Jumat, 02 Juli 2010

Mufti Kosovo Ancam Adukan Kasus Jilbab ke Pengadilan Ham Eropa


KOSOVO (addakwah.com): Naim Tirnawa, mufti besar Kosovo mengancam akan mengadukan ke Pengadilan HAM Eropa supaya mengeluarkan resolusi untuk mengakhiri larangan jilbab di sekolah-sekolah di negara Islam yang baru lahir tersebut.

Tirnawa menuntut Departemen Pendidikan untuk membatalkan larangan mengenakan jilbab di sekolah dasar dan sekolah menengah kepada para siswa, guru dan staf, dan menganggap bahwa keputusan ini adalah bertentangan dengan Konstitusi, dan  jika pemerintah tidak merespons, masalah ini akan diadukan ke Pengadilan HAM Eropa.

Kontroversial luar biasa

Departemen Pendidikan di Kosovo telah melarang busana Muslim di SD dan sekolah menengah pada akhir tahun lalu, dimana hal ini memicu perdebatan sengit seputar kebebasan beragama di negara yang merupakan provinsi bagian dari Serbia dan menyatakan kemerdekaannya dua tahun lalu.

Menteri Pendidikan Anwar Hachaj mengatakan bahwa keputusan" ini sesuai dengan konstitusi negara" mengacu pada klausul yang menyatakan bahwa Kosovo "negara sekuler dan netral berkaitan dengan keyakinan agama", dan menambahkan: "Jika ada warga yang percaya bahwa keputusan kami tidak sesuai dengan konstitusi, mereka harus mengajukannya ke pengadilan konstitusional dan kami akan menghormati keputusan pengadilan".

Pada tanggal 18 Juni, sebuah demonstrasi diselenggarakan diikuti oleh 5000 wanita berhijab dan didukung oleh sejumlah lelaki berjanggut setelah dilarangnya sejumlah wanita berjilbab memasuki sekolah mereka, dan protes tersebut dipimpin oleh Khalil Ckistrati, yang menerima gelar sarjana Studi Islam di Damaskus dan sekarang menjabat kepala Yayasan Kebajikan (Oorvanz) di Pristina.

Di Kosovo tinggal dua juta  jiwa, dimana kaum Muslimin mewakili 90 persen penduduknya, dan Kosovo telah diakui sebagai negara merdeka sekarang oleh 69 negara, sebagian besar di Eropa Barat disamping  Amerika Serikat dan sejumlah negara-negara Islam.
(ar/islammemo)

Pendeta Australia Dipenjara 20 Tahun Akibat Pelecehan Seks


SIDNEY (addakwah.com): Seorang pendeta Katolik di Australia dihukum hampir 20 tahun penjara karena pelecehan seks yang ia lakukan kepada 25 anak selama hampir dua dekade.

John Sidney Denham, 67, mengaku bersalah atas banyak tuduhan sehubungan dengan pelecehan terhadap anak laki-laki di sekolah-sekolah di New South Wales antara 1968 dan 1986.

Hakim mengatakan tindakan itu "memberikan kontribusi terhadap budaya ketakutan dan kebejatan".

Denham meminta maaf kepada para korban dan keluarga mereka, mengatakan ia melihat dirinya sebagai "seorang pedophile bajingan"

Dia dihukum 19 tahun dan 10 bulan penjara atas kejahatan termasuk tindakan tidak senonoh dan penyerangan seksual terhadap anak laki-laki berusia antara lima dan 16 tahun. Dia diperintahkan untuk menjalani hukuman minimal 13 tahun dan 10 bulan.

Hakim Helen Syme menghabiskan hampir tiga jam membacakan dakwaan terhadap pendeta itu, laporan surat kabar The Australian.

"Yang terlibat insiden serangan terhadap beberapa anak-anak, seringkali melalui perencanaan yang signifikan, sadis dan keseluruhan terus-menerus, objektif serius, pidana program etik," katanya.

Dalam sebuah pernyataan, Denham mengatakan kepada pengadilan pada hari Kamis: "Yang bisa saya katakan adalah, aku sangat menyesal aku melihat diriku sebagai seorang pedophile bajingan yang mengambil keuntungan dari situasi dan menggunakan kekuasaan saya untuk pelecehan kaum muda.."

Para korban dan keluarga mereka menerima pernyataan pendeta tersebut, tetapi mereka mengatakan, Gereja Katolik harus bertanggung jawab untuk apa yang terjadi.

"Dia adalah seorang pria mengerikan, sungguh mengerikan," kata seorang ibu yang anaknya menjadi korban.

Pelecehan seks anak-anak oleh para pendeta Katolik telah menjadi isu utama dalam beberapa tahun terakhir, sebagai korban dan keluarga telah mencari keadilan.

Organisasi "korban pelecehan" bernama Broken Rites Australia mengatakan telah menerima ribuan panggilan pelaporan pelecehan seks anak sejak membuka hotline telepon nasional yang pada tahun 1993 - dan telah melaporkan ke pengadilan lebih dari 100 pendeta.

Selama kunjungan ke Australia pada bulan Juli 2008 Paus Benediktus XVI bertemu dengan beberapa korban dan membuat permintaan maaf terbuka atas pelecehan seks yang dilakukan para pendetanya.

[za/bbc]

Kapolri Baru Harus Punya Surat Keterangan Berkelakuan Baik

addakwah.com --Jakarta - Masa jabatan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri akan segera berakhir. Pengganti Kapolri pun diminta agar punya surat kelakuan baik. Surat itu bisa dikeluarkan oleh beberapa institusi di luar Polri.

"Sebaiknya Komisi III sudah harus berpikir agar meminta surat kelakuan baik dari calon Kapolri," kata Wakil Koordinator ICW Emerson Yuntho dalam diskusi 'Polisiku Ulang Tahun' di Warung Daun, Jl Cikini Raya. Jakarta Pusat, Sabtu (3/7/2010).

Ada beberapa lembaga yang dinilai ICW berkompeten untuk mengeluarkan surat tersebut. Mulai dari KPK, Komnas HAM hingga Komisi Ombudsman. ICW memandang surat kelakukan baik itu diperlukan agar pengganti Kapolri kelak benar-benar menjaga integritas.

Sementara itu, anggota Komisi III Nasir Djamil mengatakan, jika tensi menjelang pemilihan Kapolri yang baru sudah mulai meninggi. Masing-masing calon, menurut Nasir, bahkan sudah membentuk tim suksesnya.

Kondisi ini cukup disayangkan oleh Nasir. Jika nanti sudah terpilih Kapolri yang baru, tidak tertutup kemungkinan, orang tersebut akan membawa tim suksesnya duduk di posisi yang strategis.

"Nanti kan (yang terpilih) dia akan bawa gerbongnya. Yang tidak dukung, akan
ditempatkan di tempat yang tidak baik," tegas Nasir.

(mok/gus) (sumber: detik.com)

SBY Buka Muktamar Satu Abad Muhammadiyah dari Madinah

Madinah - Muktamar ke-46 Muhammadiyah atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah resmi dibuka. Presiden SBY membukanya secara resmi dari kota Suci Madinah Al Munawwaroh, Arab Saudi.

Presiden SBY berpidato dan membuka muktamar ini melalui video conference, Sabtu (3/7/2010), sekitar pukul 07.00 waktu Madinah atau 11.00 WIB. Pembukaan Muktamar berlangsung di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, sedang SBY berada di ruang lobi Hotel Oberoi Madinah.

Presiden SBY dan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono didampingi sejumlah menteri. Antara lain Menko Perekonomian yang juga Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Mendiknas M Nuh, Seskab Dipo Alam, Ketua DPD Irman Gusman, dan sejumlah anggota DPR.

Saat membuka muktamar, SBY dan rombongan mengenakan pakaian serba putih. SBY dan rombongan mengikuti seluruh rangkaian pembukaan muktamar Muhammadiyah melalui layar televisi.

Dalam sambutannya, SBY mengawali penjelasannya mengapa tidak bisa hadir langsung di Yogyakarta. SBY menjelaskan perjalanannya ke Toronto, Kanada untuk menghadiri KTT G20, kemudian ke Turki untuk melakukan kunjungan kenegaraan, dan ke Arab Saudi untuk melakukan ibadah umrah.

SBY kemudian menilai tema muktamar 'Satu Abad Muhammadiyah, Gerak Melintasi Zaman, Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama' sangatlah tepat. Selama ini, Muhammadiyah telah berkhidmat dengan banyaknya amal usaha di bidang pendidikan dan sosial.

SBY mengapresiasi Muhammadiyah mengambil tema ini terkait peradaban utama. Bagi SBY, peradaban utama adalah peradaban dengan Islam yang penuh damai.

SBY menyatakaan kebanggaannya terhadap Muhammadiyah yang merupakan organisasi massa terbesar di Indonesia, bahkan terbesar di dunia. SBY juga menyampaikan ucapan selamat dari Ibu Negara Ani Yudhoyono atas pelaksanaan Muktamar Aisyiyah.

Akhirnya,  SBY  menyampaikan selamat kepada muktamirin untuk bermuktamar. "Dari Madinah, saya mengucapkan selamat bermuktamar," kata SBY yang disambut tepuk tangan.

Sebelum berpidato, Presiden SBY juga mendengarkan pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Dalam sambutannyan Din menyampaikan terima kasih kepada Presiden SBY yang berkenan membuka muktamar dari Madinah. "Semoga ada berkah dari Madinah untuk Muhammadiyah," kata Din.

Din juga menyampaikan bahwa selama ini tidak ada pertentangan Muhammadiyah dengan pemerintah. Din juga yakin bahwa Presiden SBY juga memiliki ikatan batin dengan Muhammadiyah.

Din juga menegaskan posisi Muhammadiyah terhadap pemerintah. "Muhammadiyah siap bekerja sama dengan pemerintah.  Tapi, posisi Muhammadiyah adalah loyal kritis," tegas Din.

Hadir dalam pembukaan Muktamar ke-46 Muhammadiyah di Stadion Mandala Krida, para pejabat negara, pimpinan ormas dan parpol, para dubes asing, dan tokoh-tokoh nasional. Sejumlah tokoh nasional yang hadir, antara lain Amien Rais, Syafii Maarif, Jusuf Kalla, dan Hasyim Muzadi.

Pembukaan Muktamar Muhammadiyah oleh Presiden RI dari Madinah melalui video conference baru pertama kali terjadi. Bahkan, ini untuk pertama kalinya Presiden membuka muktamar ormas dari luar negeri melalui video conference.

Video conference antara Presiden SBY di Madinah dengan muktamirin di Yogyakarta berlangsung atas bantuan dari pemerintah Arab Saudi. Acara ini juga disiarkan secara live oleh Madina TV.
(asy/gah) (sumber: detik.com)

Buru Rekor MURI, 250 Pria Situbondo Ikut KB Vasektomi

addakwah.com --Situbondo - Demi bisa memecahkan rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebanyak 250 pria yang sudah berumah tangga tersebar di Situbondo rela melakukan vasektomi atau lebih dikenal KB Lanang, Sabtu (3/7/2010).

Operasi vesektomi itu dilakukan oleh tim dokter ahli bedah dari Surabaya. Tak hanya pria usia lanjut yang mau melakukan vasektomi, pria-pria yang dikategorikan usia subur juga rela melakukan vasektomi. Alasannya sederhana yakni tidak ingin memiliki anak lagi.

Salah satunya Muhammad Yunus. Pria yang masih berusia 29 tahun ini mengaku  dirinya merasa cukup memiliki 2 anak. "Penghasilan saya minim pak, 2 anak saya rasa sudah cukup. Saya kasihan jika banyak anak justru saya yang tidak mampu menghidupinya, ya termasuk biaya sekolahnya," terang pria warga Desa Kecamatan Mangaran berprofesi sebagai buruh tani saat berbincang dengan detiksurabaya.com di lokasi.

Berbeda dengan Pak Tumyani. Pria berusia sekitar 60 tahun itu rela melakukan
vasektomi karena ingin vitalitasnya bertambah. "Kata teman yang sudah melakukan
vasektomi, katanya bisa meningkatkan kejantanan saya. Kalau anak, saya sudah
punya 5 orang pak," terang Tumyani dengan senyum malu.

Lalu apakah vasektomi tidak berbahaya, Pong Haryadi Susetyo, dokter bedah yang
melakukan operasi menerangkan, jika vasektomi tidak berbahaya. Proses operasi  ringan dan membutuhkan waktu paling lama 30 menit.

"Risikonya sangat kecil, bahkan tidak ada, sebab operasi itu hanya melakukan
pemotongan saluran sperma pada pria melalui bedah pada bagian bawah alat vital
pria, jika mau punya anak yang tinggal disambung lagi," terangnya.

Sementara Kasi Keluarga Berencana pada Kantor BKKBN Situbondo, Sugeng, menjelaskan, kalau program vasektomi atau KB lanang tersebut merupakan program nasional pemerintah dalam rangka mengurangi kepadatan penduduk.

"Jika sukses kami mendapatkan rekor MURI, karena Situbondo salah satu peserta KB lanang terbanyak," terang Sugeng saat dihubungi detiksurabaya.com.
(fat/fat)

Janji Beri Perlindungan, Komisi III DPR Tunggu Kesaksian Yusril

addakwah.com ---Jakarta - Ketua Komisi III DPR menunggu kebersediaan Yusril Ihza Mahendra membuka kasus yang diketahuinya di DPR. Komisi III siap melindungi Yusril secara politik.

"Kalau Pak Yusril mau datang ke Komisi III, silakan datang. Tentu Dewan sebagai lembaga politik wajib menerimanya," ujar Ketua Komisi III DPR Benny K Harman kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jumat (2/7/2010).

Menurut Benny, kalau Yusril memang berniat memaparkan apa saja yang diketahuinya, DPR adalah tempat yang tepat. Komisi III, menurut Benny, pernah memberikan perlindungan kesaksian yang sama kepada mantan Kabareskrim Susno Duadji.

"Susno tidak pernah kita panggil, dulu Susno yang minta perlindungan dalam kaitannya dengan keterangan yang dia berikan mengenai mafia kasus di dalam tubuh Polri yg melibatkan sejumlah Jenderal," jelas Benny.

Sebelumnya diberitakan anggota Komisi III DPR Gayus Lumbuun berharap Yusril menjadi whistle blower. Diharapkan Yusril menjadi Susno kedua yang mampu mengungkap kasus hukum di masa menjadi Menteri Kehakiman dan Mensesneg.

(van/nwk)

Bahkan Bakteri Pengurai Pun Enggan Pada Mayat Perokok

addakwah.com, LONDON--Di dalam kubur, mayat perokok akan lebih lama menyatu dengan tanah ketimbang mayat orang yang tidak merokok. Begitulah simpulan para ahli forensik dari University of Wolverhampton, Inggris, yang  mengadakan serangkaian penelitian untuk menentukan secara pasti waktu kematian dalam kasus-kasus mencurigakan.

Menghitung interval post-mortem (PMI) - waktu yang telah berlalu sejak seseorang telah meninggal - merupakan salah satu bagian terpenting dari informasi yang akan didirikan dari TKP, dan ini adalah salah satu yang paling sulit untuk mencari tahu. Karena semakin lama mayat ditemukan, metode yang selama ini digunakan semakin tidak akurat. Terlebih lagi, saat tubuh dimakamkan di kuburan rahasia, metode untuk menentukan PMI bisa menjadi tidak dapat diandalkan untuk berbagai alasan: aktivitas serangga membuahkan tanda yang menjadi kurang dari yang diharapkan, atau akan sulit untuk mengatakan apakah tubuh dipindahkan dari lokasi lain.

Christopher Rogers dari University of Wolverhampton, Inggris, yang memimpin penelitian menyebut tiap bagian tubuh ternyata memiliki "masa hancur" yang beragam. Dia mencontohkan tulang rawan,  karena tidak mendapatkan pasokan darah, maka akan rusak lebih lambat dari jaringan lain.

Untuk menguji teori ini, Rogers dan koleganya mengubur kaki babi dalam tanah untuk mensimulasikan penguburan manusia di kuburan dangkal. Mereka meninggalkan kaki untuk menguraikan untuk berbagai panjang waktu sampai 13 minggu.

Hasil penelitiannya disajikan dalam Konferensi Penelitian Forensik dan Pengajaran di Coventry, Inggris, menunjukkan bahwa tulang rawan terurai dalam beberapa tahap yang berbeda. Yang penting, kristal mineral yang terbentuk pada tulang rawan setelah tiga minggu dan menghilang setelah enam minggu, memberikan cap "waktu yang jelas".

Rogers yakin bahwa kristal bisa membuat tulang rawan alat analisis yang berguna dalam menentukan PMI, namun menekankan bahwa studi yang sama perlu dilakukan dalam kondisi yang berbeda, seperti temperatur yang berbeda dan jenis tanah, untuk memeriksa apakah hasil yang konsisten.

Dalam studi terpisah di Nottingham Trent University, Inggris, Andrew Chick meneliti  apakah merokok mempengaruhi perhitungan PMI. Ilmuwan forensik sering melihat serangga memakan mayat, tetapi nikotin dalam tubuh perokok bisa mempengaruhi perilaku serangga "dan mengacaukan waktu perkiraan kematian".

Untuk mengetahui lebih lanjut, Chick dan rekan-rekannya telah meletakkan tiga babi mati di hutan. Dua dari babi telah disuntik dengan nikotin pada  tenggorokannya, untuk meniru daerah mana yang terbesar mengandung nikotin dalam tubuh manusia dan satu lagi tanpa disuntik nikotin.

Penelitian akan dilaksanakan selama lima tahun, tetapi tim telah menemukan beberapa hasil awal yang menarik. Ternyata, lalat menghindari daerah nikotin, dan ketika mereka bertelur di sana, telur-telur itu tidak bergerombol seperti pada bagian yang lain. Bila belatung menetas, mereka juga  menghindari makan di daerah yang kaya nikotin. "Bahkan kumbang pun menjauh," ujarnya, seraya menambahkan hasil ini berarti bahwa tubuh perokok mungkin lebih lambat membusuk dibandingkan non-perokok.

"Jika percobaan ulang mendukung temuan ini, ilmuwan forensik akan perlu untuk membedakan antara tubuh orang yang merokok dan mereka yang tidak," kata Chick. Ia menambahkan, bahan kimia lainnya dapat mengakibatkan hal yang sama juga. "Ada bukti dalam literatur obat-obatan ilegal yang memiliki pengaruh terhadap cara tubuh membusuk: kokain, misalnya, memperbesar ukuran belatung."(sumber: republika)
Red: Siwi Tri Puji.B
Sumber: New Scientist

Astaghfirullah..Diupayakan Teknologi Melawan Kematian

addakwah.com, MOSCOW--“Saya tidak ingin mati karena kematian tidak akan cocok dengan saya,” ungkap investor bangkir 35 tahun, Innokenty Osadchy. Dia telah menemukan cara menerobos kematian.

Osadchy siap membayar untuk membekukan otaknya hingga teknologi membuatnya dapat terus hidup. Namun demikian, dia harus melewati proses transplantasi ke tubuh yang baru.

“Kenapa saya harus mati untuk beberapa dekade? Ini tidak logis,” ungkapnya. Dia menilai hal itu bukanlah kehidupan yang lain, tetapi kelanjutan hidupnya. Dirinya tidak mau mati. Tidak dalam setahun, tidak juga jutaan tahun.

Osadchy dan klien sebuah perusahaan kryonik Rusia, KrioRus, meyakini otak berfungsi seperti perangkat keras komputer. Isinya dapat dibekukan dan kembali dibuka di masa depan. “Kami tahu kepribadian dapat kembali dibentuk otak. Karena itu ketika tubuh seseorang menua, tidak ada alasan untuk menjaganya,” ungkap seseorang yang menjalankan perusahaan itu, Danila Medvedev. Dia mengatakan akan lebih murah, selamat, dan lebih baik dengan membekukan otak, ungkapnya.

Kryonik atau pembekuan manusia untuk dapat kembali hidup dilarang di Prancis. Namun demikian, KrioRus telah membekukan empat tubuh dan delapan kepala manusia dengan nitrogen dilapisi metal. Sebagian dijaga pihak keluarga di rumah. Kebanyakan tersimpan di container di sebuah gudang. “Kamu hanya harus mengaktifkan jantungnya. Maka akan kamu temukan seseorang yang hidup lagi,” terang Medvedev.

Sejak 2005 KrioRus berjalan. Perusahaan ini sudah merekrut 30 klien seperti Osadchy. Jika berminat maka seseorang harus membayar 10 ribu dolar Amerika atau setara Rp 94 juta untuk pembekuan otak, dan 30 ribu dolar atau Rp 282 juta untuk pembekuan seluruh tubuh.
Red: Krisman Purwoko
Rep: c29
Sumber: AFP

Koran Terkemuka AS Anggap Obama ''Bencong'' dalam Memerintah

addakwah.com ---, WASHINGTON--Koran terkemuka Amerika Serikat, The Washington Post, membuat judul "menggelikan" bertepatan dengan satu tahun pemerintahan Presiden AS Barack Obama, "Obama: Presiden Perempuan Pertama Kita". Ini adalah puncak dari serangkaian pemberitaan mereka yang selama ini rajin menyoroti kinerja mantan senator yang kemudian memimpin negara adidaya itu.

Setidaknya, koran ini menandai sejumlah momen pada tahun pertamanya di Gedung Putih: menandatangani tagihan stimulus ekonomi, mendorong Kongres untuk meluluskan reformasi layanan kesehatan, bepergian ke luar negeri, dan menjunjung tinggi tradisi seperti White House Easter Egg dan makan malam kenegaraan. Pendek kata, kebijakan Obama dinilai terlalu ragu dan flamboyan.

Dalam kolomnya, koran ini mengingatkan pembacanya pada julukan Toni Morrison saat Bill Clinton menjabat presiden, dengan menyebutnya sebagai "presiden kulit hitam pertama kita."

Penulis kolom itu, yang adalah kolumnis senior Washington Post, Kathleen Parker, menggarisbawahi judul itu tidak dimaksudkan bahwa Obama benar-benar seorang "presiden yang girlie" atau dia tidak cukup "coboy" untuk menjadi seorang presiden.

"Ini adalah bahwa pendekatan yang feminin dalam pengertian normatif. Artinya, kita memandang dan menilai dirinya sesuai dengan harapan budaya, dan dia tidak tepat menempatkan dirinya," ujarnya.

Menurutnya, Obama menampilkan banyak kiasan keperempuanan. "Saya mengatakan hal ini dengan cara yang terbaik. Saya tidak berpikir bahwa melakukan hal-hal seperti wanita adalah sebuah bukti kekurangan," ujarnya.

Krisis minyak BP, katanya, menunjukkan dengan kasat mata bagaimana gaya retoris Obama telah menghambat efektivitasnya. Presiden mungkin tidak memiliki kemampuan untuk "menyumbat lubang sialan itu," seperti yang ia katakan dalam salah satu pernyataannya. "Tapi ia memiliki wewenang untuk intervensi langsung dan itu tak dilakukannya," tulisnya.

Sebaliknya, kata Parker, Obama menghabiskan banyak waktu --sebelum akhirnya bersikap apa yang disebutnya sebagai banci -- untuk menimbang, mengingat, bahkan memberikan lelucon untuk makan malam Gedung Putih dengan asosiasi wartawan bahwa ia seharusnya berada di Air Force One ke pantai Louisiana.

Ia menyebut pemerintah AS saat ini kurang greget. Berbeda dengan pidato berapi-api Obama saat mencalonkan diri dimana pidatonya penuh dengan semangat. Juga saat berpidato di hari ke-56 pascakrisis global yang dinilai menampilkan hanya 13 persen suara pasif, tingkat tertinggi yang diukur dalam pidato seorang presiden abad ini, menurut Global Language Monitor, yang melacak dan menganalisis bahasa.

"Obama dapat membuktikan untuk menjadi presiden pertama laki-laki kami yang membayar harga politik untuk bertindak terlalu banyak seperti wanita," ujarnya. Pada akhir tulisannya, Parker menyebut ke depan, ia justru berharap ada presiden "perempuan sungguhan" di Amerika Serikat di masa mendatang. Oala...
Red: Siwi Tri Puji.B
Sumber: Washington Post

Uni Eropa: Media Barat Tidak Berimbang Terhadap Islam

addakwah.com --Seseorang yang terbentuk persepsinya tentang Islam di Eropa, hanya berdasarkan surat kabar yang dibacanya di mana-mana, maka dapat dimaklumi jika orang tersebut akan memperoleh kesan bahwa Islam adalah agama yang memiliki kecenderuangan ekstremisme.

Pernyataan itu disampaikan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, HE Julian Wilson, dalam seminar bertajuk  ‘Islam In A Globalising World' di Hotel Intercontinental, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/6) lalu.

Pemberitaan yang dilakukan oleh media di Eropa, kata Wilson, sama sekali tidak memberikan gambaran yang utuh tentang Islam.

Padahal dengan jumlah penduduk Eropa yang begitu besar, terdapat banyak orang Muslim yang memberikan kontribusi berharga kepada masyarakat Eropa.

"Jumlah penduduk Eropa sebesar 5 persen menganut Islam. Terdapat jutaan dari mereka yang memberikan kontribusi kepada masyarakat Eropa," katanya.

Dia mencontohkan, besarnya kontribusi umat muslim di Inggris. Kontribusi positif tersebut menjadi cukup nyata dari daftar penghargaan yang diberikan pada Hari Ulang Tahun Ratu (Queen's Birthday Honours List), di mana 23 orang muslim di Inggris mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang mereka lakukan di berbagai bidang.

Pada tingkat Uni Eropa, jelas dia, ada upaya yang semakin besar untuk melakukan penilaian dan mengembangkan kesadaran tentang dampak yang merugikan dari Islamophobia. Upaya ini sesuai dengan amanat dari Badan Hak Asasi Uni Eropa (EU Fundamental Right), termasuk pemberantasan diskriminasi yang dilakukan atas dasar agama.

Julian Wilson juga optimistis bahwa ada semacam keterbukaan yang semakin besar terhadap dialog antarumat beragama.

Indonesia, kata dia, adalah negara demokrasi terbesar yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Indonesia dalam hal ini memiliki panggilan secara alamiah untuk berperan sebagai pemimpin, dengan mengadakan dialog tersebut yang sesungguhnya telah ditentukan sebagai aspek utama dari kebijakan luar negerinya.

"Sebagai negara demokrasi dari mayoritas muslim yang paling besar, Indonesia mempunyai panggilan jiwa alami untuk memimpin hal ini," katanya, disambut tepuk tangan hadirin. [ain/www.hidayatullah.com]

SMS Bisa Menimbulkan Gangguan Jiwa dan Fisik

addakwah.com --Anda senang ber-SMS ria? Hati-hati. Menurut hasil penelitian terbaru atas perilaku remaja, terlalu sering SMS melalui ponsel bisa menyebabkan sakit mental dan fisik.

Penelitian yang mengkaji kebiasaan komunikasi di kalangan remaja itu mendapati, gejala seperti kecemasan, rasa tidak aman, depresi, dan rendah diri banyak ditemui di kalangan remaja yang senang ber-SMS.

Menurut laporan Boost Mobile, dalam dua tahun terakhir SMS meningkat 89%, di mana seorang pelanggan remaja bisa mengirim 4.000 SMS dalam kurun waktu 9 hari.

Dr. Jennie Carrol, seorang peneliti teknologi dari Universitas RMIT, Melbourne, yang meneliti efek komunikasi modern mengatakan bahwa ponsel telah meyatu dalam kehidupan remaja.

Dia mengelompokkan berbagai efek komunikasi moderen ke dalam beberapa kategori gangguan yang berbeda, seperti textaphrenia, textiety, post-traumatic text disorder, dan binge texting.

Textaphrenia adalah keadaan di mana Anda seakan mendengar suara pesan masuk atau ponsel bergetar, padahal kenyataannya tidak demikian.

Textiety adalah perasaan gelisah karena tidak menerima SMS atau tidak bisa mengirim SMS.

"Dalam textaphrenia dan textiety ada perasaan bahwa 'tidak ada orang yang mencintai saya, tak ada orang yang menghubungi saya'," papar Carol, seperi dikutip Heral Sun.

Post-traumatic text disorder
adalah cedera fisik dan mental akibat SMS. Sementara binge texting adalah keadaan di mana remaja mengirim banyak SMS dalam satu waktu agar dirinya merasa baik dan berusaha menarik balasan.

Menurut Caroll, kecelakaan fisik akibat SMS semakin meningkat. Misalnya banyak yang menabrak sesuatu ketika mereka ber-SMS. Bahkan di Jepang dilaporkan ada repetitive thumb syndrome, di mana jempol tangan bisa bergerak-gerak sendiri. Ukuran jempol remaja juga semakin besar, menjadikannya seperti monster jempol. Semuanya akibat SMS yang berlebihan.

Jika ada yang mengalami salah satu gejala seperti di atas, mencari aktivitas lain yang lebih kreatif dan bermanfaat bisa menjadi cara untuk menanggulangi kecanduan ini. Orangtua tentunya harus lebih memperhatikan penggunaan ponsel putra-putrinya. [di/hsau/www.hidayatullah.com]

Fatwa-fatwa 'Aneh' Ulama Saudi Membingungkan Rakyat

addakwah.com ---Debat panas menyapu lingkaran keagamaan Saudi sewaktu salah satu ulama menyatakan bahwa musik sesuatu yang tidak terlarang dalam Islam dan ikhtilat diperbolehkan apabila seorang pria dewasa disusui oleh wanita yang bukan mahramnya.
Intelektual agama, hakim dan ulama dari garis keras dan kamp-kamp progresif di Arab Saudi mengatakan beberapa minggu terakhir tentang pengaturan aturan-aturan yang diterapkan di kerajaan Saudi harus sesuai dengan hukum Islam.
Sebagian besar perdebatan ini difokuskan pada sebuah fatwa yang dikeluarkan oleh Syaikh Adil al-Kalbani, seorang ulama dari Riyadh, yang menyatakan bahwa Islam tidak melarang musik atau bernyanyi.
Kalbani, imam kulit hitam pertama dari Masjidil Haram Mekkah, menyatakan bahwa tidak jauh berbeda antara resonansi suaranya dalam membaca Al-Quran dengan alunan musik.
"Tidak ada teks yang jelas atau tegas dalam Islam bahwa menyanyi dan musik dilarang," kata Kalbani.
Semua jenis musik - dengan pengecualian musik rakyat dan dalam kesempatan tertentu - dilarang di Arab Saudi. Kalangan Ulama Konservatif berpendapat bahwa musik dan nyanyian dilarang dalam Islam dan bahwa ini tidak hanya berlaku untuk pertunjukan publik, tetapi bahkan di dalam rumah.
Kalbani mempertahankan pendapatnya dengan mengatakan bahwa jenis musik yang ia dukung mendukung adalah mutlak dengan syarat tanpa ada perbuatan tercela yang mungkin melanggar hukum Islam dalam syair maupun musik tersebut.
"Saya berbicara nyanyian yang layak, didengar yang berisi kata-kata yang bagus, dan mendukung moralitas," katanya kepada surat kabar online Sabq.org.
Kalbani mengatakan dia bersedia untuk membahas masalah tersebut, namun mengeluh bahwa beberapa orang ulama tidak menerima untuk terlibat dalam perdebatan dalam kasus ini.
Dua fatwa yang juga telah memicu kemarahan di kalangan garis keras ulama Saudi dikeluarkan oleh Syaikh Abdul Muhsin al-Ubaikan, penasehat agama di istana Raja Abdullah bin Abdulaziz.
Pada fatwa pertama, Ubaikan mengatakan seorang dewasa dianggap anak jika seorang wanita menyusuinya. Jadi, pencampuran gender diperbolehkan dalam Islam jika wanita itu menyusui orang tersebut untuk menciptakan lingkungan seperti keluarga dan meminimalkan kemungkinan hubungan seksual yang tidak sah.
Ubaikan, yang dikenal mempromosikan pendekatan yang lebih ringan untuk syariat Islam, telah menimbulkan kemarahan para ulama-ulama Saudi yang lain ketika dia mengatakan bahwa shalat zhuhur dan Ashar dapat digabungkan bersama-sama pada waktu suhu yang sangat panas. Suhu di kerajaan Saudi melebihi 50 derajat Celcius di musim panas.
Kalangan ulama senior yang lain berpendapat bahwa menggabungkan dua shalat hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat spesifik seperti bepergian.
Fatwa-fatwa 'aneh' kedua ulama Saudi yang mumpuni dalam syariah Islam ini, telah menyebabkan kebingungan dikalangan warga Saudi dan ulama senior Saudi memutuskan untuk meng'klir' kan masalah ini.
Syaikh Abdul Rahman Al-Sudais mengecam fatwa-fatwa 'aneh' tersebut dalam khotbah Jumat-nya yang digambarkan olehnya sebagai "penipuan" fatwa dan menyamakan hal itu dengan para pedagang yang menjual barang palsu. Menurutnya Fatwa-fatwa ini, ia dapat merongrong keamanan negara.
Sementara itu, Mufti besar Saudi, Syaikh Abdul Aziz Al al-Syaikh, memperingatkan pemrakarsa dari fatwa tersebut dan menyetakan bahwa mereka akan melakukan langkah-langkah yang serius terhadap mereka.
"Mereka yang menawarkan fatwa abnormal yang tidak memiliki dukungan dari Al-Qur'an dan Sunnah harus dihentikan," katanya di televisi al-Majd Minggu lalu.
Mufti Saudi ini menambahkan bahwa pengeluaran fatwa tersebut tidak memenuhi syarat dan menyamakan ide-ide mereka dengan seorang dokter palsu yang mengobati pasien.
Kontroversi ini akhirnya menyoroti pentingnya penyatuan sumber fatwa dalam kerajaan Saudi. Pemerintah mendukung pembentukan satu wadah resmi yang akan bertugas mengeluarkan fatwa keagamaan di bawah pengawasan dewan ulama senior Saudi.(fq/aby) (sumber: eramuslim)

Tugu Peringatan Untuk ''Syahidah Jilbab'' Didirikan di Jerman

addakwah.com ---Sebuah tugu peringatan untuk memperingati Syahidnya warga Mesir Marwah el-Sherbini yang ditikam sampai mati diruang sidang tahun lalu, yang dijuluki sebagai "Syahidah Jilbab," diluncurkan di Jerman.
Acara peluncuran tugu peringatan tersebut berlangsung di kota Dresden Jerman timur, di mana ia terbunuh, termasuk upacara pembukaan dan pawai peringatan, di mana anggota masyarakat Muslim lokal ikut ambil bagian.
"Tugu peringatan bukan hanya sekedar untuk memperingati wafatnya Marwa El-Sherbini (31 tahun), ... tapi juga sebagai tugu peringatan terhadap rasisme," AFP mengutip pernyataan Juergen Martens, menteri keadilan negara bagian Sachsen, Jerman.
Pada tanggal 1 Juli 2009 tahun lalu, el-Sherbini sedang menghadiri sidang terhadap tetangganya, Alex Wiens, yang ditemukan November lalu bersalah karena menghina wanita tersebut dengan menyebutnya "teroris."
Dia ditetapkan untuk bersaksi melawan Alex Wiens namun akhirnya ia ditikam 18 kali dalam ruang pengadilan di depan anaknya yang masih berusia 3 tahun.
Suami El-Sherbini mencoba datang membantu, tapi juga ditikam oleh Wiens dan ditembak di kakinya oleh seorang penjaga keamanan yang awalnya mengira dia akan menyerang.
El-Sherbini, nearly four months pregnant with a second child, bled to death in the court.
El-Sherbini, sewaktu terbunuh sedang hamil empat bulan hamil anak keduanya, pendarahan yang banyak menyebarkan dirinya akhirnya wafat di pengadilan.(fq/prtv) (sumber: voa-isalam)

Islam, Teroris dan Separatis

addakwah.com ---Sungguh makin aneh saja perilaku dan omongan Polisi dalam issue terorisme. Bagaimana tidak, dalam penangkapan baru-baru ini di Klaten terhadap kelompok yang disebut kelompok Abdullah Sonata, Polisi menyatakan bahwa kelompok ini tengah menyiapkan rencana untuk menyerang Polisi. "Mereka merancang penyerangan ke Polri pada peringatan hari Bhayangkari," kata Kabidhumas Mabes Polri, Irjen Pol. Edward Aritonang, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (25/6/2010). Pola ini persis sama dengan apa yang dilakukan oleh Presiden SBY, ketika menyatakan bahwa dirinya dijadikan sasaran tembak dalam latihan kelompok yang disebut oleh aparat sebagai teroris. Rupanya komunikasi politik dengan menjadikan diri sebagai sorban sedang digemari oleh para pejabat tinggi di negeri ini.

Dalam issue terorisme, polisi begitu sigapnya melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap orang-orang yang mereka sebut sebagai teroris. Dan setiap tersangka yang berlatar belakang aktivis Islam selalu saja disebut sebagai teroris. Akan tetapi terhadap para tersangka yang bukan berlatar belakang Islam, yang melakukan perbuatan kriminal seperti pembunuhan, baik membunuh aparat maupun penduduk sipil, penembakan, pemilikan senjata api, yang secara keseluruhan perbuatan mereka yang bukan berlatar belakang Islam ini, selalu disebut sebagai Separatis dan pejuang yang memperjuangkan keadilan bagi kelompoknya. Padahal esensi dan substansi dari perbuatan kelompok ini pada intinya adalah membuat rasa takut masyarakat secara meluas sebagaimana defenisi dalam UU Pemberantasan Terorisme.

Mari kita lihat beberapa bentuk tindakan kriminal yang dilakukan oleh kalangan non muslim untuk menciptakan rasa takut di masyarakat.

Penembak misterius (petrus) kembali beraksi di Kabupaten Puncak Jaya Provinsi Papua. Kali ini, penembakan tersebut menewaskan salah satu anggota Brimob yang di-BKO-kan dari Bogor.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Wachyono saat di konfirmasi detikcom, Selasa (15/6/2010) pagi, membenarkan kejadian tersebut. Menurut Wachyono, penembakan ini terjadi pada hari Senin (14/6/2010), namun belum dapat dipastikan waktu dan TKP penembakan anggota Brimob tersebut. Namun nama korban telah diketahui yaitu anggota Sat Por II Kedung Halang Bogor, Briptu Agus Suhendra.

Wachyono menambahkan, Briptu Agus Suhendra tewas tertembak oleh penembak misterius (petrus) dari jarak 3,5 meter. Korban tewas tertembak saat hendak berpatroli di Kampung Yambi Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

"Jadi korban meninggal saat berpatroli. Dan tertembak dari jarak yang cukup dekat yakni kurang lebih 3,5 meter," jelas dia.

Sony Timbuat, Korban selamat kasus penembakan di kampung Mewulok, Mulia, kabupaten Puncak Jaya, Papua, Selasa (13/4) lalu mengatakan, pelaku aksi anarkis yang menewaskan tiga orang rekannya itu adalah kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Yang menghadang kami dan menembak mati tiga orang rekan kerja saya adalah OPM," katanya kepada wartawan di Jayapura, Sabtu.

Dalam peristiwa yang berbeda bisa kita lihat perilaku kriminal non muslim ini. Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang, masing masing Elianus Ramanday (32) dan Hans Ling Satya (30) dan Asbulah (51), dilaporkan menjadi korban penembakan dan tindak kekerasan oleh kelompok tak dikenal yang diduga OPM pada Selasa (13/4) lalu di kampung Mewoluk, Distrik Mulia, kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Sony Timbuat yang juga didampingi Reinhart Satya, keluarga dari Ellimus Ramandey Satya dan Hans Ling Satya yang merupakan korban tewas dalam penembakan itu menjelaskan, kronologis kejadian penembakan itu ketika para pekerja PT Modern yang sedang membangun jalan dan jembatan di kampong Mewulok, sedang dalam iringan menggunakan tiga unit truk menuju lokasi pekerjaan.

"Setelah kami semua sudah turun dari mobil, muncul dua orang pria lagi dari dalam hutan dengan senjata api standar TNI/Polri dan langsung menembak empat orang rekan saya," ujar Sony Timbuat yang mengaku berhasil melarikan diri setelah melihat para rekannya ditembak, karena ia menumpang di truk yang berada pada barisan paling belakang.

Sony Timbuat lebih tegas dan meyakini kalau pelaku penyerangan dan penembakan yang menewaskan tiga orang rekannya itu adalah OPM, setelah melihat foto yang diberikan keluarga korban tewas yakni Ellimus Ramandey satya dan Hans Ling Satya, yang sebelumnya dikirimkan oleh korban.

Dalam foto itu terlihat Hans Ling Satya tampak akrab dengan beberapa orang yang diduga sebagai gerombolan organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Yang menembak rekan-rekan saya adalah dua orang yang memegang senjata dalam foto ini," kata Sony Timbuat, setelah memperhatikan dengan seksama foto bersangkutan.

Sementara menyinggung nama orang dalam foto itu, dirinya mengaku tidak mengetahuinya.

"Mereka ini memang sering meminta uang kepada warga ataupun sopir mobil yang melintasi daerahnya," kata Sony Timbuat.

Konvoi bus PT Freeport, Rabu sekitar pukul 11.15 WIT atau pukul 09.15 WIB, ditembaki oleh orang tak dikenal, tepatnya di mile 52-53, sehingga bus harus kembali ke check point mile 50. Dalam kejadian itu diinformasikan ada korban, namun belum ada konfirmasi dari aparat keamanan. Konvoi bus PT Freeport itu terdiri atas 12 bus dan dikawal oleh aparat TNI dan Polri.

Akibat peristiwa ini, 428 karyawan PT. Freeport yang diangkut oleh 12 bus menuju Tembagapura tertahan di mile 50. “Saat ini belum diketahui dengan pasti kondisi mereka karena masih ditangani tim medis RS Kuala Kencana, sedangkan kasus penembakan di mile 51, belum diketahui ada korban atau tidak,” kata Nurhabri, pejabat Polda Papua. Dalam peristiwa ini terjadi pula kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan seorang Brimob tewas yakni Bripka Ismail Todoho dan empat lainnya luka yakni Lettu Sriono, Pratu Triono, Petrus Uluhayanan dan Patrik Tabi.

Peristiwa lain yang meresahkan masyarakat adalah, insiden penembakan yang terjadi di kawasan perusahaan pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, Sabtu pagi 11 Juli 2009.
Serangan atas mobil dengan nomor seri LWB 01.2587 itu terjadi pada pukul 5.20 waktu setempat. Satu warga Australia, Drew Nicholas Grant (29) tewas dalam insiden tersebut.

Penembakan juga terjadi keesokan harinya, Minggu 12 Juli 2009, sasarannya konvoi logistik. Seorang petugas keamanan Freeport, Markus Rattealtewas tewas dalam kejadian tersebut.

Pada Senin 13 Juli 2009, seorang anggota Provost Satuan Tugas Amole Polda Papua, Bripda Marson Freddy Patiteikoni ditemukan tewas di jurang.

Aksi kelompok bersenjata juga tanpa pandang bulu terus terjadi di Tembagapura Papua. Kendaraan dinas Danramil Tembagapura ditembak beberapa kali, saat melintas di mile 42, kawasan PT Freeport.
Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto mengakui, penembakan itu terjadi saat mobil dinas yang juga ditumpangi Danramil Tembagapura Kapten Inf Nainggolan itu terjadi saat dia hendak kembali ke Tembagapura.

Saat itu Danramil Tembagapura didampingi dua anggotanya. Menurutnya, penyidik saat ini sedang dimintai keterangannya oleh penyidik di Mapolres Mimika di Timika. Kasus penyerangan di areal PT Freeport terjadi sejak awal Juli, menyebabkan tiga orang tewas setelah terkena tembakan, dua di antaranya karyawan Freeport.

Kekerasan bersenjata di kawasan PT Freeport Indonesia Papua tak ada habisnya. Bus security milik PT.Freeport, ditembaki orang tak dikenal di mile 43 sehingga dua karyawan terluka. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Agus Riyanto mengatakan,bus nomor lambung 14079 yang dikemudikan Dani Leu itu membawa 12 anggota security dan dua petugas cleaning service.

Bus tersebut ditembaki saat melintas di mile 43 sehingga Jelke Pangkarago (security) luka terkena kena pecahan kaca di bagian paha dan Anselmus Gau terkena pecahan kaca di bagian pelipis kanan. “Kedua korban masih dirawat di RS Kuala Kencana Timika,” kata Kombes Agus.

Ruas jalan Timika-Tembagapura yang berada di area operasional  PT.Freeport sejak awal Juli sering ditembaki orang tak dikenal.

Insiden penembakan sebelumnya, melukai tujuh orang termasuk seorang warga Kanada James Lockhart. Penembakan terjadi saat dua bus pengangkut karyawan dan mobil Toyota Landcruiser milik perusahaan beriringan dari Tembagapura ke Timika. Di mile 60-61 rombongan kendaraan diberondong rentetan tembakan dari kelompok tidak dikenal.
Sikap media juga terlihat aneh ketika memberitakan peristiwa di Papua ini. “Associated Press sendiri menurunkan laporan soal kemungkinan persaingan militer dan polisi sebagai biang penembakan di Freeport”.

Sikap yang sangat berbeda ketika media menurunkan berita tentang terorisme. Tanpa menyebut ada kemungkinan yang lain, media langsung main tuduh dan menelan mentah-mentah apapun informasi yang diberikan polisi dan menurunkan berita seolah-olah sebagai humasnya polisi.

Bahkan media elektronik seperti televisi maupun berbagai koran, dengan inisiatif yang tinggi melakukan “investigasi” mengenai latar belakang para aktivis islam yang ditangkap maupun ditembak mati oleh polisi, dengan hasil yang sungguh “mengagunkan”. Seringkali laboran yang dibuat oleh media sekuler tersebut menceritakan bahwa orang-orang yang dituduh terlibat dalam terorisme ini adalah orang-orang yang tertutup, tidak disenangi para tetangga dan memiliki “pikiran yang aneh” bagi masyarakat awam.

Inilah kampanye anti Islam yang dilakukan dengan mengambil bentuk pemberitaan. Padahal essensi dan substansi perbuatan dari kelompok yang disebut separatis dan teroris tersebut adalah sama dan sebangun. Sama-sama menggunakan kekerasan dan sensata api, sama-sama melakukan pembunuhan terhadap warga sipil dan aparat hukum baik polisi maupun militer serta sama-sama membuat rasa takut di tengah masyarakat.

Media massa sama sekali tidak tertarik untuk melakukan investigasi terhadap keanehan-keanehan dalam issu terorisme ini. Misalnya terkait informasi mengenai peran Sofyan Sauri yang menjadi sponsor pelatihan militer di Aceh. Peran Sofyan Sauri seolah dinisbikan oleh polisi dan media. Padahal Sofyan Sauri ini adalah orang yang menjadi penghubung antar kelompok dan merekrut anak-anak Aceh dan juga yang berasal dari luar Aceh dalam pelatihan tersebut.

Sofyan juga yang mengajak beberapa anak Aceh, pada bulan Februaru 2009, untuk melakukan latiha menembak di dalam Mako Brimob dengan menggunakan peluru sungguhan, dimana setiap peserta latih mendapat jatah sekitar 30 buti peluru sekali latihan. Padahal Sofyan Sauru tersebut telah dipecat dari satuan polisi alias bukan lagi polisi, Namur dia bisa membawa anak-anak Aceh untuk berlatih di Mako Brimob. Dia juga yang menyediakan sensata dan amunisi dalam pelatihan di Aceh pada Januari 2010.

Namun informasi penting ini sama sekali tidak menjadi perhatian media. Begitu juga dalam penggrebekan kelompok Abdullah Sonata di Klaten. Media massa sama sekali mengabaikan informasi yang beredar di masyarakat, bahwa rumah kontrakan tempat penggrebakan kelompok Abdullah Sonata tersebut adalah salah satu safe house milik Densus 88. Dalam dunia intelijen, safe house adalah tempat bagi aparat intelijen untuk menyembunyikan atau mengintai target sasaran mereka.

Wamakaru wamakaarallah, wallahu khairul maakiriin.

PKS Terjangkit Sindrom Kekecilan Baju

addakwah.com ---Agar mencapai target tiga besar dalam pemilu 2014 nanti, PKS menggelar kiat-kiat baru, mulai soal partai terbuka hingga merebut hati warga NU dan Muhammadiyah.
Tapi ternyata kader-kader tarbiyah justru pamit mundur.

Kreatifitas, kiat-kiat baru dalam memasarkan produk dan kepandaian mempermak barang, sangat penting untuk mendongkrak kesuksesan berdagang. Apalagi jika si pedagang bercita-cita merebut pangsa pasar baru. Berbagai upaya, daya, tenaga dan fulus digelontorkan agar bisa menangguk untung. Tapi awas! Jika ambisi terlalu besar, captive market justru bisa melayang. Semua gara-gara konsumen tradisional beralih ke produk lain. Penyebabnya, mereka tak lagi disentuh promosi sehingga lupa akan keunggulan produk aslinya.

Nah, untuk meraup sukses dalam “Pasar Malam Demokrasi” 2014 nanti, pekan lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai me-launching jurus-jurus kreatif, kita-kiat baru serta jajanan politik yang sudah di-up-grade bungkusnya kepada khalayak Indonesia. Maklumlah, partai bulan sabit kembar mengepit padi itu mematok target tinggi dalam pemilu nanti. “Target kami masuk tiga besar,” kata Sekretaris Jenderal PKS, Anis Matta dalam acara Musyawarah Nasionalnya di hotel mewah Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (16/6).

Dengan target tiga besar, berarti PKS harus mengalahkan PDI Perjuangan atau Partai Golkar. Maklumlah, dalam pemilu 2009 lalu, kedua partai ini asyik berebut peringkat dua. Partai Golkar akhirnya di posisi runner up setelah Partai Demokrat dengan mendapatkan 14.45 persen suara, sementara PDIP di posisi ke tiga dengan meraup 14,03 persen suara. Saat itu, PKS duduk di peringkat ke empat dengan 7.88 persen suara. Artinya, PKS harus mampu menggandakan perolehannya dalam pemilu nanti.

Mengemas Citra

Dalam upaya meraih cita-cita tiga besar itu, PKS merancang berbagai strategi pemasaran modern. Langkah pertama adalah mengemas citra, sosok dan performance PKS, agar lebih menarik dipandang calon konstituen. Salah satunya tampak dari upaya partai yang dicita-citakan sebagai partai dakwah ini, dengan menggelar acara Munas II, di hotel mewah Hotel Ritz-Charlton Pacific Place di kawasan SBDC, Jakarta Selatan, pada tanggal 16 – 20 Juni lalu.

Dari pilihan lokasi Munas II ini, tampak jelas bahwa PKS tengah berupaya menunjukkan kemampuan dalam soal keuangan. Maklumlah, hotel Ritz Charlton Pacific Place adalah hotel berbintang lima bertaraf internasional yang punya fasilitas lux. Karena itu, hotel Ritz-Charlton Pacific Place, sebagaimana Ritz-Charlton di Mega Kuningan, tercatat sebagai hotel termahal di Jakarta. Hanya hotel JW Marriott yang bisa menyaingi tarifnya. Maka, berbagai pertanyaan tentang keputusan menggelar acara di hotel super mewah ini bermunculan.

Untuk menjawab pertanyaan masyarakat maupun konstituennya sendiri, serenceng kilah bermunculan dari para petinggi partai. Dua minggu sebelum Munas, bekas Presiden PKS Tifatul Sembiring mengatakan bahwa penyelenggaraan Munas di Ritz-Carlton Pacific Place adalah hal biasa. “Itu karena murah meriah. Ritz-Carlton habis bom kemarin (17 Juli 2009) paling murah,” kata Tifatul kepada detik.com Kamis (29/4/2010).

Manager Marketing Communication Ritz-Charlton Jakarta, Desiree Marlina mengakui tingkat hunian Hotel Ritz-Carlton menurun drastis setelah dihajar bom 17 Juli 2009. Namun hal itu tak membuat mereka memangkas harga kamar untuk memikat tamu. “Harga tidak berubah. Harga juga stabil. Di Pacific Place harga kamar sekitar US $ 300 semalam,” ujarnya kepada Indonesia Monitor.

Lalu, dari mana Tifatul dan Arif menyimpulkan adanya discount itu?

Belakangan sekretaris OC Munas Yudi Widiana Adia mencoba meluruskan keanehan yang merebak. “Tujuan PKS memilih hotel ini untuk meningkatkan citra partai, bukan semata-mata karena harga diskon,” ujarnya. Namun, gara-gara penjelasannya, belakangan muncul rumor bahwa PKS didanai Amerika Serikat. Apalagi Cameron R Hume, Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia, juga diundang dalam perhelatan ini.

Gara-gara isu itu Ketua Panitia Munas, Ma’mur Hasanuddin harus berkelit dan mencoba meyakinkan para wartawan dan konstituen PKS sendiri yang terus mempertanyakan anomali partainya ini. “Pemilihan tempat di Ritz Carlton Pasific Place sebagai tempat musyawarah nasional tidak ada kaitannya dengan pendanaan Amerika Serikat,” ujarnya.

Menurut Ma’mur, dalam Munas masing-masing daerah mengirim 6 wakil DPW dan 5 wakil DPD. Munas juga menghadirkan pengurus DPP, MPP, Dewan Syariah Pusat, dan Majelis Syuro. Total peserta 5.000 orang. “Di Jakarta hanya ada dua gedung, JCC dan di sini. Kata pemilik sini, kalau lebih 2.500 orang cukup hanya bayar makan, sementara ruangan gratis. Jadi, mungkin sudah tertutupi,” ujarnya.

Tapi bukankah yang dijelaskan Ma’mur baru soal sewa ruangan, dan bukan sewa kamar hotel?

Padahal, seperti kata Desire, sewa kamar hotelnya tak berubah. Dengan tarif kamar 300 dolar per malam, dan 5.000 undangan, maka ongkos minimal US $ 1,5 juta per hari, atau Rp 13,8 milyar per hari, dengan kurs Rp 9.200 per dolar. Karena mereka menyelenggarakan acara Munas selama 4 hari, maka uang yang harus dikeluarkan dari kocek PKS selama Munas adalah US $ 6 juta, atau Rp 55,2 milyar! Sungguh luar biasa.

Maka, ketika partai yang kerap menggalang unjuk rasa menentang Amerika Serikat dan Yahudi ini menggelar acara di hotel mewah itu, berbagai pertanyaan muncul: Apa yang sedang mereka cari? Maklumlah, hotel ini tercatat sebagai sebuah perusahaan perhotelan raksasa milik Amerika Serikat. Hotel mewah ini adalah anggota grup raksasa perhotelan Ritz-Charlton yang bermarkas besar di Chevy Chase, Maryland, Amerika Serikat. Apalagi eksekutif hotel termewah di dunia ini pun kebanyakan orang Yahudi!!

Partai Terbuka

Tak cukup mengupgrade citra partai hingga --menurut beberapa pengamat gerakan Islam— agak kebablasan, dengan menggelar acara di hotel super mewah milih Yahudi itu, PKS pun sedang mempermak dagangan mereka. Tujuannya? Apalagi kalau bukan untuk melariskan dagangan mereka agar perolehan suara mereka pada pemilu 2014 nanti terdongkrak hebat hingga ke peringkat ke tiga.

Permak dagangan itu dilakukan dengan mengubah AD/ART partai, terutama aturan keanggotaan dan persyaratannya. Dalam AD/ART lama diatur tiga macam keanggotaan yakni anggota pendukung, anggota inti, dan anggota kehormatan. “Siapa pun bisa menjadi anggota pendukung,” kata anggota Majelis Syuro PKS, Syunmanjaya Rukmandis. Anggota pendukung ini terdiri dari anggota pemula dan anggota muda.

Adapun anggota inti adalah anggota pendukung yang rutin mengikuti kegiatan organisasi seperti pengajian dan sudah dibaiat. Mereka berasal dari anggota muda yang kualitasnya naik dan tercatat sebagai kader atau anggota inti. Kader dibagi menjadi kader madya, kader dewasa, kader ahli dan kader purna. Untuk menjadi pengurus partai minimal mencapai kader madya. Sementara untuk menjadi anggota Majelis Syuro minimal sudah di tingkat kader ahli.

Nah, dalam AD/ART baru, dengan kreatif PKS membuat terobosan dengan membuka peluang nonmuslim menjadi pengurus, anggota legislatif dan pejabat eksekutif. Para anggota non muslim akan memiliki hal yang sama seperti kader madya lainnya. “Kami buat ruang (supaya) nonmuslim bergabung,” kata Anis Matta. Sebab saat ini saja, kata dia, ada sekitar 20-an anggota legislatif (DPRD) non muslim dari PKS di Papua dan NTT.

Sebenarnya, ide memberi kesempatan non muslim menjadi anggota partai sudah muncul dalam Mukernas PKS di Bali, dua tahun yang lalu. Namun, saat itu kubu yang menentang masih kuat, sehingga upaya yang dimotori Anis dan Ketua Dewan Syuro Ustadz Hilmi Aminuddin ini gagal. “Belakangan, Ustadz Hilmi malah mengatakan bahwa ide tentang partai partai terbuka adalah usulan liar,” kata mantan anggota Majelis Pertimbangan Partai Ustadz Mashadi.

Tapi Presiden PKS yang baru, Luthfi Hasan Ishaaq, sudah lupa pada sejarah. Menurut dia, PKS sejak awal membuka diri untuk nonmuslim. “Sejak 1999, pengurus nonmuslim sudah ada dan tidak dituntut mengucapkan dua kalimat syahadat,” kata Luthfi saat sosialisasi AD/ART di Ritz-Carlton Pacific Place Jumat, (18/6). “Allah saja memberi kebebasan memilih keyakinan," ujarnya.

Padahal sejak awal PKS mendeklarasikan diri sebagai partai dakwah dan tak menerima keanggotaan non muslim. Bahkan dalam sumpahnya sebagai anggota, seorang kader harus mengucapkan bai’at lengkap dengan membaca kalimat syahadat. Kewajiban untuk mengikuti liqo atau pembinaan pengajian adalah keharusan bagi setiap anggota PKS. Hal ini tentu saja tidak akan mungkin diikuti oleh seorang non muslim yang hendak menjadi anggota PKS.

Rencana membuka pintu untuk nonmuslim dalam AD/ART PKS menurut beberapa kader di bawah agak mengkhawatirkan. Yudi Widiana pun mengatakan bahwa menjadikan non muslim sebagai pengurus pun sangat tidak mungkin karena ada kewajiban membaca kalimat syahadat. “Rasanya hampir tidak mungkin karena dalam kontrak, pengurus tetap diwajibkan membaca dua kalimat syahadat,” ujarnya.

Namun, Luthfi justry menyatakan bahwa konstitusi PKS tidak mensyaratkan semua itu. “(Para anggota) tidak dituntut mengucapkan dua kalimat syahadat," ujarnya. Hal ini, dilandasi semangat mengapresiasi para profesional, sementara, profesionalisme terdapat di semua orang dari berbagai etnik dan agama. “Jadi apapun etniknya, apapun agamanya, apapun backgroundnya sepanjang memiliki garis perjuangan yang sama dengan PKS, mengedepankan profesionalisme serta memberikan apresiasi kepada profesionalitas, mau bersama dengan PKS untuk bersih dan peduli, maka dia akan dapat menjadi warga PKS,” ujarnya lantang.

Luthfi memastikan, hal ini tak akan mengubah fundamental PKS. Kata dia, amandemen AD/ART tidak pada bab fundamental, namun hanya pada masalah mekanisme organisatoris. “Prinsip dasar partai akan tetap sama yakni PKS adalah partai Islam yang Pancasilais dan nasionalis,” ujarnya. Pengaturan ulang pola keorganisasian partai yang baru ini dalam rangka menyongsong target-target yang ingin dicapai PKS di masa mendatang.

Nah, apa lagi kalau bukan untuk mendongkrak posisi ke tiga besar dalam pemilu nanti?

Partai Tengah

Selain soal anggota nonmuslim, PKS merancang marketing politik dengan memaklumkan diri sebagai Partai Tengah. Hal itu terlihat dari statemen petinggi PKS yang menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan stigmatisasi sebagai partai kanan, eksklusif, dan Islam konservatif. “Misi transformasi kita tekankan. Kita ingin tinggalkan perdebatan Islam dan nasionalisme, sehingga kita masuk pada isu substantif. Pancasila sebagai konsensus nasional tidak perlu diperdebatkan,” kata Kepala Divisi Kebijakan Publik DPP PKS Mustafa Kamal.

Menurut Mustafa, dalam Munas ditegaskan bahwa PKS adalah partai terbuka, inklusif, dan tidak lagi lekat dengan pemahaman keagamaan konservatif. Apalagi, Majelis Syuro PKS juga telah menghasilkan keputusan tentang wacana kebangsaan yang lebih strategis: PKS akan keluar dari dikotomi Islam-Nasionalis. “Kita butuh lompatan besar. Kita akan masuk domain wacana kebangsaan yang lebih strategis," kata Anis Matta.

Di masa lalu, kata Anis, energi PKS terfokus pada pengembangan organisasi. Namun karena dirasa sudah selesai, PKS kini mengalihkan perhatiannya pada wacana yang lebih luas dengan tema peradaban. PKS, kata dia, ingin keluar dari tema-tema sempit, seperti dikotomi Islam-Nasionalis. “Kita anggap ini selesai, kembangkan lebih besar. Karena itu semboyan kami, PKS untuk semua, ingin masuk tema lebih besar. Islam dan nasionalis tidak relevan lagi dibicarakan," pungkasnya.

Ketua DPP PKS Mahfudz Siddiq mengakui, pilihan untuk bergeser menjadi partai inklusif, moderat, dan modern, tak terlepas dari refleksi perjalanan partainya selama 10 tahun terakhir. “PKS berasal dari gerakan ke-Islaman selama 20 tahun. Warna eksklusifitas terlalu kuat,” kata Mahfudz. Menurut dia, pengalaman tiga kali pemilu pasca-reformasi menjadi bukti untuk meneguhkan PKS sebagai partai modern, moderat, dan inklusif.

Sejak 2000, kata Mahfudz, PKS mulai membangun diri menjadi partai Islam moderat, inklusif, dan modern. “Tapi itu tak gampang, karena kalau dibedah, orang PKS macam-macam, mulai pengikut Umar Patek hingga Umar Wirahadikusumah,” ujarnya. Maka, pada Pemilu 2014 PKS akan memaksimalkan peran kepartaian di tengah mulai meredupnya Partai Demokrat dengan tidak tampilnya lagi SBY sebagai calon presiden. “Makanya kita tetapkan target PKS menjadi tiga besar di Pemilu 2014,” ujarnya.

Untuk mendongkrak suara PKS, Anis berharap pada 2014 kader PKS akan mencapai 2 juta kader, yang menyebar hingga ke daerah yang kini belum menjadi basis PKS. “Mudah-mudahan 1,2 juta kader, jadi ada 2 juta kader,” ujarnya. Anis percaya, target itu bisa diraih karena saat ini PKS adalah partai Islam terbesar. Dengan target itu bahkan akan menambah raihan suara PKS.

Untuk mensukseskannya, PKS membidik suara kaum nahdliyin dan Muhammadiyah. Untuk itu, PKS membentuk lembaga baru dalam struktur kepengurusan DPP PKS periode 2010-2015, yakni bidang pengembangan keumatan. “Bidang itu mengurus keumatan seperti sekolah, pesantren dan ormas. Bagaimana PKS bisa bekerjasama dengan Muhammadiyah dan NU,” kata Anis Matta. Bidang ini akan diisi Ahmad Zainudin anggota FPKS di Komisi X.

Munculnya lembaga baru ini tak terlepas dari refleksi atas ketegangan antara PKS dengan sejumlah ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah. Sebagaimana telah diketahui, dalam 10 tahun terakhir telah terjadi ketegangan antara PKS dengan sejumlah ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah. Pokok masalahnya soal perebutan masjid antara kader PKS dengan NU maupun Muhammadiyah. Ketegangan ini ditanggapi serius dengan reaksi dari pimpinan ormas Islam baik NU maupun Muhammadiyah.

Atas rencana ini, Wakil Sekjen DPP PKB Muhammad Hanif Dhakiri menyatakan bahwa partainya sama tidak khawatir dengan upaya PKS mendekati kalangan nahdliyin. “Itu bukan hal baru dan sama sekali tidak mengkhawatirkan,” ujarnya. Menurut dia, PKS boleh masuk ke mana saja, akan tetapi password-nya NU tetap PKB. Maka, jika pada akhirnya upaya itu tak berhasil meraup dukungan kaum nahdlyin, PKS tak perlu kaget. “Kalau nanti yang keluar tulisannya error atau your password doesn’t match, ya jangan kaget,” ujarnya.

Sindrom Kekecilan Baju


Beberapa pengamat menduga, upaya PKS menjadi terbuka akan menghadapi banyak tantangan. Sebab, menurut peneliti senior Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi, “tidak mudah meyakinkan kader-kader PKS untuk terbuka terhadap non muslim karena sebagian besar mereka konservatif,” ujarnya. Indonesianis dari Australian National University Greg Fealy juga mengatakan bahwa ide menjadikan PKS sebagai partai terbuka bukan tanpa risiko.

Di samping berisiko di internal PKS, Greg juga mengingatkan adanya resistensi yang juga bakal muncul dari kalangan non muslim. ”Kalau melihat bahan-bahan latihan bagi kader PKS misalnya Gozhwul Fikri, jahiliyah, dan syahadat, bagaimana orang nonmuslim kalau mendengar ini, tentu tidak enak,” ujarnya. Sebagai mana yang terjadi pada partai-partai Islam lainnya di seluruh dunia, resistensi akan muncul dari kelompok yang konservatif dan progresif.

Greg menilai PKS serius untuk membangun partainya menjadi partai terbuka dan moderat. Langkah ini ditempuh jelas menggunakan logika politik. Namun, resistensi di internal partai pasti terjadi atas ide ini. “Susah bagi banyak kader untuk menerima orang non muslim,” ujarnya saat ditemui di arena Munas II PKS, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (19/6).

Karena itu pula Burhanuddin mengingatkan PKS agar berhati-hati dalam mengambil langkah drastis ini. Sebab, bukannya untung yang akan diperoleh, namun justru kegagalan dalam pemilu nanti.  “Alih-alih mendapat simpati pemilih non muslim, PKS juga terancam kehilangan dukungan dari basis massa ideologis PKS yang selama ini resisten terhadap ide-ide keterbukaan,” ujarnya. Hal itulah yang terjadi saat ini ketika tokoh-tokoh dan kader Jamaah Tarbiyah memilih mundur dan melepaskan diri dari perilaku PKS yang dianggap kekanak-kanakan itu. Diantara mereka adalah Ustad  Abdul Hasib, Ustadz Abu Ridho, Ustadz Daud Rasyid, Ustadz Mashadi, Ustadz Ihsan Tanjung bersama para kader mereka.

Melihat fenomena ini, beberapa tokoh muslim menilai, PKS saat ini sedang mengalami sindrom kekecilan baju, seperti yang pernah dialami Amien Rais dulu ketika mendirikan Partai Amanat Nasional. Saat itu, ketika ditawari pemimpin-pemimpin Islam untuk memimpin partai Islam yang akan didirikan bersama, Amien memilih membuat partai baru yang berazas nasionalis sekuler. “Saya tak ingin memakai baju yang kekecilan,” ujarnya saat itu.

Yang terjadi kemudian, Amien membentuk partai baru bernama PAN, yang perolehan suaranya pun tidak mencapai 7 persen suara total. Penyebabnya, karena kaum muslimin ragy memilih PAN karena tidak berazas Islam sementara kaum non muslim menilai bahwa langkah Amien membentuk PAN hanya sekadar strategi dari Amien yang selama ini dikenal sebagai tokoh musim bersuara keras.

Jadi tampaknya, meski teori mengelola konsumen di atas sudah kuno, para pedagang harus tetap mencamkan adagium pemasaran ini. Bahkan, tak hanya pedagang yang perlu memahami teori tadi, PKS yang sedang hot-hotnya menjajakan dagangan untuk meraih sukses dalam pemilu 2014, harus tetap waspada. Jika tak hati-hati mengembangkan pasar, konstituen aslinya –warga Jamaah Tarbiyah— bakal kabur. Wallahu A’lam (Abu Zahra)

Buntut Kasus Kristenisasi di Bekasi, Anggota DPR Meminta Negara Memberangus FPI

addakwah.com ---Sejumlah anggota DPR hari Senin ini melayangkan tuntutan kepada pemerintah supaya mengambil tindakan tegas terhadap organisasi masyarakat yang suka main hakim sendiri dengan mengatasnamakan Islam. Mereka secara langsung menunjuk nama FPI (front pembela Islam) yang telah memaklumatkan perang terhadap umat kristiani di sekitar Jakarta dan juga mendesak masjid-masjid untuk menyiapkan pasukan berani matinya.

Para anggota DPR dari berbagai parpol mengadakan konferensi pers untuk menuntut pemerintah memberangus Front Pembela Islam (FPI), sebuah organisasi sipil yang mengusung misi melindungi Islam dan nilai-nilainya di negara sekuler, seperti Indonesia.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan FPI dari tindakan-tindakan vandalisme adalah dengan melarang keberadaan mereka, apalagi FPI bukanlah organisasi yang terdaftar secara resmi." kata anggota DPR, Eva Kusuma Sundari dari PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dalam sebuah konferensi pers.


"Polisi, militer dan pemerintah harus bertanggung jawab atas peran mereka dalam membiarkan kebrutalan FPI, sehingga sekarang mereka tidak mampu mengendalikan organisasi tersebut." tambahnya, mengacu pada asal-usul kelompok tersebut.

Minggu kemarin, FPI dalam sebuah acara aksinya mengancam siap berperang melawan orang-orang kristen di pinggiran ibukota Jakarta, atau tepatnya di Bekasi atas kegiatan mereka yang meresahkan di daerah umat Islam.

Setelah pertemuan para pemimpin muslim di Bekasi yang juga dihadiri para tokoh dari dua organisasi terbesar, NU dan Muhammadiyah, para anggota FPI mendesak pemerintah Bekasi segera menerapkan syariat Islam, selain itu mereka mengingatkan kalau FPI akan menyerang orang kristen dengan tongkat, batu atau dengan tiang bendera jika mereka berani melakukan kegiatan kristenisasi di Bekasi.

"Kami tidak akan mengancam semua orang kristen, tapi kami hanya mengancam mereka yang mendukung dan melaksanakan program kristenisasi. Jika mereka coba-coba memurtadkan umat Islam melalui kegiatan sosial yang dibungkus dengan kebohongan dan manipulasi, maka kami akan membubarkan mereka," kata ketua FPI Bekasi, Abdul Qodir Aka kepada AFP.

"Jika mereka menolak keras tuntutan kami untuk menghentikan kegiatan mereka, maka kami akan menggunakan kekerasan sebagai jalan terakhir." tegasnya. [muslimdaily.net/arby]

120 Orang Perebutkan Ketum Muhammadiyah

addakwah.com ---Tidak kurang dari 120 orang bersaing untuk menjadi kandidat ketua umum pimpinan pusat Muhammadiyah periode 2010-2015 setelah berhasil lolos seleksi administrasi. Nasib mereka untuk lolos sebagai calon akan ditentukan dalam sidang tanwir.

“Seluruh kandidat yang lolos seleksi administrasi telah menyatakan diri bersedia maju dalam bursa Ketum Muhammadiyah,” kata Ketua Panitia Pemilihan, Rosyad Saleh, menjelang pelaksanaan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta.

Menurut dia, 120 kandidat yang lolos (dari 220 peserta) sudah menyatakan kesediaannya maju dalam bursa Ketua Umum PP Muhammadiyah akan diusulkan kepada anggota tanwir melalui sidang tanwir yang digelar 1 Juli 2010.

“Selanjutnya, peserta sidang tanwir memilih 30 kandidat sementara untuk dibawa ke rapat pleno muktamar yang akan dihadiri ribuan muktamirin perwakilan dari PP, Pimpinan Wilayah (PW), dan Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah,” katanya.

Ia mengatakan, nama-nama kandidat sementara itu kemudian dibawa dalam rapat pleno untuk dipilih sebagai anggota PP Muhammadiyah. Muktamirin yang memiliki hak suara untuk memilih sekitar 2.000 orang.

“Muktamirin sebanyak itu akan memilih 13 anggota PP Muhammadiyah dari 30 kandidat sementara. Setelah terpilih 13 orang, kemudian bersama panitia menggelar rapat internal yang difasilitasi tim formatur atau panitia pemilihan untuk menentukan ketua umum,” katanya.

Namun, menurut dia, kandidat yang memperoleh suara terbanyak tidak otomatis menjadi ketua umum, karena penentuannya tergantung kesepakatan dalam rapat pleno. (antara)

Muktamar Muhammadiyah Jangan Pilih Tokoh Pro Kristenisasi


Oleh: Mulyadi Abdul Gani
Di usia satu abad, bertepatan dengan Muktamar ke-46 di Yogyakarta, 3-8 Juli 2010, Muhammadiyah tak boleh melupakan sejarah, bahwa misi didirikannya Muhammadiyah adalah dalam rangka membendung gerakan Kristenisasi.
Dalam desertasi di Temple University (1995) berjudul The Muhammadiyah Movement and Its Controversy with Christian Mission in Indonesia, Alwi Shihab mengungkapkan, misi awal pendirian Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan adalah dalam rangka membendung arus gencar Kristenisasi yang ditopang oleh kebijakan kolonial pemerintah Belanda. Tiga tahun kemudian desertasi ini diterbitkan oleh penerbit Mizan Bandung dengan judul buku Membendung Arus: Respons Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia.
Fakta-fakta kegigihan Muhammadiyah di era KH Ahmad Dahlan dalam berdakwah kepada para tokoh Kristen dan Katolik diabadikan dalam buku Muhammadiyah Setengah Abad: Makin Lama Makin Tjinta (1912-1962). Pada halaman 145-151 buku dokumenter ini diceritakan aktivitas KH Ahmad Dahlan kepada para pastor, antara lain: van Lith, van Driesse, Domine Bakker, dan Dr Laberton.
Pertemuan dengan van Lith hanya berlangsung sekali, karena tak lama setelah dialog, van Lith meninggal. Dialog dengan van Driesse dilakukan di rumah M Joyo Sumarto (mertua M.M. Joyodiguno). Pertemuan ini pun hanya berlangsung sekali, karena sikap Driesse sangat kasar sehingga tidak bisa diajak berdialog mengenai soal-soal agama maupun ketuhanan.
Pertemuan dengan Domine Bakker diadakan di Jetis beberapa kali. Karena pembicaraan Domine berbelit-belit dan tidak mau mengakui kekalahannya, akhirnya Dahlan mengajukan tantangan: “Marilah kita sama-sama keluar dari agama, kemudian mencari, menyelidiki, agama mana yang benar. Kalau ternyata kemudian agama Protestanlah yang benar, saya bersedia masuk agama Protestan. Akan tetapi sebaliknya, apabila Islam yang benar, Domine pun harus mau pula masuk agama Islam.”
...Dalam beberapa kali debat agama ini, Domine ditemani oleh dua orang pengikut dari Klaten. Atas hidayah Ilahi, dua orang pengikut Domine akhirnya masuk Islam setelah mendengar dakwah Ahmad Dahlan...
Tapi Domine tidak cukup nyali untuk menerima tantangan debat Dahlan. Dalam beberapa kali dialog ini, Domine ditemani oleh dua orang pengikut dari Klaten. Atas hidayah Ilahi, dua orang pengikut Domine akhirnya masuk Islam setelah mendengar dakwah Ahmad Dahlan.
Suatu ketika Dahlan mendengar berita bahwa Samuel Zwemmer berkunjung ke Indonesia dan berkhotbah di beberapa gereja, antara lain di Banjarmasin, Makassar, Surabaya dan Yogyakarta. Isi khotbahnya umumnya banyak sekali yang menghina agama Islam. Maka Dahlan mempersiapkan acara sambutan di Yogyakarta dengan mengadakan dialog openbaar (pengajian umum) di Ngampilan. Dalam rapat umum ini Zwemmer diundang untuk mendengarkan ceramah Dahlan, dan juga diberi kesempatan untuk berorasi menerangkan sekitar agamanya. Selanjutnya, ia diminta kesediaannya untuk menjawab pertanyaan dari para hadirin. Karena Zwemmer tak berani datang, maka Dahlan tampil sebagai pembicara tunggal. Berita ini ditangkap oleh Ki Hajar Dewantoro dalam surat kabar Darmo Kondo di Solo dengan komentar “Dr. Zwemmer tidak mampu menghadapi KH Ahmad Dahlan.”
...Pasca Ahmad Dahlan, Muhammadiyah masih mengamalkan prinsip asyidda`u ‘alal kuffar...
Pasca Ahmad Dahlan, Muhammadiyah masih mengamalkan prinsip asyidda`u ‘alal kuffar. KH AR Fachruddin, Ketua Muhammadiyah terlama  (1968-1990) menegaskan prinsip kemandirian beramal usaha dan ikhlasnya berjuang. Semasa hidupnya, tokoh karismatik yang akrab dipanggil Pak AR ini memberikan wasiat kepada kader persyarikatan agar berpantang terhadap dana-dana yang tidak berkah. Di antara dana yang dilarang adalah dana judi, dana dari negara asing, Kristen dan komunis. Pak AR berpesan:
“Janganlah Cabang Muhammadiyah mendirikan bangunan-bangunan hanya mengharapkan bantuan Pemerintah. Lebih-lebih lagi mengharapkan bantuan uang keuntungan lotre dari Yayasan Dana Bantuan. Dan lebih tidak pantas lagi kalau mengharapkan bantuan dari negeri asing, dari negara-negara Kristen, dari negara-negara komunis. Uang-uang yang demikian tidak akan memberi berkah, malah akan membawa tidak baik.
Dari itu gembirakanlah anggota-anggota Muhammadiyah agar suka beramal, suka berderma, suka beramal jariyah suka berwakaf. Insya Allah Cabang di tempat Saudara akan diberi berkah langsung oleh Allah SWT” (Mengenal dan Menjadi Muhammadiyah, UMM Press, Malang, hlm. 141).
Seharusnya, para warga persyarikatan belajar militansi kepada para pendahulunya. Tapi sayangnya, prinsip istiqamah, kemandirian dan kewibawaan agar tidak meminta-minta dana kepada pihak asing dan non Muslim itu dilanggar beberapa oknum di tubuh persyarikatan. Beberapa ortom Muhammadiyah pernah menjadi saudara sepersusuan dengan kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL), mendapat dana kepada The Asia  Foundation, antara lain: Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3-UMY), Lembaga Penelitian Universitas Muham­madiyah Surakarta (UMS), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Aceh, Pemuda Muhammadiyah (PM) Aceh, dll.
...KH AR Fachruddin berwasiat, “bantuan dari negeri asing, dari negara-negara Kristen, dari negara-negara komunis itu tidak akan memberi berkah, malah akan membawa tidak baik...
Padahal KH AR Fachruddin berwasiat, “bantuan dari negeri asing, dari negara-negara Kristen, dari negara-negara komunis itu tidak akan memberi berkah, malah akan membawa tidak baik."
OKNUM PENGURUS MUHAMMADIYAH DALAM KRISTENISASI
Berbeda dengan keteladanan KH Ahmad Dahlan dalam menyampaikan kebenaran Islam kepada umat Kristen, sepeninggal beliau, tak sedikit tokoh Muhammdiyah yang justru meragukan fakta dan data adanya gerakan Kristenisasi. Mereka terpeleset langkah, akhirnya mensupport kaum walan tardho, inilah beberapa contohnya:
Prof Dr HM Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah
Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini demikian mesra dengan umat Kristen. Setiap tahun Din Syamsuddin selalu mengucapkan Selamat Natal kepada umat kristiani. “Saya tiap tahun memberi ucapan selamat Natal kepada teman-teman Kristiani,” katanya di hadapan ratusan umat Kristiani dalam seminar Wawasan Kebangsaan X BAMAG Jatim di Surabaya, Senin (10/10/2005).
...Din bahkan bersedia memberikan semua fasilitas Muhammadiyah kecuali masjid, untuk kebaktian Natal...
Din bahkan bersedia memberikan semua fasilitas Muhammadiyah untuk kebaktian Natal. "Kecuali Masjid, semua fasilitas milik PP Muhammadiyah bisa dipinjam dan digunakan untuk keperluan hari Natal oleh kaum Nasrani. Ini perintah dan instruksi ketua umum PP Muhammadiyah kepada seluruh pengurus Muhammadiyah di daerah," kata Din Syamsudin di dalam pertemuan dengan tokoh lintas agama di gedung PP Muhammadiyah Jakarta, Rabu (21/12/2005).
Moh Shofan, mantan Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik
Kebiasaan Din mengakomodir Natalan Kristiani, langsung disambar Moh Shofan, sang muqallid penganut faham SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme). Di koran lokal Surya, dosen FAI UMG ini menulis opini “Natal dan pluralisme” di harian Surya untuk menjajakan faham SEPILIS, yang salah satu amalannya adalah mengucapan “Selamat Natal bagi umat Kristiani” pada tanggal 25 Desember.
Artikel Shofan pun mencuat menjadi hal yang kontroversial dan debatable. Apalagi, pada saat yang bersamaan skandal Shofan terbongkar. Ia terbukti melakukan tindakan yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah (pelecehan seksual terhadap beberapa mahasiswi).
Setelah dipecat dari UMG, Shofan pindah haluan menjadi Peneliti di Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas Paramadina, atas rekomendasi Dawam Rahardjo.
Prof Dr Dawam Rahardjo, mantan Anggota PP Muhammadiyah
Mantan anggota PP Muhammadiyah ini mendukung buku pendeta yang menghujat Al-Qur'an. Dalam buku Tempat dan Peran Yesus di Hari Kiamat Menurut Ajaran Islam, Pendeta Weinata Sairin MTh menuduh ayat-ayat Al-Qur‘an itu sangat kontradiktif: “Pernyataan-pernyataan Al-Qur‘an tentang kematian Yesus sangat kontradiktif sekali. Di satu pihak dinyatakan bahwa Yesus tidak mati di salib, tetapi diangkat ke hadirat Allah, sementara yang disalib adalah orang yang serupa dengan dia” (hlm. 45-46).
Tuduhan keji pendeta terhadap Al-Qur'an ini diaminkan oleh Dawam Rahardjo dengan selangit pujian dalam pada Kata Pengantar: “Buku kecil karya Weinata Sairin yang berjudul ‘Tempat dan Peran Yesus di Hari Kiamat Menurut Ajaran Islam’ ini sangat menarik untuk dibaca” (hal 9). “Buku ini cukup mewakili pandangan Islam” (hal. 13). “Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apa yang ditulis oleh Wienata Sairin cukup fair bagi orang Islam. Memang begitulah persepsi tentang Yesus dalam eskatologi Islam, sebagaimana yang ditulis dalam buku ini” (hal. 15).
Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif, mantan Ketua PP Muhammadiyah
Di tengah maraknya gerakan pemur­tadan, masih ada tokoh yang menyata­kan bahwa kristenisasi adalah sebuah isu. Prof Dr Ahmad Syafii Maarif adalah salah satunya. Hal ini dinyatakannya dalam buku “Mencari Autentisitas dalam Kegalauan” yang diluncurkan dihotel Arya Duta, Jakarta, bekerjasama dengan The Asia Foundation (founding asing yang membiayai proyek Jaringan Islam Liberal dan Paramadina).
...Di tengah maraknya gerakan pemur­tadan, masih ada tokoh yang menyata­kan bahwa kristenisasi adalah sebuah isu. Prof Dr Ahmad Syafii Maarif adalah salah satunya...
Buya Syafii menyatakan bahwa Kristenisasi pada masa Orde Baru adalah sebuah isu yang telah menyuburkan rasa saling curiga antara Islam dan Kristen. “Isu Kristenisasi pada masa Orde Baru telah semakin menyuburkan rasa saling curiga, terutama antara pemeluk Islam dan Kristen” (halaman 9 baris ke-4 dari atas).
Benarkah kristenisasi itu isu? Penulis tidak ingin berdebat yang hanya akan menghabiskan energi. Biarlah pihak gereja sendiri yang menjawab keraguan Buya Syafii.
Dr Berkhof: “Indonesia adalah daerah pekabaran Injil yang diberkati Tuhan”
Boleh kita simpulkan bahwa Indonesia adalah suatu daerah pekabaran Injil yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit firman Tuhan. Jumlah orang Kristen Protestan sudah 13 juta lebih... Jadi tugas sending gereja-gereja muda di benua ini masih amat luas dan berat. Bukan saja sisa kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu, yang perlu mendengar kabar kesukaan, tetapi juga Kaum muslimin yang besar yang merupakan benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan-pahlawan Injil. Apalagi bukan saja rakyat jelata, lapisan bawah yang harus ditaklukkan untuk Kristus, tetapi juga dan terutama para pemimpin masyarakat, kaum cendekiawan, golongan atas dan tengah” (Dr H Berkhof, Sejarah Gereja, hal. 321).
Pendeta Yosias Leindert Leng­kong: “Al-Qur`an sangat berguna untuk misi pekabaran Injil”
“Tujuan utama menye­lidiki referensi-referensi Al-Qur’an yang menyaksikan tentang Alkitab ialah: agar kita dapat mengenal serta mengerti dan memanfaatkan potensi ayat-ayat Al-Qur’an yang ber­guna bagi kepentingan membagikan berkat Injil kepada kaum Muslim yang kita cintai... Kesaksian Al-Qur`an sangat berguna untuk dijadikan jembatan atau sarana misi pekabaran Injil Alkitabiah” (makalah Pendeta Josias Lendert Lengkong pada seminar “Studi Paralelisasi Kristen dan Islam” di hotel Mandarin Jakarta tanggal 15 Agustus 1997).
Sebenarnya konsep tentang perlunya Kriste­ni­sasi kepada umat Islam masih sangat banyak. Tapi statemen Berkof dan Lengkong cukuplah untuk mewakili konsep kristenisasi di Indonesia.
Dalam praktiknya, penulis punya banyak fakta dan data tentang realita gerakan pemurtadan yang dilakukan oleh umat Kristen, dari cara yang santun sampai cara yang arogan.
Apakah buku-buku berkedok Islam yang isinya seratus persen berusaha memurtadkan umat Islam masih dianggap isu? Bila Buya Syafii masih meragukan adanya kristenisasi, bacalah buku-buku pendeta yang berwajah Islam, berisi ayat-ayat Al-Qur‘an dan Hadits tapi isinya menggiring umat Islam ke Kristen, antara lain:
Buku tulisan penginjil Poernama Winangun: Upacara Ibadah Haji, Ayat-ayat Al-Qur’an Yang Menyelamat­kan, dan Isa Alaihis Salam Dalam Pandangan Islam. Buku-buku tulisan Pendeta Nurdin: Keselamatan di dalam Islam, Ayat-ayat Penting di dalam Islam, As-Shodiqul Masduq (Kebenaran Yang Benar), As-Sirrullahil-Akbar (Rahasia Allah Yang Paling Besar), Selamat Natal Menurut Al-Qur’an, Telah Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar, Ya Allah Ya Ruhul Qudus, Aku Selamat Dunia dan Akhirat, dan lain-lain
Brosur Dakwah Ukhuwah (judul: Rahasia Jalan Ke Surga dan Membina Kerukunan Umat Beragama, brosur Shiraathal Mustaqiim (judul: Keselamatan dan Siapakah Yang Bernama Allah), Brosur Al-Barokah (Judul: Allahu Akbar Maulid Isa Almasih dan Dajjal & Kiamat), dll.
Piet Haidir Hasbullah, mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) periode 2001-2003
Piet Haidir Hasbullah adalah aktivis Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) dan mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) periode 2001-2003. Profil dan pengalaman rohaninya diberitakan Majalah Syir’ah edisi 27/IV/Februari 2004 dengan headline “Pindah Agama Karena Hidayah.” Pengalaman rohani Piet dibeberkan dalam judul “Sempat Menjadi Ateis setelah Memeluk Tiga Agama” (hlm. 34-35). Disebutkan pengalaman rohani Piet yang sarat dengan pengalaman pindah-pindah agama dari Islam, kemudian memeluk agama Katolik, Budha, lalu pindah lagi ke Islam.
Menjelaskan kenapa berulangkali murtad, Piet berdalih: “Saya mencari agama yang pro-kaum tertindas.” Ketika menjelaskan kenapa pindah ke Katolik, Piet berdalih, “Aku berpaling ke Katolik secara diam-diam tanpa mendeklarasikannya secara formal,” katanya. Ia mengaku keluar dari Islam karena muak melihat perilaku ulama yang munafik. “Di masjid-masjid, ulama berceramah tentang neraka, dan menunjuk pelacur sebagai penghuni neraka. Padahal, mereka sendiri hidup glamour,” tuturnya. Maka dengan rasa kecewa, Piet sering berkunjung ke Gereja Katedral Jakarta Pusat. Dalam hatinya ia menyatakan sebagai umat Nasrani.
...Piet, an Ketua Umum DPP IMM memilih pindah ke Katolik karena tertarik dengan penampakan umat kristiani yang peduli pada masyarakat tidak mampu...
Piet memilih pindah ke Katolik karena tertarik dengan penampakan umat kristiani yang peduli pada masyarakat tidak mampu. “Pada acara kebaktian umat Kristen memberikan sumbangan dengan jumlah yang luar biasa kepada fakir miskin, misal anak-anak jalanan atau orang-orang yang terkena musibah banjir,” ujarnya.
Sebelumnya, sewaktu kuliah semester tiga IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN), Piet sudah sering meninggalkan shalat. “Selain bosan shalat, artikulasi ibadah bisa lewat jalan lain, bukan hanya shalat, bisa lewat baca buku.”
Dengan pengalaman murtad seperti itu, Syir’ah memberikan support, “Pengalaman Piet Hasbullah Haidir, bisa menjadi cerminan seorang anak manusia yang selalu gelisah mencari kejujuran agama. Tidak hanya basa-basi normatif tanpa aksi konkret. Seandainya di Museum Rekor Indonesia ada kategori pemegang rekor terbanyak memeluk agama, mungkin Piet Hasbullah Haidir menjadi salah seorang nominatornya. Bayangkan, dalam hitungan pekan atau bulan bisa berubah haluan.”
Murtadin Saifuddin Abraham alumnus Universitas Muhammadiyah
Dulu, Saifuddin, pria kelahiran Bima-NTB 26 Oktober 1965 adalah kader Muhammadiyah. Setamat dari SMA Muhammadiyah Bima tahun 1983, mendapat beasiswa dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah di Jawa Tengah dan mengikuti pendidikan pondok pesantren Muhammadiyah. Kader lain dari Bima yang juga mendapat beasiswa adalah Ikhwan Syamsuddin (sekarang rektor Universitas Muhammadiyah Buma). Usai kuliah, Saifuddin mengajar di SMA Muhammadiyah daerah Jepara, lalu pada tahun 1993-1996 mengajar di pesantren Muhammadiyah di Depok, Jawa Barat.
Setelah mengalami pergulatan iman di Pesantren Az-Zaitun pada tahun 1999, akhirnya Saifuddin benar-benar pindah agama ke Kristen menjadi seorang penginjil bersama Pendeta Edie Sapto, seorang pendeta radikal asal Madura yang mewajibkan para siswanya untuk memurtadkan 5 orang sebagai syarat kelulusan di Sekolah Tinggi Teologinya.
Selamat Bermuktamar, Waspadai Tokoh Pro-Kristenisasi
Melalui Muktamar nanti, warga persyarikatan harus merevitalisasi diri agar memantapkan diri dalam -ruju’ ilal-qur`an was-sunnah,” konsisten beramal sesuai dengan Muqaddimah Anggaran Dasar, Kepribadian, Khittah Perjuangan, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH), Pedoman Hidup Islami (PHI) Warga Muhammadiyah, dan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah.
Jangan lagi tergiur gelar profesor dan kemahiran retorika seseorang, lalu terbuai dan memasukkan orang yang tak jelas kemuhammadiyahannya. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan cari hidup di Muhammadiyah dan jangan kecolongan tokoh yang pro Kristenisasi. (taz/SI)
[Penulis adalah Wakil Sekretaris Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus (MTDK) PWM DKI Jakarta]
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha