Hidayatullah.com—Pemerintah mengatakan, sebanyak empat juta situs porno segera diblokir menyusul telah disepakatinya upaya pemblokiran tersebut antara pemerintah dengan seluruh penyelenggara jasa internet (PJI).
"Semua PJI sudah setuju untuk memblokir situs porno di internet," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di Jakarta, Selasa (10/8).
Menteri mengatakan, seluruh PJI yang saat ini jumlahnya mencapai 200 perusahaan, telah menyatakan kesediaannya untuk memblokir situs porno yang diperkirakan mencapai empat juta. Menurut dia, pihaknya sendiri telah berjanji kepada seluruh masyarakat di tanah air untuk memblokir situs porno sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Namun pada kenyataannya sampai hari ini, situs-situs internet yang memuat konten pornografi, baik internasional maupun lokal Indonesia, masih bisa diakses bebas.
Buatan Indonesia
Di sisi lain, Irwin Daya, Ketua Umum Badan Pengurus Nasional Asosiasi Warnet Indonesia (BPN AWARI), mengatakan, satu juta situs negatif yang difilter domain number system (DNS) Nawala, ternyata 1/3-nya program buatan Indonesia.
"1/3 dari satu juta situs negatif yang berhasil kita saring semuanya adalah program buatan Indonesia. Kita tidak perlu berbangga hati dengan ini. Kemampuan orang Indonesia membuat konten negatif cukup tinggi," ujarnya dikutip Antara.
Irwin menjelaskan, ada empat situs negatif yang paling utama yang dibuat programer Indonesia, yakni pornografi, perjudian, penipuan, dan situs mengandung virus.
"Situs tersebut berupa website maupun video," kata Irwin.
Sejak 2008, BPN Awari sudah menyaring situs yang mengandung unsur negatif. Sementara itu, pemerintah belum menjelaskan kapan tepatnya situs-situs asusila tersebut hilang dari mesin pencarian online internet. Ataukah hanya janji palsu belaka? [tv1/ant/cha/hidayatullah.com]
Rabu, 11 Agustus 2010
Ketua DPR: Redenominasi Bagus Asal Tak Ada Harga di Bawah Rp 1000
Jakarta - Ketua DPR Marzuki Alie belum mau berkomentar jauh tentang rencana redenominasi mata uang rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Menurutnya, redenominasi ini bisa menimbulkan inflasi tinggi jika BI tidak menyiapkan uang-uang pecahan kecil.
"Biarkanlah ahli-ahli yang bicara dulu. Memang secara prinsip tak ada dampaknya. Tapi sekarang masih ada permen yang harganya Rp 100, itu jadi inflasinya bisa jadi berapa?. Kecuali kita keluarkan uang sen. Kalau tidak ada uang sen, kenaikan inflasinya bisa tinggi dan harus dipikirkan," ujar Marzuki saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/8/2010).
Marzuki mengatakan, secara konsep wacana redenominasi cukup bagus, terutama untuk menyederhanakan nominal rupiah untuk pembukuan. Tapi akan sulit untuk dipraktikan.
"Redenominasi bagus kalau saat ini tidak ada lagi harga-harga terkecil di bawah Rp 1.000. Karena harga-harga kecil jadi problem yang mengangkat inflasi. Yang terpenting sosialisasikan dulu," tegasnya.
Pemerintah dan BI menurutnya harus bersinergi dalam menjalankan redenominasi ini. "Tapi walaupun bersinergi pemerintah tetap tidak bisa mengintervensi. Saya rasa ini (redenominasi) masih butuh sosialisasi," jelasnya.
Seperti diketahui, BI akan melakukan redenominasi rupiah karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Redenominasi diharapkan bisa tuntas pada tahun 2022.
(dnl/qom)
"Biarkanlah ahli-ahli yang bicara dulu. Memang secara prinsip tak ada dampaknya. Tapi sekarang masih ada permen yang harganya Rp 100, itu jadi inflasinya bisa jadi berapa?. Kecuali kita keluarkan uang sen. Kalau tidak ada uang sen, kenaikan inflasinya bisa tinggi dan harus dipikirkan," ujar Marzuki saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/8/2010).
Marzuki mengatakan, secara konsep wacana redenominasi cukup bagus, terutama untuk menyederhanakan nominal rupiah untuk pembukuan. Tapi akan sulit untuk dipraktikan.
"Redenominasi bagus kalau saat ini tidak ada lagi harga-harga terkecil di bawah Rp 1.000. Karena harga-harga kecil jadi problem yang mengangkat inflasi. Yang terpenting sosialisasikan dulu," tegasnya.
Pemerintah dan BI menurutnya harus bersinergi dalam menjalankan redenominasi ini. "Tapi walaupun bersinergi pemerintah tetap tidak bisa mengintervensi. Saya rasa ini (redenominasi) masih butuh sosialisasi," jelasnya.
Seperti diketahui, BI akan melakukan redenominasi rupiah karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Redenominasi diharapkan bisa tuntas pada tahun 2022.
(dnl/qom)
Redenominasi Demi Identitas Rupiah
Jakarta - Redenominasi atau penyederhanaan nominal rupiah bukan karena ada masalah substansi namun lebih ke soal identitas. Redenominasi rupiah dilakukan karena munculnya keresahan atas status rupiah yang 'lebih rendah' ketimbang mata uang lainnya.
Demikian disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Firmanzah saat ditemui di sela Peluncuran Program Studi Defence Economics Universitas Pertahanan Indonesia, Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (9/8/2010).
"Itu kan di-triger keresahan akan status mata uang kita terhadap dolar, euro, dan uang global lainnya, bukan soal substansi tapi soal identitas," ujar Firman
Firmanzah sendiri mengaku dirinya tidak masalah apakah rupiah diredenominasi atau tidak, meskipun jika dilakukan akan lebih bagus.
"Artinya jika dilakukan bagus, kalau nggak juga gak apa-apa," ujar Firman.
Pasalnya, Firman menilai dengan nominal rupiah seperti saat ini perekonomian Indonesia masih berjalan dengan baik. Jadi, tidak ada masalah yang substansial.
"Jadi persoalan tentang identitas, masalah substansial tidak ada. Kekuatan mata uang kita relatif stabil, cadangan devisa juga aman, inflasi terjaga, bisa melampaui target, investasi juga tidak ada persoalan. Kinerja ekonomi kita baik," jelasnya.
Namun, jika memang diberlakukan, BI harus memerhatikan agar redominasi ini tidak menganggu stabilitas serta tidak menciptakan keresahan masyarakat. Selain itu, lanjut Firman, cost benefit dari pencetakan uang baru tersebut harus diperhatikan.
"Saya rasa kalau dikatakan perlu atau tidak perlu, selama tidak menganggu stabilitasn nasional, membuat keresahan publik, transaksi, cost benefit dari cetak uang baru kan ini memunculkan nilai sen," jelasnya.
Selain itu, BI harus melakukan sosialisasi yang sangat baik sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia.
Seperti diketahui, BI akan melakukan redenominasi rupiah karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Redenominasi diharapkan bisa tuntas pada tahun 2022.(sumber: detikfinance)
Demikian disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Firmanzah saat ditemui di sela Peluncuran Program Studi Defence Economics Universitas Pertahanan Indonesia, Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (9/8/2010).
"Itu kan di-triger keresahan akan status mata uang kita terhadap dolar, euro, dan uang global lainnya, bukan soal substansi tapi soal identitas," ujar Firman
Firmanzah sendiri mengaku dirinya tidak masalah apakah rupiah diredenominasi atau tidak, meskipun jika dilakukan akan lebih bagus.
"Artinya jika dilakukan bagus, kalau nggak juga gak apa-apa," ujar Firman.
Pasalnya, Firman menilai dengan nominal rupiah seperti saat ini perekonomian Indonesia masih berjalan dengan baik. Jadi, tidak ada masalah yang substansial.
"Jadi persoalan tentang identitas, masalah substansial tidak ada. Kekuatan mata uang kita relatif stabil, cadangan devisa juga aman, inflasi terjaga, bisa melampaui target, investasi juga tidak ada persoalan. Kinerja ekonomi kita baik," jelasnya.
Namun, jika memang diberlakukan, BI harus memerhatikan agar redominasi ini tidak menganggu stabilitas serta tidak menciptakan keresahan masyarakat. Selain itu, lanjut Firman, cost benefit dari pencetakan uang baru tersebut harus diperhatikan.
"Saya rasa kalau dikatakan perlu atau tidak perlu, selama tidak menganggu stabilitasn nasional, membuat keresahan publik, transaksi, cost benefit dari cetak uang baru kan ini memunculkan nilai sen," jelasnya.
Selain itu, BI harus melakukan sosialisasi yang sangat baik sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia.
Seperti diketahui, BI akan melakukan redenominasi rupiah karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Redenominasi diharapkan bisa tuntas pada tahun 2022.(sumber: detikfinance)
DPR Minta BI Segera Sosialisasi Redenominasi Rupiah
Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi XI merestui rencana redenominasi rupiah yang kini sedang digodok Bank Indonesia (BI). Bahkan Komisi XI meminta bank sentral untuk segera melakukan sosialisasi dalam waktu dekat.
Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI Achsanul Qasasi mengatakan redenominasi pada dasarnya sangat baik dan dapat meningkatkan martabat Indonesia dimata internasional.
"Redenominasi sangat baik untuk perekonomian Indonesia. Penyederhanaan rupiah akan menambah prestige dari Indonesia," ujar Achsanul ketika berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Rabu (11/08/2010).
Untuk itu, Achsanul mengatakan tugas Bank Indonesia saat ini adalah melakukan sosialisasi dengan segera mengingat wilayah Indonesia sangat luas dengan penduduk yang beragam.
"Karena redenominasi Indonesia akan berbeda dengan Turki dan Norwegia, kedua negara ini tidak sebesar dan seluas Indonesia," ungkapnya.
Proses sosialisasi, sambung Achsanul dilakukan untuk meyakinkan masyarakat dan menjelaskan secara detail soal penyederhanaan rupiah dari Sabang sampai Merauke. Sosialisasi akan sangat menentukan keberhasilan proses redenominasi ini.
"Butuh waktu yang panjang untuk sosialisasi, maka harus dilaksanakan sejak sekarang," tuturnya.
Lebih lanjut Achsanul meminta kepada bank sentral untuk tidak lagi melontarkan wacana-wacana yang dapat meramaikan pasar. Justru menurut Achsanul realisasinya dari wacana tersebut.
"Sudahlah intinya sosialisasi saja dahulu, jangan terlalu semangat melontarkan wacana," tukasnya.
Seperti diketahui, BI akan melakukan redenominasi rupiah karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Redenominasi diharapkan bisa tuntas pada tahun 2022.(sumber: detikfinance)
Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI Achsanul Qasasi mengatakan redenominasi pada dasarnya sangat baik dan dapat meningkatkan martabat Indonesia dimata internasional.
"Redenominasi sangat baik untuk perekonomian Indonesia. Penyederhanaan rupiah akan menambah prestige dari Indonesia," ujar Achsanul ketika berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Rabu (11/08/2010).
Untuk itu, Achsanul mengatakan tugas Bank Indonesia saat ini adalah melakukan sosialisasi dengan segera mengingat wilayah Indonesia sangat luas dengan penduduk yang beragam.
"Karena redenominasi Indonesia akan berbeda dengan Turki dan Norwegia, kedua negara ini tidak sebesar dan seluas Indonesia," ungkapnya.
Proses sosialisasi, sambung Achsanul dilakukan untuk meyakinkan masyarakat dan menjelaskan secara detail soal penyederhanaan rupiah dari Sabang sampai Merauke. Sosialisasi akan sangat menentukan keberhasilan proses redenominasi ini.
"Butuh waktu yang panjang untuk sosialisasi, maka harus dilaksanakan sejak sekarang," tuturnya.
Lebih lanjut Achsanul meminta kepada bank sentral untuk tidak lagi melontarkan wacana-wacana yang dapat meramaikan pasar. Justru menurut Achsanul realisasinya dari wacana tersebut.
"Sudahlah intinya sosialisasi saja dahulu, jangan terlalu semangat melontarkan wacana," tukasnya.
Seperti diketahui, BI akan melakukan redenominasi rupiah karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Redenominasi diharapkan bisa tuntas pada tahun 2022.(sumber: detikfinance)
Redenominasi Tidak Perlu Dikhawatirkan
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga mengatakan, redenominasi rupiah yang akan dilakukan pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) baru merupakan wacana yang memerlukan waktu panjang karena itu hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Redenominasi adalah penyederhanaan penyebutan satuan harga da nilai mata uang Indonesia yang dilakukan pada ekonomi yang tumbuh positif dan inflasi yang tinggi, katanya di Jakarta, Rabu.
Edwin Sinaga yang menjabat Dirut Finan Corpindo Nusa mengatakan, Upaya BI untuk melakukan redenominasi rupiah saat ini dinilai tidaka perlu.
BI seharusnya lebih memikirkan mengenai laju inflasi 2010 yang cenderung tinggi dan upaya bagaimana menurunkan suku bunga kredit bank yang masih tinggi, ucapnya.
Redenominasi itu, lanjut dia masih memerlukan kajian yang panjang dan kapan akan terjadi masih belum diketahui.
Karena itu, pelaku pasar tidak perlu panik dan diharapkan tetap melakukan kegiatan di pasar, karena tidak ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, katanya.
Upaya BI melakukan redenominasi, menurut dia sangat positif, namun saat ini masih belumlah, apalagi proses pelaksanaan redenominasi dalam waktu yang panjang.
Sementara itu, pengamat pasar uang, Krisna Dwi Setiawan mengatakan, Bank Indonesia tidak perlu melakukan redenominasi rupiah.
"Redenominasi rupiah tidak perlu dilakukan, saya tidak merasa risi memegang rupiah dalam nominal yang besar. Jadi tidak ada alasan untuk melakukan hal itu," katanya.
Krisna Dwi Setiawan mengatakan, proses redenominasi rupiah atau penyederhanaan penyebutan satuan harga maupun nilai mata uang Indonesia itu saat ini masih dalam tahap kajian.
"Ini `kan baru merupakan wacana yang masih memerlukan waktu cukup panjang," ujarnya.
Menurut dia, upaya redenominasi BI kemungkinan akan mengalami kesulitan, karena BI tidak dapat mengkontrol harga barang, meski rupiah dapat dikontrol.
Apabila nilai tukar rupiah mengecil apakah harga barang itu juga bisa mengecil, katanya.
Harga barang baru dapat dipantau, lanjut dia apabila ada suatu badan penyangga barang yang mengkontrol harga tersebut, namun itu juga sulit dilakukan.
Gubernur BI, Darmin Nasution mengatakan, upaya redenominasi rupiah memerlukan waktu 10 tahun. "Sekarang ini kita sedang finalisasi riset dan studi yang kita laksanakan insyaAllah benar-benar final pada akhir tahun ini," katanya.
Saat ini sudah mendekati dua tahun studinya untuk pelajari redenominasi, ucapnya.
Setelah selesai studi yang dilakukan BI pada akhir tahun ini, maka selama dua tahun kedepan merupakan masa sosialisasi dan persiapan sistem informasi akuntansi pencatatan keuangan, tambahnya.
(h-CS/A024)
Redenominasi adalah penyederhanaan penyebutan satuan harga da nilai mata uang Indonesia yang dilakukan pada ekonomi yang tumbuh positif dan inflasi yang tinggi, katanya di Jakarta, Rabu.
Edwin Sinaga yang menjabat Dirut Finan Corpindo Nusa mengatakan, Upaya BI untuk melakukan redenominasi rupiah saat ini dinilai tidaka perlu.
BI seharusnya lebih memikirkan mengenai laju inflasi 2010 yang cenderung tinggi dan upaya bagaimana menurunkan suku bunga kredit bank yang masih tinggi, ucapnya.
Redenominasi itu, lanjut dia masih memerlukan kajian yang panjang dan kapan akan terjadi masih belum diketahui.
Karena itu, pelaku pasar tidak perlu panik dan diharapkan tetap melakukan kegiatan di pasar, karena tidak ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, katanya.
Upaya BI melakukan redenominasi, menurut dia sangat positif, namun saat ini masih belumlah, apalagi proses pelaksanaan redenominasi dalam waktu yang panjang.
Sementara itu, pengamat pasar uang, Krisna Dwi Setiawan mengatakan, Bank Indonesia tidak perlu melakukan redenominasi rupiah.
"Redenominasi rupiah tidak perlu dilakukan, saya tidak merasa risi memegang rupiah dalam nominal yang besar. Jadi tidak ada alasan untuk melakukan hal itu," katanya.
Krisna Dwi Setiawan mengatakan, proses redenominasi rupiah atau penyederhanaan penyebutan satuan harga maupun nilai mata uang Indonesia itu saat ini masih dalam tahap kajian.
"Ini `kan baru merupakan wacana yang masih memerlukan waktu cukup panjang," ujarnya.
Menurut dia, upaya redenominasi BI kemungkinan akan mengalami kesulitan, karena BI tidak dapat mengkontrol harga barang, meski rupiah dapat dikontrol.
Apabila nilai tukar rupiah mengecil apakah harga barang itu juga bisa mengecil, katanya.
Harga barang baru dapat dipantau, lanjut dia apabila ada suatu badan penyangga barang yang mengkontrol harga tersebut, namun itu juga sulit dilakukan.
Gubernur BI, Darmin Nasution mengatakan, upaya redenominasi rupiah memerlukan waktu 10 tahun. "Sekarang ini kita sedang finalisasi riset dan studi yang kita laksanakan insyaAllah benar-benar final pada akhir tahun ini," katanya.
Saat ini sudah mendekati dua tahun studinya untuk pelajari redenominasi, ucapnya.
Setelah selesai studi yang dilakukan BI pada akhir tahun ini, maka selama dua tahun kedepan merupakan masa sosialisasi dan persiapan sistem informasi akuntansi pencatatan keuangan, tambahnya.
(h-CS/A024)
Misteri Segitiga Bermuda Terpecahkan!
Jakarta (ANTARA News)- Misteri hilangnya beberapa kapal laut dan pesawat terbang di wilayah yang disebut 'Segitiga Bermuda' kini tersingkap sudah.
Singkirkan jauh-jauh teori tentang pesawat luar angkasa alien, anomali waktu, piramida raksasa bangsa Atlantis, atau fenomena meteorologis.
Segitiga Bermuda adalah sebuah fenomena gas akut biasa, demikian tulis Salem-News.com.
Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan oleh air mendidih, terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut.
Bukti dari penemuan yang membawa sudut pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia selama bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of Physics.
Professor Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu ditemani oleh David May di Monash University, Melbourne, Australia.
Dua hipotesis dari penelitian itu adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan misterius di lokasi itu.
Ivan T. Sanderson sebenarnya telah mengidentifikasi sona-sona misterius selama tahun 1960-an. Sanderson bahkan menggambarkan sebenarnya zona-zona misterius itu lebih berbentuk seperti ketupat ketimbang segitiga.
Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda tetapi Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius sering terjadi.
Para Oseanograf yang menjelajah di dasar laut Segitiga Bermuda dan Laut Utara, wilayah di antara Eropa daratan dan Inggris melaporkan menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran.
Berangkat dari keterkaitan itu dan data-data yang tersedia dua peneliti itu menggambarkan apa yang terjadi jika sebuah balon metana raksasa meledak dari dasar laut.
Metana, yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas.
Ketika mencapai permukaan air balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.
Setiap kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung goyah, kehilangan daya apung dan tertarik jatuh ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh olehnya.
Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa, berkemungkinan mengalami kerusakan mesin karena diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.
(Ber/A038/BRT)
Singkirkan jauh-jauh teori tentang pesawat luar angkasa alien, anomali waktu, piramida raksasa bangsa Atlantis, atau fenomena meteorologis.
Segitiga Bermuda adalah sebuah fenomena gas akut biasa, demikian tulis Salem-News.com.
Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan oleh air mendidih, terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut.
Bukti dari penemuan yang membawa sudut pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia selama bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of Physics.
Professor Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu ditemani oleh David May di Monash University, Melbourne, Australia.
Dua hipotesis dari penelitian itu adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan misterius di lokasi itu.
Ivan T. Sanderson sebenarnya telah mengidentifikasi sona-sona misterius selama tahun 1960-an. Sanderson bahkan menggambarkan sebenarnya zona-zona misterius itu lebih berbentuk seperti ketupat ketimbang segitiga.
Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda tetapi Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius sering terjadi.
Para Oseanograf yang menjelajah di dasar laut Segitiga Bermuda dan Laut Utara, wilayah di antara Eropa daratan dan Inggris melaporkan menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran.
Berangkat dari keterkaitan itu dan data-data yang tersedia dua peneliti itu menggambarkan apa yang terjadi jika sebuah balon metana raksasa meledak dari dasar laut.
Metana, yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas.
Ketika mencapai permukaan air balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.
Setiap kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung goyah, kehilangan daya apung dan tertarik jatuh ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh olehnya.
Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa, berkemungkinan mengalami kerusakan mesin karena diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.
(Ber/A038/BRT)
Gerakan Bebaskan Ba'asyir di Internet Lebih Baik Daripada Aksi Anarkis
Jakarta (detik.com)- Gerakan meminta pembebasan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir muncul di internet. Melalui freeabb.com pendukung Ba'asyir menggalang kekuatan. Tindakan ini justru dipandang positif dibandingkan melakukan aksi anarkis.
"Munculnya gerakan Free ABB ini sebagai bentuk kesadaran komunitas yang sudah dewasa. Ini perilaku yang benar daripada mengirim pasukan melakukan tindakan anarkis," kata pengamat terorisme, Mardigu WP, pada detikcom, Kamis (12/8/2010).
Dia menjelaskan, saat Ba'asyir ditangkap, awalnya justru dikhawatirkan akan ada gerakan aksi para pendukungnya dengan datang ke Mabes Polri. Namun kemudian muncul melalui media internet dan ini lebih positif.
"Ini tidak akan membahayakan, ini lebih terdidik dan lebih baik," argumen Mardigu.
Selain melalui situs freabb.com, muncul juga gerakan di facebook bernama Freedom and Support Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (ABB).
Pantauan detikcom, situs freeabb.com berisi tulisan-tulisan dari sejumlah pihak yang mengaku mantan dan murid ABB di Ponpes Ngruki. Ada penulis yang tegas-tegas menuding Amerika Serikat berada di belakang penangkapan ABB.
(ndr/nrl)
"Munculnya gerakan Free ABB ini sebagai bentuk kesadaran komunitas yang sudah dewasa. Ini perilaku yang benar daripada mengirim pasukan melakukan tindakan anarkis," kata pengamat terorisme, Mardigu WP, pada detikcom, Kamis (12/8/2010).
Dia menjelaskan, saat Ba'asyir ditangkap, awalnya justru dikhawatirkan akan ada gerakan aksi para pendukungnya dengan datang ke Mabes Polri. Namun kemudian muncul melalui media internet dan ini lebih positif.
"Ini tidak akan membahayakan, ini lebih terdidik dan lebih baik," argumen Mardigu.
Selain melalui situs freabb.com, muncul juga gerakan di facebook bernama Freedom and Support Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (ABB).
Pantauan detikcom, situs freeabb.com berisi tulisan-tulisan dari sejumlah pihak yang mengaku mantan dan murid ABB di Ponpes Ngruki. Ada penulis yang tegas-tegas menuding Amerika Serikat berada di belakang penangkapan ABB.
(ndr/nrl)
Tips Agar Anak Mencintai Ramadhan
Bulan suci Ramadan telah tiba. Meskipun anak yang belum mencapai usia akil baligh belum diwajibkan untuk berpuasa, tidak ada salahnya mengajarkan mereka hikmah Ramadan sejak dini.
Di bulan suci ini seluruh umat muslim di berbagai penjuru dunia diwajibkan berpuasa sehari penuh selama sebulan. Jika anak masih terlalu kecil untuk diajak menahan lapar dan dahaga seharian, tidak ada salahnya melatih mereka berpuasa setengah hari.
Nah, berikut ini adalah sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk membuat bulan suci Ramadan lebih berkesan bagi buah hati Anda:
Sahur bareng
Bangunkan si kecil ketika tiba waktu bersantap sahur, dan ajak dia membaca niat untuk berpuasa seperti anggota keluarga lainnya. Mulanya, anak mungkin akan sulit dibangunkan bahkan merengek. Tapi, lambat laun dia akan terbiasa. Sajikan menu favorit si kecil agar dia lebih bersemangat untuk bangun sahur.
Buka bersama
Ajak anak untuk duduk bersama seluruh anggota keluarga lain saat berbuka puasa, meski pun dia tidak berpuasa atau telah berbuka lebih dulu pada siang hari. Sajikan hidangan favoritnya di atas meja, dan biarkan anak belajar bagaimana anggota keluarga lain berbuka tepat pada saat bedug magrib berbunyi dan adzan berkumandang.
Atau, ajak anak melaksanakan ibadah sholat magrib di masjid dan berbuka puasa bersama dengan komunitas muslim lainnya.
Taraweh berjamaah
Ajak anak melaksanakan sholat taraweh secara berjamaah selama bulan Ramadan, baik di masjid atau pun di rumah, agar mereka terbiasa melaksanakannya sejak usia dini. Jika lelah, anak bisa duduk di bagian belakang shaf. Tapi, pastikan Anda telah memperingatkannya agar tidak gaduh dan berbuat onar.
Berbagi
Bulan Ramadhan merupakan waktu yang mulia untuk bersedekah. Ajak anak menyiapkan hidangan berbuka yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak, untuk dibagikan kepada fakir miskin yang kurang beruntung. Kegiatan ini akan mengajarkan anak nilai bersedekah yang sangat penting dalam ajaran Islam.(rps/MI)
Di bulan suci ini seluruh umat muslim di berbagai penjuru dunia diwajibkan berpuasa sehari penuh selama sebulan. Jika anak masih terlalu kecil untuk diajak menahan lapar dan dahaga seharian, tidak ada salahnya melatih mereka berpuasa setengah hari.
Nah, berikut ini adalah sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk membuat bulan suci Ramadan lebih berkesan bagi buah hati Anda:
Sahur bareng
Bangunkan si kecil ketika tiba waktu bersantap sahur, dan ajak dia membaca niat untuk berpuasa seperti anggota keluarga lainnya. Mulanya, anak mungkin akan sulit dibangunkan bahkan merengek. Tapi, lambat laun dia akan terbiasa. Sajikan menu favorit si kecil agar dia lebih bersemangat untuk bangun sahur.
Buka bersama
Ajak anak untuk duduk bersama seluruh anggota keluarga lain saat berbuka puasa, meski pun dia tidak berpuasa atau telah berbuka lebih dulu pada siang hari. Sajikan hidangan favoritnya di atas meja, dan biarkan anak belajar bagaimana anggota keluarga lain berbuka tepat pada saat bedug magrib berbunyi dan adzan berkumandang.
Atau, ajak anak melaksanakan ibadah sholat magrib di masjid dan berbuka puasa bersama dengan komunitas muslim lainnya.
Taraweh berjamaah
Ajak anak melaksanakan sholat taraweh secara berjamaah selama bulan Ramadan, baik di masjid atau pun di rumah, agar mereka terbiasa melaksanakannya sejak usia dini. Jika lelah, anak bisa duduk di bagian belakang shaf. Tapi, pastikan Anda telah memperingatkannya agar tidak gaduh dan berbuat onar.
Berbagi
Bulan Ramadhan merupakan waktu yang mulia untuk bersedekah. Ajak anak menyiapkan hidangan berbuka yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak, untuk dibagikan kepada fakir miskin yang kurang beruntung. Kegiatan ini akan mengajarkan anak nilai bersedekah yang sangat penting dalam ajaran Islam.(rps/MI)
Langganan:
Postingan (Atom)