Senin, 31 Mei 2010

Lasiman: Misionaris Kondang Menjadi Dai

(addakwah.com). Islam, Lasiman, mantan misionaris yang juga tetangga dari Mbah Marijan, yang tinggal di dekat Gunung Merapi, Yogyakarta itu alkhirnya mengucapkan syahadat. Ia pun berusaha untuk mengembalikan mereka yang pernah dimurtadkannya.
Berikut kisahnya :
Aku dulu seorang penganut Katolik . Nama kecilku Lasiman. Aku lahir dari orang tua kejawen. Namun sejak kecil dididik secara formal di sekolah Katolik di samping Gereja di Sleman Yogyakarta. Aku pun mendapat pendidikan agama Katolik. Alhasil aku menjadi penganut Katolik. Aku diberi nama baptis Willibrordus. Kemudian diberi nama baptis kader penguatan Romanus. Selanjutnya aku belajar di sekolah guru milik yayasan Katolik yang didirikan tahun 1822.
Aku dididik menjadi guru misi, sehingga aktivitas yang ada selalu terkait dengan kegiatan misi Katolik seperti melatih teater untuk tampil di Natalan, Paskah, dan lainnya. Aku pun aktif di tim koor lagu-lagu Katolik, acara-acara Natal, Paskah, dalam rangka dakwah misi Katolik lainnya.
Guru-guru sekolah Katolik saat itu dapat pembinaan khusus sebagai guru misionaris. Kami dilatih dari Keuskupan Agung Semarang dan dari Gereja Pintaran di Yogya. Kami mendapat pelatihan terkait kurikulum pendidikan, dan bagaimana mengajar di sekolah-sekolah untuk mengaburkan keislaman para siswa melalui pendidikan sejarah. Kami diajarkan bahwa yang menyebarkan agama Islam di Indonesia itu bukan hanya 9 wali tapi 10 wali yang salah satunya itu Syekh Siti Jenar. Syeikh Siti Jenar itu mengenalkan istilah manunggaling kaulo gusti, menyatunya tuhan dan manusia. Diajarkan di dunia ini, bahwa yang menyatunya tuhan dan manusia yang paling hebat dan melebihi Syekh Siti Jenar adalah menyatunya Tuhan Allah dengan Yesus. Jadi diajarkan bahwaYesus itu wujudnya manusia tapi rohnya Allah.
Tugas seorang misionaris yang paling prinsip adalah mengubah orang Indonesia yang mayoritas Muslim ini menjadi orang-orang Nasrani. Salah satunya itu melalui lembaga pendidikan. Makanya wajar meski UU Sisdiknas ini sudah diundangkan tapi nyatanya belum dipraktekkan di Yayasan Katolik dan Kristen. Hal itu bisa dibaca di buku saya berjudul Kristenisasi Berkedok Islam.
Pada 1977 setelah dilatih di Keuskupan Semarang untuk menyebarkan Katolik di Jawa Barat, aku kemudian ditempatkan di Garut. Ketika di Garut lah aku bertemu dengan Profesor Dr Anwar Musyaddad, di Pondok Pesantren Musyaddadiyah. Beliau saat itu adalah Rektor IAIN Bandung. Kami berdialog tentang kebenaran yang ada. Kebetulan beliau juga paham tentang Kristologi dan perbandingan agama.
Kebiasaan dialog tentang kebenaran sebenarnya aku lakukan juga ketika aku sekolah di Kemaritiman dan Sospol UGM waktu itu. Dialog merupakan salah satu cara bagaimana untuk mengkristenkan mahasiswa.
Masuk Islam
Dialog juga aku lakukan dengan para pimpinan Katolik. Karena banyak hal yang ingin aku pertanyakan dan butuh jawaban yang memuaskan seperti perbedaan Katolik dan Protestan, dosa warisan dan lainnya. Ketika aku belajar Tafsir di Katolik kemudian belajar tafsir Al Kitab Kristen, banyak perbedaan di antara keduanya. Tafsir Al kitab di Katolik lebih rendah dibandingkan Protestan. Perbedaan antara Katolik dan Kristen itulah yang aku diskusikan dengan pimpinan-pimpinanku saat itu, namun itu tidak bisa terjawab.
Setelah berdialog lama dengan Profesor Anwar Musyaddah akhirnya aku pun masuk Islam. Aku secara resmi mengikrarkan syahadat di Kantor Depag Yogyakarta, 15 April 1980. Aku mememukan kebenaran di Islam. Dari hasil dialog dan penelitian itu aku memperoleh kesimpulan bahwa orang yang hidup itu pasti mati, mati itu harus membawa kebenaran, kebenaran itu ada di kitab suci dan kitab yang benar itu Alquran.
Setelah masuk Islam aku kemudian belajar di sebuah pesantren di Cirebon. Aku ingin mendalami Islam lebih dalam. Aku melihat begitu banyak orang yang mengaku Islam tapi mereka tidak mendalami Islam. Itu tantangan ketika aku hidup di lingkungan Islam. Aku ingin berislam secara ilmiah Karena memang aku sudah biasa dilatih seperti itu di sekolah misi Katolik. Aku pikir kalau berislam dengan tidak ilmiah itu omong kosong. Tapi setelah aku belajar di pesantren, aku rasa itu tidak cukup. Hingga akhirnya aku kuliah mengambil sarjana muda di IAIN Cirebon. Tapi di IAIN juga tidak cukup. Akhirnya aku pikir aku harus selalu mempelajari Islam.
Aku kemudian pulang ke Yogja dan melanjutkan kuliah di S1. Selanjutnya melanjutkan belajar di psikologi Islam di UMJ dengan tesis konversi agama yang diuji beberapa professor. Dalam tesis itu dibahas bagaimana orang Islam yang haji bisa masuk Kristen dan aktivis Kristen bisa tobat. Setelah aku paham Islam, dan tahu kewajiban dalam Islam itu berdakwah maka aku pun mendakwahkan kebenaran itu ke orang-orang.
Tantangan
Banyak tantangan kuhadapi setelah masuk Islam. Banyak teman-temanku yang tidak menyukai ketika tahu aku masuk Islam.. Ketidaksukaan mereka itu disampaikan baik secara lisan, fisik, sampaikan dengan hukuman. Termasuk itu datang dari keluarga.
Menurutku itu sudah biasa, sebab Rasulullah juga mengalaminya. Kalau Rasulullah dulu dikatakan orang kafir Quraisy sebagai majnun (gila), maka itu juga yang aku alami. Aku juga dikatakan majnun.
Aku pikir itu wajar. Itu sudah menjadi sunnatullah. Lihat saja dalam QS Al Baqarah ayat 155-156 dan 214. Jadi kalau berislam apalagi baru masuk Islam itu tidak ada tantangan, atau ketika menegakkan agama Rasulullah itu tidak ada tatangan itu justru tidak benar.
Aku tetap memegang teguh kebenaran Islam. Aku yakin akan firman Allah SWT: innamal yusri yusro. Untuk mencapai kesuksesan itu harus berani menerima tantangan dan penderitaan. Jika tak ada tantangan dan penderitaan itu maka tak akan ditemukan kebahagiaan.
Setelah masuk Islam, hatiku mantap dan merasakan ketenangan. Itu karena kebenaran yang kutemukan ini adalah kebenaran ilmiah yang bisa diterima dengan hati, akal dan pikiran. Tapi sayang, meski ajaran Islam ini benar tapi orang-orangnya banyak yang belum benar.
Ketika menjadi misionaris, banyak orang-orang Muslim yang berhasil kumurtadkan. Jumlahnya ribuan orang. Saat itu kami lakukan diantaranya dengan membagi-bagikan susu, pakaian dan lainnya. Semuanya itu dilakukan tidak sendirian, tapi secara terpadu.
Karena itu, setelah masuk Islam, aku ingin mengem-balikan yang murtad itu kepada Islam. Kami kemudian mendirikan lembagai Al Mantik 1991 di Jakarta bersama M Natsir. Kami pun mendekla-rasikan orang-orang masuk Islam se-ASEAN. (Olahan Wawancara, pendi/mediaumat)

Minggu, 30 Mei 2010

Senyum Dua Jenazah Tak Teridentifikasi

Jakarta (addakwah.com). Rabu, 26 Mei 2010, Mabes Polri merilis dua foto wajah 'tersenyum' yang diduga teroris. Keduanya ditembak Densus 88 saat penggrebekan di Cawang dan Cikampek, Rabu (12/5) lalu. Hingga saat ini Polri masih kesulitan mengidentifikasi kedua jenazah karena tidak ada data awal terhadap dua orang tersebut. Pertanyaannya, kalau memang belum dikenal, mengapa mereka dianggap teroris berbahaya dan langsung ditembak mati ?

Mengapa Mereka Langsung Ditembak Mati ?    
Kontroversi tindakan Densus 88 yang main tembak terduga teroris semakin merebak. Semakin banyak kalangan mempertanyakan standar atau prosedur tembak di tempat yang diberlakukan Densus 88. Ironisnya, dua jenazah korban penembakan Densus 88 belum lama ini di Cawang dan Cikampek malah belum dikenali identitasnya.
Wakadivhumas Mabes Polri Brigjen Pol Zainuri Lubis mengatakan, kedua jenazah terduga teroris itu saat ini masih berada di RS Polri Kramat Jati. "Mereka melawan makanya ditembak," kata Zainuri di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Rabu (26/5/2010). Apakah benar mereka terduga teroris itu melawan Densus 88 ketika digrebek?
Salah seorang saksi mata, pemilik agen bus di Cawang, memaparkan kejadian penembakan ketika itu, sebagaimana diceritakan Lia, adiknya. Semua berawal dari tiga orang yang baru keluar dari taksi dan berhenti di depan tempat usaha kakaknya. Kakaknya yang berada di depan meja penjualan tiket bus malam melihat ketiganya berpencar setelah turun dari taksi.
 "Yang satu langsung naik motor, yang dua orang jalan ke PGC (Pusat Grosir Cililitan),"
Namun setelah terjadi kejadian penyergapan yang berlangsung dengan cepat. Di depan mata kakaknya, tiba-tiba datang seorang laki-laki berbadan besar dari arah belakang laki-laki yang sedang menyalakan motor.

"Tahu-tahu ada orang yang mencekik dia dari belakang terus ditembak perut kirinya," kata Lia.

Tidak ada perlawanan dari laki-laki yang dicekik itu. Tak lama kemudian datang belasan orang berbadan besar dan berjaket hitam mengamankan area penyergapan.

"Rambutnya ada yang cepak dan gondrong. Pokoknya seram-seram," ujar Lia menirukan perkataan kakaknya.
Itu penuturan saksi mata atas penembakan terduga teroris oleh Densus 88 di Cawang. Di Cikampek, ada juga warga yang sempat menyaksikan dan mengabadikan kejadian tersebut. Sayangnya, menurut penuturan warga, Densus 88 menghapus rekaman tersebut.
Herman, warga Dusun Mekar Jati, Cikampek, menuturkan bahwa saat itu banyak yang merekam kejadian tersebut dengan menggunakan ponsel. Namun setelah penggerebekan anggota tim Densus 88 sempat mengambil ponsel warga dan menghapusnya.
Dalam penyergapan di Cikampek, lima anggota tim Densus 88 masuk ke bagian belakang sedangkan sisanya berjaga-jaga di sekitar kontrakan. Saat dilakukan penggerebekan tersangka atau terduga teroris berusaha melarikan diri. Namun lokasi kontrakan yang ditempati mereka berada di belakang dan dikelilingi tembok setinggi 3,5 meter dan langsung ditembak. Ironis!
Teroris Agar Pakai Tag Nama  
Kejanggalan tindakan Densus 88 ini mendapat sorotan coordinator TPM, Mahendradatta. Beliau menyindir polisi yang dinilai semakin gampang melumpuhkan terduga teroris dengan cara menembak mati di tempat. Sebagai bentuk sindiran, TPM menghimbau para teroris yang akan beraksi agar menggunakan tag nama di dadanya agar tak salah tembak.

Mahendra memaparkan, dalam operasi di Cikampek dan Cawang beberapa waktu lalu polisi mengatakan menembak mati para teroris membahayakan. Tapi sudah berhari-hari ditembak, hingga kini jenazah orang yang ditembaki hingga mati itu berada di ruang mayat karena tidak diketahui identitasnya.

"Peristiwa ini tidak ketemu nalarnya. Orang yang sama sekali tidak dikenal, tidak jelas identitas, tidak jelas peran maupun sosoknya tapi ditembak mati. Ketika ditanya siapa dia dan apa perannya, yang menembak itu juga masih kebingungan. Ini sangat aneh," ujar Mahendra.

Mahendra melanjutkan, jika cara-cara seperti itu diteruskan maka akan semakin banyak orang tak bersalah yang menjadi korban. Bisa saja seorang tukang ojek tiba-tiba langsung ditembak mati saat memboncengkan terduga teroris. Padahal si tukang ojek itu tidak tahu siapa yang dibencengkan.

"Karena itu kami menghimbau agar para teroris yang hendak beraksi sebaiknya menggunakan tag nama di dadanya. Tulis besar-besar 'Aku Teroris'. Dengan demikian orang yang tidak tahu urusan biar tidak dekat-dekat dengannya agar tidak ikut jadi sasaran penembakan polisi," pungkasnya.
Sementara itu, Din Syamsuddin, Ketua PP Muhammadiyah menilai tindakan Densus 88 menembak mati sejumlah orang yang diduga teroris bisa menimbulkan luka dan bisa menimbulkan keinginan balas dendam.
"Kalau semena-mena seperti itu, tidak akan mematikan (terorisme). Malah menimbulkan luka dan itu akan berakibat balas dendam,"
Din Syamsuddin juga mengatakan, pemberantasan terorisme tidak dapat dilakukan dengan cara-cara represif. Densus 88 juga diminta tidak berbangga hati karena telah membunuh orang yang diduga teroris itu.

"Walaupun ada bukti, jangan ditembak mati. Kan bisa ditangkap hidup-hidup," ujarnya.

Senyum Bisa Identifikasi Jenazah Korban Densus 88?
Uniknya, ada cara baru untuk mengidentifikasi jenazah korban Densus 88, yakni lewat senyum. Hal ini sebagaimana pengamatan dan yang dituturkan oleh muslimdaily.net. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mengidentifkasi apakah jenazah yang dibunuh itu terlibat terorisme atau tidak.
Berdasarkan pengalaman yang sudah  berulang kali terjadi, wajah "teroris" yang telah terbunuh hampir semuanya ceria dan tersenyum. Sebagian aktivis Islam menilai itu adalah karamah yang Allah tunjukkan sebagai pemuliaan terhadap apa yang dilakukan oleh para "teroris" tersebut-terlepas bahwa di mata sebagian manusia teroris adalah musuh yang harus dibasmi.
Memang, jika kita perhatikan secara seksama, maka wajah jenazah korban-korban penembakan Densus 88 selalu tersenyum, meski tidak semua orang setuju dengan pendapat tersebut. Sebagian aktivis Islam akan mengatakan bahwa hanya orang yang berjihad di jalanNya sajalah yang mampu melihat senyum para syuhada.
Wallahu'alam bis Showab!
(M Fachry/arrahmah.com/dari berbagai sumber) 

Ribuan Pemudi Masuk Islam di Tengah Gencarnya Isu Larangan Cadar

LONDON (addakwah.com): Menurut sebuah laporan pers Inggris bahwa ribuan pemudi Inggris yang tinggal di UK telah memutuskan untuk masuk Islam, di tengah-tengah perdebatan tentang larangan mengenakan cadar yang terjadi saat ini di Eropa.

Surat kabar "The Times" mengatakan bahwa jumlah wanita yang mendapat hidayah Islam meningkat, pada saat jumlah penduduk yang melakukan sembahyang setiap minggu di Gereja Inggris menurun 2% dari jumlah populasi.

Para wanita yang menunaikan sholat di masjid central London di daerah Regent's Park sekitar dua-pertiga dari jumlah muallaf Muslimin yang baru mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagian besar dari mereka berumur kurang dari tiga puluh tahun.

Statistik berkaitan dengan jumlah orang yang merubah agama mereka, sebagaimana dinyatakan dalam sensus penduduk tahun 2001 di Inggris Raya, menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga puluh ribu warga Inggris yang masuk Islam.

Menurut Kevin Brice, dari Pusat Studi Kebijakan Migrasi di Universitas Swansea, bahwa jumlah ini sekarang mungkin meningkat sekitar lima puluh ribu orang, sebagian besar wanita.

Dan analisa dasar menunjukkan bahwa jumlah kaum wanita berpendidikan tinggi dan yang berusia antara dua puluhan dan tiga puluhan, paling banyak yang memeluk Islam.

Seorang wanita Inggris menceritakan kisah keislamannya:
Salah satu wanita yang mendapat hidayah Islam, bernama Joanne Bailey, seorang pengacara dari Bradford berusia tiga puluh tahun, menceritakan kisahnya memeluk Islam, mengatakan kepada surat kabar, bahwa sebelumnya tidak seorangpun menyangka dirinya akan masuk Islam, karena dia telah tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga kelas pekerja yang kaya di Yorkshire Selatan, di mana dia hampir tidak pernah melihat seorang muslim sebelum masuk universitas.

Pekerjaan pertama yang diperolehnya adalah di sebuah firma hukum kota Barnsley, South Yorkshire, dan pada siang satu hari di tahun 2004 segala sesuatu berubah dalam kehidupan Joanne. Pada hari itu, saat menghirup secangkir kopi dengan seorang teman muslim sambil mengobrol dengannya,tiba-tiba dia memperhatikan salib emas kecil yang melingkar dilehernya lalu bertanya padanya "Apakah Anda percaya bahwa Kristus Tuhan?".

Saat itu dia mengenakan salib - menurut pengakuannya - hanya masalah fashion bukan karena alasan agama, maka dia telah menjawab pertanyaan tersebut  bahwa dia tidak mengimaninya, kemudian temannya mulai menceritakan tentang agamanya.

Dia menambahkan bahwa pada awalnya dia meremehkan kata-kata temannya, tapi kata-katanya "menetap dalam pikiran saya, dan setelah beberapa hari, saya mendapati diriku memesan salinan Alquran di internet."

Dan Joanne melanjutkan: "Saya membutuhkan beberapa saat untuk mengumpulkan keberanian, lalu saya pergi ke salah satu kegiatan sosial wanita yang diselenggarakan oleh Asosiasi muslim muallaf Kota Leeds, dan saya ingat pernah mondar-mandir di depan pintu Asosiasi tersebut dan berpikir: Ada apa gerangan yang kaulakukan di sini?".

Dia menambahkan, "Saya membayangkan para wanita di tempat ini mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh mereka dari kepala sampai kaki, dan saya bertanya-tanya: Apa hal umum yang menyatukan seorang pemudi pirang Inggris di usia dua puluh lima ini dengan mereka?".

Dia melanjutkan: "Tapi ketika saya masuk tidak satupun dari para wanita tersebut yang cocok dengan type ibu rumah tangga muslim yang terkekang, bahkan mereka adalah dokter, guru, spesialis kepribadian, dan saya terheran-heran melihat ketenangan dan ketenteraman pikiran mereka."

Akhirnya Joanne tertarik masuk islam setelah melafazkan dua kalimat syahadat di rumah temannya pada bulan Maret 2008.
(ar/islammemo+ thetimes)

37 Warga Saptosari Gunung Kidul Masuk Islam

Gununng Kidul (addakwah.com). Hari Ahad, 18 April 2010 atau 5 Jumadil Awal 1431 adalah hari yang bersejarah bagi 37 orang warga Pedukuhan Pucung, Desa Planjan Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul. Betapa tidak, hari ini secara resmi mereka mengikrarkan diri mereka sebagai muslim/muslimah di hadapan ratusan jamaah pengajian di Balai Desa Pampang Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
Dari 37 orang tersebut, 33 orang diantaranya sebelumnya menganut agama Hindu dan sisanya adalah penganut Nasrani. Usia mereka cukup bervariasi, paling muda umur 11 tahun dan tertua umur 60 tahun. Datang dengan menumpang mobil bak terbuka setelah menempuh jarak 17 km dari Saptosari ke Paliyan, nampak keceriaan di wajah-wajah mereka seakan siap menyongsong hidup baru dalam naungan hidayah Sang Pencipta Alam Semesta, Allah SWT.

Berbondong-bondong masuk Islamnya para mualaf ini tak lepas dari peran Yayasan Ukhuwah Muallaf (YAUMU) Gunungkidul pimpinan Bapak Supoyo dan Yayasan Bina Ummat Muallaf Indonesia (YABUMI) Yogyakarta pimpinan Ust Willibrordus Romanus Lasiman yang juga memimpin Pondok Pesantren Diklat Al-Hawariyyun Yogyakarta.
Sosok WR Lasiman ini cukup menarik karena beliau adalah da’i tangguh yang mengembalikan keimanan ummat di berbagai daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, khususnya di lereng Merapi. Sebagaimana namanya, ia dulu beragama Katolik dengan nama baptis Willibrordus, ditambah nama baptis penguatan (kader) Romanus dan biasa dipanggil Pak Willi. Sebagai seorang pemuka Katolik, ia banyak mempertanyakan kejanggalan demi kejanggalan yang dia temukan dan mendiskusikannya dengan pendeta pengasuhnya. Kegelisahan yang semakin menggoyahkan keyakinannya itu memberinya keputusan untuk berkelana dari Katolik ke Kristen Baptis, lalu pindah ke Kebatinan Pangestu (Ngestu Tunggil), mendalami kitab Sasongko Jati, Sabdo Kudus, dan lainnya.
Ia juga terjun ke perdukunan dan menguasai berbagai kitab primbon dan ajian. Tujuannya satu, mencari dan menemukan kebenaran hakiki.Tentang WR Lasiman silakan klik: http://swaramuslim.net/islam/more.php?id=A5635_0_4_0_M

Mari kita kembali lagi ke prosesi peng-Islaman di Paliyan. Dalam sambutannya, Bapak Supoyo mewakili YAUMU memaparkan bahwa dalam setahun ini YAUMU telah meng-Islamkan 517 orang dan melakukan pembinaan ke-Islaman kepada mereka, bekerjasama dengan Pengurus Cabang Muhammadiyah Gunungkidul dan beberapa organisasi dakwah lainnya.
Biasanya, setelah prosesi ikrar maka para muallaf akan dibina secara intensif selama tiga hari di kota Yogyakarta, dengan fasilitas antar-jemput. “Kalau muallaf yang sudah lama, untuk datang ke pengajian tentu tidak perlu dijemput lagi”, kata Pak Supoyo. Di bidang ekonomi, YAUMU juga berusaha memberdayakan para muallaf misalnya dengan memberikan santunan berupa bahan makanan pokok, serta kambing gaduhan.
Di bidang pendidikan, YAUMU berusaha memindahkan para siswa muallaf dari sekolah non-muslim ke sekolah bernafaskan Islam.
Nah, kami yang berangkat dari Yogya sejak pukul 06.00 setelah saling menunggu sejak habis subuh sudah tak sabar untuk mengikuti prosesi sakral ini. Kebetulan hadirin semakin banyak berdatangan; dari berbagai jamaah pengajian di Gunungkidul, Yogya, bahkan ada rombongan Ust Wahfiudin dari Jakarta. Prosesi pun diawali dengan pensucian, yakni melakukan wudlu dan berganti pakaian.
Sewaktu datang, hanya seorang anak perempuan yang memakai kerudung. Pensucian dilakukan di kamar mandi SDN 1 Pampang yang terletak di sebelah timur balai desa dengan dibatasi lapangan sepak bola.
Prosesi ikrar Syahadatain (dua kalimat Syahadat) yang dipimpin Ust Wahfiudin tersebut berlangsung dengan sangat khusyuk dan mengharukan. Dilanjutkan dengan doa berbahasa Indonesia, para muallaf tak kuasa lagi menahan air mata mereka. Tangis pun pecah, begitu juga yang terjadi pada para hadirin. Betapa tidak, hari ini adalah hari bersejarah dalam kehidupan mereka; hari dimana mereka kembali kepada naungan Allah SWT yang telah menciptakan mereka, menghidupkan mereka, dan suatu saat pasti akan mengambil nyawa mereka.
Ya, sebagaimana raga mereka yang tak mungkin menghindar dari takdir-Nya, hari ini mereka menyerahkan kembali jiwa mereka pada fitrah yang telah ditetapkan Sang Khalik; menjadi seorang muslim atau muslimah yang berarti berserah diri pada Allah SWT.
Ya Allah, teguhkanlah iman mereka, mudahkanlah dalam menjalankan agama-Mu, bahagiakan mereka di dunia dan akhirat dan kumpulkan kami bersama mereka di surga-Mu. Amien. (Muhammad Abu Ibrahim Azzam, Ketua Dept Data dan Informasi Majelis Mujahidin)

Dzikir Bersama antara Pro dan Kontra

A. IFTITAH
Dzikir berjamaah seakan telah mendarah daging di masyarakat luas, terutama di tanah air kita Indonesia. Secara umum dapat dipahami, bahwa dzikir berjamaah biasanya dikaitkan dengan peristiwa kematian, sebagai bentuk acara peringatan terhadap kematian seseorang. Tetapi juga dalam acara hajatan sebagai wasilah untuk memohon keselamatan dan ampunan dari Alloh. Dzikir ini dipimpin oleh satu orang, kemudian dibaca bersama-sama (koor) oleh semua hadirin, dan bahkan kadang memunculkan dampak yang sama (menangis bersama).
Apalagi acara-acara serupa juga diblow-up oleh media massa dengan menampilkan sosok muballigh kharismatik, sehingga menjadi acuan bagi masyarakat luas.
Bagaimana islam memandang hal tersebut? Sudah saatnya kita mengkaji lebih dalam tentang dzikir dan tata caranya, sehingga amal tersebut memenuhi syarat, yaitu Ikhlas dan Ittiba’. Alhamdulillah, dewasa ini animo masyarakat semakin tinggi untuk mempelajari islam secara benar.
B. PENGERTIAN DAN DALIL TENTANG DZIKIR
Dzikir secara bahasa adalah mengingat. Dzikir menurut syariat adalah mengucapkan lafadz-lafadz yang dianjurkan untuk banyak memuji Alloh, seperti: subhaanalloh, wal hamdulillaah (Fathul Baari). Sedangkan menurut Fiqh Sunnah (Sayyid Sabiq, Jilid 3-4), dzikir adalah apa-apa yang dilaksanakan oleh hati dan lisan berupa tasbih (penyucian), tahmid (puji-pujian), dan takbir (pengagungan) bagi Alloh Ta’ala.
Dzikrulloh berarti mengingat dan memuji Alloh. Dzikrulloh juga berarti menjalankan apa yang diperintahkan Alloh Ta’ala atau dituntunkan Rasulullah SAW, seperti: qiroatil quran, mendalami hadits, menjalankan sholat sunnat, serta menyebut nama Alloh dengan hati dan lisan (Fathul Baari). Dikuatkan dengan pendapat Said bin Zubair r.a., bahwa setiap orang yang beramal karena Alloh demi mentaati perintah-Nya, maka ia sedang melakukan dzikrulloh.
Majelis Dzikir adalah berkumpulnya kaum muslimin untuk mendalami ilmu tentang Firman Alloh, Sunnah Rasululloh, dan Keteladanan orang-orang sholih, serta bebas dari bid’ah dan bersih dari kemaksiatan (Imam Qurtubi). Adapun menurut Sahabat Atho’ r.a, Majelis Dzikir adalah berkumpulnya kaum muslimin untuk membahas halal-haram, hukum jual-beli, nikah-talaq, sholat, shoum, hajji, dan urusan dien lainnya.
Dalil-dalil yang tentang perintah berdzikir sangat banyak, antara lain:
1. Q.S. Al-Ahzab : 41
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Alloh, dzikir yang sebanyak-banyaknya”
Menurut Tafsir Al-Maraghi, dzikir sebanyak-banyaknya dalam ayat di atas adalah mengingat Alloh dengan hati, lisan, dan anggota badan dalam segala keadaan sekuat tenaga, karena Dialah yang telah memberi bermacam-macam nikmat. Sedangkan Tafsir UII menjelaskan: Dzikir sebanyak-banyaknya dilakukan pada waktu pagi hari sebagai rasa syukur kepada Alloh yang telah menghidupkan kita setelah mati (tidur), sehingga masih menjumpai lembaran hidup yang baru. Adapun pada sore hari sebagai rasa syukur kepada Alloh atas Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga kita dapat mencari rizki dan memenuhi hajat. Sahabat Mujahid r.a. menjelaskan, “Tidak dikatakan banyak berdzikir kepada Alloh kecuali seseorang yang berdzikir kepada Alloh di waktu duduk, berdiri, dan berbaring”.
2. QS. Al-Baqoroh :152: Perintah berdzikir dan bersyukur kepada Alloh
3. QS. Al-A’raaf : 205 : Perintah berdzikir dengan rasa takut, merendahkan suara (sirr)
4. QS. Al-Hijr : 9 : Adz-Dzikr, nama lain Al Quran sebagai jalan mengingat Alloh
5. QS. Ali Imro :191 : Orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri, duduk, berbaring
C. KOREKSI TENTANG DZIKIR BERJAMAAH
    1. Dalil-dalil yang digunakan untuk membenarkan dzikir berjamaah adalah dalil umum, sementara ditekankan untuk amalan khusus
Contoh:
QS. Al-Ahzab : 41
“Hai orang-orang yang beriman, dzikirlah (dengan menyebut nama) Alloh, dzikir yang sebanyak-banyaknya”
Dalam ayat tersebut, tidak ada ahli tafsir yang menjelaskan bentuk dan cara berdzikir dengan berjamaah. Juga tidak ada ketentuan tentang jumlah bilangan, tempat, dan peristiwa sebagaimana yang dilakukan sebagian besar kaum muslimin saat ini.
    2. Dzikir adalah ibadah, sehingga dalilnya pun harus jelas. Hal ini sesuai kaidah fiqh : “Segala bentuk ibadah itu tertolak sebelum ada dalil yang memerintahkannya”. Sebenarnya banyak dzikir dan doa yang shohih, tetapi jarang diamalkan oleh seorang muslim. Misalnya dalam Kitab : Kalimah Thoyyibah (Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)
    3. Dzikir adalah amalan harian, bahkan rutinitas yang pengamalannya pasti dilihat oleh para sahabat dari praktik Rosulullah SAW dan mereka mengikutinya. Tetapi para sahabat tidak menjumpai amalan dzikir berjamaah ini baik ucapan, praktik, maupun persetujuan beliau SAW, sehingga dzikir berjamaah ini mustahil sebagai amalan yang shohih. Berbeda dengan dalil-dalil tentang thoharoh, sholat, perawatan jenazah, shoum, qurban, haji yang dapat dilihat jelas lalu dicontoh oleh para sahabat.
    4. Dzikir berjamaah ternyata disukai oleh orang-orang yang cenderung dan suka bid’ah dari kalangan sufi mubtadi’ah. Maka kenyataan ini melengkapi posisi dzikir berjamaah yang tidak disyariatkan.
    5. Beberapa sahabat seperti Ibnu Mas’ud r.a. dan Khabbab bin Irts r.a. justru telah menegur orang-orang yang melakukan dzikir berjamaah. Pada waktu itu ada sekumpulan orang berdzikir menggunakan hitungan kerikil, dipimpin oleh satu orang, lalu Ibnu Mas’ud berkata: “Sesungguhnya belum usang pakaian para sahabat, tetapi kamu telah membuat syariat baru dalam agama ini!”
    6. Dzikir berjamaah terlarang menurut Empat Imam Madzhab, Dalam hal ini Imam Syafii rhm membolehkan dzikir jamaah beberapa kali dalam rangka mengajari orang-orang yang belum bisa. Tetapi beliau lebih cenderung bahwa dzikir itu dilakukan sendiri-sendiri.
D. KHOTIMAH
Alloh Ta’ala dan Rasululloh SAW telah menetapkan cara berdzikir seperti yang terungkap dalam surat Al-A’raaf : 205 dan QS. Ali Imron : 191, bahwa dzikir dilakukan dengan takut dan merendah (khusyu’ dan khudlu’), suasana lirih (sirr), serta dalam kondisi duduk, berdiri, dan berbaring. Dalam banyak kondisi disebutkan cara berdzikir Rasulullah SAW, tetapi tak satupun yang menunjukkan dzikir bersama dipimpin satu komando.
Tulisan ini diharapkan dapat menjadi titik tolak untuk melakukan dakwah jamaah, memurnikan ibadah, dengan tetap memegang adab-adab dan tahapan dakwah. Secara wawasan, dalil-dalil tentang dzikrulloh ini seharusnya disampaikan kepada ummat. Adapun pada tataran praktik, secara bertahap dan istiqomah dapat diterapkan sesuai tingkat pemahaman dan kesiapan ummat islam. Wallohu waliyyut taufiq. (Rahmat Budiyanto, S.Pd)
Maraji’:
1. Tafsir Al-Maraghi
2. Tafsir Al quranul Karim, UII
3. Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq
4. Kalimah Thoyyibah, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah
* Makalah disampaikan dalam Kajian Kunsiroh PCM Pandak Barat, Ramadhan 1430 H

Kunci Sukses Beribadah

addakwah.com --------“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56).
Demikian Alloh menegaskan tujuan penciptaan manusia: Ibadah. Sehingga, seharusnya tidak ada satu detik dari desah nafas manusia yang tidak bernilai ibadah. Karena ibadah juga bisa kita laksanakan setiap detik dari nafas kita. Sebagaimana yang dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ibadah adalah suatu istilah yang meliputi segala perbuatan dan perkataan; zhohir maupun batin yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh Ta’ala. Dengan demikian ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu: ibadah hati, ibadah lisan dan ibadah anggota badan.

4 Kaidah Yang Membedakan Agama dan Sekuler

oleh Syeikh Ali bin Hudlair al Hudlair
Muqaddimah
Segala puji bagi Allah, rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para shahabatnya. Wa ba’d.
Ini adalah risalah singkat yang membahas tentang kaidah-kaidah yang bisa digunakan oleh seorang muslim untuk mengetahui perbedaan antara agamanya yang agung dengan agama neo-paganisme dan syirik kontemporer yang dinamakan dengan sekularisme beserta cabang-cabangnya. Dengan mengetahui perbedaan itu ia bisa menjauhinya, meninggalkan, serta melepaskan diri darinya dan para pengikutnya yang disebut dengan sekularis. Dia bisa membebaskan diri dari mereka karena Allah, membenci, mengkafirkan, memusuhi, dan berjihad terhadap mereka,  baik mereka yang berperan sebagai pemikir, intelektual, politikus, pemerintah, jurnalis, penyanyi, atau pelukis, baik yang berupa teori, lembaga pemerintah atau lembaga non-pemerintah (LSM). Berikut inilah keempat kaedah tersebut

Bagaimana Mendidik Anak

addakwah.com ------Secara umum, seluruh orangtua pasti meminginginkan buah hatinya menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Siapa pun dia, sebagai orangtua pasti menharapkan hal tersebut. Seorang pejudi, tentu akan suka ketika ia mengetahui anaknya menjadi penjudi. Seorang pencuri, sangat tidak mungkin memiliki cita-cita, agar anaknya menjadi pelanjut perilaku buruknya, begitu pula terhadap kasus-kasus yang lain.
Islam memandang anak itu sebagai asset masa depan, yang akan penyuplai pahala bagi orangtuanya. Dan itu akan terwujud, apa bila orangtua sukses menghantarkan mereka menjadi pribadi-pribadi yang shaleh dan shalehah, yang senantiasa mentaati Allah dan Rosul-Nya. Rosulullah bersabda, “Ketika anak adam meninggal, maka terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga perkara; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh, yang senantiasa mendoakan orangtuanya,” (Al-Hadits).

Sabtu, 29 Mei 2010

donasi

Bagi Anda yang ingin berpartisipasi dengan dana dakwah sebagai ladang kebahagiaan di dunia dan akhirat bisa mengirimkan infaqnya ke rekening kami :
Bank Syari’ah Mandiri
No. Rek: 012 000 6366
Atas Nama: Mulyanto  

Semoga amal sekecil apapun yang kita lakukan mendapat balasan dari Alloh subhanahu wa ta’ala.
Saudaraku, perjalanan kehidupan manusia sejak Nabi Adam sampai besok datangnya hari kiamat selalu diwarnai dengan pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Ya, karena memang sejak iblis dilaknat oleh Alloh, ia sudah mengikrarkan akan menjerumuskan manusia. Akhirnya pertarungan abadi itupun senantiasa akan mewarnai kehidupan manusia.
Bentuk dan hasil dari pertarungan itu adalah merebaknya kemaksiatan dan keinginan musuh-musuh Alloh memadamkan cahaya islam hingga berganti dengan pekatnya kegelapan.
Saudaraku, hari ini kita berada di era pertarungan itu. Akankah kita berada di kubu iblis ataukah di kubu pembela Alloh dan Rasul-Nya. Semua terserah kita.

Janji Sebelum Janji


Mitsaq yang diambil oleh Allah Ta’ala dari Adam dan keturunannya adalah benar adanya.”
Mitsaq berarti janji. Makna matan ini, Allah Ta’ala telah mengambil janji dari seluruh manusia dan mempersaksikan kepada mereka, bahwa Dia adalah Rabb alam semesta. Landasan matan yang menerangkan tentang mitsaq ini adalah firman Allah:


(Ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari punggung (sulbi) mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah aku ini Rabb-mu?’ Mereka menjawab, ‘Benar, (Engkau adalah Rabb kami). Kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (anak-cucu Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah); atau agar kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Allah sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka, apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?’. (QS. Al-A’raf: 172-173)

Pakistan Luncurkan Millatfacebook untuk Perangi Facebook


Islamabad (addakwah.com) – Setelelah terus-menerus menjadi ajang tempat menghujat dan menghina Islam termasuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam para profesional muda bidang IT dari Pakistan menciptakan sebuah situs jejaring sosial mirip dengan Facebook bagi umat Islam yang diberi nama millatfacebook.
Orang-orang Pakistan yang marah dengan Facebook atas karikatur penghujatan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah membuat sebuah situs jaringan spin-off yang mereka impikan dapat menghubungkan 1,6 miliar penduduk Muslim diseluruh dunia.
Sekelompok pemuda terdiri dari enam profesional IT dari Lahore, ibukota budaya dan hiburan Pakistan, pada hari Selasa meluncurkan www.millatfacebook.com bagi umat Islam untuk berinteraksi online dan protes terhadap penghujatan.
..Sebuah situs untuk umat Islam oleh umat Islam di mana orang-orang “baik” dari agama-agama lain juga diterima, kata website tersebut memberitahu orang yang tertarik mendaftar..
Usaha swasta tersebut muncul setelah sebuah pengadilan Pakistan memerintahkan untuk menutup Facebook sampai dengan 31 Mei, menyusul pelanggaran yang mendalam atas sebuah halaman “Hari Setiap Orang Menggambar Muhammad’ dianggap ‘menghina’ dan ‘melanggar kesucian Nabi. ‘Millatfacebook sendiri adalah situs jaringan sosial pertama yang benar-benar berasal dari Pakistan sendiri. Sebuah situs untuk umat Islam oleh umat Islam di mana orang-orang “baik” dari agama-agama lain juga diterima, kata website tersebut memberitahu orang yang tertarik mendaftar.
Dijuluki MFB (Muslim Facebook-Red), setelah julukan Facebook adalah FB, pendirinya mengatakan para profesional yang bekerja di MFB menawarkan fitur serupa dengan Facebook.
Setiap anggota memiliki ‘dinding’ bagi teman-teman untuk mengomentari. Situs ini menawarkan email, foto, video, chatting dan fasilitas ruang diskusi. Kata Millat dari bahasa Urdu digunakan oleh umat Islam untuk merujuk kepada kaum mereka. Situs tersebut mengklaim telah menarik 4.300 anggota dalam tiga hari terakhir- sebagian besar orang-orang Pakistan berusia 20-an yang berbahasa Inggris. [aa/AFP]

Pengadilan Jerman Larang Muslim Sholat di Sekolah


addakwah.com–Satu pengadilan tingkat banding di Jerman memutuskan melarang siswa menengah atas yang beragama Islam mengerjakan shalat di antara jam pelajaran di sekolah umum tempatnya menuntut ilmu, demikian laporan media setempat.
Pengadilan yang berkedudukan di Berlin-Bradenburg, menolak putusan sebelumnya yang membolehkan siswa itu yang bernama Yunus M untuk shalat selama jam pelajaran sepanjang tidak mengganggu aturan sekolah.
Karena sebagai muslim, Yunus M berpendapat kewajiban sholat lima kali sehari sesuai ajaran Islam kadangkala tumpang tindih dengan jam-jam sekolah, khususnya pada musim dingin manakala hari-hari lebih pendek. Sebelum kasus itu dibawa ke pengadilan, Yunus M menjalankan ibadah shalatnya pada saat istirahat dengan menggunakan jaket sebagai sajadahnya di salah satu ruang sekolah.
Namun putusan pengadilan banding ini, masih akan dibawa ke pengadilan federal. Jerman sendiri adalah negara yang tercatat mempunyai penduduk empat juta muslim, yang 2,5 juta di antaranya adalah keturunan Turki. [ant/hidayatullah.com] kwah

Semakin Panik Israel Semakin Lucu


addakwah.com—Setelah hampir 20 jam lamanya Mavi Marmara dalam keadaan stationary (diam) di posisi 180 mil dari pantai Gaza, Presiden Insani Yardim Vakfi (IHH) Fahmi Bulent Yildirim mengakui menerima berbagai skenario ancaman Israel terhadap kafilah kemanusiaan Freedom Flotilla.
Termasuk dalam ancaman itu adalah bahwa pasukan bersenjata Israel akan menembakkan gas air mata dan memaksa masuk ke dalam kapal dalam usaha mencegah kafilah mencapai Gaza. “Kalau skenario ini yang mereka ambil, kami sudah siap,” ujar Bulent di media room Mavi Marmara.
“Pertahanan kita sederhana dan basic. Mereka tidak boleh masuk kapal ini. Kalau mereka memaksa terus, maka itu artinya mereka melanggar hukum internasional.”
Ketika ditanya apa modal Freedom Flotilla mencegah masuknya pasukan Israel ke dalam kapal, Bulent menjawab, “Kita tidak punya senjata apa pun di sini, bahkan sebatang paku pun tidak. Tapi kita punya kemauan.”
Bulent mengingatkan bahwa penumpang termuda di atas Mavi Marmara adalah seorang bayi di bawah usia satu tahun, dan seorang lagi anak berusia delapan tahun, yang adalah anggota keluarga Anak Buah Kapal (ABK).
“Sejauh ini semua pernyataan yang datang dari Israel bersifat negatif dan justru merugikan Israel sendiri… Apa pun keputusan Israel saat ini, mereka dalam posisi sulit. Kalau dia menerima kita masuk, maka dia akan malu tetapi kalau dia menolak kita masuk ke Gaza pun Israel akan harus berhadapan dengan tekanan internasional.”
Kalau Israel memang negara demokratis sebagaimana pengakuannya selama ini, maka “Israel harus mengizinkan kita masuk, karena kita hanya membawa bantuan kemanusiaan.”
Namun Israel adalah sebuah negara yang didirikan lewat agresi militer dan banyak aksinya yang berdasar pada arogansi dan pameran kekuatan militer.
“Kita akan terus maju dan kita akan masuk ke Gaza. Palestina bukan sekedar urusan Palestina, Laut Tengah ini bukanlah satu-satunya wilayah yang terpengaruh oleh masalah ini. Seluruh dunia akan terpengaruh (oleh situasi ini) mulai dari Jakarta sampai Kuala Lumpur sampai London sampai Islamabad.”
“Kalau sampai terjadi sesuatu pada kafilah ini, seluruh dunia akan bersatu memprotes. Terlalu mahal harga yang akan harus Israel bayar kalau dia mencegah kita masuk. Israel akan harus mempertanggungjawabkan ini kepada seluruh dunia.”
Lucu
Menurut Bulent, semakin lama Israel terus membuat pernyataan-pernyataan yang semakin lucu mengenai Freedom Flotilla – bahkan di saat seisi dunia memandang dan mengetahui situasi yang sesungguhnya. “Ironisnya adalah bahwa Israel, dengan seluruh kekuatan militernya itu, terus saja memperlakukan Gaza dengan cara seperti ini dan terus mempersulit kita masuk. Kami ini organisasi kemanusiaan, harusnya kami yang merasa ngeri dan takut karena perlakuan Israel ini. “
Terlepas dari semua ancaman itu, kata Bulent, “kita akan berhasil masuk Gaza Insya-Allah.”
Timeframe
Menurut Bulent, diamnya Freedom Flotilla di posisinya sekarang ini masih ada di dalam kerangka waktu yang diperkirakan oleh IHH sejak awal. Dikabarkan bahwa pada saat ini sejumlah anggota parlemen dari sejumlah negara pendudung kafilah ini masih mengalami kesulitan untuk menyusul dan bergabung dengan Mavi Marmara.
Saat ini mereka berada di antara Cyprus Yunani dan Cyprus Turki dan “kami masih menanti.” Bulent meminta agar semua di atas kapal “bersabar dan kita lihat nanti bagaimana perkembangannya.”
Termasuk dalam negara-negara yang sudah disebutkan mendukung kafilah Freedom Flotilla adalah Prancis, Brazil, Chile, Italia, Meksiko, Belgia dan beberapa negara Eropa lainnya. “Namun kami masih menunggu dukungan dari negara-negara lain.”
Ketika ditanya kemungkinan PBB campur tangan dengan cara memeriksa berbagai barang bawaan serta penumpang Freedom Flotilla, Bulent menjawab, “Kami tidak akan pernah mengizinkan Israel masuk dan memeriksa kami. Kalau PBB, kami akan diskusikan lagi nanti.”
“Kami hanya organisasi kemanusiaan yang membawa bantuan. Adalah harapan tulus kami bahwa pada akhirnya situasi krisis ini akan segera diselesaikan dengan baik. Harap Anda semua yakin bahwa tidak akan satu orang di pun di sini akan terluka, tidak akan ada setetes darah pun tertumpah.” [Dzikrullah, Santi Soekanto, Surya Fachrizal/www.hidayatullah.com]

Bakti Ulama kepada Ibunda Mereka


Menghormati orangtua sangat ditekankan dalam Islam. Banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa segenap mukmin mesti berbuat baik dan menghormati orangtua. Selain menyeru untuk beribadah kepada Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, Al-Qur’an juga menegaskan kepada kaum beriman untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah dengan menghormati keduanya.
Dan Islam memberikan penghormatan dan kedudukan yang amat tinggi kepada para ibu. Seseorang yang menghormati ibunya akan ditempatkan di surga, sedangkan anak yang durhaka kepada ibunya akan ditempatkan pada posisi terhina.

Allah berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersatukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Luqman: 14-15)
Rasulullah sendiri, meskipun hanya beberapa tahun berada dalam dekapan ibunya, beliau merasakan betul kasih sayangnya. Kenangan manis bersama sang ibu sangat membekas, melahirkan sifat kasih dan hormat, terutama kepada kaum ibu. Kepada ibu-ibu yang pernah menyusuinya, beliau memberikan penghormatan dan penghargaan yang setingi-tingginya.
Tak heran jika ketika Rasulullah ditanya seorang sahabat, “Ya Rasulullah, siapakah yang harus aku hormati di dunia ini?” Maka Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Pertanyaan itu diulang sampai tiga kali, dan Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama. Ketika ditanya untuk keempat kalinya, barulah beliau menjawab, “Ayahmu.”
Sifat kasih dan penghormatan tulus Rasulullah terhadap ibu diresapi dengan baik oleh manusia-manusia terbaik dan para ulama Salafus-Shalih
Sifat kasih dan penghormatan tulus Rasulullah terhadap ibu diresapi dengan baik oleh manusia-manusia terbaik dan para ulama Salafus-Shalih umat ini. Mereka mencurahkan perhatian yang sangat besar terhadap kepentingan dan kebahagiaan ibu mereka. Bila perlu berusaha mencari apa saja yang bisa dikerjakan demi menyenangkan sang ibu, meski harus "membuang" banyak waktu.
Tengoklah Umar bin Khatthab yang begitu hormat kepada ibunya, sampai dalam urusan yang remeh sekalipun. Dalam hal makan, misalnya, dia tidak pernah makan mendahului ibunya. Umar dikenal luas sebagai sahabat yang paling ditakuti dan disegani karena keberanian dan ketegasannya, bahkan setan pun lari terbirit-birit bila melihat Umar. Kendati demikian, dia tidak berani makan bersama-sama dengan ibunya, sebab dia khawatir akan mengambil dan memakan hidangan yang tersedia di meja, sementara ibunya menginginkan makanan tersebut. Baginya, seorang ibu telah mendahulukan anaknya selama bertahun-tahun ketika sang anak masih kecil dan lemah.
Pun demikian dengan para sahabat lainnya, sebut saja Usamah bin Zaid bin Haritsah (putra dari orang kesayangan Rasulullah, ibunya adalah Ummu Aiman yang merawat Rasul di masa kecil). Dari Muhammad bin Sirin, diriwayatkan bahwa pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, harga pokok kurma mencapai seribu dirham. Maka Usamah mengambil dan menebang sebatang pohon kurma dan mencabut umbutnya (yakni bagian di ujung pangkal kurma berwarna putih, berlemak berbentuk seperti punuk unta, biasa dimakan bersama madu). Lalu diberikannya kepada ibunya untuk dimakan. Orang-orang bertanya, ”Apa yang menyebabkan engkau melakukan hal itu? Padahal engkau tahu bahwa pangkal kurma kini harganya mencapai seribu dirham?” Dia menjawab, ”Ibuku menghendakinya. Setiap ibuku menginginkan sesuatu yang mampu aku dapatkan, aku pasti memberikannya.”
…Begitu elok kisah para shahabat Rasulullah. Cinta mereka kepada sang ibu mengundang decak kagum. Mereka tak melakukan secuil kesalahan pun terhadap ibu mereka…
Begitu eloknya kisah para shahabat Rasulullah. Cinta mereka kepada sang ibu sungguh mengundang decak kagum. Seolah-olah tak sedikit pun mereka membiarkan diri melakukan secuil kesalahan terhadap ibu mereka. sampai-sampai Abdullah bin Abbas menjadikan ibu sebagai sarana untuk bertobat kepada Allah.
Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki menemui Ibnu Abbas seraya menuturkan kisahnya, “Aku pernah mencintai seorang wanita, lalu meminangnya, namun ditolak. Setelah itu datang pria lain meminangnya, ternyata diterima. Aku merasa cemburu sehingga membunuhnya. Apakah aku berkesempatan untuk bertobat?” Ibnu Abbas balik bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” Ibnu Abbas melanjutkan, “Kalau begitu, bertobat saja kepada Allah dan beramallah sebisamu.” Seorang yang hadir di situ bertanya kepada Ibnu Abbas, “Kenapa engkau menanyakan tentang ibunya?” Ibnu Abbas menjawab, “Aku tidak mengetahui adanya suatu amalan yang lebih mampu mendekatkan seseorang kepada Allah selain berbakti kepada seorang ibu!” (Diriwayatkan Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)
Hal demikian tidak berbeda dengan para ulama salaf yang menjadi rujukan keilmuan dan wawasan umat. Disebabkan menolak jabatan hakim yang ditawarkan penguasa Bani Umayyah, Imam Abu Hanifah selalu mendapatkan intimidasi dan siksa, sampai akhirnya dijebloskan ke penjara. Ketika di dalam penjara, Imam Abu Hanifah terlihat sering menangis, tapi bukan karena dahsyatnya siksaan yang diterima. Salah seorang sahabatnya di dalam penjara mengonfirmasikan hal itu kepada Imam Abu Hanifah. Dia menjawab, “Demi Allah, aku menangis bukan karena sakit didera cambuk, melainkan karena aku teringat akan ibuku. Sungguh, tetesan airmatanya membuatku sangat sedih.” Ya, sang Imam lebih mengkhawatirkan kondisi ibunya dikarenakan dirinya terpenjara.
Demikian juga yang terjadi pada Imam Malik bin Anas dan Imam Ahmad bin Hambal. Dalam artikelnya, Menghormati Ibu, Chandra Kurniawan menulis bahwa kedua ulama ini begitu tekun menuntut ilmu hingga berhasil menjadi ulama besar karena ingin menghormati sang ibu, yang telah membesarkan dan mendidiknya hingga besar. Imam Malik selalu terkenang dengan apa yang dilakukan ibunya ketika dirinya masih kecil. Selesai shalat shubuh beliau dimandikan ibu, disediakan pakaian yang baik, diusapi minyak wangi, dan dipakaikan serban dikepalanya. Setelah tampak rapi, beliau diantar ibunya untuk belajar agama kepada seorang ulama.
Ibunda Imam Ahmad adalah seorang janda. Sekalipun cantik, ibunya selalu menolak lamaran lelaki yang ingin menikahinya. Hanya dengan alasan ingin membesarkan dan mendidik anaknya. Segala beban berat dalam menanggung biaya hidup dilakukan ibunya seorang diri. Imam Ahmad merasa sedih dan gelisah melihat apa yang dilakukan ibunya untuk dirinya. Sebagai balasannya, beliau bertekad kuat untuk menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Beliau telah membuktikan sendiri dengan menjadi salah seorang ulama terbesar sepanjang sejarah.
…Imam Syafi’i selalu meminta petunjuk dan nasihat ibunya kepada siapa beliau mesti berguru. Padahal Imam Syafi’i adalah pelajar terpandai…
Sewaktu ibunya masih hidup, Imam Syafi’i selalu meminta petunjuk dan nasihat ibunya kepada siapa beliau mesti berguru. Padahal Imam Syafi’i adalah pelajar terpandai dan bisa saja beliau memilih guru yang beliau anggap paling bagus. Tetapi hal itu tidak beliau lakukan.
Ketika Imam Ibnu Taimiyah tinggal untuk beberapa lama di Mesir, beliau menyampaikan keinginan itu kepada ibunya dan meminta izin kepadanya lewat sebuah surat yang memuat betapa cinta kasih seorang anak dan kebaktiannya kepada ibu. Di dalam surat itu tertulis doa seorang anak untuk ibunya dan mengharapkan sang ibu juga mendoakannya. Siapa yang tidak mengenal Ibnu Taimiyah yang namanya harum di seantero penjuru bumi, dihormati masyarakat, dikenal ketegasannya. Namun dihadapan ibunda tercinta, dia tertunduk patuh, penuh cinta.
Seolah-olah menghormati ibu telah menjadi bagian dari kebesaran nama mereka. Mereka telah membuktikan bahwa kesibukan mereka berdakwah, popularitas mereka, tidak menghalangi mereka untuk menghormati ibu. Justru dengan menghormati ibu, nama mereka semakin terangkat pada puncak kemuliaan. Inilah sebuah berkah ibu yang seringkali luput dari perhatian kita. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Agar Anak Tidak Berbohong


Pernahkah anak anda berbohong ?
Apakah yang anda lakukan ?
Memarahinya ?
Menghukumnya ? atau
Membiarkannya ?
Setiap anak rata-rata pernah berbong pada orang lain. Berikut kisah anak dengan bapaknya disebuah keluarga .Di suatu sore terdengarlah Adzan Ashar,pergilah Abah ke Masjid untuk sholat Ashar .setelah selesai Ashar lalu Abah pulang, setibanya dirumah, Abah bertanya pada salah satu anaknya,”Sudah sholat Mbak Nabila?”. Nabila menjawab,“Sudah bah”. ”lho, kok cepat amat dan tidak ada tanda kamu habis shalat ?, pasti belum sholat kan ?”,tanya Abah. “Udah, bener tadi udah sholat di sekolah”,Nabila beralasan. “Sholat apa ? “, tanya Abah. Nabila menjawab, “sholat dhuhur”. Dengan sabar Abah menjelaskan,“E…mbak, sholat itu sehari 5 kali ya…?, Isya’,shubuh, Dhuhur, Ashar dan maghrib,tadi udah sholat Dhuhur sekarang sholat Ashar,ya..?”. “Iya ,Bah….”,jawab Nabila sambil pergi berwudlu mau sholat.

Kisah tersebut hanya sebagian kecil dari kelakuan anak ketika dibiasakan menunaikan kewajiban sholat. Anak akan merespon baik, jika kita memerintahkan anak dengan baik dan bisa diterima anak. Menurut kita, anak kadang berbohong, padahal anak tersebut memang belum memahami sebuah kewajiban seperti kisah diatas. Tapi kadang anak betul-betul berbohong pada orang tua karena takut dihukum atau dimarahi orang tuanya. Demikian juga di sekolah berbohong pada guru karena takut pada hukuman guru.
Alasan Mengapa Anak Berbohong
    Alasan yang paling umum dari berbohong, khususnya di antara sesama anak-anak, adalah takut akan hukuman. Terutama jika hukuman yang diberikan cukup keras, atau orangtua berharap terlalu tinggi dan tak realistis terhadap anaknya. Maka ia akan berbohong dan mengatakan sudah melakukannya, walau ternyata ia lupa melakukannya.
    Keadaan yang sangat mendesak terkadang menyebabkan seorang anak mencari alasan atau jawaban untuk menyelamatkan diri dari kondisi yang tidak menyenangkan. Seperti pada kasus anak yang dihukum oleh gurunya karena tidak mengerjakan PR dan sering dimarahi orang tuanya, maka ketika ia mendapat hukuman dari gurunya, ia akan menceritakan kepada orang tuanya bahwa hari itu ia justru mendapat hadiah yang sangat menyenangkan.
    Meniru orang dewasa, anak akan meniru perilaku orang dewasa disekitarnya. Jika orang tua memberikan alasan dan mengatakan sesuatu yang bersifat bohong untuk menghindari suatu kegiatan didepan anaknya, maka berarti secara tidak sadar orang tua telah memberikan contoh yang buruk kepadanya. Sebagai contoh, Seorang anak melihat adiknya menangis meminta permen lagi, ibunya datang menenangkan adiknya tadi dengan mengatakan, “ ssst…udah diam permennya habis dimakan cicak itu..!. Padahal permennya masih ada dan diambil ibunya dan disembunyikan karena tidak ingin anaknya banyak makan permen. Maka suatu saat anak itu akan meniru sikap ibunya tadi.
    Dengan bertambahnya usia anak, anak menyadari pengendalian terbaik yang bisa dimiliki adalah pengendalian informasi. Umumnya, semakin orangtua memaksa atau melibatkan diri secara berlebihan, semakin besar kemungkinan anak remaja akan berbohong dengan mengabaikan informasi misalnya, “Tadi kamu kemana?” akan dijawabnya, “Tidak ke mana-mana,atau “ada apa?” akan dijawab “tidak apa-apa”.
Apapun alasannya, berbohong adalah perbuatan yang dibenci Allah. Tidak ada seorang pun yang suka dibohongi. Islam mengajarkan kita untuk menghindari sifat bohong karena akan merusak hubungan sosial dan merugikan diri sendiri.
Rasulullah saw bersabda :
“Hendaklah kalian menjauhi sifat bohong, karena bohong akan menggiring orang pada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan akan menjerumuskannya kedalam neraka. Dan orang yang selalu berbohong Allah akan menetapkannya sebagai“ kadz-dzaban (pembohong) (HR Bukhari).
Tip Menghadapi anak berbohong
    Komunikasi Komunikasi yang terjalin dengan baik antara orang tua dan anak akan mempersempit peluang seorang anak untuk berbohong. Buatlah nuansa keterbukaan yang baik dengan anak-anak kita. Termasuk juga meng-komunikasi-kan apa itu bohong, apa akibat dari bohong dan lain-lain.
    Jadilah Teladan Anak adalah cermin diri kita, anak bisa meniru perilaku orang tua dengan ketepatan yang luar biasa. Oleh karena itu, jadilah teladan yang baik. Jujurlah dihadapan anak dan terutama dihadapan Allah SWT.
    Jangan Menuduh Dulu Setiap orang butuh diberi kepercayaan, begitu pula dengan anak-anak. Berikan kepercayaan padanya. Dahulukanlah husnudzan (baik sangka). Dengarkan alasan yang dia kemukakan, dan tanamkanlah kuat-kuat rasa percaya dalam hati kita kepada anak-anak kita.
    Hindari hukuman yang terlalu keras dan sering.Hukuman yang dirasakan berat dan sering oleh anak-anak akan membuat dia kreatif untuk mencari “cara selamat“, meski harus membohongi orang tuanya.
    Jangan memojokkan anak. Buat suasana tenang dan santai agar bisa nyaman bercerita.
    Jangan emosi, kalau kita marah, maka akan semakin takut dan menutupi dengan kebohongan yang lain.
Demikian semoga bermanfaat. [trion] (Dari berbagai sumber)

Jumat, 28 Mei 2010

Kisah Tragis Ahli Ibadah Su'ul Khatimah


Janganlah kita terlampau puas dengan amal shalih yang sudah kita lakukan dan bersandar padanya. Apalagi diikuti dengan merasa bangga diri dan merasa sudah pasti menjadi ahli surga. Akibatnya, tidak lagi berharap kepada rahmat Allah dan kemurahan-Nya.
Sesungguhnya perbuatan hamba ditentukan pada akhir hayatnya. Dan kita tidak tahu di atas kondisi apa mengakhiri kehidupan kita, apakah husnul khatimah (akhir hayat yang baik) atau su'ul khatimah (akhir hayat yang buruk).
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya segala perbuatan ditentukan bagian akhirnya.” (HR. Bukhari).
Artinya, barangsiapa yang telah ditetapkan oleh Allah beriman di akhir hayatnya, meskipun sebelumnya dia kufur dan selalu melakukan maksiat, menjelang kematiannya ia akan beriman. Ia meninggal dalam keadaan beriman dan dimasukkan ke dalam surga. Demikan juga dengan orang yang sudah ditentukan kafir atau fasik di akhir hayatnya, meskipun sebelumnya ia beriman, maka menjelang kematiannya ia akan melakukan kekufuran. Ia meninggal dalam keadaan kufur dan akan dimasukkan ke dalam neraka.
Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
"Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya lalu dia beramal dengan amalan ahli neraka, lantas ia memasukinya. Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, lantas ia memasukinya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Sahl bin Sa'ad al Sa'idi, "Sesunggunya ada seorang dari kalian benar-benar melakukan amalan ahli surga, dalam apa yang nampak kepada manusia. . . ." (HR. Bukhari dan Muslim)
Karenanya, kita harus senantiasa berdoa supaya Allah senantiasa memberikan keteguhan hati di atas kebenaran dan kebaikan serta memberikan kepada kita husnul khatimah. Sebaliknya kita juga berlindung kepada Allah dari su'ul khatimah dan kesudahan yang buruk.
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam senantiasa berdoa,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati di atas agama-Mu.
Dalam riwayat muslim beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “sesungguhnya hati semua manusia berada di antara dua jari Allah, seolah-olah hanya satu hati. Allah berbuat sekehendak-Nya.” Lalu beliau berdoa,
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Wahai Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepada-Mu.
Sebab Su'ul Khatimah
Ibnu Hajar al Haitami berkata, “Sesungguhnya akhir hayat yang buruk diakibatkan bibit keburukan yang terpendam dalam jiwa manusia, yang tidak diketahui orang lain. Kadang-kadang seseorang melakukan perbuatan-perbuatan ahli neraka, namun di dalam jiwanya terpendam bibit kebaikan. Maka, menjelang ajalnya bibit kebaikan itu tumbuh dan mengalahkan kejahatannya. Sehingga ia mati dalam keadaan husnul khatimah."
Abdul Aziz bin Dawud berkata, “Aku hadir pada seseorang yang sedang ditalqin (dibimbing untuk mengucapkan kalimat syahadat), akan tetapi ia tidak mau. Lalu aku bertanya tentang orang ini. Ternyata ia seorang peminum khamer."
Pada kesempatan yang lain ia berkata, “Berhati-hatilah dengan dosa, karena dosa bisa menjerumuskan seseorang ke dalam su'ul khatimah."
Berhati-hatilah dengan dosa, karena dosa bisa menjerumuskan seseorang ke dalam su'ul khatimah.
Abdul Aziz bin Dawud
Kisah Tragis seorang ahli Ibadah yang mati Su'ul Khatimah
Manshur bin Ammar mengisahkan, dulu kala aku punya seorang teman yang suka melampaui batas, lalu bertaubat. Aku melihat dia banyak beribadah dan shalat tahajjud. Suatu ketika aku putus komunikasi dengannya. Dan menurut kabar dari orang-orang, ia sedang sakit. Maka aku pergi ke rumahnya dan anak perempuannya datang menemuiku. Dia bertanya, “Siapa yang engkau ingin temui?” Aku menjawab, “Si fulan.” Maka ia mengizinkanku masuk dan akupun bergegas ke dalam rumah.Aku melihatnya sedang tebaring di atas ranjang yang terletak di tengah rumah. Mukanya terlihat kehitaman, kedua matanya tertutup dan kedua bibirnya bengkak dan menebal.
Aku berkata padanya dengan perasaan takut melihatnya, “Wahai saudaraku, perbanyaklah mengucap Laa Ilaaha Illallaah.” Ia membuka kedua matanya dan menatapku dengan penuh kemarahan, lalu ia tak sadarkan diri. Kembali kuulangi perkataanku kedua kalinya, wahai saudaraku perbanyaklah mengucap Laa Ilaaaha Illallaah.” Pada saat aku mengulanginya untuk ke tiga kalinya, lalu ia membuka matanya dan berkata, “Wahai Manshur, saudaraku, kalimat ini telah menjauh dariku.”
Aku bergumam, "Tiada daya dan tiada upaya melainkan dengan izin Allah, Dzat Mahatinggi dan Mahamulia."
Kemudian aku bertanya padanya, “wahai saudaraku, di manakah shalat, puasa, tahajud dan shalat malammu?”
Ia menjawab, “Aku melakukan semua itu bukan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan taubatku hanyalah taubat palsu. Sebenarnya aku melakukan semua itu supaya aku dikenal dan disebut-sebut orang, aku melakukannya dengan maksud pamer kepada orang lain. Bila aku menyepi seorang diri, aku masuk ke dalam rumah dan memasang tirai-tirai, lalu aku minum khamer dan menantang Tuhan dengan kemaksiatan-kemaksiatan. Aku terus melakukan itu sampai beberapa masa. Kemudian aku ditimpa penyakit hingga hampir binasa. Saat itu juga aku suruh anak perempuanku, ‘ambilkanlah aku mushaf!’ dan aku berdoa, ‘Ya Allah, demi kebenaran Al-Qur’an yang agung, sembuhkanlah aku!’ Dan aku berjanji tidak akan kembali melakukan dosa untuk selamanya. Maka Allah membebaskanku dari penyakit.
Setelah sembuh, aku kembali kepada keadaan semula, hidup berpoya-poya dan berhura-hura. Syetan telah membuatku lupa dengan perjanjian yang telah kuikrarkan kepada Tuhanku. Aku terlena dalam keadaan itu sampai beberapa saat lamanya hingga aku menderita sakit hampir mati karenanya. Lalu aku perintahkan keluargaku membawaku ke tengah-tengah rumah seperti biasanya. Kemudian aku suruh mereka mengambilkan mushaf dan aku mulai membacanya. Lalu aku acungkan mushaf itu seraya berdoa, ‘Ya Allah, demi kehormaan kalam-Mu yang ada dalam mushaf ini, bebasknalah aku dari penyakitku!.’ Maka Allah mengabulkan permintaanku dan menyembuhkan penyakitku.
Kemudian aku kembali hidup bersenang-senang dan akupun jatuh sakit lagi. Lalu aku perintahkan keluargaku membawaku ke tengah-tengah rumah seperti yang engkau lihat sekarang ini. Kemudian aku menyuruh mereka mengambilkan mushaf untuk kubaca, tetapi mataku sudah tidak bisa melihat saru huruf-pun. Aku pun menyadari bahwa Allah sudah murka kepadaku. Lalu aku acungkan mushaf itu di atas kepalaku sembari memohon, ‘Ya Allah, demi kehormatan mushaf ini, bebaskalah aku dari penyakit ini, wahai penguasa bumi dan langit!’ Tiba-tiba aku mendengar seperti suara memanggil, ‘engkau bertaubat tatkala engkau sakit, dan engkau kembali kepada perbuatan dosa tatkala engkau sembuh. Betapa banyak Dia menyelamatkanmu dari kesusahan, dan betapa bayak Dia menyingkap bala’ cobaan tatkala engkau diuji. Tidaklah engkau takut dengan kematian? Dan engkau telah binasa di dalam kesalahan-kesalahan’.”
‘Engkau bertaubat tatkala engkau sakit, dan engkau kembali kepada perbuatan dosa tatkala engkau sembuh. Betapa banyak Dia menyelamatkanmu dari kesusahan, dan betapa bayak Dia menyingkap bala’ cobaan tatkala engkau diuji. Tidaklah engkau takut dengan kematian? Dan engkau telah binasa di dalam kesalahan-kesalahan’.
Manshur bin ‘Ammar berkata, “sungguh demi Allah aku keluar dari rumahnya dengan air mata tertumpah merenungkan ‘ibrah yang baru kulihat, dan belum sampai di pintu rumahku, sampailah kabar bahwa dia sudah meninggal.” [PurWD/voa-islam.com]
(Sumber: Mi’ah Qishash wa Qishah fi Anis ash-Shalihin wa Samir al Muttaqin, Muhammad Amin al Jundi, (edisi Indonesia: 101 kisah teladan, Mitra Pustaka Yogyakarta, Cet XI November 2006).

Berbohong tak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang belum mengerti arti kejujuran. Ketika anak mulai tidak jujur, segera kenali, sikapi, dan jangan biarkan itu terjadi berkelanjutan.

Menurut Konselor dan Kepala Lembaga Pelayanan Psikologi dari Universitas Krida Wacana (LPP UKRIDA) Clara Moningka, berbohong atau mengatakan informasi tidak benar adalah sesuatu yang dipelajari oleh anak-anak. ”Alasan mereka berbohong banyak sekali. Bisa saja, misalnya, karena anak tidak mau kena marah atau mendapat kesan bahwa ia nakal,” tutur psikolog yang acap menjadi dosen tetap di fakultas Psikologi UKRIDA Jakarta itu.


Clara menuturkan, umumnya keluarga atau lingkungan sekitar berharap sesuatu yang ideal dari anak. Di mana mereka harus menjadi anak yang baik atau anak yang hebat.

”Mereka tahu dengan begitu akan mendapatkan reward. Dan jadilah mereka berbohong. Entah supaya tidak ketahuan salah, dianggap baik, menghindari hukuman, atau malah untuk mendapatkan sesuatu,” papar Piskolog lulusan fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Jakarta ini.

Pada anak yang lebih besar, berbohong bisa bertujuan agar mereka lebih populer dibanding dengan orang lain. Atau untuk meningkatkan harga diri. Misalnya berbohong tentang apa yang ia miliki, seperti mobil atau benda lain yang bisa dibanggakan. Mulai pekerjaan orang tua, kekayaan, dan lainnya. ”Tetapi ada juga anak yang berbohong sebagai ungkapan pemberontakan terhadap otoritas orang tua.
Mereka beranggapan bahwa orang tua tidak harus tahu sepenuhnya tentang diri mereka,” ungkapnya.

Bahkan, bisa diketahui juga anak-anak yang berkata bohong karena mereka belajar dari orang tua mereka. Mereka mendengar orang tua sering kali berbohong, dan perbuatan itu lantas ditiru.

Dijelaskan Clara, di masa-masa pra sekolah, anak juga sudah bisa berbohong. Mungkin bukan bohong yang sebenarnya. Misalnya mengarang cerita, atau menambah cerita walau kadang mereka tidak paham sepenuhnya akan isi cerita.

”Biasanya penambahan cerita yang dikatakan bohong oleh mereka berisi khayalan, atau harapan mereka. Mereka masih sulit membedakan antara khayalan dan realita. Sering kali mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut kebohongan,” paparnya.

Dari hal tersebut, maka yang harus segera dilakukan adalah mengenali anak yang berkata bohong. Anak berbohong bisa tampak dari ekspresi wajah. Umumnya mereka cenderung cemas atau tidak santai. Hal lain bisa ditunjukkan dari jelas atau tidaknya pernyataan mereka. Apakah ceritanya konsisten, atau malah berputar-berputar tidak keruan.

”Anak yang berbohong juga cenderung tidak spontan. Berbicara terbata-bata, atau seperti sudah diatur. Mereka juga cenderung menghindari kontak mata, karena takut ketahuan, ”ungkapnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Psikolog Keluarga Roslina Verauli bahwa anak yang berkata bohong sangat terlihat dari bahasa tubuhnya. Dimulai dari mata yang tidak berani memandang langsung lawan bicara, merubah nada suara menjadi tinggi atau rendah, juga dengan suara yang menjadi terbata-bata.

”Perkataan mereka mungkin bisa berbeda, tetapi bahasa tubuh mereka tidak bisa dibohongi,” tandas Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.

Adapun ciri-ciri anak berbohong juga bisa dilihat dari bahasa tubuh yang lain seperti mengumpatkan tangan atau meletakkan tangan di belakang. Juga, dengan menutup mulut secara spontan saat berbicara.

Bisa pula ditandai dengan menggaruk-garuk ujung hidung. Sebuah penelitian mengungkap berbohong menyebabkan jaringan sel di daerah hidung membesar dan menyebabkan hidung menjadi gatal.

Ciri lainnya yaitu lirikan mata. ”Anak yang berbohong, akan melakukan lirikan mata ke sebelah kanan.
Lirikan mata ini bisa dijadikan tanda bahwa seseorang sedang mengarang,” jelas Psikolog yang masih terhitung sebagai staff pengajar di Universitas Tarumanagara ini.

Roslina menegaskan, ketika anak berbohong, berarti ada sesuatu yang terjadi pada mereka. Maka, yang harus dilakukan adalah dengan mengasihani mereka, bukan malah memarahi. Lalu, segera cari tahu apa penyebab mereka berbohong dengan menjalin komunikasi yang baik.

”Jika didiamkan nanti tingkat kebohongan anak akan meningkat. Ini bisa menjadi problem bagi orang tua di masa depan,” tandas Psikolog yang berpraktek di Rumah Sakit Puri Indah ini.

Cara menyampaikan berkata bohong tidak baik, sebaiknya diawali dengan memahami anak. Apa yang anak inginkan, lalu kemudian komunikasikan dengan baik. Katakan pada anak bahwa bohong adalah perbuatan tidak baik, dan jangan pernah memarahi dan mencap anak sebagai pembohong jika anak tertangkap berbohong.

”Janganlah menjadi orangtua yang galak, terutama saat anak dalam masa pertumbuhan. Banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkan apabila orangtua galak terhadap anak. Misalnya anak menjadi tidak terbuka terhadap orangtua,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa tidak benar apabila ada istilah anak kecil memiliki bakat berbohong. Karena anak-anak berbeda dengan orang dewasa yang sudah bisa merancang kebohongan. Sikapi anak dengan bijak apabila mereka berbohong.

Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak perbuat? Amat besar kemurkaan Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. (QS Ash Shaff : 2-3 )

Rasulullah Saw bersabda :
Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang yang cerewet, suka membual dan omong besar. (HR Tirmidzi )

Abdul Malik Bin Marwan berpesan kepada pendidik anaknya :
“Ajarilah dia berkata jujur sebagaimana engkau mengajarinya al qur’an. Bimbinglah ia menuju akhlak yang terpuji dan indah. Ajaklah ia duduk bersama orang-orang besar, terhormat dan memiliki ilmu pengetahuan. Jangan biarkan ia dekat dengan orang-orang rendahan, tidak berbudi dan tidak berilmu, sebab perangai mereka cukup membahayakan. Hormati ia di tempat ramai. Caci dan marahi ia ditempat sepi. Jika ia berbohong, maka pukullah, sebab kebohongan akan menggiring dia pada kejahatan. Sedangkan kejahatan akan menjerumuskannya pada api neraka“.

Anak usia dibawah 5 tahun pada umumnya belum mengerti apa makna “bohong“, karena pengetahuan dan informasi yang mereka terima masih sangat sedikit. Tapi setidaknya, bohong pada anak dapat dikategorikan dalam dua hal, yaitu bohong yang dapat merugikan dan bohong yang terpaksa dilakukan dengan maksud yang baik.

Umumnya anak berbohong karena beberapa faktor :
1. Faktor Imajinasi
Setiap anak mempunyai pribadi yang berbeda-beda, begitu juga dalam soal minat dan harapan. Keadaan yang berbeda ini menyebabkan seorang anak sering berangan-angan tentang keinginannya yang belum terpenuhi. Dari angan-angan tersebut bisa menyebabkan anak akhirnya ber-fantasi. Dan, bisa jadi fantasi itu berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya.

Tidak heran jika seorang anak menceritakan pengalamannya keliling hutan dengan menunggangi harimau. Fantasi ini bisa jadi muncul karena keinginan anak untuk melihat harimau, atau dari dongeng yang pernah ia dengar tentang “Harimau si Raja Hutan“.

Sebagai orang tua, ketika melihat anaknya sudah mulai berimajinasi secara berlebihan dan tidak masuk akal tentang cerita tadi, harus tanggap untuk segera menjelaskan hal yang sebenarnya atau mengajaknya untuk melihat secara langsung.

Tidak semua kebohongan pada anak masuk pada kebohongan yang fatal. Pada dasarnya, anak-anak belum bisa membedakan antara bohong dengan imajinasi. Maka peran orang tua lah yang harus secara bertahap menjelaskan hal ini sesuai dengan tahapan usia anak.

2. Konflik Diri
Keadaan yang sangat mendesak terkadang menyebabkan seorang anak mencari alasan atau jawaban untuk menyelamatkan diri dari kondisi yang tidak menyenangkan. Seperti pada kasus anak yang dihukum oleh gurunya karena tidak mengerjakan PR dan sering dimarahi orang tuanya, maka ketika ia mendapat hukuman dari gurunya, ia akan menceritakan kepada orang tuanya bahwa hari itu ia justru mendapat hadiah yang sangat menyenangkan. Atau, kisah piring pecah, saat ia melihat mata orang tuanya membulat, mungkin ia akan mengatakan piringnya direbut hantu.

3. Meniru
Tidak dapat dipungkiri, anak akan meniru perilaku orang dewasa disekitarnya. Jika orang tua memberikan alasan dan mengatakan sesuatu yang bersifat bohong utuk menghindari suatu kegiatan didepan anaknya, maka berarti secara tidak sadar orang tua telah memberikan contoh yang buruk kepadanya.

Seorang ibu yang enggan membuka pintu ketika ada tamu dan menyuruh supaya anaknya mengatakan “ibunya sedang pergi” kepada tamunya, maka suatu saat anak itu akan meniru sikap ibunya tadi.

4. Menghilangkan kejenuhan & mendapatkan perhatian
Jika seorang anak sedang jenuh dan tidak tenang karena tidak ada sesuatu yang bisa ia lakukan, maka ia akan merangkai cerita yang seru untuk menghibur temannya.

Seperti kisah seorang anak petani yang kesepian, suatu hari ia mendapat ide dan berteriaklah dia “ tolong … tolong .. ada serigala", maka serentak para petani menghampirinya. Ketika dihampiri, anak itu tersenyum dan berkata : "kaciaan deh lu..ketipu deh". Bubarlah para petani itu dan kembali pada pekerjaannya masing-masing. Esok harinya, anak ini mengulangi perbuatannya dan untuk kedua kalinya para petani pun KDL. Dihari berikutnya, anak itu mengulangi perbuatannya lagi. Tapi sayang, para petani sudah tidak mempercayainya. Dan, sangat disayangkan pula karena serigala itu benar-benar ada dan memangsa anak kecil tersebut.

Apapun juga, berbohong adalah perbuatan yang dibenci Allah. Tidak ada seorang pun yang suka dibohongi. Islam mengajarkan kita untuk menghindari sifat bohong karena akan merusak hubungan sosial dan merugikan diri sendiri.

Rasulullah saw bersabda :
“Hendaklah kalian menjauhi sifat bohong, karena bohong akan menggiring orang pada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan akan menjerumuskannya kedalam neraka. Dan orang yang selalu berbohong Allah akan menetapkannya sebagai“ kadz-dzaban (pembohong) (HR Bukhari).

Nah, berikut tips yang bisa kita gunakan untuk mengatasi anak yang suka berbohong :

1. Komunikasi
Komunikasi yang terjalin dengan baik antara orang tua dan anak akan mempersempit peluang seorang anak untuk berbohong. Buatlah nuansa keterbukaan yang baik dengan anak-anak kita. Termasuk juga meng-komunikasi-kan apa itu bohong, apa akibat dari bohong dan lain-lain.

2. Jadilah Teladan
Anak adalah cermin diri kita, anak bisa meniru perilaku orang tua dengan ketepatan yang luar biasa. Oleh karena itu, jadilah teladan yang baik. Jujurlah dihadapan anak dan terutama dihadapan Allah SWT.

3. Jangan Menuduh Dulu!
Setiap orang butuh diberi kepercayaan, begitu pula dengan anak-anak. Berikan kepercayaan padanya. Dahulukanlah husnudzan (baik sangka). Dengarkan alasan yang dia kemukakan, dan tanamkanlah kuat-kuat rasa percaya dalam hati kita kepada anak-anak kita.

4. Hindari hukuman yang terlalu keras dan sering
Hukuman yang dirasakan berat dan sering oleh anak-anak akan membuat dia kreatif untuk mencari “cara selamat“, meski harus membohongi orang tuanya

Anak kecil seharusnya selalu berkata jujur, mungkin demikian pikir Anda. Lalu mengapa si kecil sudah pintar berbohong?
Penyebabnya, boleh jadi anak ingin sesuatu yang hanya dapat diperolehnya dengan berbohong. Misalnya, anak mengaku sudah mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin segera menonton TV. Penyebab lainnya, bisa karena ia ingin melindungi diri dari hukuman seperti tak mengaku mencubit adiknya karena takut dihukum. Perilaku orangtua yang suka berbohong pun bisa ditiru anak. Sering kan, secara tidak sadar orangtua berbohong di hadapan anak.
Lantas, apa solusinya?
1. Segera luruskan dan jangan beri kesempatan anak berbohong lagi. Tanamkan secara konsisten bahwa berbohong adalah perilaku yang harus dihindarkan karena akan merugikan dirinya maupun orang lain. Ia bisa tak dipercaya lagi oleh temannya, temannya tak mau bermain bersama, dan lainnya. Dengan begitu, anak tahu kenapa berbohong tak boleh dilakukan.
2. Kita boleh memberi hukuman bila anak berbohong tapi yang bersifat mendidik, seperti melarang anak menonton film kesukaan, tidak membelikan komik yang diinginkannya, tidak mewujudkan keinginannya jalan-jalan, dan lainnya.
3. Pertimbangkan sifat anak yang amat sensitif, biasanya perlu pendekatan halus. Jangan menegurnya dengan keras karena akan membuatnya menangis, bahkan menjerit-jerit. Jika cara halus tak mempan, barulah intensitasnya ditambah sedikit demi sedikit. Sementara untuk anak yang tak bisa diarahkan dengan cara halus, terapkan gaya tegas. Misalnya, dengan memarahi dan memberi hukuman lebih berat. Apalagi bila anak sudah berbohong berkali-kali.
4. Tak kalah penting, penanaman agama. Katakan, berbohong adalah perbuatan yang tak disukai Tuhan, dan kendati ia tak mengaku, Tuhan pasti tahu. Dengan cara ini, anak sekaligus bisa lebih didekatkan pada Yang Kuasa.
5. Bila Anda tidak sadar berbohong dan didengar atau disaksikan anak, maka segera koreksi dan beritahu, bahwa Anda khilaf dan hal itu tidak pantas ditiru anak. (fn/ok/em/km) www.suaramedia.com

JENEWA (addakwah.com) - Palang Merah Internasional pada hari Rabu (26/5) mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan pertolongan pertama bagi siapapun, termasuk mujahidin Afghanistan, meskipun sebuah media melaporkan bahwa keputusan itu telah menyebabkan kemarahan seluruh dunia dan kritik dari seorang pejabat Afghanistan.
Komite Palang Merah Internasional telah memberikan pelatihan pertolongan pertama pada lebih dari 70 anggota oposisi bersenjata bulan lalu, bersama dengan lebih dari 100 polisi Afghanistan dan warga sipil, termasuk sopir taksi. Pelatihan dimulai pada tahun 2006 dan Palang Merah Internasional memutuskan akan terus melanjutkan aktivitasnya selama mereka dibutuhkan, kata juru bicara Palang Merah Cardon Kristen.


Perjalanan ke beberapa rumah sakit berfungsi Afghanistan seringkali sulit atau hampir mustahil, bahkan makna pertolongan pertama dasar dapat membantu menyelamatkan nyawa, kata Cardon. Dia menambahkan bahwa program tiga-hari juga adalah kesempatan untuk menunjukkan peserta perlu mematuhi Konvensi Jenewa yang mengatur perilaku perang.

Harian Inggris, Guardian, pada Selasa mengutip seorang pejabat pemerintah daerah tak dikenal di Kandahar yang mengkritik pelatihan tersebut, dan mengatakan bahwa mujahidin "tidak layak diperlakukan seperti manusia."

"Kami tidak pernah meminta orang-orang yang datang bercerita tentang latar belakang mereka," kata Cordon. "Ini adalah cara kami bekerja di mana-mana, termasuk di Afghanistan."

Cordon pun menjelaskan bahwa hal serupa mereka lakukan di Gaza, dan yang mengikuti pelatihan pertolongan pertama juga termasuk anggota Hamas dan kelompok Palestina lainnya.

Namun demikian, "jika kita mendapatkan keluhan dari pemerintah daerah, kami akan pergi dan menemui mereka untuk menjelaskan bahwa seperti inilah cara kami bekerja dan akan terus seperti ini," katanya. "Kami sangat yakin bahwa laporan itu tidak akan mempengaruhi kegiatan kami." (althaf/ans/arrahmah.com)

Addakwah.com--Delegasi muslim Australia yang berjumlah tujuh orang mengunjungi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi mengenai kehidupan umat muslim di kedua negara.

"Kegiatan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas diri umat muslim di kedua negara," kata salah seorang Delegasi Muslim Australia, Mark John Pedersen, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu.

Menurut dia, Australia merupakan negara multikultural yang kaya akan keragaman budaya, termasuk kepercayaan. Namun, sebagai kelompok minoritas, muslim di Australia tidak dapat dipungkiri menghadapi tantangan.


"Tantangan itu terutama pascamunculnya kasus terorisme yang tidak hanya terjadi di Australia, tetapi juga di belahan dunia lain," katanya.

Ia mengatakan, stigma muslim juga bermunculan di benua Kanguru tersebut, tetapi disikapi komunitas muslim di Australia dengan memfokuskan diri pada kegiatan yang positif.

"Umat muslim tidak perlu menyalahkan siapa pun dengan kondisi itu karena memang merupakan salah satu tantangan sebagai muslim," katanya.

Oleh karena itu, membangun karakter positif dan melakukan contoh yang baik dalam setiap aktivitas merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan oleh komunitas muslim sebagai kaum minoritas dalam merepresentasikan dan menghadapi tantangan yang muncul.

"Membangun karakter dan contoh yang baik dalam setiap aktivitas akan memberikan representasi yang baik pula bagi orang lain saat memandang komunitas muslim di Australia. Hal itu merupakan cara terbaik dalam menghadapi tantangan tersebut," katanya.

Selain itu, menurut dia, komunitas muslim di Australia juga berupaya dan bekerja untuk memberikan kontribusi positif kepada semua pihak.

"Namun demikian, secara keseluruhan Australia merupakan negara aman dan ramah bagi muslim sehingga tidak perlu khawatir jika ingin berkunjung atau tinggal di negara tersebut," katanya. [ant/hidayatullah.com]

Prof. Quraish Shihab: Tak Berjilbab Tidak Apa-Apa

Menurut pakar Tafsir dan Hadits ini tidak masalah tak berjilbab, hanya saja, tak pernah menjelaskan siapa ulama yang membolehkan
Hidayatullah. com--Pernyataan ahli studi Tafsir, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, bahwa jilbab bukanlah suatu kewajiban. Pernyataan ini ditegaskan pada acara peluncuran bukunya, “M. Quraish Shihab Menjawab 101 Soal Perempuan” di Fab Cafe, Gramedia Grand Indonesia, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu.
Pakar Tafsir dan Hadits beraliran moderat ini kembali menuangkan pendapatnya itu dalam buku yang diterbitkan Penerbit Lentera Hati tersebut. Buku setebal 213 halaman ini berisi 101 pertanyaan dari perempuan dengan tema kehidupan sehari-hari, termasuk diantaranya soal jilbab. Salah satu kasus yang dijawab Prof. Quraish dalam bukunya itu adalah seorang ibu yang ingin berjilbab tapi tidak mendapat persetujuan dari suami.Dalam bukunya itu, Quraish berpendapat bahwa apabila sang istri bersikeras menggunakan jilbab yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga, maka dalam situasi sulit seperti ini, istri boleh tidak memakai jilbab. Tetapi tetap percaya bahwa berjilbab adalah wajib sekaligus berusaha tetap memakai pakaian terhormat.
Quraish Shihab juga menulis bahwa aneka pendapat tentang batas-batas pakaian perempuan bukan bersifat pasti dan tidak juga hanya satu pendapat. Bahkan, menurut lulusan Universitas Al Azhar Mesir ini, ada ulama yang tidak mewajibkan perempuan menutup seluruh badannya dan cukup memakai pakaian terhormat.
Dalam penyampaiannya, Quraish Shihab mengatakan bahwa perempuan boleh tidak berjilbab yang penting pakaiannya terhormat. Quraish tidak menjelaskan detil perihal pakaian terhormat yang dia maksud.
Tak dijelaskan
Hanya saja, saat hidayatullah. com meminta penjelasan tentang istilah “pakaian terhormat,” Quraish hanya mengatakan bahwa memang ada ulama yang berpendapat demikian itu tanpa menjelaskan secara rinci.

“Ada yang berpendapat demikian. Butuh waktu yang panjang untuk membahas ini (pakaian terhormat). Bukan di sini saatnya,” papar dia, dihadapan wartawan media cetak dan elektronik yang hadir. “Tapi berjilbab itu lebih baik,” sambung dia.
Sementara itu, pakar hukum Islam yang juga Wakil Majelis Fatwa Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat, Dr. Ahmad Zain An-Najah, sempat memberikan tanggapan terhadap pandangan Prof. Dr. M. Quraish Shihab tentang jilbab ini.
Menurut peneliti INSIST ini, seluruh ulama sepakat bahwa jilbab wajib untuk perempuan.
“Perlu kita tanyakan pada pak Quraish Shihab bahwa siapa ulama itu? namanya siapa? dan di buku mana? kapan menyatakan bahwa jilbab itu tidak wajib?” tandas Zain. [skr/ain/hidayatullah.com]
Foto: Syakur/hidayatullah.com
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha