Kamis, 04 November 2010

Stadion Maguwoharjo Dipadati Ribuan Pengungsi Merapi

Sleman (ANTARA News) - Belasan ribu pengungsi dari Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, memadati Stadion Maguwoharjo Sleman setelah Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh yang disusul hujan kerikil.

Tampak ribuan sepeda motor memadati halaman stadion, sedangkan ratusan mobil, truk, dan pikap yang mengangkut para pengungsi parkir di stadion itu. Pemeritah kabupaten setempat membagi para pengungsi berdasarkan daerahnya masing-masing agar mudah terpantau.

Para pengungsi beristirahat sambil tiduran di tikar yang memang sudah disiapkan di stadion. Pengungsi yang terdiri atas orang tua, lansia, dan anak-anak tampak kelelahan setelah melakukan pengungsian dari daerahnya masing-masing dengan menggunakan sepeda motor, truk, dan pikap.

Anggota Polri, TNI, dan relawan hingga kini masih terus mengatur arus pengungsi letusan Gunung Merapi yang terus berdatangan ke Stadion Maguwoharjo Sleman.

Sebelumnya belasan ribu warga yang tinggal di Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan diungsikan ke tempat lebih aman setelah Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh yang disusul hujan kerikil.

Aktivitas Gunung Merapi seperti itu membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menetapkan wilayah aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer dari puncak gunung dari sebelumnya 15 kilometer.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Surono mengatakan sejak pukul 00.55 WIB wilayah aman dari ancaman bahaya Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer.

Ribuan warga tersebut kini sedang menuruni lereng Merapi yang hujan abu serta jalan dipenuhi abu dan kerikil. Mereka mengenakan mobil, motor, dan kendaraan TNI. Relawan, TNI, polisi, dan petugas pemerintah setempat membantu mengevakuasi para pengungsi.

Para pengungsi ini akan dipindahkan ke Stadion Maguwoharjo di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Kondisi jalan turunan menuju lokasi relokasi pengungsian padat sehingga terpaksa berjalan pelan-pelan karena jarak pandang terbatas karena abu vulkanik.

Mobil yang membawa kalangan pengungsi harus bersabar karena pengungsi yang menggunakan kendaraan bermotor terburu-buru untuk menuju ke tempat aman. Pengungsi ada yang mengarah ke Uiversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah.(*)
(L.B015*V001/H010/R009)

Korban Luka Bakar Merapi Bertambah Menjadi 30 Orang

Yogyakarta (ANTARA News) - Korban luka bakar akibat terkena awan panas Merapi yang dirawat di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta bertambah menjadi 30 orang, lima di antaranya anak-anak, kata salah seorang dokter rumah sakit setempat, Sigit Priyo Hutomo, Jumat.

Korban meninggal akibat terkena awan panas Merapi hingga pukul 04.30 WIB tercatat satu orang balita.(*)
(U.M008/B015/R009)

20-an Pengungsi Merapi Alami Luka Bakar, Dirawat di RS Sardjito

Jakarta - Puluhan pengungsi letusan Gunung Merapi di kawasan Sleman, Yogyakarta, mengalami luka bakar setelah Gunung Merapi bergemuruh cukup besar. Saat ini para korban dirawat di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta.

"Ada 20-an warga mengalami luka bakar," ujar Petugas UGD RS  Sardjito Sariningsih saat dihubungi detikcom, Jumat (5/11/2010).

Menurut Siti, di rumah sakit korban terus berdatangan. Namun dia belum dapat memastiakan apakah ada korban jiwa dalam kejadian ini. "Kita belum mendata," katanya.

Setelah bergemuruh cukup keras Kamis 4 November pukul 23.40 WIB ribuan warga di Kecamatan Pakem, Turi dan Cangkringan diungsikan ke daerah aman dengan radius 20 km dari puncak merapi. Mereka berbondong-bondong menyelamatkan diri dalam keadaan panik.

Saat ini puluhan ribu pengungsi letusan Gunung Merapi memadati Stadion Maguwoharjo di Sleman, Yogyakarta yang berjarak 30 km dari puncak Merapi. Sementara itu ratusan mobil dan truk menunggu parkir di halaman stadion yang cukup besar tersebut.

Pemerintah setempat membagi para pengungsi berdasar asal daerahnya. Namun demikian karena kurangnya persediaan tikar untuk tidur akhirnya pengungsi memadati sisi kiri stadion yang memang sudah ditata rapih tikar untuk istirahat para pengungsi.

Tak hanya menyerbu tikar, para pengungsi juga menyerbu toilet stadion. 60 toilet yang tersedia di stadion penuh antrean.
Sementara ini Dinkes setempat telah membuat posko untuk merawat warga yang sakit. Saat ini PMI tengah membuat dapur umum.

Kondisi di lokasi pengungsian belum nyaman. Pasalnya, hujan kerikil dan abu belum juga usai.(sumber:detik.com)


Pasir dan Abu Tutupi Kaca Mobil, Ganggu Evakuasi Korban Awan Panas Merapi foto

Jakarta - Hujan kerikil dan abu yang mengguyur Kota Yogyakarta sungguh dahsyat. Sampai-sampai, mobil-mobil yang melintas di jalanan terpaksa berhenti karena kaca depannya tertutup oleh pasir dan abu.

Yuli, seorang warga Yogyakarta yang tinggal di Condong catur, Sleman menceritakan, lalu lintas di Yogya pagi ini sangat ramai.

"Banyak mobil dan motor seliweran ke sana ke mari, ramai banget," kata Yuli kepada detikcom, Jumat (5/11/2010).

Namun laju kendaraan khususnya mobil terganggu dengan adanya pasir dan abu yang menutup kaca depan mobil. Abu itu tidak dapat hilang dengan wiper.

"Jadi beberapa orang menyiram kaca mobil pakai air selokan," kata Yuli.

Pemandangan ini disaksikannya di perempatan Ring Road Utara, atau Jalan Kaliurang km 6. "Untung banyak orang yang bantu," katanya.

Menurut Yuli, mobil-mobil tersebut ada yang mengangkut korban awan panas Merapi. Mobil itu hendak menuju RS Sarjito yang berada di kawasan UGM.

"Banyak mobil yang ngangkut korban luka," kata Yuli.(sumber:detik.com)

Hujan Abu dan Kerikil Merata di Seluruh Kota Yogyakarta

Jakarta - Hujan abu dan kerikil akibat letusan Merapi dirasakan warga yang tinggal di Yogyakarta bagian selatan. Warga panik dan memilih untuk tidak tidur.

"Kita nggak tidur, hujan kerikil di sini," kata Rumi, warga yang tinggal di Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta saat berbincang dengan detikcom, Jumat (5/11/2010).

Rumi dan seluruh keluarganya memilih memantau kondisi Merapi melalui televisi. Untuk berjaga-jaga, pensiunan PNS itu sengaja tidak tidak mengunci pintu dan pagar rumahnya.

"Nanti kalau ada apa-apa kita langsung lari," katanya. Jarak rumah Rumi dari Merapi sekitar 35 km.

Yang membuat Rumi khawatir adalah Kali Code yang berada tidak jauh dari rumahnya. Seperti diketahui, sungai itu merupakan salah satu aliran lahar Merapi.

"Bisa jadi banjir juga, makanya kita pantau terus," katanya.

Hujan pasir juga dirasakan warga yang tinggal di Kemetiran. Daerah itu berada tidak jauh dari Malioboro.

"Genteng bunyi klotak-klotak, pasirnya besar-besar," kata Devi.

Sementara itu, Arif, warga Yogyakarta yang lain mengatakan, Kota Yogyakarta dini hari ini sungguh ramai. Jalan raya seperti di Jalan Kaliurang Km 5 dan
Ring Road Utara dipenuhi kendaraan.

"Rata-rata mereka dari atas, mengungsi," kata Arif(sumber:detik.com)
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha