Minggu, 17 Oktober 2010

Dunia Adalah Tempat Ujian dan Cobaan

Sesungguhnya dunia adalah 'darul-bala’ (tempat ujian). Siapa yang tidak mendapat ujian atau musibah dalam hartanya, akan diuji jasadnya. Siapa yang tidak diuji jasadnya akan diuji anak-anaknya. Maka sudah merupakan sunnatullah bahwa setiap insan pastilah akan mendapatkan ujian dan cobaan baik berupa keburukan atau kebaikan. Allah Ta’ala berfiman, artinya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" (QS. al-Balad: 4).
Abdul Malik bin Abhar berkata, "Tidak ada seorang manusia pun, melainkan akan diuji dengan kesehatan untuk melihat apakah ia mensyukurinya. Atau diuji dengan musibah untuk melihat apakah ia bersabar atasnya".
Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwa kehidupan di dunia ini adalah ujian dan cobaan sebagaimana firmanNya, artinya, "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS. al-Mulk: 2) dalam firmanNya yang lain, artinya, "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. al-Anbiya`: 35).
Saudaraku .. apabila engkau telah yakin bahwa engkau tidak akan terhindar dari ditimpanya sebuah cobaan ataupun ujian, maka apakah engkau telah menanamkan dalam dirimu sebuah kesabaran, jika mendapati ujian keburukan? Dan apakah engkau siap bersyukur terhadap kebaikan yang diberikan serta ridha terhadap taqdir?
Sesungguhnya kebenaran iman seseorang tidak akan tampak dengan jelas, kecuali ketika ia tertimpa suatu musibah, maka saat itulah akan terlihat secara jelas perbedaan orang yang sabar dan orang yang murka (terhadap musibah tersebut). Antara orang yang beriman dan orang yang ragu-ragu.
Sebagian ulama Salaf berkata, “Saya melihat kebanyakan manusia mengalami kegelisahan yang sangat mendalam melebihi batas ketika tertimpa sebuah musibah seolah-olah mereka tidak tahu bahwa dunia ini memang diadakan untuk hal itu. Bukankah orang yang sehat tidaklah menunggu kecuali kapan datangnya sakit? Orang yang dewasa tidaklah menunggu kecuali kapan datangnya masa tua? Dan sesuatu yang 'ada' (selain Allah Ta’ala) tidaklah menunggu melainkan kapan 'ditiadakan'.'
Beberapa Adab dan Etika ketika Tertimpa Musibah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sangat mengherankan urusan orang mukmin itu, sesungguhnya seluruh perkara (yang menimpanya) baginya adalah semuanya baik. Tidaklah hal itu dimiliki oleh siapa pun kecuali bagi seorang mukmin, jika ia mendapatkan kebaikan, maka ia bersyukur dan hal itu adalah baik baginya, dan jika ia tertimpa suatu musibah maka ia bersabar dan itu adalah baik baginya". (HR. Muslim)
Hadits tersebut menunjukkan kebaikan sebuah musibah atau cobaan yang menimpa seorang mukmin apabila ia bersabar. al-Hasan berkata, "Sabar adalah harta simpanan dari tabungan kebaikan yang tidaklah Allah Ta’ala berikan melainkan kepada seorang hamba yang mulia disisiNya".
Dan di antara bentuk-bentuk kesabaran atau adab ketika tertimpa musibah adalah :
  • Hendaknya sabar itu terjadi di awal kejadian, yaitu ketika terjadi bencana yang besar, seperti kematian, sakit keras, kecurian, kebakaran atau yang sejenisnya. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Hanyasanya sabar itu adalah ketika di awal kejadian". (HR. al-Bukhari dan Muslim)
  • Tenangnya seluruh anggota badan dengan menjauhkannya dari hal-hal yang dilarang oleh syari`at, seperti menampar-nampar pipi, membentur-benturkan kepala, merobek baju, menjambak-jambak rambut dan yang semisalnya kecuali menangis karena hal itu dibolehkan. Ahli hikmah berkata, "Kesedihan dan kegelisahan tidak akan mengembalikan sesuatu yang hilang, akan tetapi akan menambah kegembiraan orang yang senang ketika orang lain tertimpa musibah".
  • Tidak terlihatnya perubahan yang berarti akibat musibah yang menimpa, seolah-olah sama antara ketika ia tertimpa musibah dan tidak tertimpa musibah. Bakr bin Abdullah al-Muzani berkata, "Adalah pernah dikatakan, “Termasuk lemah (bersedih yang berlebihan) adalah berdiam di rumah setelah terjadinya musibah". Khalid bin Abi Utsman berkata, "Anak laki-laki saya meninggal dunia lalu Sa`id bin Jubair melihat saya dalam keadaan menutup wajah (menutup diri), maka ia berkata kepadaku, “Jauhilah olehmu menutup wajah (menutup diri) karena hal itu termasuk bersedih yang berlebihan (lemah tidak bersemangat akibat musibah). Sedangkan menangis tanpa mengeluarkan suara, ataupun bersedih yang tidak berlebihan, dan tidak mengucapkan perkataan-perkataan yang diharamkan, maka hal tersebut tidak menafikan kesabaran dan ridha. Allah Ta’ala berfirman berkaitan dengan Nabi Ya`qub alaihis salam ,, artinya, "Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). (QS.Yusuf :84). Qatadah berkata, “Menahan amarah karena sedih, maka ia tidaklah mengucapkan sesuatu kecuali kebaikan,” dalam ayat berikutnya, artinya, "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya". (QS. Yusuf: 86).
  • Di antara yang dapat menafikan kesabaran sehingga seseorang tidak dikatakan sabar adalah, memperlihatkan musibah yang menimpanya, berkeluh kesah dan menceritakan hal tersebut kepada orang lain tanpa adanya faidah yang diperoleh. Imam al-Ahnaf berkata, "Kedua mataku telah buta sejak 40 tahun, dan tidak pernah aku ceritakan hal tersebut kepada seorang pun". Fudhail bin Iyad berkata kepada seseorang yang sedang mengeluh kepada orang lain, "Wahai saudaraku... engkau mengeluhkan sesuatu yang engkau harapkan dapat mengasihimu kepada yang tidak mampu memberikan kasih sayang…! ".

Tips agar Tetap Tegar dan Tidak Stres ketika Tertimpa Musibah
Sudah maklum bahwa musibah adalah sebuah ujian dan cobaan yang datang dari Allah Ta’ala untuk menguji hambaNya sebagai pembersih dan penghapus dosa-dosanya serta menjadikannya dalam timbangan kebaikan mereka apabila bersabar. Ironisnya sebagian kaum muslimin yang lemah imannya tidak mampu bersabar ketika mendapatkan musibah. Sampai-sampai ada yang nekad bunuh diri, stress, atau yang lainnya. Sungguh sangat memprihatinkan.
Adapun tips agar seseorang tetap tegar dan tidak stress ketika tertimpa musibah di antaranya adalah :
  • Hendaknya ia mengetahui, bahwa dunia adalah tempat ujian dan cobaan.
  • Harus dipahami bahwa musibah adalah merupakan sebuah ketetapan atau sunnatullah.
  • Memahami bahwa di sana masih ada musibah yang lebih besar dan banyak jumlahnya.
  • Mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang sama, karena hal itu akan mendatangkan ketenangan
  • Memandang keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang lebih besar dari musibah yang menimpanya, sehingga ia lebih bersyukur karena musibah yang menimpanya ternyata masih ringan.
  • Berdo’a dan mengharapkan ganti yang lebih baik, dari apa yang telah hilang darinya. Jika yang menimpanya sesuatu yang dapat tergantikan dengan yang lain seperti hilangnya harta, meninggalnya anak, pasangan hidup atau yang semisalnya.
  • Mengharap pahala dan balasan kebaikan dari Allah Ta’ala dengan bersabar.
    Hendaknya seorang hamba tahu bahwa bagaimana pun berjalannya sebuah ketetapan atau taqdir adalah merupakan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.
  • Mengetahui bahwa beratnya cobaan dan dahsyatnya ujian hal itu adalah dikhususkan bagi orang-orang pilihan. Jika hal itu terjadi terhadap orang yang ahli ibadah, maka hal itu menunjukkan bahwa ia adalah termasuk pilihan.
  • Memahami bahwa ia adalah seorang hamba (makhluk yang dimiliki) dan seseorang yang dimiliki tidaklah ia memiliki dirinya sedikit pun.
  • Musibah yang terjadi adalah berdasarkan ridha dari Yang Empunya (Allah), maka sudah merupakan kewajiban bagi seorang hamba untuk ridha terhadap apa yang diridhai oleh Allah Subhanahu wata’ala.
  • Mengoreksi diri ketika ia bersedih akibat musibah. Hal tersebut adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
  • Memahami bahwa musibah adalah hanya sesaat saja, seolah-olah ia tidak pernah terjadi. Mungkin bisa dibenarkan orang yang mengatakan, “Badai pasti berlalu”.

Beberapa Faidah dari Ujian dan Cobaan
Ujian dan cobaan memilki hikmah rabbaniyyah dan faidah yang sangat agung. Hal itu dapat diketahui melalui penelitian, atau dari kenikmatan-kenikmatan yang diperoleh akibat musibah yang menimpa seseorang. Dan ada pula hikmah-hikmah yang mungkin belum tersingkap yang mana Allah Ta’ala simpan untuk suatu hikmah yang lain. Alah berfirman, artinya, "Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak". (QS. an-Nisaa`: 19).
Di antara faidah dan hikmah dari ujian dan cobaan adalah sebagai berikut:
  • Membersihkan dan menghapus dosa-dosa dan kesalahan serta menghantarkannya kepada derajat yang tinggi di surga. Tidaklah hal itu diperoleh melainkan bagi mereka yang mampu bersabar dan meng-harap pahala dari Allah Ta’ala Tali
  • Memotivasi seseorang untuk benar-benar ikhlas dalam berdo’a. Kembali bertaubat dengan sesungguhnya, pasrah dan berserah diri kepada. Allah berfirman, artinya, "Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilang-kannya melainkan Dia sendiri". [(QS. al-An`am :17). Sebagian ulama Salaf berkata, "Merupakan sunnatullah bahwasannya Allah Ta'ala menyeru hambanya untuk beribadah kepadaNya dengan diberikan keluasan rizqi, kesehatan yang terus menerus agar mereka kembali kepada Allah dengan sebab kenikmatan-kenikmatan tersebut. Jika mereka tidak mau melakukannya juga, maka Allah Ta’ala timpakan kepada mereka musibah sebagai peringatan berupa kemiskinan dan kesusahan mudah-mudahan mereka kembali kepadaNya".
  • Mengetahui betapa besar kenikmat-an dan kesehatan yang diberikan, bagi mereka yang lupa akan kenikmatan tersebut. Karena kenyataan menunjukkan bahwa apabila dibandingkan antara kenikmatan dan kesehatan akan jauh lebih besar dan lebih banyak porsinya daripada kesengsaraan atau musibah yang didapatkan.
  • Tidak peduli terhadap gemerlapnya dunia karena kefanaannya, dan semangat dalam memotivasi diri untuk berlomba beramal dalam mempersiapkan hari pertemuannya dengan Rabb Penguasa alam. Sesungguhnya seorang hamba apabila berfikir dengan akal sehatnya tentang berpulangnya orang-orang yang dicintainya, niscaya ia akan sadar diri, bahwa mereka telah mereguk air pelepas dahaga dengan gelas yang mana ia harus melaluinya dengan gelas yang sama yaitu kematian.

Saudaraku… menjadilah kalian orang-orang yang senantiasa bersabar terhadap musibah yang menimpa, bersyukur ketika mendapat kenikmatan, bersabar atas segala kesengsaraan, karena sabar adalah penghapus kesalahan dan dosa. Allah Ta’ala berfirman, artinya, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar". (QS. al-Baqarah: 155)
Wallahu a`lam. Washallallahu `alaihi wasallama `ala muhammad wa`ala aalihi washah-bihi ajma`iin.
(Oleh: Abu Thalhah Andri Abd. Halim)
Sumber: Di sadur dari risalah "Waqfah ma`al Balaa`, Div. Khusus lil Mutabarri`in wa Fa`iliil Khair.(sumber: alsofwah.or.id)

Tips Menyusui untuk Membentuk Anak Sehat, Cerdas dan Shalih

Kehadiran buah hati adalah suatu kebahagiaan bagi setiap orang tua, kehadirannya merupakan anugerah dari Allah yang harus disyukuri sekaligus amanat yang harus dijaga dengan baik.
Salah satu bentuk syukur atas adanya buah hati adalah menjaga dan merawatnya dengan sebaik mungkin, di antaranya dengan memberikan air susu ibu (ASI). Sebagai agama yang komprehensif, Islam telah menyinggung masalah menyusui  ini dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah 233.
Namun tak banyak kaum ibu yang mengerti etika menyusui yang baik untuk masa depan bayinya. Inilah beberapa aspek yang sebaiknya diperhatikan ketika akan menyusui agar anak menjadi sehat, cerdas juga shalih.
1. KETAKWAAN AYAH DAN IBU
a. Beristighfar dan mengakui kesalahan-kesalahan sebelum menyusui, agar seorang ibu suci dan bersih dari dosa-dosa.
b. Berwudhu sebelum menyusui, agar dijauhkan dari gangguan dan bisikan syaitan yang terkutuk.
c. Melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an atau zikir ketika menyusui sambil membelai rambut dan menyentuh tubuh sang bayi.
Sebuah penelitian menyebutkan, ayat-ayat suci Al-Qur’an atau zikir yang dibacakan kepada bayi ketika hendak tidur akan masuk ke dalam memorinya. Jika setiap hari orang tua melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an maka akan di simpan di dalam memori yang akan tersimpan sampai dewasa.
….Jika setiap hari orang tua melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an maka akan di simpan di dalam memori yang akan tersimpan sampai dewasa….
Sedangkan sentuhan akan merangsang pertumbuhan syaraf di otak. Ujung-ujung syaraf sensor perabaan ada di seluruh permukaan tubuh. Makin sering semua permukaan kulit itu dirangsang, makin banyak sel otak yang dibangun.
Selain faktor keshalihan seorang ibu, keshalihan ayah juga tidak kalah pentingnya. Karenanya, Nabi mengajarkan doa-doa yang harus diucapkan sebelum melakukan hubungan intim suami istri, agar anak yang lahir kelak menjadi shalih.
2. Tenang dan Hindari Emosi yang Berlebihan
Tatapan hangat dan senyuman ibu pada bayi saat disusui akan menenangkan jiwanya dan mengurangi ketegangan otot. Maka hal ini menjadi sumber ketenangan terbesar dalam dirinya.
….Tatapan hangat dan senyuman ibu pada bayi saat disusui akan menenangkan jiwanya dan mengurangi ketegangan otot….
Jika seorang ibu menyusui sambil menangis dan berteriak-teriak, akan membentuk anak yang lalim dan keras dalam perilakunya. Seorang bayi jika dimarahi dan dia bersedih karenanya, maka jaringan syaraf yang sudah terbentuk (myelin) akan pecah dan tidak pernah tumbuh lagi seumur hidupnya.
3. Makanan Halal
Jika seseorang mengkonsumsi makanan haram maka akan sulit menjadi orang yang shalih. Karena makanan haram tersebut menghalangi seseorang menerima kebaikan dalam tubuhnya.
MSG (monosodium glutamate) atau lebih di kenal dengan vetsin jika di konsumsi berlebihan oleh seorang ibu hamil dan menyusui, tubuhnya akan terkontaminasi racun. Demikian juga dengan bayi-nya.
Jika dari segi makanan saja bisa terjadi masalah, apalagi dari segi spiritual dan rohani.
….Makanan yang tercemar oleh kuman-kuman spiritual akan fatal di kemudian hari….
Seorang ibu yang berdosa sebetulnya ia memberikan makanan yang tercemar untuk anaknya. Makanan yang tercemar oleh kuman-kuman spiritual akan fatal di kemudian hari. [rani raharja/voa-islam.com]
Referensi: buku Pintar Mendidik Anak oleh Husain Mazhahiri

Dilema TKW di Mancanegara, Pilihan Atau Keterpaksaan?

Para TKW (tenaga kerja wanita) alias BMI (Buruh Migrant Indonesia) dibangga-banggakan sebagai pahlawan devisa dan komoditas pengurang angka pengangguran di negaranya. Tapi anehnya, mereka justru sering mendapat perlakuan diskriminasi.
Datang dari berbagai desa di seluruh penjuru Indonesia, para TKW mengadu nasib ke mancanegara dengan kemampuan dan keterampilan seadanya. Dari wajah-wajah lugu mereka nampak oleh kobaran semangat dan tekad sekuat baja. Segala ketakutan dan kekhawatiran mereka tepis jauh-jauh. Dalamnya kesedihan berpisah dengan orang-orang tercinta pun mereka pinggirkan. Semua demi lembaran kertas yang bernama ‘uang.’ Mereka mengais rezeki hingga jauh ke negeri orang, demi orang-orang yang mereka kasihi, dan demi keluarga yang mereka cintai. Dari mereka ada yang harus meninggalkan suami tercinta, anak-anak tersayang, ibu dan bapak serta kakak maupun adik-adik yang mereka hormati.
Meski negara memberi penghormatan dengan sebutan “Pahlawan Devisa,” namun tidak banyak orang bisa menerima keberadaannya. Tidak sedikit pula yang memandang remeh, bahkan menyudutkan mereka atas nama agama.
Selain diremehkan, para ‘pahlawan devisa’ itu kerap dkirampas haknya tanpa bisa berbuat apa-apa selain  dituntut mawas diri, cerdas, dan sabar menahan kecewa saat mendapat masalah pelik di negara rantau. Dalam situasi haru-biru itu, mereka hanya mempunyai airmata. Hanya ada satu tekad yang bisa membuat mereka tegar melewati masa-masa sendiri ditanah rantau, demi ‘baktinya’ terhadap orang-orang yang mereka cintai, dengan harapan menggunung pada Allah yang akan menjaganya.
Tak sedikit orang yang memandang TKW adalah wanita matre yang tidak bersyukur, namun apakah penilaian tersebut benar adanya? Apakah menjadi TKW itu sebuah pilihan? Simaklah penuturan para TKW di Hong Kong kepada Yuliana PS, reporter voa-islam.com di Hong Kong:

Binti, 30 tahun, asal Jawa Tengah: “Pemerintah jangan menelantarkan TKW di negara orang”

Tak satupun wanita yang bercita-cita menjadi TKW, termasuk saya. Namun karena sulitnya ekonomi di negara sendiri, maka saya terpaksa berangkat keluar negeri, walau harus menelan kenyataan pahit sebagai buruh migrant.
Mau bertahan hidup di negara sendiri sangat tidak mungkin, biaya hidup yang tinggi mengharuskan kita mencari pekerjaan keluar negeri. Saya punya orangtua yang harus saya bantu. Saya juga punya tanggungjawab terhadap orang-orang di sekitar saya. Jika saya hanya mengandalkan penghasilan di negara sendiri, jelas tidak cukup.
Tapi perjalanan dari Indonesia sampai ke negeri tujuan kerja, para TKW menemui berbagai ujian berat. Sejak di Indonesia, sebelum berangkat ke negara tujuan, terlebih dahulu dididik di kantor PJTKI. Kehidupan di kantor PJTKI sangat menderita. Makanan yang kami terima tidak layak dimakan manusia, tidak ada gizinya sama sekali, itu pun harus berebut sesama calon TKW dan harus bersabar antre jatah makan.
....di Indonesia, sebelum berangkat ke negara tujuan, kami dididik di kantor PJTKI. Kehidupan di kantor PJTKI sangat menderita. Makanan yang kami terima tidak layak dimakan manusia.....
Setelah di Hong Kong dan berkali-kali menghadiri seminar yang membahas tentang buruh migrant, saya baru tahu fakta yang cukup mengejutkan. Ternyata menjadi TKI itu bukan murni kemauan rakyat jelata, tapi program pemerintah sendiri. Dengan matangnya, pemerintah menyusun target mengurangi angka pengangguran, dengan cara mengirimkan rakyatnya agar menjadi TKI.
Saya berharap kepada pemerintah, jangan kirim kami secara murah lalu menelantarkan kami di negara orang, dan menghabiskan biaya pendidikan bagi bangsa, agar rakyat Indonesia bisa mendapat hak belajar tanpa dibebani biaya.

Eli, 30 tahun, asal Cilacap: “Justru di Indonesia, TKW Diperlakukan Seperti Budak ”

Alasan saya datang ke Hong Kong karena ekonomi. Tingginya biaya pendidikan anak, memaksa saya harus rela meninggalkannya, agar anak saya tidak putus sekolah karena biaya. Terpaksa saya menjadi TKW karena minimnya ketrampilan yang saya miliki tidak memungkinkan untuk mendapatkan kerja dengan gaji cukup.
Menjadi TKW bukan pilihan saya, apalagi dengan sederet penderitaan yang harus kutanggung mulai dari Indonesia. Sebelum berangkat ke Hong Kong lebih dulu harus rela menjalani serangkaian training di kantor PJTKI. Anehnya staf PJTKI  di Indonesia itu sangat gila hormat, menuntut kita menunduk dan taat pada mereka, kami layaknya budak, lucu sekali, padahal orang Hong Kong yang menjadi bos kami, menggaji kami, tidak separah orang Indonesia cara menghormatinya.
....staf PJTKI di Indonesia itu sangat gila hormat, menuntut kita menunduk dan taat pada mereka, kami layaknya budak....
Orang-orang Hong Kong jelas lebih berpendidikan, makanya tidak haus kehormatan terhadap kami. Masalah pelik yang harus kami hadapi selama di Hong Kong tidak sepenuhnya karena orang Hong Kong, tapi karena perlakuan pemerintah yang sering tidak menggubris pengaduan masalah kami, sehingga kami sering melakukan demonstrasi ke KBRI.
Mudah-mudahan ke depan pemerintah kita lebih bisa memperhatikan kami yang di sini, nyawa kami adalah tanggungjawab pemerintah juga.

Ana, TKW asal Cilacap: “Misionaris Kristen mengancam akidah TKW”

Enam tahun menjadi TKW karena desakan ekonomi. Dengan berat hati aku meninggalkan keluarga dan kehilangan masa muda. Penyediaan lapangan pekerjaan dari pemerintah yang tidak memadai memaksa saya menjadi TKW.
Kendala terberat yang kualami di Hong Kong adalah saat berhadapan dengan para evangelis salibis yang berkedok manis namun sejatinya ingin memurtadkan kami di Hong Kong. Iman mana yang tidak goyah bila di negara yang mayoritas tidak mengenal agama ini kami tidak ada ustadz yang selalu ada membantu.
....Kendala terberat yang kualami di Hong Kong adalah saat berhadapan dengan para evangelis salibis yang ingin memurtadkan kami di Hong Kong. Iman mana yang tidak goyah bila di negara yang mayoritas tidak mengenal agama ini....
Saya berani katakan, isu pemurtadan di Hong Kong bukan isapan jempol, bisa dibuktikan di lapangan, mereka para salibis mudah di temui di hari Minggu maupun hari biasa ditempat mangkal TKI. Saya berharap pemerintah benar-benar mampu bekerja dan mengentaskan rakyatnya dari belenggu kemiskinan, agar kami para wanita tidak harus keluar negeri.
Demikianlah penuturan TKW mengenai alasannya keluar negeri. Para wanita itu yang tidak ingin orang-orang di sampingnya terlantar biaya pendidikannya, tidak ingin keluarganya berpangku tangan terhadap negara yang semakin kacau dan tidak bisa menjamin kehidupan warganya.
Bagi pihak-pihak yang menganggap rendah kasta TKW dan selalu menyalahkan TKW, adakah solusi nyata bagi masalah mereka? Mereka butuh solusi nyata, bukan hanya tuduhan yang menyudutkan. [yulianna/voa-islam.com]

Gila!! Pendeta Togo Nikahkan Wanita Dengan Anjing

WANITA asal Togo ini benar-benar gila. Setelah gagal menjalin kasih  gonta-ganti pasangan dengan banyak pria, ia frustasi memilik sosok ideal sebagai pasangan hidup. Iapun memilih binatang anjing sebagai sosok ideal suami dalam ritual pernikahan yang dipimpin oleh pendeta tradisional.
Emily Mabou (29) membuat keputusan aneh, dia memutuskan untuk menikah dengan anjingnya sendiri! Perempuan dari Desa Aburi, Togo, itu beralasan, bahwa hanya pada anjingnya itu dia melihat sosok ideal laki-laki yang selama ini didambakannya.
Padahal, Emily sudah pernah memiliki banyak pacar, namun tidak pernah dirasa cocok dan mengerti isi hatinya, kecuali si anjingnya.
”Saya sudah berhubungan dengan begitu banyak laki-laki tapi mereka semua sama saja, cuma mau seks dan suka berbohong. Anjing saya lain, dia baik, setia pada saya dan dia selalu memperlakukan saya dengan hormat,” jelas Emily.
....Saya sudah berhubungan dengan begitu banyak laki-laki tapi mereka semua sama saja, cuma mau seks dan suka berbohong. Anjing saya lain, dia baik, setia pada saya....
Akhirnya, dicarilah pesta pernikahan yang digelar dengan dipimpin pendeta tradisional setempat. Warga desa pun berbondong-bondong hadir karena penasaran ingin melihat penganten prianya, seekor anjing.
Tidak diketahui jenis anjing apa yang dinikahi oleh Emily, tapi dia berkata bahwa sang anjing mengingatkan dirinya pada sang ayah yang lemah lembut, baik hati dan setia pada ibunya. Emily Mabou ingin mendapatkan partner hidup yang mempunyai sosok figur seperti sang ayah.
....sang anjing mengingatkan dirinya pada sang ayah yang lemah lembut, baik hati dan setia pada ibunya....
Tapi pesta ini tak dihadiri keluarga dekat dan kerabat Emily. Mereka tidak setuju dengan pernikahan ini, dan menganggap keputusan Emily itu sebagai ”langkah paling gila untuk melawan kesepian.”
Tapi Emily tidak ambil pusing, dia sudah lelah dengan pria karena sudah pernah tersakiti. Menurutnya pria hanyalah pengejar nafsu. Emily bahkan berniat untuk mengadopsi seorang anak bersama dengan suami barunya.
Saat ditanya bagaimana dia akan punya anak dengan suaminya, Emily menjawab tegas dia akan mengangkat anak. [taz/trb](sumber: voa-islam.com)
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha