Jakarta - Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY terus mengalami peningkatan aktivitas. Puncaknya, api bersama kolom asap tebal membumbung ke angkasa setinggi 1,5 Km.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) merilis kronologi letusan Gunung Merapi ini setelah mengamati aktivitas Gunung Merapi secara berkala. BPPTK menempatkan empat seismograf di empat titik yang berbeda untuk mengamati aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Aktivitas Gunung Merapi mulai memuncak pukul 17.00 WIB, Selasa (26/10/2010). Gunung Merapi pun mulai mengeluarkan awan panasnya.
"Pukul 17.30 WIB-18.30 WIB, kabut mulai gelap, empat seismograf masih saja mencatat getaran yang sangat besar. Petugas menyatakan ada 3 kali letusan dan luncuran awan panas dan kemungkinan eksplosif menyebar ke segala arah," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian ESDM, Surono, kepada detikcom, Rabu (27/10/2010).
Segera setelah terjadi letusan, petugas BPPTK langsung turun dari lereng merapi untuk menyelamatkan diri. Petugas segera menghubungi petugas jaga di pos bawah untuk melakukan evakuasi warga.
"Petugas juga menghubungi aparat-aparat di beberapa tempat, agar dilakukan evakuasi paksa untuk warga. Sirene di berbagai tempat dibunyikan. Jaringan radio HT mulai sangat crowded, begitu pula jaringan telepon di pos," terang Surono.
Selanjutnya, Surono menuturkan, petugas BPPTK ikut melakukan evakuasi korban. Petugas BPPTK baru kembali ke pos setelah aktivitas merapi kembali berangsur normal.
"Pukul 19.00 WIB, Petugas di pos-pos pengamatan lereng Merapi naik kembali ke pos mereka. Hujan kerikil dan abu mulai dilaporkan oleh pos-pos pemantauan, terutama di daerah barat daya Merapi. Bau belerang juga bisa dicium dari sekitar lereng," ujar Surono.
Saat ini, menurut Surono, aktivitas Gunung Merapi berangsur normal. Petugas BPPTK pun mulai memantau kembali aktivitas Gunung Merapi.
"Aktivitas Merapi dipantau dari seismograf, terus cenderung turun, bahkan stabil normal tenang, walau beberapa kali kadang terjadi guguran material," pungkas Surono (detik.com)
Selasa, 26 Oktober 2010
Sudah 13 Tewas Ditemukan di Dusun Kinahrejo
Yogyakarta (ANTARA News) - Sudah ditemukan 13 korban tewas akibat awan panas Gunung Merapi di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Tim pencari dan evakuasi menemukan 13 korban tewas, seorang di antaranya adalah wartawan serta anggota tim Kedokteran Kepolisian," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Yogyakarta Kolonel Laut Aloysius Pramono, di Sleman, Rabu.
Pencarian korban awan panas Gunung Merapi difokuskan di wilayah dua dusun yaitu Kinahrejo dan Turgo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Pencarian korban yang selamat maupun kemungkinan sudah meninggal, difokuskan di dua dusun kawasan selatan kaki Merapi yaitu Kinahrejo dan Turgo. Dua dusun ini paling parah, dan bahkan nyaris luluh lantak diterjang awan panas gunung itu," katanya.
Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan selama ini tinggal di Dusun Kinahrejo bersama keluarganya. Dusun Kinahrejo berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Ia mengatakan evakuasi korban berada di bawah komando Korem 072 Pamungkas. "Evakuasi korban awan panas Gunung Merapi di bawah komando Korem 072 Pamungkas Yogyakarta dengan mengikutsertakan sejumlah personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri," katanya.
Menurut dia, proses evakuasi korban membutuhkan gergaji mesin untuk memotong batang pohon yang tumbang yang menghalangi jalur evakuasi.
(ANT158/M008)
"Tim pencari dan evakuasi menemukan 13 korban tewas, seorang di antaranya adalah wartawan serta anggota tim Kedokteran Kepolisian," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Yogyakarta Kolonel Laut Aloysius Pramono, di Sleman, Rabu.
Pencarian korban awan panas Gunung Merapi difokuskan di wilayah dua dusun yaitu Kinahrejo dan Turgo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Pencarian korban yang selamat maupun kemungkinan sudah meninggal, difokuskan di dua dusun kawasan selatan kaki Merapi yaitu Kinahrejo dan Turgo. Dua dusun ini paling parah, dan bahkan nyaris luluh lantak diterjang awan panas gunung itu," katanya.
Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan selama ini tinggal di Dusun Kinahrejo bersama keluarganya. Dusun Kinahrejo berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Ia mengatakan evakuasi korban berada di bawah komando Korem 072 Pamungkas. "Evakuasi korban awan panas Gunung Merapi di bawah komando Korem 072 Pamungkas Yogyakarta dengan mengikutsertakan sejumlah personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri," katanya.
Menurut dia, proses evakuasi korban membutuhkan gergaji mesin untuk memotong batang pohon yang tumbang yang menghalangi jalur evakuasi.
(ANT158/M008)
Langganan:
Postingan (Atom)