempat duduknya dalam api neraka." (HR Muttafaqun alaihi).
3. Aplikasi asmaul husna bertentangan dengan Al-Qur'an
Pak Ary sangat menekankan Asmaul Husna untuk diikuti dan berpegang kepada ungkapan:
"Berakhlaklah dengan akhlak Allah."
Koreksi:
Al-Qur'an menekankan agar kita berakhlak seperti Nabi Muhammad. Allah berfirman:
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung" (Qs Al-Qalam 4).
Sedang terhadap  asmaul husna, Allah memerintahkan untuk berdoa dengannya.
"Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu…" (Al-A'raf: 180)
Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebut al-ismul a'dham (Nama yang paling agung) seperti dalam beberapa riwayat.
…Bapak Ary Ginanjar menyebut bahwa Allah menciptakan alam semesta ini untukmu wahai Muhammad. Ini adalah bertentangan dengan Al-Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat 56…
4. Hanya menekankan Tauhid Rububiyah
Kajian tauhid hanya menekankan kepada tauhid rububiyah yang menekankan kebesaran Allah SWT melalui ciptaan-Nya (ayat kauniyah)  yang sebenarnya Allah hanya menuntut memahaminya saja  agar lebih dekat kepada Allah dan menyampaikan ayat-ayat Qur’aniyah sebagai pendukung. Padahal Allah menekankan ayat-ayat Qur’aniyah untuk diikuti secara total. Dan misi utama para nabi justru pada tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah (Qs An-Nahl 36).
Dan jangan lupa sebanyak 84 surat turun di Mekkah untuk menekankan tauhid selama 13 tahun tidak mungkin akan dipahami dalam 4 hari dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan perintah Allah seperti larangan tepuk tangan (Qs. Anfal 35) dan larangan musik-musik seperti  (Qs. Al-Mukminun 3).
…Beliau bersumpah seandainya mereka siap untuk dimatikan sekarang dan masuk neraka. Jangan menantang Allah SWT. Rasulullah SAW ketika bersumpah Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya…
Beliau bersumpah seandainya mereka siap untuk dimatikan sekarang dan masuk neraka. Jangan menantang Allah SWT. Rasulullah SAW ketika bersumpah Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya.
Dan lain-lain kesalahan akidah (saya sertakan beberapa makalah barangkali bermanfaat).
Yang lebih fatal lagi, Bapak Ary Ginanjar menyebut bahwa Allah menciptakan alam semesta ini untukmu wahai Muhammad. Ini adalah bertentangan dengan Al-Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat 56. Dan, kalaupun itu ada yang menyebut hadits ternyata itu palsu. Dan keyakinan harus didasarkan kepada Al-Qur'an dan sunnah yang shahih.
Dan masih banyak kesalahan lain yang belum saya sebutkan. Wallahu A'lam.
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha