Minggu, 22 Agustus 2010

Menjawab Polemik Arah Kiblat

Oleh: DR. Ahmad Zain An-Najah, M.A
Akhir-akhir ini arah kiblat mulai menjadi pembicaraan hangat kaum muslimin di Indonesia.  Pasalnya fatwa MUI No 3 tahun 2010 yang menyatakan bahwa arah kiblat umat Islam Indonesia ke arah barat mulai direvisi kembali pada fatwa MUI No 5 yang merubah redaksi menjadi arah barat laut.
Apa sebenarnya  makna kiblat itu? Bagaimana sejarahnya? Apakah kewajiban menghadap kiblat itu berlaku bagi seluruh shalat atau hanya shalat tertentu saja? Dan kiblat umat Islam Indonesia sebenarnya menghadap ke arah mana? Pertanyaan-pertanyaan tersebut Insya Allah akan terjawab dalam makalah berikut ini :
Makna Kiblat
Kiblat berasal dari bahasa Arab yaitu al-Qiblat yang berarti arah di mana manusia menghadap. Al Qiblat berasal dari al Muqabalah dan al Istiqbal.  Dinamakan al Qiblat karena seorang yang melakukan shalat menghadap ke arahnya. (Abu Hafsh Sirajuddin Umar, Tafsir al Lubab fi Ulumi al Kitab)
Hukum Menghadap Kiblat
Menghadap Kiblat merupakan syarat sah shalat bagi yang mampu menurut kesepakatan para ulama. (Ibnu Rusydi, Bidayah al Mujtahid, Dar al Kutub al Ilmiyah : 1/ 111,  Khatib Syarbini, Mughni Muhtaj Beirut, Dar al Kutub al Ilmiyah  : 1/ 331). Mereka berdalil dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: 
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah: 144)
Berkata Ibnu al Arabi: “Asy Syathr secara etimologi berarti setengah dari sesuatu, tapi kadang juga diartikan “arah atau maksud“. Dan ayat ini ditujukan kepada seluruh kaum muslimin, baik yang bisa melihat Ka’bah maupun yang tidak bisa melihatnya.“ (Ahkam al Qur’an, Dar al Kutub al Ilmiyah : 1/ 64, Qurtubi : 2/107-108)
Begitu juga dengan hadist Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam:
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَأَسْبِغِ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ
“Jika engkau hendak mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian  menghadaplah ke kiblat, dan bertakbirlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua perintah di dalam ayat dan hadist di atas mempunyai arti wajib, karena tidak ada dalil yang memalingkan dari artinya yang asli.
Cara Menghadap Kiblat
Untuk mengetahui bagaimana cara menghadap kiblat, maka perlu diketahui terlebih dahulu bahwa orang yang shalat mempunyai dua keadaan:
Keadaan Pertama: Orang yang shalat tersebut berada di depan Ka’bah atau mampu melihat Ka’bah secara langsung. Dalam keadaan seperti ini, maka dia harus menghadap langsung ke bangunan Ka’bah. Jika dia tidak menghadap kepada bangunan Ka’bah dan melenceng walaupun sedikit, maka shalatnya tidak sah.
Ibnu Qudamah berkata: “Kemudian jika seseorang langsung melihat ka’bah, maka wajib baginya ketika shalat untuk menghadap langsung ke bangunan Ka’bah, kami tidak mengetahui adanya perselisihan antara para ulama dalam masalah ini. Berkata Ibnu ‘Aqil: “Jika sebagian arahnya melenceng dari bangunan Ka’bah, maka shalatnya tidak sah’.” (Ibnu Qudamah, Al Mughni, Beirut, Dar al Kitab al Araby, 1/ 456 ) Bisa dirujuk pula Tafsir al- Qurtubi : 2/108.
Keadaan Kedua: adalah orang yang tidak berada di depan Ka’bah dan tidak bisa melihat Ka’bah secara langsung.
Dalam keadaan kedua ini, para ulama berbeda pendapat  tentang caranya, apakah harus mengenai bangunan ka’bah atau cukup menghadap ke arahnya saja?
Pendapat Pertama: Bahwa orang yang tidak bisa melihat Ka’bah secara langsung, ia tetap harus menghadap ke bangunan Ka’bah, serta  tidak boleh melenceng sekitpun. Ini adalah pendapat sebagian ulama.
Mereka berdalil dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke Ka’bah.” (QS. Al Baqarah: 144)
Begitu juga dengan hadist Ibnu Abbas rahimahullaah:
 لَمَّا دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيْتَ دَعَا فِي نَوَاحِيهِ كُلِّهَا وَلَمْ يُصَلِّ حَتَّى خَرَجَ مِنْهُ فَلَمَّا خَرَجَ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ فِي قُبُلِ الْكَعْبَةِ وَقَالَ هَذِهِ الْقِبْلَةُ
"Ketika Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam Ka'bah, beliau berdo'a di seluruh sisinya dan tidak melakukan shalat hingga beliau keluar darinya. Beliau kemudian shalat dua rakaat di depan Ka'bah, lalu bersabda: "Inilah kiblat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pendapat Kedua: Bagi orang yang berada jauh dari Makkah, cukup baginya menghadap ke arah ka’bah dan itu cukup dengan persangkaan kuatnya.  Ini adalah pendapat Mayoritas Ulama dari kalangan  Hanafiyah, Malikiyah dan Hanabilah.
Dalil dari pendapat kedua  ini adalah sebagai berikut:
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah: 144)
Berkata Ibnu Al Arabi: “Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala ingin memberitahukan bahwa siapa saja yang letaknya jauh dari Ka’bah, maka hendaknya dia menghadap ke arahnya saja, bukan bangunannya, karena sangat susah menghadap ke bangunannya, bahkan itu tidak mungkin bisa dilaksanakan kecuali bagi yang melihatnya secara lagsung.“ (Ahkam al Qur’an : 1/ 64)
Berkata Shan’ani: “Ayat di atas menunjukkan bahwa cukup menghadap arah Kiblat saja, karena untuk menghadap ke bangunan Ka’bah tidaklah bisa dilakukan oleh setiap orang yang melakukan shalat di setiap tempat.“ (Subulus Salam, Dar al Kutub al IImiyah:  1/ 251)
2. Sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam:
 مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ قِبْلَةٌ
Arah antara timur dan barat adalah qiblat.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih)
Dewan Fatwa Dan Penilitian Ilmiyah  Arab Saudi no. 3534 (6/313) menyatakan tentang hadist di atas sebagai berikut: “Hadist ini ditujukan kepada penduduk Madinah dan sekitarnya yang berada di utara Ka’bah atau yag berada di selatan Ka’bah. Yang nyata dalam hadist ini bahwa antara timur dan barat adalah Kiblat. Adapun yang berada di barat atau timur Ka’bah, maka kiblatnya adalah antara utara dan selatan.“
Hal serupa juga disampaikan oleh Syaikh Shaleh bin Utsaimin di dalam Majmu’ Fatawanya (12/341). Bahkan oleh ulama-ulama sebelumnya seperti Imam Ibnu Abdul Barr di dalam al Istidzkar (2/458) dan at Tamhid ( 17/58 ), Asy-Syaukani di dalam Nailul Author( 3/253).
3. Hadist Abu Ayyub al Anshari rahimahullaah, bahwasanya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
 إِذَا أَتَيْتُمْ الْغَائِطَ فَلا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلا تَسْتَدْبِرُوهَا بِبَوْلٍ وَلا غَائِطٍ ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا
Jika kalian mendatangi toilet maka janganlah menghadapi ke arah kiblat dan jangan pula kalian membelakanginya baik dalam keadaan buang air kecil maupun buang besar, tetapi menghadapilah ke timur atau ke barat. “ (HR. Bukhari, no. 144 dan Muslim, no : 264)
Berkata Syaikh Islam Ibnu Taimiyah: “Hadist di atas menjelaskan bahwa selain menghadap ke timur dan barat dikategorikan menghadap atau membelakangi kiblat. Hadist ini ditujukan kepada penduduk Madinah dan yang berada di sekitarnya.” (Syarh al Umdah : 3/ 434)
Artinya bahwa bagi penduduk Madinah, sepanjang mereka  menghadap arah selatan, baik menghadap selatan secara lurus, atau melenceng ke timur sedikit atau ke barat sedikit, maka tetap dikatagorikan menghadap Kiblat.
4. Dari Nafi’, bahwa Umar bin Khathab radliyallaahu 'anhu berkata:
ما بين المشرق والمغرب قبلة إذا تُوُجِّه قِبَلَ البيت
Antara Timur dan Barat adalah Kiblat, jika menghadap ke arah Ka’bah.(HR. Imam Malik di dalam al Muwatha’)
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Ustman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abdul al Barr di dalam  at Tamhid: (17/58). 
5. Bahwa jama’ah shalat di masjid–masjid yang besar dan shafnya sangat panjang melebihi panjangnya bangunan Ka’bah, para ulama telah sepakat bahwa shalat mereka sah, padahal secara yakin mereka tidak menghadap ke bangunan ka’bah.
Berkata Ibnu Rajab al Hanbali: “Para ulama telah sepakat bahwa shaf dalam shalat yang sangat panjang yang letaknya jauh dari Ka’bah dinyatakan sah. Padahal telah diketahui bahwa tidak mungkin semuanya menghadap ke bangunan Ka’bah.“ (Ibnu Rajab, Fath al Bari :  3/142)
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ibnu Taimiyah di dalam Syarh al Umdah : 3: 434, Ibnu Al Arabi di dalam Ahkam al Qur’an : 1/65, al Qurtubi di dalam tafsirnya : 2 /107).
Berkata Ibnu Rusydi: “Seandainya diwajibkan menghadap ke bangunan Ka’bah, maka hal itu sangat menyulitkan, padahal agama itu mudah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
  وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
 “Dan Allah tidaklah menjadikan bagi kamu dalam agama ini sesuatu yang menyulitkan “ ( Qs Al Haj : 78 ) (Ibnu Rusydi, Bidayah al Mujtahid, Dar al Kutub al Ilmiyah: 1/ 111)
Kesimpulan:
Dari keterangan di atas, bisa kita simpulkan bahwa arah kiblat untuk penduduk Indonesia yang letaknya di sebelah timur Ka’bah adalah barat. Yang paling tepat adalah menghadap ke arah barat laut, tetapi jika melenceng sedikit sehingga menghadap barat lurus, selama masih arah barat, maka shalatnya dikatakan sah.
Dengan demikian, umat Islam Indonesia tidak perlu ribut dan tengkar dalam masalah ini, karena semuanya sah. Masjid-masjid yang sudah terlanjur menghadap barat atau melenceng sedikit tidak perlu dipugar, atau bahkan tidak perlu dimiringkan karpetnya, khususnya jika hal  itu akan menimbulkan fitnah di masyarakat. Dan perlu diketahui juga bahwa masjid-masjid besar dipastikan sebagian jama’ahnya tidak akan menghadap bangunan ka’bah secara yakin, karena bangunan Ka’bah lebih kecil dari masjid–masjid tersebut. Walaupun begitu tidak ada satupun ulama yang mengatakan shalat mereka batal. Kenapa kita mesti ribut. Wallahu A’lam. (PurWD/voa-islam.com)

Mengoreksi Teologi 'Kuli Bangunan' Pendeta Sirait yang Menyerang Al-Quran

SAMPAI saat ini, para teolog Kristen masih disibukkan dengan polemik keabsahan doktrin ketuhanan. Sampai saat ini, para pendeta belum tuntas berapologi tentang oknum dan kodrat Tuhan yang harus mereka ibadahi.
Bulan ini, Pendeta Rudy R Sirait, STh, MA, CE, berusaha membuktikan kebenaran doktrin ketuhanan Yesus dalam iman kristiani. Di majalah Narwastu Pembaruan edisi nomor 79 th 2010, ia menulis artikel berjudul “Penyangkalan Keilahian Yesus Kristus” (hlm. 48-49).
Untuk membuktikan keilahian Yesus, Pendeta Rudy Sirait mengemukakan analogi presiden dan kuli bangunan. Menurutnya, seorang presiden bisa menjadi kuli bangunan kalau dia mau, sedangkan kuli bangunan tidak akan bisa menjadi Presiden meskipun dia mau.
Dengan analogi ini, menurut Pendeta Sirait, kalau mau Allah bisa menjelma menjadi manusia. Tapi sebaliknya, manusia mustahil menjadi Allah meskipun dia mau. Sirait menulis sbb:
“Kalau seorang presiden mau menjadi kuli bangunan, mungkinkah itu dapat terjadi? Mungkin saja, kalau presiden itu mau. Tetapi kuli bangunan menjadi presiden tidak mungkin bisa, walaupun dia mau. Karena Allah berinisiatif untuk menjadi manusia, bisa saja atau mungkin saja itu dapat terjadi. Bahkan bila anda meragukan itu tidak mungkin dapat terjadi, maka anda sedang meragukan kemahakuasaan Allah. Allah menjadi manusia itu mungkin, tetapi manusia menjadi Allah itu tidak mungkin!”
Sekilas, analogi Pendeta Sirait ini memang nampak selaras dengan nas-nas Alkitab (Bibel) yang melukiskan Tuhan memiliki sifat makhluk yang bisa ditangkap dengan pancaindera. Bibel melukiskan Tuhan pernah mengerang, mengah-mengah dan megap-megap seperti perempuan yang melahirkan (Yesaya 42:13-14); Tuhan mengaum seperti singa (Hosea 11:10); Tuhan kelihatan kaki-Nya (Keluaran 24:10); Tuhan kelihatan punggung-Nya (Keluaran 33:21-23); Tuhan bersiul-siul (Zakharia 10:8); Tuhan bersuit-suit (Yesaya 5:25-26, 7:18).
….Untuk membuktikan keilahian Yesus, Pendeta Sirait mengemukakan analogi presiden dan kuli bangunan. Menurutnya, seorang presiden bisa menjadi kuli bangunan kalau dia mau, sedangkan kuli bangunan tidak akan bisa menjadi Presiden meskipun dia mau. Maka, kalau mau Allah bisa menjelma menjadi manusia…
Dalam kisah pembaptisan Yesus, Allah dilukiskan seperti burung merpati turun ke sungai Yordan (Matius 3:17; Markus 1:11 dan Lukas 3:22). Menurut Perjanjian Lama, Tuhan bosan menahan marah (Yeremia 15:6); Tuhan menjadi pelupa ketika murka  (Ratapan 2:1); Tuhan mengendarai kuda (Habakuk 3:8); Tuhan pilu hati menyesali rencana-Nya (Kejadian 6:5-6, Keluaran 32:14), dll. Perhatikan kutipan ayat-ayat berikut:
“Tuhan keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membukti­kan kepahlawanan-Nya. Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau me­ngerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap(Yesaya 42:13-14).
“Mereka akan mengikuti Tuhan, Ia akan mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan gemetar dari barat” (Hosea 11:10).
“Berfirmanlah Tuhan: “Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan” (Keluaran 33:21-23).
Rumusan teologi Pendeta Sirait ini sangat menggelikan jika diterapkan. Dengan alasan Tuhan Maha Kuasa, lalu diyakini bahwa Tuhan bisa menjelma menjadi manusia (dan apa saja) kalau Tuhan mau. Jika kemahakuasaan Tuhan dimaknai bahwa Tuhan bisa menjelma menjadi apa saja kalau Tuhan mau, apakah Tuhan bisa menjelma menjadi tikus, belatung, ulat, kecoak, orong-orong, nyamuk, cacing, cicak, kadal, laba-laba, tawon, kecebong, dan lain-lain kalau Tuhan mau karena Dia Maha Kuasa? Betapa rusaknya rumusan teologi ini.
Dalam pandangan Islam, teologi “kuli bangunan” buatan pendeta ini sangat batil. Memang Allah memiliki sifat “Al-Qadiir” (Maha Kuasa), tapi Allah juga memiliki sifat Maha Suci (Al-Quddus), Yang Maha Mulia (Al-Aziz), Maha Tinggi (Al-‘Aliy), Maha Besar (Al-Kabiir), Maha Bijaksana (Al-Hakiim), dsb. Dengan sifat-sifat yang maha sempurna itu, Allah menetapkan bahwa Dia tidak akan menyerupai makhluk-Nya (Laysa kamitslihi syay’un).
“Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Dia (Allah). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Qs. As-Syura 11).
 “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (Allah)” (Qs. Al-Ikhlash 4).
…Rumusan teologi Sirait ini sangat menggelikan. Jika kemahakuasaan Tuhan dimaknai bahwa Tuhan bisa menjelma menjadi apa saja kalau Tuhan mau, apakah Tuhan bisa menjelma menjadi tikus, belatung, ulat, kecoak, orong-orong, nyamuk, cacing, cicak, kadal, laba-laba, tawon, kecebong, dan lain-lain kalau Tuhan mau karena Dia Maha Kuasa? Betapa rusaknya rumusan teologi ini…
Jadi, meskipun Tuhan memiliki sifat Maha Kuasa (‘ala kulli syay’in qodiir), tapi Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Suci tidak akan melakukan hal-hal naif seperti yang dikisahkan dalam Bibel: menjadi burung merpati, mengaum seperti singa, bersuit, bersiul, pilu hati, pelupa, bosan, dsb. Subhanallahi ‘amma yashifuun. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sifatkan.
Inilah Akibatnya Jika Yesus Diimani sebagai Tuhan:
Dalam artikel “Penyangkalan Keilahian Yesus Kristus” Pendeta Rudy Sirait mengemukakan bahwa inti iman kristiani adalah iman terhadap keilahian (ketuhanan) Yesus Kristus. Karenanya, dosen beberapa Sekolah Tinggi Theologia ini menyimpulkan bahwa penolakan terhadap keilahian Yesus berarti penolakan terhadap inti iman Kristen.
Lantas Sirait mengomentari Al-Qur'an surat Al-Ikhlas yang dianggapnya sebagai penjegal doktrin keilahian Yesus. Tujuannya adalah untuk memahamkan doktrin ketuhanan Yesus kepada non Kristen, sesuai tulisannya:
“Semoga membawa berkat bagi umat Kristen dan membuka hati bagi yang non Kristen untuk mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang sejati.”
Selanjutnya, di bawah sub judul “Lam Yalid Walam Yulad,” Sirait menangkis ayat Al-Qur'an yang diklaim sebagai batu sandungan doktrin Kristen tentang ketuhanan Yesus. Ia menulis:
“Penyangkalan terhadap keilahian Yesus kerap kali dipakai melalui referensi Al-Qur'an, khususnya dalam Al-Qur'an Al-Ikhlas 112:3 yang menyatakan bahwa, “Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan.”
Seseorang yang membaca Al-Qur'an secara saksama tidak akan mengartikan salah tentang maksud ayat ini. Istilah “Anak Allah” jangan diartikan anak jasmani tetapi haruslah dipahami secara kiasan. Bukankah seorang murid memanggil gurunya dengan sebutan Bapak? Apakah gurunya itu adalah bapak kandungnya? Tentulah tidak! Kita sering mendengar istilah anak kunci, bukan? Bila ada anak kunci, apakah ada bapak kunci?”
Pendeta Sirait terlalu ceroboh membaca Al-Qur'an. Ayat tersebut tidak secara spesifik menyangkal doktrin Kristen, tapi menolak semua paham kafir yang meyakini Tuhan mempunyai Anak, baik anak secara kiasan maupun secara harfiah (anak biologis). Hanya orang kafir saja yang meyakini Tuhan punya anak:
“Orang-orang kafir berkata: "Allah mempunyai anak." Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah…” (Qs. Al-Baqarah 116).
Ketika berusaha meyakinkan umat Islam agar mengimani ketuhanan Yesus, Pendeta Sirait mengemukakan doktrin Trinitas:
“Pertama-tama kita harus menyadari bahwa ajaran Kristen tentang pribadi Yesus tidak terlepas dari paham Tritunggal, yaitu: keberadaan Allah yang satu dalam substansi dan tiga dalam Pribadi (keesa-jamakan). Hal ini dikarenakan Sang Firman (anak) ialah Pribadi kedua dari Tritunggal (Yoh 1:1; 10:30) yang menjelma atau mengambil rupa manusia (Yoh 1:14; Flp 2:6-11), demi perwujudan keselamatan bagi manusia berdosa (Ef 1:7).”
…Kepalsuan doktrin Trinitas sudah diakui oleh para teologi Kristen sendiri. Satu-satunya ayat Trinitas, yaitu kitab 1 Yohanes 5:7-8, diakui kepalsuannya oleh para teolog Kristen…
Kepalsuan doktrin Trinitas sudah sering dijelaskan oleh ilmuwan Muslim, bahkan diakui oleh para teologi Kristen sendiri. Intinya, Trinitas bukan ajaran Yesus karena tak satu ayat pun yang menyatakan bahwa Yesus mengajarkan doktrin Trinitas. Satu-satunya ayat Trinitas, yaitu kitab 1 Yohanes 5:7-8, diakui kepalsuannya oleh para teolog Kristen.
William Barclay –teolog terkemuka asal Skotlandia yang dikukuhkan menjadi Gurubesar dalam bidang Biblical Criticism tahun 1969– bisa menunjukkan asal-usul kepalsuan ayat Trinitas itu. Dengan data-data yang valid, di­bukti­kannya bahwa orang pertama yang mengutip ayat itu adalah Priscillian, seorang bidat asal Spanyol yang meninggal tahun 385. Sisipan teks ayat itu berasal dari komentar atau catatan pada margin Alkitab yang dimasukkan secara resmi ke dalam Alkitab karena dianggap mendukung doktrin Trinitas (William Barclay, The Daily Bible Study: the Epistles of John and Jude, [edisi Indonesia: Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat-surat Yohanes dan Yudas], hlm. 185-187).
…Kenapa tak satu ayat pun kitab suci yang menyatakan doktrin Trinitas, padahal akidah adalah ajaran terpenting dalam sebuah agama? Sementara cerita biasa tentang Yesus naik keledai saja diceritakan dalam empat Injil…
Ketiadaan ayat Trinitas ini lebih dari cukup untuk mempertanyakan keabsahan doktrin Trinitas. Kenapa tak satu ayat pun kitab suci yang menyatakan doktrin Trinitas, padahal akidah adalah ajaran terpenting dalam sebuah agama? Sementara cerita biasa tentang Yesus naik keledai saja diceritakan dalam empat Injil (Matius 21:7, Markus 11:7, Lukas 19:35, Yohanes 12:14).  Padahal kisah Yesus kelaparan lalu marah-marah dan emosional karena tidak mendapatkan makanan, dimuat dalam dua Injil (Markus 11:12-14 & Matius 21:18-19).
Apologi andalan Pendeta Sirait untuk mempertahankan doktrin keilahian Yesus adalah adi kodrati Yesus. Menurutnya, Yesus disebut Tuhan karena dalam pribadinya memiliki dua kodrat sekaligus, yaitu kodrat Ilahi dan kodrat Insani. Ia menulis:
“Yesus  adalah satu pribadi yang memiliki dua kodrat, yaitu Ilahi dan Insani. Kedua kodrat itu sama sekali tidak terpisah dan tidak terbagi, tidak bercampur dan tidak berubah. Yesus adalah Allah sejati (100% Allah) dan manusia sejati (100% manusia).”
Apologi ini justru menimbulkan masalah dan pertanyaan yang tak terjawab: mana sabda Yesus dalam Bibel yang menyebutkan “Yesus  100% Tuhan dan 100% manusia?”
Secara Alkitabiah, apologi Sirait itu sulit diterapkan. Alkitab banyak menceritakan perjalanan Yesus dari kelahiran hingga akhir hayatnya, misalnya:
Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes” (Matius 2:1).
“Dan ketika genap delapan hari dan Yesus harus disunatkan” (Lukas 2:21).
“Maka menangislah Yesus (Yohanes 11:35).
“Kemudian iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan dia di bubungan” (Matius 4:5).
Dan Yesus akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh” (Markus 10:34).
“Ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Yesus telah mati” (Yohanes 19:33).
Jika apologi Pendeta Sirait bahwa “Yesus adalah Allah yang sejati” itu diterapkan, maka nama “Yesus” pada ayat di atas bisa diganti dengan nama “Allah.” Mari kita coba:
Allah dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes” (Matius 2:1).
“Dan ketika genap delapan hari dan Allah harus disunatkan” (Lukas 2:21).
“Maka menangislah Allah (Yohanes 11:35).
“Kemudian iblis membawa Allah ke Kota Suci dan menempatkan dia di bubungan” (Matius 4:5).
Dan Allah akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh” (Markus 10:34).
“Ketika mereka sampai kepada Allah dan melihat bahwa Allah telah mati” (Yohanes 19:33).
…Keyakinan bahwa Yesus adalah Allah sejati, otomatis melahirkan konsekuensi iman bahwa Allah adalah oknum yang dilahirkan, disunat, menangis, dicobai iblis, diolok-olok, diludahi, dan dibunuh hingga mati…
Keyakinan bahwa Yesus adalah Allah sejati, otomatis melahirkan konsekuensi iman bahwa Allah adalah oknum yang dilahirkan, disunat, menangis, dicobai iblis, diolok-olok, diludahi, dan dibunuh hingga mati secara tragis. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Subhanallohi ‘amma yusyrikuun! [a ahmad Hizbullah/suara islam]

Ngabalin: Ibarat Amerika Baca Al Fatihah, SBY Yang Baca Amin

Jakarta (voa-islam.com) - Melihat berbagai permasalahan serta respon SBY terhadap permasalahan membuat Ali Mochtar Ngabalin, politisi Partai Bulan Bintang kecewa, Politisi PBB yang tak lagi berkursi di gedung DPR RI Senayan, Jakarta, sempat mengkritik soal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia mengkritik Presiden SBY sebagai orang yang tidak beriman. "Biar dialah yang menjadi kacung pihak asing, dia kan tidak beriman," ujar Ngabalin saat diskusi soal kemerdekaan yang digelar  Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di  auditorium Adyana Wisma Antara, Jakarta, Sabtu (21/08/2010) malam.
..."Ibarat kata, Amerika mengucapkan lafadz al Fatihah, maka SBY-lah yang akan menjawab amiin," ujarnya...
Ngabalin juga sempat ditanya peserta diskusi mengenai tindakan SBY yang memberikan grasi, pembebasan bersyarat dan asimilasi kepada sejumlah koruptor.
Ngabalin berkata, pemberian grasi seperti kepada terpidana korupsi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Syaukani Hasan Rais, merupakan pintu masuk agar besan SBY, Aulia Pohan, segera bebas.

Ngabalin berseloroh pula soal segala macam kebijakan yang dikeluarkan oleh SBY merupakan campur tangan pihak asing. "Ibarat kata, Amerika mengucapkan lafadz al Fatihah, maka SBY-lah yang akan menjawab amiin," ujarnya. (Ibnudzar/kms)

Pentagon Sekarang Akan Fokus Pada 'Ancaman Orang Dalam'


Pentagon Sekarang Akan Fokus Pada 'Ancaman Orang Dalam'
WASHINGTON (voa-islam.com): Pentagon pada hari Jumat berjanji akan mengambil tindakan konkrit mencegah potensi "ancaman orang dalam" untuk menghindari pengulangan serangan Fort Hood oleh seorang perwira tentara. 
Militer dan pejabat intelijen telah mendapatkan banyak kritikan karena tidak mempunyai peringatan ancaman penembakkan sebelumnya. Penembakan pada November 2009 itu dilakukan oleh Mayor Nidal Hasan. 
Tinjauan 
Untuk menanggapi tinjauan awal "independen" serangan tersebut, Pentagon mengeluarkan laporan tentang langkah-langkah yang dirancang untuk mendeteksi tanda-tanda berbahaya dari dalam jajaran militer. 
Langkah-langkah itu termasuk meningkatkan pertukaran informasi antar instansi pemerintah tentang ancaman yang mungkin, memastikan para komandan memiliki akses ke informasi penting dari catatan personel dan komandan pelatihan untuk menemukan perilaku yang berpotensi tidak stabil di antara para tentara, kata laporan itu. 
"Inisiatif ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Departemen untuk mengurangi ancaman internal, memastikan perlindungan tenaga, memungkinkan tanggap darurat, dan menyediakan perawatan bagi para korban dan keluarga," tulis Menteri Pertahanan Robert Gates dalam pengantar laporan itu. 
Hasan, adalah seorang psikiater militer, ia kini dituduh atas pembunuhan terhadap 13 orang dalam serangan 5 November di pangkalan militer Fort Hood di Texas, di mana 42 orang juga terluka. 
Hasan sedang diselidiki apakah mempunyai link ke ekstremisme Islam, termasuk kontak dengan seorang ulama yang sekarang berada di Yaman (syaikh Anwar Al Awlaki) yang dianggap sebagai guru spiritual Hasan. 
Penyelidikan independen sebelumnya itu mengatakan beberapa tentara yang gagal untuk mengawasi penembak yang dicurigai harus bertanggung jawab. 
Departemen Pertahanan juga direncanakan akan melaksanakan tiga studi ilmiah untuk "memperdalam pemahaman dari ancaman internal" dan membantu mendeteksi "indikator perilaku kekerasan dan radikalisasi," kata laporan itu. 
Untuk mengevaluasi potensi kekerasan diantara para tentara sebelum atau setelah mereka ditugaskan, penilaian kesehatan mental pasukan juga akan memasukkan pertanyaan-pertanyaan baru pada kegiatan seorang prajurit, keuangan dan kehidupan pribadi, seperti disebutkan dalam laporan Pentagon tersebut. (za/AFP)
WASHINGTON (voa-islam.com): Pentagon pada hari Jumat berjanji akan mengambil tindakan konkrit mencegah potensi "ancaman orang dalam" untuk menghindari pengulangan serangan Fort Hood oleh seorang perwira tentara.
Militer dan pejabat intelijen telah mendapatkan banyak kritikan karena tidak mempunyai peringatan ancaman penembakkan sebelumnya. Penembakan pada November 2009 itu dilakukan oleh Mayor Nidal Hasan.
Tinjauan 
Untuk menanggapi tinjauan awal "independen" serangan tersebut, Pentagon mengeluarkan laporan tentang langkah-langkah yang dirancang untuk mendeteksi tanda-tanda berbahaya dari dalam jajaran militer.
Langkah-langkah itu termasuk meningkatkan pertukaran informasi antar instansi pemerintah tentang ancaman yang mungkin, memastikan para komandan memiliki akses ke informasi penting dari catatan personel dan komandan pelatihan untuk menemukan perilaku yang berpotensi tidak stabil di antara para tentara, kata laporan itu.
"Inisiatif ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Departemen untuk mengurangi ancaman internal, memastikan perlindungan tenaga, memungkinkan tanggap darurat, dan menyediakan perawatan bagi para korban dan keluarga," tulis Menteri Pertahanan Robert Gates dalam pengantar laporan itu.
Hasan, adalah seorang psikiater militer, ia kini dituduh atas pembunuhan terhadap 13 orang dalam serangan 5 November di pangkalan militer Fort Hood di Texas, di mana 42 orang juga terluka.
Hasan sedang diselidiki apakah mempunyai link ke ekstremisme Islam, termasuk kontak dengan seorang ulama yang sekarang berada di Yaman (syaikh Anwar Al Awlaki) yang dianggap sebagai guru spiritual Hasan.
Penyelidikan independen sebelumnya itu mengatakan beberapa tentara yang gagal untuk mengawasi penembak yang dicurigai harus bertanggung jawab.
Departemen Pertahanan juga direncanakan akan melaksanakan tiga studi ilmiah untuk "memperdalam pemahaman dari ancaman internal" dan membantu mendeteksi "indikator perilaku kekerasan dan radikalisasi," kata laporan itu.
Untuk mengevaluasi potensi kekerasan diantara para tentara sebelum atau setelah mereka ditugaskan, penilaian kesehatan mental pasukan juga akan memasukkan pertanyaan-pertanyaan baru pada kegiatan seorang prajurit, keuangan dan kehidupan pribadi, seperti disebutkan dalam laporan Pentagon tersebut. (za/AFP)

Muhammadiyah Protes Pelarangan Pembangunan Menara Masjid di Swiss

Jakarta - Muhammadiyah menyesalkan pelarangan pembangunan menara masjid di Swiss. Pelarangan itu dinilai merupakan pelanggaran HAM dan melanggar kebebasan beragama.

"Sangat wajar kami umat Islam memprotes dan menyesalkan hasil refendum yang melarang pembangunan menara masjid. Ini merupakan pelanggaran terhadap HAM dan kebebasan beragama," kata Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Rabu (2/12/2009).

Hal itu diungkapkan Din usai bertemu dengan Wakil Dubes Swiss di Indonesia Sonja Hurlimann di kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Din berharap pemerintah Swiss bisa memberikan kesadaran tentang kebebasan beragama sehingga tidak terjadi tindakan yang berlebihan dan terjebak dalam kekerasan.

"Kami mendorong masyarakat Swiss mendorong hasil referendum ini untuk diajukan ke mahkamah Eropa untuk HAM," katanya.

Din berharap kasus-kasus seperti ini dapat berakhir di dunia barat. Karena sebelumnya juga timbul kasus-kasus serupa seperti kartun nabi dan larangan jilbab. "Kami berharap ini kasus terakhir," katanya.

Semetara itu, Wakil Duta Besar Swiss Sonja Hurlimann menyatakan masih ada upaya hukum yang bisa dilakukan terkait keputusan referendum tersebut. Langkah yang pertama adalah mengajukan banding ke pengadilan Eropa dan langkah lainnya adalah mengajukan inisiatif baru ke parlemen.

"Untuk mengajukan insiatif lagi ke parlemen akan butuh waktu panjang sehingga lebih baik diajukan ke mahkamah Eropa," katanya.

Sonja menegaskan tidak ada batasan membangun masjid di Swiss. Larangan itu hanya menyangkut pembangunan menara masjid.

Sebelumnya, referendum itu diajukan Partai Rakyat Swiss. Hasilnya, 57,5 persen warga menyatakan dukungan untuk melarang pembangunan menara masjid.

Referendum yang dikeluarkan partai berpaham nasionalis di Swiss ini menyatakan menara masjid merupakan simbol kekuatan politik kaum muslim dan itu dikhawatirkan bisa membuat Swiss berubah menjadi negara muslim.

Menara Masjid Ambruk Saat Salat Jumat, 16 Tewas

Rabat - Menara sebuah mesjid tua di Maroko ambruk saat jamaah sedang melaksanakan Salat Jumat. Sedikitnya 16 orang tewas dan lebih dari 30 orang luka-luka akibat tertimpa reruntuhan masjid yang dibangun pada abad ke-IV ini.

"Saya menghitung sendiri 13 tewas. Jenazah mereka ditarik keluar dari reruntuhan oleh tim penyelamat. Teman saya dan pejabat di rumah sakit memberi tahu saya, tiga orang tewas di sana," kata anggota parlemen yang juga seorang dokter, Abdallah Bouanou, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/2/2010).

Ia menambahkan, 35 orang dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka. "Seorang pria sedang ditarik dari reruntuhan sekarang. Dia berbicara. Saya bisa melihat dan mendengar, ketika saya sedang berbicara dengan kamu," kata Abdallah kepada wartawan via tayangan televisi.

Mengutip kantor berita setempat, MAP, petugas kedaruratan menyatakan 11 orang tewas dan 50 luka-luka dalam insiden tersebut. Lebih dari 80 orang terjebak di bawah reruntuhan. Para tentara dikerahkan untuk mengevakuasi korban.

"Sekitar 300 orang jamaah berkumpul di dalam masjid untuk Salat Jumat. Ketika imam mulai menyampaikan khutbahnya, menara masjid ambruk," kata Khaled Rahmouni, seorang warga Kota Meknes, tempat masjid berada.

Menara masjid Lalla Khenata ambruk di Bab el Bardiyine, di kawasan Meknes, sekitar 140 km Baratdaya Rabat. Ambruknya bangunan yang tak terawat di Maroko cukup sering, tetapi untuk runtuhnya menara jarang.
(lrn/lrn) (sumber: detik.com)

Penentang & Pendukung Pembangunan Masjid di New York Demo Bersama

New York - Rencana pembangunan masjid di Ground Zero, New York, terus menuai pro dan kontra. Massa yang pro maupun yang kontra terhadap rencana pembangunan masjid berdemo bersama di dekat bekas lokasi tragedi 9/11 itu.

Dengan nyayian dan poster, massa pemrotes pembangunan Pusat Komunitas Islam dan masjid berhadapan dengan mereka yang mendukung, Minggu waktu setempat.

Meskipun langit mendung dan gerimis, mereka tetap mengekspresikan pandangannya di tengah perdebatan nasional tentang rencana pembangunan fasilitas itu.

Seperti dikutip CNN, Minggu (22/8/2010), pada pukul 11.30 AM waktu setempat, polisi memperkirakan pendukung masjid sebanyak 250 orang, sementara penentang sekitar 450 orang.

Poster dari pihak penentang bertuliskan, "Tanah Pembebasan. Hentikan Syariah Sebelum Dia Menghentikanmu" dan "Tidak Ada Masjid di Sini. Pertahankan Kehormatan Orang yang Tewas pada 9/11."

Sementara itu, mereka yang mendukung pembangunan mengangkat kebebasan beragama sebagai isu utama.

"Saya berharap masih ada diskusi cerdas dan bahwa orang menyadari ini salah. Ini Amerika. Menggambarkan seluruh agama hanya dengan aksi segelintir ekstrimis," kata seorang pendukung.

Isu pembangunan masjid di dekat Ground Zero, lokasi runtuhnya gedung World Trace Center (WTC) akibat serangan teroris pada 11 September 2001, saat ini tengah menjadi bahan perdebatan berbagai kalangan di AS. Presiden AS Barack Obama sendiri telah mendukung pembangunan tersebut. (sumber : detik.com)
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha