Jumat, 04 Juni 2010

PBB Minta Sejumlah Negara Menutup Penjara Rahasia

JENEWA (Addakwah.com) - Para pakar HAM PBB menyerukan agar Amerika Serikat dan 65 negara lainnya untuk mengakhiri penahanan rahasia orang-orang yang diduga 'teroris'.
Pada hari Kamis (3/6), penulis penelitian PBB mengenai penahanan rahasia yang terkait dengan kebijakan kontraterorisme meminta penyelidikan independen dan transparan terhadap semua fasilitas penahanan yang sengaja disembunyikan oleh negara-negara tersebut, AFP melaporkan dikutip PressTV.

Sejumlah pakar kekerasan, kontra-terorisme, dan penghilangan paksa mengatakan dalam laporan tersebut bahwa 66 negara yang disebut dalam laporan sebelumnya pada Januari lalu, harus menyelidiki penjara-penjara rahasia yang dipakai untuk menahan, menyiksa, dan membantai orang-orang yang selama ini hanya dituduh terkait dengan tindakan terorisme.

Laporan yang dikeluarkan oleh Dewan HAM PBB ini sempat ditunda untuk diumumkan pada publik dari bulan Maret di bawah tekanan sejumlah negara yang menganggap laporan tersebut sebagai laporan yang cukup kontroversial.

Negara-negara yang disebutkan dalam laporan terdiri dari Amerika Serikat, Ethiopia, Rumania, Kosovo dan Pakistan. PBB meminta pemerintah untuk menghukum mereka yang terlibat dan memerintahkan diadakannya fasilitas penahanan yang tidak manusiawi itu.

Penelitian mencatat telah ada ribuan orang yang dikurung dalam penjara rahasia yang sengaja dibangun bukan di atas tanahnya sendiri, namun di negara lain. (althaf/arrahmah.com)

Obama: Wajar Kekhawatiran Israel

Addakwah.com--Presiden Amerika Serikat Barack Obama menilai serangan Israel terhadap armada kebebasan itu memang sungguh tragis sekali. Namun ternyata di sisi lain, Obama menyatakan bahwa kekhawatiran Israel akan keamanan Jalur Gaza yang terancam akibat gerakan Hamas adalah hal yang wajar. Demikian dilansir Al-Jazeera.net (4/6).

Dalam wawancaranya dengan CNN Amerika, Obama meminta kepada Israel agar melakukan investigasi yang obyektif mengenai insiden berdarah di kapal Mavi Marmara itu. Ia berharap dapat menciptakan perdamaian di kawasan Jalur Gaza tersebut.

Secara implisit, Obama mengecam blokade Israel terhadap Jalur Gaza sejak empat tahun lalu. "Israel mencegah masyarakat Gaza dari kegiatan ekonomi," tegas Obama.

"Yang terpenting bagi kita sekarang adalah keluar dari jalan buntu permasalahan ini. Dan kejadian ini harus dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk memajukan proses perdamaian antara Israel dan Palestina," tambah Obama.

Serangan Israel terhadap kapal armada kebebasan tersebut telah menewaskan 19 orang, termasuk 1 orang warga negara Amerika Serikat berumur 19 tahun.

Obama juga menegaskan dukungan Amerika Serikat atas penyelidikan terhadap insiden itu, dan mempercayakannya secara penuh kepada Israel. [sdz/jzr/hidayatullah.com]

Digagalkan, Justru Banyak Kapal Akan ke Gaza

Addakwah.com--Kegagalan enam kapal misi kemanusiaan mancanegara mencapai Gaza akibat serangan brutal Israel hari Senin (31/5), tidak menyurutkan semangat para aktivis dan berbagai pihak mendobrak blokade Israel.

Berbagai kalangan bahkan berjanji untuk kembali mencoba menembus blokade Israel terhadap Gaza.

Dari Iran, Sekjen Komite Pertahanan Intifadah Palestina, Hossein Syeikh Al-Islam menyatakan bahwa Iran akan mengirimkan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan tujuan menjebol blokade terhadap kawasan ini.

Hari Kamis (3/6), Syeikh Al-Islam dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Alam mengatakan, "Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran akan mengirimkan kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza saat dunia mengecam serangan brutal atas kapal Freedon Flotilla."

Menurut Syeikh Al-Islam, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza adalah satu-satunya jalan untuk menjebol blokade Gaza. Ia mengatakan, "Bangsa-bangsa di dunia harus terus melanjutkan aksi demo anti-Zionis Israel dan menekan rezim ini, serta berupaya menjebol blokade terhadap Jalur Gaza."

Seraya menyinggung politik busuk AS yang terus mendukung rezim penjajah Israel, Syeik Al-Islam mengatakan, "Kebijakan Washington yang mendukung tanpa syarat arogansi Zionis Israel dan aksi menghalangi resolusi anti-Israel karena kebejatan rezim ini, telah terkuak di hadapan seluruh penghuni dunia."

Syeikh Al-Islam juga mengatakan, "Langkah terakhir AS adalah membela serangan brutal Israel atas konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza. Karena veto AS di PBB, tidak ada kecaman keras atas brutalitas terbaru Israel."

Rachel Corrie


Sebelum ini, MV Rachel Corrie, kapal dagang yang dibeli para aktivis pro-Palestina hari Selasa (1/6), telah diberangkat menuju Gaza.

Kapal yang menyandang nama aktivis perempuan Amerika yang tewas dilindas bolduser  Zionis di Jalur Gaza pada 2003 itu, sudah diberangkatkan dari Malta.

Tekad para aktivis itu ditanggapi seorang pejabat Israel dengan mengatakan, pihaknya akan tetap menghambat misi kapal tersebut.

"Kami berinisiatif mendobrak blokade Israel, kepada satu setengah juta orang warga Gaza. Misi kami tidak berubah dan ini menjadi misi `flotilla` terakhir," kata Greta Berlin, aktivis Gerakan Pembebasan Gaza yang berbasis di Siprus ini.

Sementara itu, dampak kejahatan Israel pada kafilah kemanusiaan ini tampaknya akan merembet melahirkan jutaan simpati dan konflik antarnegara.

Perdana Menteri Irlandia, Brian Cowen misalnya, menggambarkan, MV Rachel Corrie sebagai kapal milik Irlandia. Kapal itu patut diizinkan untuk merampungkan misinya dan Israel jangan mengganggu.

"Pemerintah (Irlandia) sudah resmi meminta Pemerintah Israel, agar mengizinkan kapal milik Irlandia merampungkan perjalanannya dan menurunkan pasokan bantuan kemanusiaannya di Gaza," kata Cowen kepada parlemen di Dublin.

Sementara itu, seorang perwira AL Israel berpangkat letnan mengatakan kepada Stasiun Radio Angkatan Darat Israel, unitnya siap menghentikan kapal Irlandia itu.

"Sebagai satu unit, kami sedang mempelajari, dan kami akan melakukan investigasi secara profesional untuk mencapai kesimpulan," katanya.

Dalam penyerangan terhadap konvoi enam kapal misi kemanusiaan ke Gaza hari Senin, perwira Israel berpangkat letnan ini mengatakan, unitnya menembak mati sembilan orang aktivis di kapal feri Turki. "Kami juga siap (melakukan hal yang sama) terhadap Kapal Rachel Corrie," katanya.

Di antara para penumpang MV Rachel Corrie itu adalah Pemenang Nobel Perdamaian Irlandia Utara Mairead Corrigan-Maguire, mantan diplomat senior PBB asal Irlandia, Denis Halliday, dan beberapa warga Irlandia lainnya.

Radio Angkatan Darat Israel melaporkan, kapal MV Rachel Corrie diperkirakan tiba di perairan Gaza, Rabu. Namun Greta Berlin, aktivis Gerakan Pembebasan Gaza, mengatakan, MV Rachel Corrie mungkin tidak tiba di Gaza sampai awal pekan depan. "Kami mungkin tidak mengirim kapal berbobot 1.200 ton itu sampai Senin atau Selasa," katanya. [cha/irb/ant/hidayatullah.com]

''Apa yang Diambil dengan Paksa, Harus Direbut Kembali dengan Paksa''

Peristiwa serangan pasukan komando Zionis Israel ke rombongan kapal "Freedom Flotilla" seharus sudah cukup menjadi bukti bahwa Israel bukan pihak yang memahami bahasa "diplomasi", tapi hanya mengerti bahasa "kekerasan". Oleh sebab itu, dalam upaya membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis Israel, upaya diplomasi sebenarnya tidak lagi efektif dan tidak ada alternatif lain untuk melawan rezim Zionis Israel, selain dengan perlawanan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata.
Hal tersebut ditegaskan oleh DR Fathi Abdel Kader dari Al-Quds Foundation menjawab pertanyaan Eramuslim, saat memberikan pemaparannya bertajuk "Proyek-Proyek Zionisme" dalam acara "Al-Aqsa and Palestine, Problematic and Future Perspective" di Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia, Rabu (2/6).
Menurutnya, cara diplomasi tidak bisa diandalkan untuk mengakhiri penjajahan Israel di Palestina. "Apa yang diambil dengan paksa oleh Israel (wilayah Palestina) harus direbut kembali dengan paksa, dan caranya bukan dengan jalur diplomasi, tapi perlawanan, jihad," tukas DR. Abdel Kader yang asal Yaman itu.
Ia mengatakan, masalah Palestina adalah salah satu masalah yang penting dari sekian banyak masalah yang dihadapi kaum Muslimin. Sayangnya, umat Islam belum memberikan perhatian penuh terhadap persoalan Palestina, sehingga sulit mengakhiri penjajahan rezim Zionis Israel atas tanah dan rakyat Palestina.
"Ada pandangan bahwa, jika Palestina berhasil dikuasai oleh umat Islam, maka umat Islam kuat. Tapi jika Palestina masih berada ditangan musuh Islam, yaitu Israel, berarti umat Islam lemah," ujar DR. Abdel Kader.
Pandangan ini, menurutnya, seharusnya menjadi pemicu semangat kaum Muslimin untuk membela Palestina. Tapi faktanya tidak demikian. Dr. Abdel Kader mengakui bahwa lemahnya persatuan umat Islam menjadi penyebab gagalnya setiap perlawanan kaum Muslimin terhadap kaum Yahudi yang menzalimi orang-orang Islam, utamanya dalam masalah Palestina.
"Umat Islam belum bersatu, sehingga sulit bagi kaum Muslimin untuk melihat kelemahan-kelemahan Yahudi. Umat Islam harus bersatu dan memiliki sudut pandang serta strategi yang jelas jika ingin membebaskan Palestina, sekaligus Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman Yahudi Israel," tandasnya.
Itulah sebabnya, DR. Abdel Kader tidak sepakat jika masalah Palestina hanya dibebankan pada persatuan negara-negara Arab saja. Ia menilai salah besar pandangan yang menuntut negara-negara Arab untuk bersatu agar Israel berhasil dikalahkan. Menurutnya, semua individu umat Islam harus melakukan sesuatu dalam rangka melawan penindasan dan penjajahan Israel di Palestina, meski hanya sekedar memboikot produk-produk Israel.
Dalam perspektif yang lebih sempit, DR Abdel Kader menyebut pentingnya perubahan sikap pemerintah Mesir, sebagai negara tetangga terdekat Palestina, bagi keberhasilan melawan penjajahan Israel. Seperti diketahui, rezim Mesir yang berkuasa saat ini lebih berpihak pada kepentingan Israel dibandingkan kepentingan rakyat Palestina.
Ditanya soal peran Turki yang belakangan ini begitu menonjol dalam pembelaan terhadap Palestina. DR. Abdel Kader mengatakan, peran Turki membela Palestina sejak Erdogan (Recep Tayyeb Erdogan, Perdana Menteri Turki) berkuasa patut dihargai. Tapi pembelaan itu, ujarnya, lebih pada faktor agama karena dari sisi politik, Turki menjalin hubungan erat dengan Israel.
"Dibandingkan Turki, posisi dan perubahan sikap rezim di Mesir lebih krusial dalam upaya membantu pembebasan Palestina dari penjajahan Israel," tukas DR. Abdel Kader. (ln)

Aktivis Kemanusiaan yang Tiba di Bandara Turki Disambut Bak Pahlawan

Ratusan aktivis dari Armada Kebebasan Gaza yang kapal mereka diserang oleh Israel telah pulang disambut oleh ribuan orang yang bersorak-sorai yang menyambut mereka bak pahlawan yang baru tiba dari medan pertempuran.
Dideportasi oleh Israel di bawah tekanan internasional yang dipimpin oleh Ankara, para aktivis kemanusiaan diterbangkan ke bandara di Istanbul, Turki, Kamis pagi (3/6).
Para aktivis Freedom Flotilla sebagian besar warga Turki namun ada juga warga negara dari negara-negara Arab, Eropa dan Amerika Serikat. Sembilan mayat aktivis yang terbunuh oleh serangan brutal Israel turut menyertai kepulangan mereka yang berada pada pesawat pertama.
"Mereka menghadapi tindakan barbarisme dan penindasan namun kembali dengan kebanggaan," kata Wakil Perdana Menteri Turki Bülent Arinc yang bersama-sama dengan beberapa anggota parlemen Turki menyambut para aktivis di bandara.
Ribuan keluarga dan pendukung para aktivis kemanusiaan melambaikan bendera Palestina dan Turki di luar bandara dengan diiringi tepuk tangan, serta teriakan "Allahu Akbar!"
"Turki bangga padamu!" teriak kerumunan massa. Mereka juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Israel.
Sebelumnya, tiga pesawat mendarat di bandara Ankara dan ambulans langsung membawa aktivis yang mengalami luka-luka ke pusat medis.
Di Yunani, pesawat yang membawa 35 aktivis - 31 warga Yunani, 3 warga Perancis dan satu berkebangsaan AS - mendarat di sebuah bandara militer dekat Athena Kamis pagi.
Wakil Menteri Luar Negeri Dimitris Droutsas Yunani, dan anggota parlemen bergabung dengan puluhan sanak keluarga dan para pendukung aktivis kemanusiaan di Bandara Elefsina untuk menyambut para aktivis kembali.
Menurut pejabat Israel, 527 aktivis sedang terbang ke Turki dan Yunani, sementara tujuh lainnya belum bisa dipulangkan karena masih berada di rumah sakit Israel untuk pengobatan luka yang mereka derita selama serangan Israel.
Kementerian Luar Negeri Israel juga mengatakan tiga aktivis dari Irlandia, Australia dan Italia akan tetap dalam tahanan atas dokumentasi dan adanya rangkaian isu lain tanpa merinci lebih lanjut.(fq/prtv)

Agar Remaja Tak Gagal Meraih Kebahagiaan

KEBAHAGIAAN merupakan sasaran terbesar yang hendak dituju seluruh manusia. Tak terkecuali para pemuda dan remaja. Mereka menganggap bahwa masa-masa yang mereka lalui adalah masa untuk berbahagia dan bersenang-senang.


Setiap pemuda dan pemudi menghabiskan tenaga dan memanfaatkan energi mereka untuk menggapai kebahagiaan. Masa sekarang merupakan masa inovasi dan teknologi yang juga digunakan untuk mengembangkan beragam sarana kebahagiaan. Mereka berasumsi bahwa kebahagiaan adalah terpuaskannya kenikmatan-kenikmatan duniawi.
Oleh karenanya, tak sedikit dari remaja dan pemuda yang berlomba-lomba untuk memperkaya diri, berbusana elok, makan dan minum enak, dan lainnya. Namun pertanyaan selanjutnya, “Apakah benar mereka telah mencapai kebahagiaan?” Jawabannya adalah, “Tidak!”

Hal-hal di bawah ini menjadi premis atas jawaban tersebut:

1.  Merebaknya obat-obatan terlarang di antara keputusasaan dan rasa frustrasi di kalangan remaja.
2.  Tingkat kriminalitas yang tinggi.
3.  Klinik konsultasi kejiwaan selalu disesaki pasien-pasiennya yang kebanyakan berusia muda belia.
...Semua bukti tadi menunjukkan bahwa kebanyakan remaja gagal mendapatkan kebahagiaan di dunia ini...
Semua bukti tadi menunjukkan bahwa kebanyakan remaja gagal mendapatkan kebahagiaan di dunia ini, kecuali mereka yang mendapatkan ampunan Allah. Jika demikian, bagaimana caranya menggapai kebahagiaan?

Kita bisa mendapatkan jawabannya di dalam Al-Qur’an. Allah Yang Maha Kuasa menggambarkan dirinya dengan menyatakan, “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (Al-Mulk: 14)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui jalan menuju kebahagiaan yang sangat didambakan ciptaan-Nya, karena Dia-lah yang menciptakan manusia. Allah juga berfirman, “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Thaha: 123)
...Kebahagiaan dapat diraih dengan jalan mengikuti petunjuk Allah. Sedangkan orang yang menjauh dari jalan Allah, akan diterpa kesengsaraan dan kesulitan...
Berarti, kebahagiaan dapat diraih dengan jalan mengikuti petunjuk Allah. Sedangkan orang yang menjauh dari jalan Allah, maka dia akan diterpa kesengsaraan dan kesulitan. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat selanjutnya, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Thaha: 124)

Dalam ayat lainnya Allah menjanjikan kebahagiaan kepada siapa saja yang beramal shaleh. Dia berfirman:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97)

Dengan demikian, kehidupan baik yang merupakan salah satu faktor kebahagiaan di dunia merupakan janji Allah bagi orang-orang beriman yang beramal baik. Ketika mengomentari “kehidupan yang baik”, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan, “Ia merupakan ketenangan dan kebahagiaan hati yang disebabkan manisnya keimanan. Kehidupan, cahaya, dan kekuatan hati sangat dipengaruhi kualitas keimanan. Iman tak ubahnya makanan, pengobatan, dan perawatan bagi hati. Inilah makna kebahagiaan bagi orang-orang beriman.”
...kehidupan baik yang merupakan salah satu faktor kebahagiaan di dunia merupakan janji Allah bagi orang-orang beriman yang beramal baik...
Sementara makna keimanan bagi para pecinta dunia adalah memiliki banyaknya istana, kendaraan-kendaraan yang mewah, harta benda, makanan dan minuman enak, serta terpenuhinya hasrat seksual. Sejatinya, makna kebahagiaan seperti demikian adalah makna yang menjadi paradigma orang-orang kafir. Allah berfirman:

“Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan Jahanam adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)

Jadi jelas, kebahagiaan tidak terletak pada terpuaskannya kesenangan-kesenangan keduniaan. Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan hati yang dipenuhi dengan ketenangan dan ketenteraman. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Menggali Potensi Muslimah


addakwah.com ------MENJADI seorang muslimah luar biasa, karena memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan demi kebaikan umat, dalam berbagai cara. Di tengah-tengah penderitaan berkepanjangan yang diderita umat Islam saat ini, baik muslim maupun muslimah berkewajiban menerjang tantangan dan membantu mengembalikan kejayaan yang pernah diraih Islam dan umatnya.

Begitu banyak pekerjaan yang harus dilakoni, dan jangan ada waktu yang disia-siakan. Bersama kaum laki-laki, wanita pun memiliki peran dalam menegakkan panji tauhid di atas muka bumi. Jika kita menoleh ke belakang, melongok sejarah Islam, maka kita akan mendapatkan berbagai fragmen yang menggambarkan sejumlah peran signifikan yang dijalani para muslimah. Peran tersebut masih akan terus dilakoni hingga saat ini, demi kemaslahatan masyarakat muslim. Di antaranya adalah:
... Bersama kaum laki-laki, wanita pun memiliki peran dalam menegakkan panji tauhid di atas muka bumi...
Sebagai ulama dan intelektual

Dalam Islam, wanita memiliki kemampuan untuk belajar dan unggul di berbagai disiplin keilmuan. Pengetahuan dan keilmuannya dapat dimanfaatkan untuk keuntungan umat yang secara partikular sangat membutuhkan intelektual dan ulama Islam wanita. Mereka sangat dibutuhkan untuk membimbing komunitas mereka. Maka sekaranglah saatnya untuk mengembalikan kejayaan keilmuan Islam di posisi superior, di saat banyak kalangan melihat dengan pandangan inferior terhadap studi Islam.

Teladan terbaik dalam hal ini, tentu saja, adalah Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Terdapat hikmah begitu besar di balik pernikahan dininya dengan Rasulullah. Selama hidup mendampingi Rasul, Aisyah banyak belajar dan menggali pengetahuan dari dua sumber penting Islam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya.

Dan selepas beliau wafat, Aisyah hidup 50 tahun lamanya; memberikan pengajaran dan pemahaman kepada siapa saja yang buta akan pengetahuan Islam. Sepeninggal Rasul, Aisyah menjadi referensi penting dan tempat bertanya bagi orang-orang. Selama 50 tahun itu pula –dengan penuh dedikasi— dia mengajarkan, mengisahkan, menasehati, dan membantu orang lain memahami Islam. ...Dalam Islam, wanita memiliki kemampuan untuk belajar dan unggul di berbagai disiplin keilmuan. Umat sangat membutuhkan intelektual dan ulama Islam wanita...

Tak hanya itu, dia menjadi salah satu dari empat orang sahabat yang melansir lebih dari dua ribu hadits Rasulullah. Tak terhitung lagi banyaknya sahabat yang mengambil keuntungan dari pengetahuan dan periwayat haditsnya. Di antaranya adalah Abu Musa Al-Asy’ari yang mengatakan, “Ketika kita, para sahabat Rasulullah, menghadapi setiap kesulitan dalam persoalan hadits, maka kita merujuk kepada Aisyah, dan dia pasti memiliki pengetahuan pasti tentangnya.” Tidak hanya piawai dalam hadits, Aisyah juga pakar dalam bidang hukum dan pengobatan.

Selain menjadi salah satu dari tiga istri Rasulullah yang hafal Al-Qur’an, Aisyah juga merupakan salah seorang pakar fikih mumpuni, pendidikan, dan seorang orator ulung. Secara umum, bersama para sahabat serta ulama lainnya, dia memainkan peran penting dalam memelihara dan mentransfer ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah kepada generasi selanjutnya.

Tak ayal, Aisyah memberikan teladan sempurna mengenai keberhasilan dan kontribusi yang dapat dilakukan seorang muslimah demi kedigdayaan umat. Jika demikian, rasanya sangat perlu untuk mendorong para muslimah menjadi “Aisyah” hari ini dan esok.
... Hukum Islam mengakui hak-hak ekonomi dan properti perempuan secara penuh, baik sebelum maupun sesudah pernikahan...
Sebagai dermawan dan filantropis

Hukum Islam mengakui hak-hak ekonomi dan properti perempuan secara penuh, baik sebelum maupun sesudah pernikahan. Mereka dibolehkan membeli, menjual, atau menyewakan properti mereka secara leluasa, dan menggunakan kesejahteraan mereka tanpa campur tangan siapa pun.

Atas alasan demikian, beberapa muslimah menjadi sangat makmur dan sejahtera. Sepanjang perjalanan sejarah, banyak muslimah yang telah menggunakan penghasilan dan pendapatannya untuk Islam dan kepentingan umatnya. Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah dan pengusaha wanita sukses, menjadi contoh terbaik dalam hal kedermawanan.

Dukungan Khadijah untuk Nabi Muhammad dibuktikan dengan banyak cara, termasuk dengan finansial. Dia memberikan porsi besar kekayaannya untuk menunjang misi beliau. Mengenai Khadijah, Rasulullah bersabda, “Dia beriman kepadaku tatkala orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya ketika kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Dan masih banyak lagi para muslimah filantropis (suka bederma/cinta kedermawanan) sepanjang sejarah Islam. Sebut saja beberapa nama: Fathimah Al-Fihriyyah (w. 880) yang menggunakan kekayaannya untuk membangun sebuah sekolah dan masjid di Qarawiyyin, Maroko. Masjid Qarawiyyin dan sekolahnya kemudian menjadi pusat studi Islam di Maroko selama lebih dari seribu tahun, dan kemudian menjadi universitas tertua di Maroko.

Kemudian ada Maryam binti Asy-Syam (w. 1313), Barakah binti Abdullah (w. 1372), Al-Udar Al-Karimah dari Yaman (w. 1360), dan Banafsha` Ar-Rumiyyah (w. 1008) yang telah merenovasi Baghdad, serta banyak lagi yang lainnya.

Serta banyak muslimah lainnya yang dikaruniai Allah kemampuan finansial lebih untuk memajukan umat dalam berbagai cara, mengikuti segenap teladan para pendahulu mereka. Di saat umat Islam hari ini sangat membutuhkan sekolah, masjid, pusat pelayanan sosial, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang mengimplementasikan ajaran-ajaran Islam purifikatif, maka keberadaan mereka menjadi sangat urgen.

Pun demikian, para muslimah berkewajiban menyadarkan para yunior mereka tentang nilai uang, dan urgensi dari mendonasikan kekayaan mereka di jalan Allah. Oleh sebab itu, rasanya sangat perlu untuk mendorong para muslimah menjadi “Khadijah” hari ini dan esok.
...Sekaranglah saatnya Muslimah memenuhi berbagai kemungkinan dan memberikan bantuan demi mengembalikan Islam ke posisinya yang terhormat...
Kedua contoh di atas hanya segelintir peran yang bisa diambil para muslimah di setiap komunitas mereka, sebagaimana dilakukan generasi terdahulu sepanjang lintasan sejarah Islam. Bahkan banyak dari mereka yang menjadi dokter, pekerja sosial, intelektual, pendidik, dan lain sebagainya. Mereka turut andil dalam membersihkan debu-debu dari ‘wajah’ syariat Islam. Mereka telah mengerahkan upaya mereka dalam memajukan peradaban Islam, sembari tidak lupa untuk terus menjaga prinsip-prinsip Islam seperti kesederhanaan, memelihara martabat dan harga diri.

Ya, para muslimah memiliki potensi yang luar biasa. Sekaranglah saatnya untuk memenuhi berbagai kemungkinan dan memberikan bantuan demi mengembalikan Islam ke posisinya yang terhormat dalam konstelasi bangsa-bangsa. Dengan catatan, aktivitas, perjuangan, dan aktualisasi diri tetap dilakukan dalam koridor syariat Islam. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Muslimah Cantik, Ilmunya Mumpuni


addakwah.com ----MUSLIMAH yang cerdas selalu menyadari arti pentingnya ilmu. Dia tidak akan pernah lupa untuk memberikan perhatian kepada akalnya, sebagaimana dia memberikan perhatian kepada tubuhnya. Dengan demikian, seperti halnya laki-laki, muslimah juga dibebani kewajiban untuk menuntut ilmu yang bermanfaat bagi agama dan dunianya.
Ketika membaca firman Allah berbunyi, “Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Thaha: 114), dan sabda Rasulullah SAW, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah,” seorang muslimah cerdas akan mengerti bahwa petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah meliputi laki-laki dan juga wanita.
Sejak awal kemunculan Islam, segenap wanita beriman telah menyadari pentingnya nilai keilmuan. Para wanita Anshar ketika itu berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, berikanlah kesempatan satu hari saja agar kami dapat belajar darimu, agar kami tidak kalah dengan kaum laki-laki.” Beliau lantas berkata, “Baiklah, tempat belajar kalian di rumah si Fulan.” Kemudian beliau pun datang ke rumah tersebut, lalu memberikan nasihat, mengingatkan dan mengajari mereka. (HR. Al-Bukhari)
Dengan senang hati para wanita muslimah menuntut ilmu. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya mengenai hukum-hukum yang berkenaan dengan agamanya. Ini mengingat, mereka menanyakan tentang kebenaran, dan sesungguhnya Allah tidak pernah malu terhadap kebenaran. Begitu banyak teks-teks yang menggambarkan keberanian wanita muslimah, kematangan kepribadiannya, serta kecemerlangan otaknya.
…Dengan senang hati para wanita muslimah menuntut ilmu. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya mengenai hukum-hukum yang berkenaan dengan agamanya…
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Asma’ binti Yazid bin As-Sakan Al-Anshariyah pernah bertanya kepada Nabi Muhammad mengenai mandi dari haid. Maka beliau menjawab, “Hendaklah salah seorang di antara kalian menyediakan air yang bercampur dengan daun sidr, lalu bersucilah dengan sebaik-baiknya. Setelah itu tuangkanlah air dan gunakanlah secarik kain atau kapas yang telah diberi wewangian, untuk selanjutnya bersihkanlah darah haid itu dengannya.”
Selain itu, Asma’ binti Yazid juga bertanya tentang mandi junub, maka Rasulullah menjawab, “Ambil air dan bersucilah dengannya secara baik. Kemudian guyurkanlah air di atas kepalamu dan gosok-gosoklah kulit dan rambutmu hingga rata. Setelah itu tuangkanlah air ke seluruh tubuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Lalu Ummu Sulaim binti Milhan, ibunda Anas bin Malik, pernah datang kepada Rasulullah, dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran, maka aku pun tidak malu untuk bertanya, “Apakah wanita wajib mandi apabila bermimpi?” Rasulullah menjawab, “Ya, apabila dia melihat adanya air mani.”
Demikianlah, sehingga Ummul Mukminin Aisyah mengomentari, “Sebaik-baiknya wanita adalah wanita Anshar. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya mempelajari dan memahami agamanya.” Pada masa generasi sahabat, kaum wanita tidak segan-segan untuk menanyakan langsung hukum-hukum agama kepada Nabi Muhammad tentang masalah-masalah yang mereka alami. Hal ini mereka lakukan apabila mereka merasa ragu terhadap jawaban atau fatwa yang diberikan orang lain, atau apabila mereka merasa ragu terhadap jawaban atau fatwa yang diberikan kepada selain Rasulullah. Tindakan demikian merefleksikan sikap wanita cerdas yang benar-benar sadar akan ajaran agamanya.
Hal di atas juga benar-benar direfleksikan seorang sahabat wanita bernama Subai’ah binti Harits Al-Aslamiyah, saat dia hidup bersama Said bin Khaulah. Said harus syahid di Perang Badar, dan meninggalkan Subai’ah yang tengah hamil. Sepeninggal Said, Subai’ah pun melahirkan. Ketika telah suci dari nifasnya, Subai’ah berdandan untuk menyambut para peminang. Maka datanglah Abu Sanabil bin Ba’kak (laki-laki dari Abud-Dar) seraya berkata kepada Subai’ah, “Aku melihatmu berdandan untuk menyambut kedatangan seorang peminang, apakah engkau ingin menikah? Demi Allah, engkau tidak boleh menikah sebelum engkau melewati masa iddah, 4 bulan 10 hari.”
Maka Subai’ah pun berkata, “Ketika dia mengatakan hal itu kepadaku, aku pun segera mengemas pakaianku dan bertolak menuju kediaman Rasulullah. Pada saat mendatangi Rasulullah, aku bertanya kepada beliau mengenai hal itu. Maka beliau menjelaskan kepadaku bahwa aku diperbolehkan sejak aku melahirkan, dan memerintahkanku untuk segera menikah jika telah menemukan pasangan yang cocok.”
Upaya Subai’ah untuk mencari tahu tentang hukum syariat, dan kegigihannya dalam menuntut keyakinan telah mendatangkan kebaikan, berkah, dan manfaat, bukan hanya bagi Subai’ah saja, tetapi juga bagi kaum muslimin secara keseluruhan hingga Hari Kiamat kelak. Hadits tentang Subai’ah tadi dijadikan pedoman oleh mayoritas ulama salaf dan khalaf (kontemporer), terutama imam mazhab yang empat. Mereka (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad) berpendapat bahwa iddah wanita hamil yang ditinggal mati suaminya adalah melahirkan, meski apabila dia melahirkan setelah ditinggal mati suaminya beberapa saat sebelum jenazah suaminya dimandikan.
Dengan demikian, betapa besarnya kontribusi Subai’ah bagi wawasan hukum syariat. Kesungguhan dan kegigihannya untuk mencari tahu serta menuntut ilmu syariat mampu memberikan secercah cahaya bagi orang-orang yang hidup setelahnya. Islam mewajibkan kaum wanita untuk menuntut ilmu seperti halnya telah diwajibkan kepada kaum laki-laki. Oleh karena itu, tidak heran jika kita menemukan wanita muslimah yang sangat gigih dalam mencari ilmu dan memahami masalah-masalah yang berkenaan dengan syariat Islam.
…Muslimah yang sadar akan petunjuk agamanya akan senantiasa menyadari pentingnya membekali diri dengan ilmu bermanfaat…
Muslimah yang sadar akan petunjuk agamanya akan senantiasa menyadari pentingnya membekali diri dengan ilmu bermanfaat. Keilmuan yang dimiliki sangat bermanfaat bagi kepribadiannya, putra-putrinya, keluarga dan masyarakatnya. Seorang muslimah yang cerdas tidak hanya memahami definisi kecantikan hanya dari aspek fisik an-sich. Seorang muslimah terlihat menawan jika memiliki pengetahuan keislaman yang baik. Apalah gunanya cantik secara fisik tapi buta akan Islam dan tidak bisa membedakan mana yang baik dan benar, mana yang halal dan haram, dan lainnya.
Bagaimanapun kondisi fisiknya, orang yang berilmu akan tetap terlihat memesona. Sehingga, ketika diminta untuk membuat perumpamaan tentang madu, mangkuk, dan rambut oleh Rasulullah, Utsman bin Affan berkata, “Ilmu itu lebih manis dari madu, orang berilmu lebih cantik dari mangkuk yang indah, namun mencari orang berilmu yang mampu mengamalkan ilmunya dengan sempurna, susahnya sama dengan meniti sehelai rambut.” Jadi, akan lebih ideal jika kecantikan fisik dibarengi dengan keilmuan mumpuni. Muslimah cantik dan berilmu luas merupakan dambaan setiap pria shalih. [ganna pryadha/voa-islam.com]
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha