Rabu, 03 November 2010

Merapi Kembali Meletus, Angin Cenderung ke Barat

Lihat video dari metro tv tentang letusan gunung merapi

Lihat video dari metro tv tentang banjir lahar dingin di Kali Kuning

Jakarta - Untuk kesekian kalinya, Gunung Merapi kembali melontarkan awas panasnya. Bahkan letusan Merapi kali ini, kembali menjadi yang paling kuat sejak proses erupsi 26 Oktober lalu.

"Proses erupsi ini letusan yang terbesar sejak 26 Oktober lalu," kata Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi
Kementerian ESDM, Dr Surono saat dihubungi detikcom, Kamis (4/11/2010).

Surono menjelaskan, asap putih di puncak Merapi kini terus membumbung tinggi. Diperkirakan ketinggian asap itu dari puncak Merapi mencapai 4 ribu meter.

Surono belum dapat memperkirakan ke arah mana awan panas itu akan bergerak. Pasalnya, asap putih itu masih berdiri tegak.

"Sepertinya cenderung ke arah barat," jelas Surono.

Merapi, lanjut Surono, sepertinya masih menyimpan kekuatan yang cukup besar. Meski begitu, Surono belum mengubah radius jarak aman di 15 km. (detik.com)



Cara Mengajari Balita Anda Bicara

Setiap perkembangan pada anak, khususnya balita, memiliki arti tersendiri bagi orangtua. Salah satunya ketika si kecil mulai belajar bicara. Ini merupakan tahap penting yang ditunggu-tunggu oleh orangtua. Banyak cara bisa dilakukan untuk merangsang anak cepat bicara.

Mulai dari rajin mengajaknya bicara hingga telaten membacakan cerita. Dikatakan oleh psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B Hermawan Psi, cara tersebut menjadi salah satu cara yang tepat untuk menstimulasi anak agar lebih cepat berbicara. ”Sebaiknya itu dilakukan sejak dini,” katanya.

Jika anak mengucapkan kata yang salah, benarkan tanpa memojokkan anak. Menarik bahasa anak agar sempurna adalah hal yang wajib dilakukan orangtua. Sani menjelaskan, saat berbicara, berarti ada dua organ yang terlibat, yaitu pendengaran dan wicara. Pada saat masih kecil, anak bisa berbicara jika mendengar dengan baik. Jadi, anak harus dirangsang baik dari segi pendengaran dengan menstimulasi lewat suara. Selain suara orangtua, lewat suara dari lagu atau suara televisi.

”Kenalkan beragam suara dari lingkungan bisa langsung maupun lewat media. Stimulasi wicara bisa dilatih dengan menguatkan otot wicara, dengan mainan gigitan yang lunak.

Disarankan oleh Sani agar mengajak bicara pada bayi sejak dini. Sejak lahir, bayi sudah bisa mendengar dan mengerti suara manusia, terutama suara ibunya. Walaupun bayi belum bisa menjawab dengan kata-kata, tetapi bayi bisa menyatakan perasaan dengan senyuman, gerakan bibir, bersuara, berteriak, menggerakkan tangan dan kaki, kepala, atau menangis.
Dengan berlatih setiap hari sejak bayi, maka lama-kelamaan bayi dan anak dapat menjawab dengan kata-kata dan kalimat. Latihan ini sekaligus merangsang perkembangan emosi, komunikasi sosial, dan perkembangan kecerdasannya.
Supaya bayi Anda tidak terlambat bicara, maka lakukan metode ini setiap hari. Bicara sesering mungkin dan dalam kegiatan apa pun ketika orangtua berada tidak jauh dari bayi. ”Dengan seringnya anak mendengar, maka anak akan memiliki banyak kosakata.”

Jadi, semakin sering atau sebanyak mungkin orangtua berbicara dengan penuh kasih sayang walaupun anak belum bisa menjawab, hal itu dimungkinkan agar anak cepat merespons. Saat berbicara, orangtua bisa memulainya dengan bertanya kepada bayi seperti ”adik lapar ya? Ini mainan siapa? Gambar ini warna apa?” dan lainnya.

Orangtua bisa memancing respons anak dengan berkomentar terhadap perasaan bayi seperti, ”Kenapa sayang, kamu lapar yah? Yuk makan sini,”. Selain itu, melatih anak berbicara bisa juga dengan menyatakan perasaan ibu atau ayah, seperti kangen. Juga bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi. Seperti ”itu ada pohon, pohon daunnya warna hijau, nanti berbuah mangga. Adik suka mangga nggak”.

Nah, di saat bayi sudah bisa mendengar pertanyaan atau cerita Anda, kemungkinan bayi akan merespons. Jadi, ketika bayi atau anak bersuara atau berbicara walaupun tidak jelas, sebaiknya orangtua menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suara bayi seolaholah orangtua mengerti maksudnya dan tirukan suaranya.
Jadi, semakin sering atau sebanyak mungkin orangtua berbicara dengan penuh kasih sayang walaupun anak belum bisa menjawab, hal itu dimungkinkan agar anak cepat merespons.
”Berikan jawaban atau pujian seolah-olah bayi mengerti jawaban orangtua dan jangan pernah menyebutkan potongan kata, semisal sepatu..ya harus sepatu, bukan sepa.. tu,” ungkap Sani.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mendengarkan lagu atau menonton televisi sambil mendampingi anak. Saat mendampingi anak menonton televisi, orangtua bisa sambil menunjukkan dan menyebutkan nama-nama benda, tokoh, atau kejadian yang ada di televisi. Ajak anak untuk mengulangi kata yang diajarkan.

Bermain dengan cilukba bisa menjadi alternatif. Saat ibu berkata “ciluuuuuuk” dengan muka yang ditutup bantal, beberapa detik kemudian bantal ditarik ke samping dan kembali ucapkan ”baaaaaaa” dengan nada riang. Setelah itu, Anda bisa melakukan bernyanyi bersama sambil bermain. Dengan tepukan dan menunjuk anggota tubuh lain dengan suara yang jelas.

Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar bisa orang tua lakukan untuk melatih anak berbicara. Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Selain itu, ajak bermain dengan anak lain atau dengan kakak, tetangga, sepupu yang sudah lebih jelas berbicaranya, semisal sambil bermain boneka, kubus, balok, gambar, atau yang lainnya.

”Dalam berinteraksi, gunakan bahasa yang sederhana agar si kecil dengan mudah dapat memahami maksud Anda,” sarannya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Paundara Dianti, 26. Saat ini, wanita yang akrab disapa Dian itu selalu mengajarkan cara sederhana yang diajarkan oleh orangtuanya agar bayinya cepat bicara. Seperti mengajak anak bercerita sejak anak dalam kandungan. ”Sekarang anak saya hampir satu tahun, tapi kerjaannya ngoceh, ceriwis banget, karena mungkin sudah diajarkan untuk bisa bicara sejak dini,” paparnya.
Cara sederhana yang diajarkan oleh orangtuanya agar bayinya cepat bicara, yaitu mengajak anak bercerita sejak anak dalam kandungan.
Dian bercerita, saat bayinya memasuki umur 7 bulan, bayi sudah mulai mengucapkan suara yang hampir membentuk kata. Seperti ”ma-ma”atau ”pa-pa”. Selain senang karena sudah bisa diajak berkomunikasi, hal itu menjadi suatu kebanggaan untuk dirinya karena anaknya lebih cepat memiliki kemampuan untuk berbicara.

”Semua kosakata saya ajarkan secara bertahap, tapi sebisa mungkin anak saya dihindarkan dari kata-kata yang tidak pantas untuk seusianya,” ungkap Dian. (sydh/ Sindo)

Sebab-sebab Su'ul Khatimah

Oleh: Badrul Tamam
Seorang muslim yang beriman dengan betul-betul pasti akan takut mati su'ul khatimah. Karenanya, dia berusaha mencari tahu sebab-sebab yang bisa melindunginya dari kondisi tersebut, lalu berlindung di belakangnya.
Dalam kenyataan, ada sebagian orang terlihat sebagai seorang muslim yang rajin ibadah, namun akhir hayatnya ditutup dengan su'ul khatimah, Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari kondisi ini. Berikut ini beberapa sebab yang bisa menyebabkan seseorang meninggal su'ul khatimah:
Pertama, rusaknya aqidah walaupun disertai dengan kezuhudan dan keshalihan
Jika seseorang memiliki aqidah yang rusak dan meyakininya, walau dia tigak ragu bahwa dia salah dalam meyakininya, maka akan terkuak kebatilan keyakinanya ketika sakaratul maut. Walaupun dalam dirinya terdapat keyakinan yang hak dan yang batil. Tersingkapnya kebatilan akidahnya menjadi sebab hilangnya sisa akidahnya yang lain. Sesungguhnya keluarnya nyawa orang tersebut dalam kondisi ini sebelum mengecap kebenaran dan kembali kepada pokok iman, ditutup dengan su'ul khatimah dan meninggalkan dunia tanpa iman. Dia termasuk di antara orang-orang yang disebutkan oleh Allah Ta’ala,
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا * الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
 Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Siapa saja yang meyakini akidah yang berseberangan dengan akidah yang shahih, baik atas penalarannya sendiri atau mengambil dari orang yang berakidah batil, maka tetap berada dalam lingkup bahaya. Kezuhudan dan keshalihan tidak sedikiitpun membawa manfaat baginya. Dan sesungguhnya yang bisa mendatangkan kebaikan pada dirinya adalah akidah yang benar, yang sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wasallam. Karena akidah dalam Islam tidak dianggap kecuali yang berasal dari keduanya.
Kedua, terus menerus bermaksiat
Orang yang terbiasa melakukan kemaksiatan-kemaksiatan maka akan terekam dalam batinnya. Dan semua tindakan yang terekam selama hidupnya akan teringat kembali saat kematian menjemput.
Jika kecenderungannya kepada ketaatan lebih dominan, maka yang akan terngiang dalam benaknya ketika ajal datang adalah amal-amal ketaatan. Sebaliknya, jika kecenderungannya kepada perbuatan maksiat lebih banyak, maka yang akan muncul dalam ingatannya ketika maut menjemput adalah kemaksiatan-kemaksiatan. Dan boleh jadi, keinginan berbuat kemaksiatan itu mendominasi dirinya ketika kematian menghampirinya, sehingga hatinya kecanduan dengannya. Akibatnya, muncul hijab antara dirinya dengan Rabb-nya dan menjadi sebab kesengsaraannya di akhirat. Sebagian ulama salaf berkata,
الْمَعَاصِيْ بَرِيْدُ الْكُفْرِ كَمَا أَنَّ الْقُبْلَةَ بَرِيْدُ الْجِمَاعِ وَالْغِنَاءَ بَرِيْدُ الزِّنَا وَالنَّظَرَ بَرِيْدُ الْعِشْقِ وَالْمَرَضَ بَرِيْدُ الْمَوْتِ
Maksiat adalah pengantar menuju kekafiran sebagaimana halnya ciuman pengantar menuju jimak, nyanyian adalah pengantar menuju zina, pandangan adalah pengantar menuju kerinduan, dan sakit pengantar menuju kematian”. (Lihat Al-Jawab Al-Kafi (hal. 33) karya Ibnul Qoyyim)
Dan siapa yang tidak pernah melakukan kemaksiatan atau pernah melakukannya lalu bertaubat, maka dia jauh dari bahaya ini. Sedangkan orang yang banyak melakukan dosa sehingga jumlahnya lebih banyak dari ketaatannya, dan dia tidak bertaubat darinya bahkan terus menerus melakukannya, maka ini akan menciderai dirinya. Karena banyaknya goresan dosa tersebut menyebabkan ukiran dalam hatinya, sehingga dia kecanduan terhadapnya. Maka ketika nyawanya dicabut dalam kondisi itu, maka itu menjadi sebab akhir hidupnya yang buruk (su'ul khatimah).
Contoh mudah dari hal ini, seseorang memimpikan kondisi yang dijalani selama hidupnya. Sehingga orang yang menghabiskan waktunya untuk berkecimpung dengan ilmu, akan memimpikan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan ilmu dan ulama. Seseorang yang menghabiskan waktunya dalam menjahit, maka dia akan memimpikan jahitan, para penjahit dan pelanggan. Kenapa seperti itu? Karena tidak akan hadir dalam mimpi seseorang kecuali yang sesuatu yang memiliki kesan dalam batinnya karena seringnya berkecimpung dengan hal itu. Sedangkan kematian, walaupun tingkatannya di atas tidur, tetapi kondisi yang mengawalinya hampir sama. Maka yang sering dilakukan akan diingatnya ketika maut datang, akan terkenang dalam hatinya dan cenderung kepadanya. Ketika ruhnya dicabut dalam kondisi itu, maka dia telah mengakhiri hidupnya dengan su'ul khatimah.
Imam al-Dzahabi berkata dalam al-Kabaair, …. Mujahid berkata, “Tidak ada satu orang yang meninggal kecuali terbayang olehnya teman-temannya yang sering duduk bersamanya, sehingga datang seseorang yang biasa bermain catur bersamanya. ..Lalu dikatakan padanya, “Ucapkan Laa Ilaaha Illallaah”, maka dia menjawab, “Sekak” lalu dia mati. Maka yang banyak terucap oleh lisannya adalah yang biasa dikerjakanya saat bermain catur. Maka ucapannya Sekak adalah pengganti dari kalimat tauhid.
Dan datang lagi seorang laki-laki kepada laki-laki lain yang biasa menenggak minuman keras. Dia mendekatinya, lalu mulai mentalkinkan (menuntunkan)-nya dengan kalimat syahadat. Maka dia berkata kepada orang yang menjenguknya tadi, “Minum dan tuangkan untukku”, lalu dia mati. Laa Haula wa laa Quwwata Illaa Billaahi al-‘Aliyyi al-‘Adzim.” (Selesai)
Orang yang terbiasa melakukan kemaksiatan-kemaksiatan maka akan terekam dalam batinnya.
Dan semua tindakan yang terekam selama hidupnya akan teringat kembali saat kematian menjemput.
Ketiga, sengaja tidak istiqamah (sengaja menyimpang)
Jika seseorang sebelumnya istiqamah, lalu berubah kondisinya dan meninggalkan keadaan tadi, maka hal itu menjadi sebab dia mengalami su'ul khatimah. Contohya: Bal’am bin Ba’ur yang telah Allah berikan kepadanya ayat-ayat-Nya, lalu dia sengaja melepaskan diri darinya dikarenakan cenderung kepada dunia dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah, akhirnya dia menjadi orang yang sesat dan celaka.
Contoh lainnya adalah pendeta Barshisha, seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil yang dibujuk syetan, “Kufurlah”. Ketika telah kufur maka syetan berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Rabb, Tuhan semesta alam.” Dia telah ditipu syetan untuk kufur. Maka ketika dia telah kafir, syetan berlepas diri darinya karena takut akan menyertainya dalam adzab. Tapi hal itu tidak bermanfaat baginya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ
Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hasyar: 17)
Keempat, lemah iman
Jika iman seseorang lemah, maka lemah pula rasa cintanya kepada Allah Ta’ala. Sebaliknya, cintanya kepada dunia menguat dalam hatinya sampai menguasai dirinya. Sehingga tidak tersisa lagi tempat untuk mencintai Allah Ta’ala. Akibatnya, jiwanya tidak lagi merasakan terpengaruh atas penyimpangan dirinya. Larangan berbuat maksiat tidak lagi berguna. Anjuran untuk taat tidak lagi memiliki tempat dalam dirinya. Sehingga dia terjerembab dalam kubangan syahwat dan melakukan berbagai perbuatan maksiat. Kegelapan dosa telah menutupi hatinya. Sampai-sampai cahaya iman selalu dipadamkan olehnya. Ketika datang sakaratul maut, maka kecintaan kepada Allah melemah dalam hatinya ketika dia tahu akan berpisah dengan dunia yang dicintainya. Sedangkan kecintaannya kepada dunia mengalahkan dirinya sehingga berat meninggalkannya.
Tingkatan Suul Khatimah
Su'ul khatimah memiliki dua tingkatan: Pertama, sangat berbahaya. Yaitu muncul keraguan dan penentangan ketika sakaratul maut dan kengeriannya datang. Sehingga nyawanya dicabut dalam kondisi demikian. Maka hal itu menjadi penghalang antara dirinya dengan Allah Ta’ala untuk selama-lamanya. Hal itu menjadikannya kekal dalam siksa yang abadi.
Kedua, tingkatan di bawah itu, tapi masih berbahaya. Ketika sakaratul maut datang, dalam hatinya didominasi kecintaan kepada dunia dan kesenangannya. Hal itu tergambar jelas dalam benaknya sehingga tidak terpikir olehnya selain dari itu. Maka kondisi tercabutnya nyawa semacam ini sangatlah menghawatirkan. Karena seseorang mati dalam kondisi yang biasa dia jalani, maka hal itu menjadi kerugian yang besar.
Jika pokok iman seseorang dan cintanya kepada Allah Ta’ala telah memenuhi hatinya dalam waktu cukup lama yang dikuatkan dengan amal-amal shalih, maka iman dalam hatinya tergolong kuat, -Allah Mahatahu tentang kadar kuatnya-, maka ketika dia harus dimasukkan dalam neraka untuk membersihkan dosa-dosanya, dia akan dikeluarkan darinya dalam waktu dekat. Dan jika imannya ada di bawah itu, maka tinggalnya di neraka lebih lama lagi. Tetapi jika iman dalam hati hanya sebesar biji, maka pasti dikeluarkan dari neraka walaupun setelah beribu-ribu tahun.
Setiap orang yang memiliki sedikit saja keyakinan terhadap Allah dalam sifat dan perbuatan-Nya yang menyimpang dari akidah yang benar, baik karena taklid atau hasil pencariannya sendiri, maka dia dalam kondisi yang membahayakan. Kezuhudan dan keshalihannya tidak cukup untuk menghilangkan bencana ini. Bahkan tidak bisa menyelamatkan darinya kecuali keyakinan yang benar, yang sesuai dengan kitabullah dan sunnah muthahharah.
Semoga Allah melimpahkan kepada kita husnul khatimah. Menjadikan kuburan kita sebagai  bagian dari taman-taman surga dengan ampunan, rahmat, dan kemurahan-Nya. [PurWD/voa-islam.com]

67 Orang Anggota DPR Berangkat Haji, Kemenag Harus Dipertanyakan

Jakarta (voa-islam.com) - Rombongan Komisi VIII DPR akan pergi ke Makkah untuk mengawasi pelaksanaan ibadah haji dengan membawa suami dan istri. Reaksi pun muncul dari publik, sebab warga biasa harus menunggu beberapa tahun untuk pergi berhaji sementara kerabat anggota DPR seolah mendapat keistimewaan.
"Ini mengganggu kuota, apalagi dengan membawa pendamping. Apa ini adil? Kuota masyarakat Indonesia dikorbankan," kata pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, Rabu (3/11/2010).

Seorang warga biasa saja, mesti menunggu beberapa tahun untuk mendapat giliran haji. Tapi anggota DPR, dengan fasilitas kunjungan pengawasan haji, bisa membawa rombongan yang tak perlu mendaftar sejak tahun-tahun sebelumnya.
..."Ini kuota sudah penuh, kemudian datang dengan memakai tim pengawas. Mereka juga patut diduga meminta diskon, Kemenag harus dipertanyakan ini," ujar Agus...
"Ini kuota sudah penuh, kemudian datang dengan memakai tim pengawas. Mereka juga patut diduga meminta diskon, Kemenag harus dipertanyakan ini," ujar Agus. Agus mendapatkan data, yang berangkat bukan hanya rombongan Komisi VIII (Komisi Agama) saja, tetapi juga suami dan istri dan  anggota DPR lainnya dari Komisi berbeda.

"Saya heran, kenapa jadi banyak begini yang ikut. Secara etika kalau dalam perjalanan dinas yang yang berkepentingan saja yang berangkat," tambahnya.

Agus menilai, tindakan anggota DPR tersebut sudah keterlaluan. Seharusnya mereka memahami perasaan masyarakat yang mesti menunggu lama untuk naik haji.

"Meskipun niat mereka pergi ada yang untuk ibadah, tapi ini mengganggu kuota dengan membawa pendamping," tutupnya.

Kuota haji untuk Indonesia tahun ini sebanyak 211 ribu jamaah. Untuk naik haji lewat jalur biasa, calon jamaah antre lebih dulu minimal selama 3 tahun.
67 Orang yang Berangkat
Sungguh mengejutkan, rombongan tahap II anggota DPR yang pergi ke Makkah, Arab Saudi, dalam rangka pengawasan haji pada 9-21 November berjumlah 67 orang. Sebagian besar anggota rombongan justru pendamping seperti suami dan istri mereka dan staf ahli.

Dalam dokumen berkop burung Garuda bertuliskan Dewa Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yang beredar ke publik dan diperoleh, Rabu (3/11/2010), tertulis daftar nama anggota Komisi VIII DPR RI dan pendamping, dalam rangka pengawasan pelaksanaan Haji tahap II tahun 1431/2010 M tanggal 9-21 November 2010. Tercatat dalam rombongan itu antara lain yakni Wakil Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding menempati kamar nomor I dan menggunakan pesawat di kelas bisnis.

Kemudian Wakil Ketua Komisi VIII Radityo Gambiro bersama istrinya, Linda Amerencia Radityo, menempati kamar II di pesawat di kelas bisnis, Wakil Ketua Komisi VIII Ahmad Zainuddin Bashiran dan istrinya Wahidah Rumondang Bulan di kamar III dan menggunakan pesawat di kelas bisnis.

Tjatur Sapto Edy dan istrinya Dian Luthfianingtyas Sapto Edy di kamar XV dengan pesawat di kelas bisnis. Imran Muchtar Alifia dengan istrinya Nazariah Imran Muchtar di kamar VI dengan pesawat di kelas ekonomi.

Amin Santoso Maska dengan Yoyoh Rukiyah Amin serta Yovy Trijayanti Amin di Kamar V dengan pesawat di kelas ekonomi, dan Mahrus Munir Mawardi dengan Fitrotul Islamiyah Jamil dan Cholifah Mahfudi Munaji di kamar IV dengan pesawat di kelas ekonomi.

Dalam data itu tercatat sebagian besar rombongan terdiri atas pendamping. Ada 41 orang pendamping yang disebutkan dalam rombongan itu.

Saat dikonfirmasi, Wakil Ketua Komisi VIII Ahmad Zainudin tidak membantah kalau rombongan besar ini memang untuk pergi haji. Dia beralasan pengawasan harus sampai waktu wukuf. Soal rombongan yang besar, dia menjamin tidak membebani anggaran negara. (Ibnudzar/dto)
Jakarta - Pohon-pohon di sekitar Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah banyak yang bertumbangan. Pohon-pohon itu tidak kuat menahan panas serta abu vulkanik yang berasal dari Gunung Merapi.

"Pohon-pohon tumbang dan roboh karena tidak kuat menahan abu Merapi yang menimpanya sejak sore tadi," ujar salah seorang warga, Sodiq saat dihubungi detikcom, Kamis (4/11/2010).

Akibat tumbangnya pohon-pohon tersebut, beberapa jalanan praktis tidak bisa dilalui kendaraan. Beberapa relawan, lanjut Soqiq, masih terus bahu-membahu menyingkirkan pohon yang tumbang.

Sementara itu, pohon yang masih berdiri juga kondisinya cukup menyedihkan. Batangnya mengkerut hingga membuat bentuknya seperti melengkung.

"Abunya tebal sekali," katanya.

Sodiq menjelaskan, lontaran abu ini terjadi sejak Rabu (3/11) sore tadi. Hingga saat ini, abu yang berterbangan belum juga berhenti.

Wilayah ini, jaraknya sekitar 20 km dari Merapi. Kecamatan Dukun terletak di sebelah selatan Merapi.(sumber:detiknews.com)

Pengungsi di Radius 15 Km Tak Harus Dievakuasi Langsung

Klaten - Karena dianggap berbahaya, daerah rawan di kawasan Gunung Merapi diperluas dari 10 km menjadi 15 km dari puncak. Namun evakuasi pengungsi dalam radius 15 Km tergantung ke arah aliran lava atau muntahan meterial gunung.

"Berkaitan dengan radius aman 15 km, tidak semua posko yang lebih dekat dari 15 km harus segera diturunkan. Itu tergantung dengan arah luncuran awan panas dan material Merapi," jelas petugas penanggulangan bencana Merapi di Posko Utama Pakem Klaten, Saiful Bachry, Rabu (3/11/2010).

Saiful menjelaskan, biasanya muntahan Merapi meluncur ke arah tenggara dan timur. Sementara wilayah di sisi barat hanya terkena hujan abu.

Berdasarkan data yang diterima detikcom, berikut adalah urutan posko pengungsi dari jarak yang terdekat dengan puncak Merapi beserta jumlah pengungsinya.

1. Kepuharjo, 10 km, jumlah pengungsi 2.900 orang.
2. Umbulharjo, 10 km, tidak ada pengungsi
3. Glagaharjo, 11 km, jumlah pengungsi 1.550 orang
4. SD Pandanpuro, 11 km, jumlah pengungsi 450 orang.
5. Hargobinangun, 12 Km, jumlah pengungsi 5.000 orang
6. Wukirsari, 15 km, jumlah pengungsi 5.132 orang.
7. Kiaran, 15 Km, jumlah pengungsi 775 orang.
8. Candibinangun, 15 Km, jumlah pengungsi 200 orang.
9. Pakembinangun, 15 km, jumlah pengungsi 130 orang.
(sumber:detiknews.com)

Kronologi Awan Panas Merapi 3 November

Jakarta - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas (wedhus gembel) sejak siang tadi. Bukan cuma sekali, secara beruntun awan panas menyembur dari puncak Merapi.

Sementara kondisi Merapi sejak pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB, Rabu (3/11/2010) diselimuti kabut tebal. Namun kepulan awan panas, terlihat dari hampir seluruh pos pemantauan.

Berikut kronologi letusan seperti dilansir website ESDM;

- 11.11-13.19 WIB terjadi awan panas beruntun dengan durasi maksimum 2 menit. Sementara cuaca dalam keadaan kabut dan hujan, sehingga pandangan tidak bisa bebas ke puncak Merapi.

- 13.27 WIB dan 13.30 WIB terjadi 2 kali gempa vulkanik dangkal (VB).

- 14.00-14.03 WIB terjadi guguran besar material secara beruntun sebanyak 4 kali dengan durasi maksimum 1 menit.

- 14.04-14.27 WIB terjadi rentetan awan panas dengan durasi maksimum 5 menit dengan jarak luncur diperkirakan mencapai 10 km, sehingga diputuskan untuk memperluas daerah aman hingga di luar radius 15 Km.

- Pukul 14.44 WIB terjadi awan panas besar selama 1,5 jam.

- Pukul 16.23 WIB aktivitas mulai reda.

- Pukul 17.30 WIB dilaporkan bahwa awan panas mencapai 9 km dan menuju ke aliran Kali Gendol.

Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM memperingatkan aktivitas Merapi hingga saat ini masih tergolong tinggi. Status aktivitas Merapi masih tetap pada tingkat Awas (level 4). Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar soal Merapi. (mok/lh)(sumber:detiknews.com)

Hujan Abu Merapi Mencapai Banyumas dan Purwokerto

Jakarta - Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas (wedhus gembel) yang cukup besar sejak sore tadi. Abu vulkanik yang dihasilkan berterbangan hingga mencapai daerah Banyumas dan Purwokerto di sisi barat Merapi.

"Dari pukul 18.00 WIB, abu mulai turun bersamaan dengan hujan," terang Allen, warga Purwokerto, yang detikcom hubungi, Rabu (3/11/2010)

Allen yang tinggal di komplek perumahan Universitas Jenderal Sudirman. Jaraknya dari Gunung Merapi kurang lebih 4 jam perjalanan mobil.

"Hujannya cuma sebentar, jadi sekarang abu-nya nempel di kaca mobil," jelasnya.

Selain di kaca mobil, abu ini juga memutihkan pepohonan dan jalanan. Meski tidak terlalu tebal, namun sebagian warga di Purwokerto ada yang mulai memakai masker jika hendak berpergian.

Selain di Purwokerto, abu Merapi juga dirasakan oleh warga Banyumas. "Hujan abu sampai Banyumas," tulis Pipin lewat fasilitas Info Anda.

Aran, warga Banjarnegara juga menuturkan hal yang sama. Menurutnya ketebalan abu yang dirasakan mencapai 2 mm dan jarak pandang di jalanan menjadi berkurang.

"Pengendara diminta waspada," tulis Aran.(sumber:detiknews.com)

Tertutup Debu, Mobil Carry Terguling di Magelang

Jakarta - Hujan abu dari Gunung Merapi masih terus berlangsung di berbagai kawasan. Sakit lebatnya abu yang berjatuhan, sebuah Suzuki Carry bernopol AA 7595 AA, terguling di Desa Kembang, Kecamatan Dukun, Magelang, Sekitar pukul 23.15 WIB.

Mobil ini terguling akibat tebalnya abu yang menempel di kaca depan. Sopir mobil, Widodo (40) menceritakan ia pergi dari Desa Dukun menuju kantor kecamatan yang jaraknya sekitar 5 km.

Saat di sebuah tikungan, tiba-tiba lampu penerangan jalan padam. Karena kaget dan kurang awasnya penglihatan, mobil ini pun oleng ke kanan dan masuk ke area persawahan.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Widodo saat itu hanya bersama seorang relawan, Ipung (27). Hingga saat ini, mobil tersebut masih berada di dalam area persawahan dan belum dapat dievakuasi.

Sementara itu, hujan abu masih terus berlangsung. Widodo mengaku sudah berusaha menghubungi beberapa rekannya untuk mengevakuasi mobil ini.

Namun karena sulitnya medan, mobil tersebut belum bisa dikeluarkan. Sedangkan lokasi ini sendiri cukup jauh dari kota, sekitar 25 km.(sumber:detiknews.com)

Hujan Abu Belum Berhenti, Warga Desa Kepuharjo Kembali Dievakuasi

Jakarta - Setelah sempat dinyatakan aman, Warga Desa Kepuharjo harus kembali dievakuasi. Hujan abu serta bau belerang yang masih terus terjadi, membuat warga kembali diungsikan.

Koordinator relawan dapur umum Desa Kepuharjo, Sulis menjelaskan, sekitar pukul 16.00 WIB, awan panas memang turun ke arah Kepuharjo. Bahkan tiga rumah yang berdekatan dengan Kali Gendol terbakar bagian belakangnya.

Warga pun langsung mengungsi karena panik. "Tadi memang nggak ada koordinasi, tidak ada instruksi sebenarnya, tapi karena panik, aparat panik, semua panik, akhirnya mengungsi," terang Sulis di Posko Utama Penanggulangan Bencana, Jl Kaliurang, Sleman, Kamis (4/11/2010).

Malamnya, lanjut Sulis, Desa Kepuharjo dinyatakan aman. Warga pun perlahan-lahan kembali ke tempat asal mereka. Bahkan pagelaran wayang sempat akan digelar untuk memastikan bahwa wilayah ini bisa kembali ditempati.

"Belum lama dimulai (pagelaran wayang), hujan turun deras, tapi ternyata bukan cuma air, tapi lumpur," ujarnya.

Sulis melanjutkan, lumpur ini akibat hujan yang bercampur dengan abu vulkanik. Bukan cuma lumpur, warga juga sempat mencium bau belerang.

"Pagelaran wayangnya kita tutup," kisah Sulis.

Sedikit demi sedikit, warga kembali diungsikan. Mereka diangkut dengan menggunakan truk agar tidak membuat panik warga.

"Saat ini tinggal beberapa anggota SAR dan petugas," tutup Sulis.(sumber:detiknews.com)

Hingga Dini Hari, Letusan Merapi Masih Cukup Besar

Jakarta - Guguran awan panas (wedhus gembel) kembali dimuntahkan Gunung Merapi sejak Rabu (3/11) siang. Hingga Kamis dini hari, letusan masih terus terjadi dengan kekuatan yang sama.

"Sampai dini hari tadi, letusan masih tetap dengan kekuatan yang masih sama dengan sore tadi," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo saat dihubungi detikcom pukul 01.20 WIB, Kamis (4/11/2010).

Akibat letusan tersebut, lanjut Subandriyo, kawasan sekitar Merapi menjadi gelap gulita. Jarak pandang juga sangat dekat.

"Di sini keadaanya gelap gulita, kita nggak bisa liat apa-apa lagi di lapangan," katanya.

Subandriyo mengatakan, selama letusan tersebut belum berhenti, bagian material dari guguran awan panas berupa abu dan debu dipastikan bisa sampai kemana-mana karena terbawa angin.

"Karena terbawa angin bisa saja mencapai ke daerah-daerah lainnya," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, saat ini seluruh petugas terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Subandriyo tidak dapat memastikan apakah ke depan akan kembali terjadi letusan yang jauh lebih besar atau letusan hari ini merupakan puncak letusan.

"Untuk mencari puncak letusan itu, kita tidak bisa memprediksi, kita akan lihat data-data yang kita kumpulkan bagaimana. Kita juga tidak tahu seberapa besar magma yang masih tersimpan di dalam gunung tersebut, yang jelas energinya sekarang sudah menurun," jelas Subandriyo.

"Maka itu kita meminta warga mengungsi sampai radius 15 Km, sebab untuk radius 10 Km dengan melihat letusan seperti tadi (Rabu 3/11) ancamannya juga semakin serius," tandasnya.

Sebelumnya aktivitas Merapi pada Rabu (3/11/2010) meningkat. Letusan yang terjadi sejak pukul 08.15 WIB tadi terus menerus terjadi hingga sore ini. Akibatnya, kondisi dinyatakan krisis sehingga daerah rawan bencana dipertimbangkan bertambah lebih dari 10 km.

Dampak dari letusan tersebut menyebabkan abu vulkanik semakin jauh berterbangan. Beberapa daerah yang sudah terkena abu vulkanik tersebut adalah Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara dan Cilacap.(sumber:detiknews.com)
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha