(addakwah.com) ---Tiga orang politisi Irlandia dari Socialist Workers Party (SWP), yaitu: Proinsias De Rossa MEP, Chris Andrews TD dan Richard Boyd Barrett menyerahkan petisi kepada Eircom, perusahaan telekomunikasi terbesar di Irlandia agar menolak kerjasama dengan konsorsium yang dipimpin oleh IBM, karena di dalamnya terdapat Amdocs, perusahaan penyedia billing system dari Israel. Petisi ini dikumpulkan oleh Kampanye Solidaritas Irlandia Palestina (IPSC) dan Gerakan Anti Perang Irlandia (IAWM).
Demikian situs resmi SWP melaporkan.
Situs SWP selanjutnya menjelaskan bahwa Amdocs adalah penyedia software dan layanan billing dan operational support systems, yang juga adalah "key player" dalam ekonomi Israel dan didukung oleh pemerintah Israel. Amdocs memiliki basis pekerja di Israel dan sudah menyatakan dukungannya atas apa yang disebut "kebijakan keamanan" dari pemerintah Israel.
Lain Irlandia, lain pula Indonesia. Setelah sebelumnya mencurigai bahwa Amdocs adalah perusahaan Israel, pada tanggal 31 Desember 2009 menteri Kominfo Tifatul Sembiring menyatakan bahwa Amdocs adalah perusahaan Amerika. Hal ini terjadi setelah beliau mendapatkan klarifikasi langsung dari duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, wakil pemerintah Amerika turun tangan untuk menjelaskan ini kepada menteri Indonesia, dan sang menteri langsung 'tsiqah' alias percaya begitu saja pada bayan atau penjelasan yang disampaikan oleh duta besar negara sekutu terdekat Israel itu.
Tifatul menyampaikan pernyataan dubes AS bahwa Amdocs adalah perusahaan Amerika yang tercatat di bursa New York dan beralamat di Missouri. Sehingga perusahaan tersebut selanjutnya diperbolehkan ikut di dalam tender pengadaan perangkat billing system Telkomsel.
Namun demikian, penelusuran di berbagai sumber memperlihatkan hal yang berbeda. Beberapa situs berita bisnis dan teknologi bereputasi di Amerika dan Israel bahkan situs Amdocs sendiri, melaporkan hal sebaliknya bahwa Amdocs tidak lain dan tidak bukan adalah perusahaan Israel.
Situs portal teknologi Tmcnet.com, dimiliki oleh Technology Marketing Corporation yang berdiri sejak tahun 1972
melaporkan pada berita tanggal 3 Januari 2010 bahwa Indonesia memang tidak memboikot Amdocs Ltd, tapi karena alasan yang salah. Hal itu terjadi setelah dubes AS menginformasikan kepada menkominfo bahwa Amdocs adalah perusahaan AS. Dalam paragraf yang sama Tcmnet menyatakan: meskipun Amdocs dijalankan oleh orang Israel dan dianggap sebagai perusahaan Israel, ia terdaftar di Channel Islands dan bermarkas di St Louis, Missouri.
Tmcnet mengutip pernyataan di atas dari situs berita dan teknologi Israel sendiri,
Globes.co.il, "Although Amdocs is run by Israelis and is considered an Israeli company, it is registered in the Channel Islands and headquartered in St. Louis, Missouri."
Situs berita Newsmax.com yang berbasis di Florida, AS, melaporkan dalam artikel "FBI Investigates Foreign Spy Ring –U.S. Companies Deny Involvement", pada tanggal 16 Januari 2002, bahwa FBI menyelidiki kegiatan spionase terhadap sistem penyadapan telepon dari penegak hukum AS, yang melibatkan hampir 100 orang warga negara Israel yang memiliki hubungan dengan dinas militer luar negeri dan intelijen.
Kegiatan spionase itu dilaporkan melibatkan pegawai dari dua perusahaan yang melakukan penyadapan untuk penegak hukum AS di tingkat lokal, negara bagian dan federal, yaitu Comverse Infosys and Amdocs. Meskipun pernyataan resmi kedua perusahaan itu membantah keterlibatan di dalam tuduhan mata-mata itu.
Pada menit 1:08 di dalam rekaman tersebut Carl Cameron menyatakan "Most directory assistance calls, and virtually all call records and billing in the U.S. are done for the phone companies by Amdocs Ltd., an Israeli-based private telecommunications company."
Situs informasi investasi dan pendanaan, Fundinguniverse.com menjelaskan sejarah Amdocs Ltd.
Didirikan pada tahun 1982 dengan nama Aurec Information and Directory Systems. Pada tahun 1995 berganti nama menjadi Amdocs. Pada tahun 1998 terdaftar di New York Stock Exchange. Disebutkan pula awalnya berbasis di Ra'anana, Israel, di mana hingga kini sebagian besar aktifitas riset dan pengembangan berjalan dengan hampir separuh dari total karyawannya. Amdocs kemudian memindahkan pusatnya ke Chesterfield, Missouri, AS.
Jadi sangat disayangkan kalau menteri Tifatul Sembiring percaya begitu saja kepada pernyataan dubes AS. Jelas-jelas AS sekutu terdekat Israel dengan segala kepentingannya. Tentu saja registrasi perusahaan di negara manapun bisa dilakukan dengan mudah untuk perusahaan dengan modal sebesar Amdocs. Tapi kesaksian publik dan jejak atas keterkaitan perusahaan ini dengan Israel sudah terlalu banyak. Yang paling menyolok adalan susunan petinggi Amdocs sendiri.
Situs ekonomi terkemuka Forbes.com menyebutkan
susunan direksi Amdocs. Di situ terlihat jelas nama-nama berbau Israel pada posisi kunci.
Di antaranya
Ayal Shiran, Senior Vice President and Head of Customer Business Group, yang pernah berdinas di angkatan udara Israel, dan bertanggungjawab dalam berbagai proyek pengembangan sistem komputer untuk jet temput F-15 (yang sudah tak terhitung 'jasanya' dalam membunuh rakyat Palestina).
Kemudian ada
Eli Gelman, direktur Amdocs, lulusan Technion-Israel Institute of Technology. Tahun ini Eli Gelman keluar dari Amdocs setelah 20 tahun berkarir di Amdocs, dan menjadi chairman dari Retalix, sebuah perusahaan software berbasis di Ra'anana, Israel.
Lalu ada
Giora Yaron, direktur Amdocs sejak Juli 2009. Yaron juga menjabat chairman Yissum Research Development Company, perusahaan alih teknologi Hebrew University of Jerusalem. Juga penasehat direksi
Rafael Advanced Defense Systems, Ltd, perusahaan riset pertahanan Israel
Lalu
Nehemia Lemelbaum, direktur Amdocs sejak 2001. Sebelum bergabung ke Amdocs, dia bekerja di Contahal Ltd sebuah perusahaan software terkemuka Israel, dan sebelum itu, dari tahun 1967 hingga 1976 dia bekerja di kementerian komunikasi Israel.
Lalu
Tamar Rapaport Dagim, Senior Vice President and Chief Financial Officer (CFO) Amdocs. Sebelum bergabung di Amdocs, dia menjadi CFO di
Emblaze, perusahaan multimedia yang berpusat di Ra'anana, Israel.
Dari penelusuran ini, jelaslah bahwa Amdocs sejatinya memang perusahaan Israel, dengan orang-orang kunci yang berasal dari Israel bahkan mereka tercatat pernah menjadi bagian dari angkatan bersenjata Israel atau bekerja pada pemerintahan Israel.
Israel menjajah tanah Palestina, mengusir dan menyengsarakan rakyatnya, menghinakan tempat suci umar Islam, melanggar ratusan resolusi dewan keamanan dan sidang umum PBB. Sementara Indonesia adalah negara yang membenci penjajajahan seperti tercantum dalam pembukaan UUD 45. Sehingga sungguh ironis jika seorang menteri Indonesia dengan kekuasaannya mengizinkan begitu saja sebuah perusahaan dari negara penjajah untuk berbisnis di Indonesia yang anti penjajahan.
Apalagi kalau melihat latar belakang menteri kominfo Tifatul dari PKS yang sering berdemo mendukung Palestina, mengumpulkan dana bantuan satu kader satu dolar, tapi pada kesempatan lain menggunakan kekuasaannya untuk memberikan akses bisnis bernilai setidaknya puluhan juta dolar kepada musuh dan pembantai rakyat Palestina. Wallahu a'alam. (sd)