Jumat, 28 Mei 2010

Kisah Tragis Ahli Ibadah Su'ul Khatimah


Janganlah kita terlampau puas dengan amal shalih yang sudah kita lakukan dan bersandar padanya. Apalagi diikuti dengan merasa bangga diri dan merasa sudah pasti menjadi ahli surga. Akibatnya, tidak lagi berharap kepada rahmat Allah dan kemurahan-Nya.
Sesungguhnya perbuatan hamba ditentukan pada akhir hayatnya. Dan kita tidak tahu di atas kondisi apa mengakhiri kehidupan kita, apakah husnul khatimah (akhir hayat yang baik) atau su'ul khatimah (akhir hayat yang buruk).
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya segala perbuatan ditentukan bagian akhirnya.” (HR. Bukhari).
Artinya, barangsiapa yang telah ditetapkan oleh Allah beriman di akhir hayatnya, meskipun sebelumnya dia kufur dan selalu melakukan maksiat, menjelang kematiannya ia akan beriman. Ia meninggal dalam keadaan beriman dan dimasukkan ke dalam surga. Demikan juga dengan orang yang sudah ditentukan kafir atau fasik di akhir hayatnya, meskipun sebelumnya ia beriman, maka menjelang kematiannya ia akan melakukan kekufuran. Ia meninggal dalam keadaan kufur dan akan dimasukkan ke dalam neraka.
Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
"Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya lalu dia beramal dengan amalan ahli neraka, lantas ia memasukinya. Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, lantas ia memasukinya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Sahl bin Sa'ad al Sa'idi, "Sesunggunya ada seorang dari kalian benar-benar melakukan amalan ahli surga, dalam apa yang nampak kepada manusia. . . ." (HR. Bukhari dan Muslim)
Karenanya, kita harus senantiasa berdoa supaya Allah senantiasa memberikan keteguhan hati di atas kebenaran dan kebaikan serta memberikan kepada kita husnul khatimah. Sebaliknya kita juga berlindung kepada Allah dari su'ul khatimah dan kesudahan yang buruk.
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam senantiasa berdoa,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati di atas agama-Mu.
Dalam riwayat muslim beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “sesungguhnya hati semua manusia berada di antara dua jari Allah, seolah-olah hanya satu hati. Allah berbuat sekehendak-Nya.” Lalu beliau berdoa,
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Wahai Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepada-Mu.
Sebab Su'ul Khatimah
Ibnu Hajar al Haitami berkata, “Sesungguhnya akhir hayat yang buruk diakibatkan bibit keburukan yang terpendam dalam jiwa manusia, yang tidak diketahui orang lain. Kadang-kadang seseorang melakukan perbuatan-perbuatan ahli neraka, namun di dalam jiwanya terpendam bibit kebaikan. Maka, menjelang ajalnya bibit kebaikan itu tumbuh dan mengalahkan kejahatannya. Sehingga ia mati dalam keadaan husnul khatimah."
Abdul Aziz bin Dawud berkata, “Aku hadir pada seseorang yang sedang ditalqin (dibimbing untuk mengucapkan kalimat syahadat), akan tetapi ia tidak mau. Lalu aku bertanya tentang orang ini. Ternyata ia seorang peminum khamer."
Pada kesempatan yang lain ia berkata, “Berhati-hatilah dengan dosa, karena dosa bisa menjerumuskan seseorang ke dalam su'ul khatimah."
Berhati-hatilah dengan dosa, karena dosa bisa menjerumuskan seseorang ke dalam su'ul khatimah.
Abdul Aziz bin Dawud
Kisah Tragis seorang ahli Ibadah yang mati Su'ul Khatimah
Manshur bin Ammar mengisahkan, dulu kala aku punya seorang teman yang suka melampaui batas, lalu bertaubat. Aku melihat dia banyak beribadah dan shalat tahajjud. Suatu ketika aku putus komunikasi dengannya. Dan menurut kabar dari orang-orang, ia sedang sakit. Maka aku pergi ke rumahnya dan anak perempuannya datang menemuiku. Dia bertanya, “Siapa yang engkau ingin temui?” Aku menjawab, “Si fulan.” Maka ia mengizinkanku masuk dan akupun bergegas ke dalam rumah.Aku melihatnya sedang tebaring di atas ranjang yang terletak di tengah rumah. Mukanya terlihat kehitaman, kedua matanya tertutup dan kedua bibirnya bengkak dan menebal.
Aku berkata padanya dengan perasaan takut melihatnya, “Wahai saudaraku, perbanyaklah mengucap Laa Ilaaha Illallaah.” Ia membuka kedua matanya dan menatapku dengan penuh kemarahan, lalu ia tak sadarkan diri. Kembali kuulangi perkataanku kedua kalinya, wahai saudaraku perbanyaklah mengucap Laa Ilaaaha Illallaah.” Pada saat aku mengulanginya untuk ke tiga kalinya, lalu ia membuka matanya dan berkata, “Wahai Manshur, saudaraku, kalimat ini telah menjauh dariku.”
Aku bergumam, "Tiada daya dan tiada upaya melainkan dengan izin Allah, Dzat Mahatinggi dan Mahamulia."
Kemudian aku bertanya padanya, “wahai saudaraku, di manakah shalat, puasa, tahajud dan shalat malammu?”
Ia menjawab, “Aku melakukan semua itu bukan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan taubatku hanyalah taubat palsu. Sebenarnya aku melakukan semua itu supaya aku dikenal dan disebut-sebut orang, aku melakukannya dengan maksud pamer kepada orang lain. Bila aku menyepi seorang diri, aku masuk ke dalam rumah dan memasang tirai-tirai, lalu aku minum khamer dan menantang Tuhan dengan kemaksiatan-kemaksiatan. Aku terus melakukan itu sampai beberapa masa. Kemudian aku ditimpa penyakit hingga hampir binasa. Saat itu juga aku suruh anak perempuanku, ‘ambilkanlah aku mushaf!’ dan aku berdoa, ‘Ya Allah, demi kebenaran Al-Qur’an yang agung, sembuhkanlah aku!’ Dan aku berjanji tidak akan kembali melakukan dosa untuk selamanya. Maka Allah membebaskanku dari penyakit.
Setelah sembuh, aku kembali kepada keadaan semula, hidup berpoya-poya dan berhura-hura. Syetan telah membuatku lupa dengan perjanjian yang telah kuikrarkan kepada Tuhanku. Aku terlena dalam keadaan itu sampai beberapa saat lamanya hingga aku menderita sakit hampir mati karenanya. Lalu aku perintahkan keluargaku membawaku ke tengah-tengah rumah seperti biasanya. Kemudian aku suruh mereka mengambilkan mushaf dan aku mulai membacanya. Lalu aku acungkan mushaf itu seraya berdoa, ‘Ya Allah, demi kehormaan kalam-Mu yang ada dalam mushaf ini, bebasknalah aku dari penyakitku!.’ Maka Allah mengabulkan permintaanku dan menyembuhkan penyakitku.
Kemudian aku kembali hidup bersenang-senang dan akupun jatuh sakit lagi. Lalu aku perintahkan keluargaku membawaku ke tengah-tengah rumah seperti yang engkau lihat sekarang ini. Kemudian aku menyuruh mereka mengambilkan mushaf untuk kubaca, tetapi mataku sudah tidak bisa melihat saru huruf-pun. Aku pun menyadari bahwa Allah sudah murka kepadaku. Lalu aku acungkan mushaf itu di atas kepalaku sembari memohon, ‘Ya Allah, demi kehormatan mushaf ini, bebaskalah aku dari penyakit ini, wahai penguasa bumi dan langit!’ Tiba-tiba aku mendengar seperti suara memanggil, ‘engkau bertaubat tatkala engkau sakit, dan engkau kembali kepada perbuatan dosa tatkala engkau sembuh. Betapa banyak Dia menyelamatkanmu dari kesusahan, dan betapa bayak Dia menyingkap bala’ cobaan tatkala engkau diuji. Tidaklah engkau takut dengan kematian? Dan engkau telah binasa di dalam kesalahan-kesalahan’.”
‘Engkau bertaubat tatkala engkau sakit, dan engkau kembali kepada perbuatan dosa tatkala engkau sembuh. Betapa banyak Dia menyelamatkanmu dari kesusahan, dan betapa bayak Dia menyingkap bala’ cobaan tatkala engkau diuji. Tidaklah engkau takut dengan kematian? Dan engkau telah binasa di dalam kesalahan-kesalahan’.
Manshur bin ‘Ammar berkata, “sungguh demi Allah aku keluar dari rumahnya dengan air mata tertumpah merenungkan ‘ibrah yang baru kulihat, dan belum sampai di pintu rumahku, sampailah kabar bahwa dia sudah meninggal.” [PurWD/voa-islam.com]
(Sumber: Mi’ah Qishash wa Qishah fi Anis ash-Shalihin wa Samir al Muttaqin, Muhammad Amin al Jundi, (edisi Indonesia: 101 kisah teladan, Mitra Pustaka Yogyakarta, Cet XI November 2006).

Berbohong tak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang belum mengerti arti kejujuran. Ketika anak mulai tidak jujur, segera kenali, sikapi, dan jangan biarkan itu terjadi berkelanjutan.

Menurut Konselor dan Kepala Lembaga Pelayanan Psikologi dari Universitas Krida Wacana (LPP UKRIDA) Clara Moningka, berbohong atau mengatakan informasi tidak benar adalah sesuatu yang dipelajari oleh anak-anak. ”Alasan mereka berbohong banyak sekali. Bisa saja, misalnya, karena anak tidak mau kena marah atau mendapat kesan bahwa ia nakal,” tutur psikolog yang acap menjadi dosen tetap di fakultas Psikologi UKRIDA Jakarta itu.


Clara menuturkan, umumnya keluarga atau lingkungan sekitar berharap sesuatu yang ideal dari anak. Di mana mereka harus menjadi anak yang baik atau anak yang hebat.

”Mereka tahu dengan begitu akan mendapatkan reward. Dan jadilah mereka berbohong. Entah supaya tidak ketahuan salah, dianggap baik, menghindari hukuman, atau malah untuk mendapatkan sesuatu,” papar Piskolog lulusan fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Jakarta ini.

Pada anak yang lebih besar, berbohong bisa bertujuan agar mereka lebih populer dibanding dengan orang lain. Atau untuk meningkatkan harga diri. Misalnya berbohong tentang apa yang ia miliki, seperti mobil atau benda lain yang bisa dibanggakan. Mulai pekerjaan orang tua, kekayaan, dan lainnya. ”Tetapi ada juga anak yang berbohong sebagai ungkapan pemberontakan terhadap otoritas orang tua.
Mereka beranggapan bahwa orang tua tidak harus tahu sepenuhnya tentang diri mereka,” ungkapnya.

Bahkan, bisa diketahui juga anak-anak yang berkata bohong karena mereka belajar dari orang tua mereka. Mereka mendengar orang tua sering kali berbohong, dan perbuatan itu lantas ditiru.

Dijelaskan Clara, di masa-masa pra sekolah, anak juga sudah bisa berbohong. Mungkin bukan bohong yang sebenarnya. Misalnya mengarang cerita, atau menambah cerita walau kadang mereka tidak paham sepenuhnya akan isi cerita.

”Biasanya penambahan cerita yang dikatakan bohong oleh mereka berisi khayalan, atau harapan mereka. Mereka masih sulit membedakan antara khayalan dan realita. Sering kali mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut kebohongan,” paparnya.

Dari hal tersebut, maka yang harus segera dilakukan adalah mengenali anak yang berkata bohong. Anak berbohong bisa tampak dari ekspresi wajah. Umumnya mereka cenderung cemas atau tidak santai. Hal lain bisa ditunjukkan dari jelas atau tidaknya pernyataan mereka. Apakah ceritanya konsisten, atau malah berputar-berputar tidak keruan.

”Anak yang berbohong juga cenderung tidak spontan. Berbicara terbata-bata, atau seperti sudah diatur. Mereka juga cenderung menghindari kontak mata, karena takut ketahuan, ”ungkapnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Psikolog Keluarga Roslina Verauli bahwa anak yang berkata bohong sangat terlihat dari bahasa tubuhnya. Dimulai dari mata yang tidak berani memandang langsung lawan bicara, merubah nada suara menjadi tinggi atau rendah, juga dengan suara yang menjadi terbata-bata.

”Perkataan mereka mungkin bisa berbeda, tetapi bahasa tubuh mereka tidak bisa dibohongi,” tandas Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.

Adapun ciri-ciri anak berbohong juga bisa dilihat dari bahasa tubuh yang lain seperti mengumpatkan tangan atau meletakkan tangan di belakang. Juga, dengan menutup mulut secara spontan saat berbicara.

Bisa pula ditandai dengan menggaruk-garuk ujung hidung. Sebuah penelitian mengungkap berbohong menyebabkan jaringan sel di daerah hidung membesar dan menyebabkan hidung menjadi gatal.

Ciri lainnya yaitu lirikan mata. ”Anak yang berbohong, akan melakukan lirikan mata ke sebelah kanan.
Lirikan mata ini bisa dijadikan tanda bahwa seseorang sedang mengarang,” jelas Psikolog yang masih terhitung sebagai staff pengajar di Universitas Tarumanagara ini.

Roslina menegaskan, ketika anak berbohong, berarti ada sesuatu yang terjadi pada mereka. Maka, yang harus dilakukan adalah dengan mengasihani mereka, bukan malah memarahi. Lalu, segera cari tahu apa penyebab mereka berbohong dengan menjalin komunikasi yang baik.

”Jika didiamkan nanti tingkat kebohongan anak akan meningkat. Ini bisa menjadi problem bagi orang tua di masa depan,” tandas Psikolog yang berpraktek di Rumah Sakit Puri Indah ini.

Cara menyampaikan berkata bohong tidak baik, sebaiknya diawali dengan memahami anak. Apa yang anak inginkan, lalu kemudian komunikasikan dengan baik. Katakan pada anak bahwa bohong adalah perbuatan tidak baik, dan jangan pernah memarahi dan mencap anak sebagai pembohong jika anak tertangkap berbohong.

”Janganlah menjadi orangtua yang galak, terutama saat anak dalam masa pertumbuhan. Banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkan apabila orangtua galak terhadap anak. Misalnya anak menjadi tidak terbuka terhadap orangtua,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa tidak benar apabila ada istilah anak kecil memiliki bakat berbohong. Karena anak-anak berbeda dengan orang dewasa yang sudah bisa merancang kebohongan. Sikapi anak dengan bijak apabila mereka berbohong.

Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak perbuat? Amat besar kemurkaan Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. (QS Ash Shaff : 2-3 )

Rasulullah Saw bersabda :
Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang yang cerewet, suka membual dan omong besar. (HR Tirmidzi )

Abdul Malik Bin Marwan berpesan kepada pendidik anaknya :
“Ajarilah dia berkata jujur sebagaimana engkau mengajarinya al qur’an. Bimbinglah ia menuju akhlak yang terpuji dan indah. Ajaklah ia duduk bersama orang-orang besar, terhormat dan memiliki ilmu pengetahuan. Jangan biarkan ia dekat dengan orang-orang rendahan, tidak berbudi dan tidak berilmu, sebab perangai mereka cukup membahayakan. Hormati ia di tempat ramai. Caci dan marahi ia ditempat sepi. Jika ia berbohong, maka pukullah, sebab kebohongan akan menggiring dia pada kejahatan. Sedangkan kejahatan akan menjerumuskannya pada api neraka“.

Anak usia dibawah 5 tahun pada umumnya belum mengerti apa makna “bohong“, karena pengetahuan dan informasi yang mereka terima masih sangat sedikit. Tapi setidaknya, bohong pada anak dapat dikategorikan dalam dua hal, yaitu bohong yang dapat merugikan dan bohong yang terpaksa dilakukan dengan maksud yang baik.

Umumnya anak berbohong karena beberapa faktor :
1. Faktor Imajinasi
Setiap anak mempunyai pribadi yang berbeda-beda, begitu juga dalam soal minat dan harapan. Keadaan yang berbeda ini menyebabkan seorang anak sering berangan-angan tentang keinginannya yang belum terpenuhi. Dari angan-angan tersebut bisa menyebabkan anak akhirnya ber-fantasi. Dan, bisa jadi fantasi itu berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya.

Tidak heran jika seorang anak menceritakan pengalamannya keliling hutan dengan menunggangi harimau. Fantasi ini bisa jadi muncul karena keinginan anak untuk melihat harimau, atau dari dongeng yang pernah ia dengar tentang “Harimau si Raja Hutan“.

Sebagai orang tua, ketika melihat anaknya sudah mulai berimajinasi secara berlebihan dan tidak masuk akal tentang cerita tadi, harus tanggap untuk segera menjelaskan hal yang sebenarnya atau mengajaknya untuk melihat secara langsung.

Tidak semua kebohongan pada anak masuk pada kebohongan yang fatal. Pada dasarnya, anak-anak belum bisa membedakan antara bohong dengan imajinasi. Maka peran orang tua lah yang harus secara bertahap menjelaskan hal ini sesuai dengan tahapan usia anak.

2. Konflik Diri
Keadaan yang sangat mendesak terkadang menyebabkan seorang anak mencari alasan atau jawaban untuk menyelamatkan diri dari kondisi yang tidak menyenangkan. Seperti pada kasus anak yang dihukum oleh gurunya karena tidak mengerjakan PR dan sering dimarahi orang tuanya, maka ketika ia mendapat hukuman dari gurunya, ia akan menceritakan kepada orang tuanya bahwa hari itu ia justru mendapat hadiah yang sangat menyenangkan. Atau, kisah piring pecah, saat ia melihat mata orang tuanya membulat, mungkin ia akan mengatakan piringnya direbut hantu.

3. Meniru
Tidak dapat dipungkiri, anak akan meniru perilaku orang dewasa disekitarnya. Jika orang tua memberikan alasan dan mengatakan sesuatu yang bersifat bohong utuk menghindari suatu kegiatan didepan anaknya, maka berarti secara tidak sadar orang tua telah memberikan contoh yang buruk kepadanya.

Seorang ibu yang enggan membuka pintu ketika ada tamu dan menyuruh supaya anaknya mengatakan “ibunya sedang pergi” kepada tamunya, maka suatu saat anak itu akan meniru sikap ibunya tadi.

4. Menghilangkan kejenuhan & mendapatkan perhatian
Jika seorang anak sedang jenuh dan tidak tenang karena tidak ada sesuatu yang bisa ia lakukan, maka ia akan merangkai cerita yang seru untuk menghibur temannya.

Seperti kisah seorang anak petani yang kesepian, suatu hari ia mendapat ide dan berteriaklah dia “ tolong … tolong .. ada serigala", maka serentak para petani menghampirinya. Ketika dihampiri, anak itu tersenyum dan berkata : "kaciaan deh lu..ketipu deh". Bubarlah para petani itu dan kembali pada pekerjaannya masing-masing. Esok harinya, anak ini mengulangi perbuatannya dan untuk kedua kalinya para petani pun KDL. Dihari berikutnya, anak itu mengulangi perbuatannya lagi. Tapi sayang, para petani sudah tidak mempercayainya. Dan, sangat disayangkan pula karena serigala itu benar-benar ada dan memangsa anak kecil tersebut.

Apapun juga, berbohong adalah perbuatan yang dibenci Allah. Tidak ada seorang pun yang suka dibohongi. Islam mengajarkan kita untuk menghindari sifat bohong karena akan merusak hubungan sosial dan merugikan diri sendiri.

Rasulullah saw bersabda :
“Hendaklah kalian menjauhi sifat bohong, karena bohong akan menggiring orang pada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan akan menjerumuskannya kedalam neraka. Dan orang yang selalu berbohong Allah akan menetapkannya sebagai“ kadz-dzaban (pembohong) (HR Bukhari).

Nah, berikut tips yang bisa kita gunakan untuk mengatasi anak yang suka berbohong :

1. Komunikasi
Komunikasi yang terjalin dengan baik antara orang tua dan anak akan mempersempit peluang seorang anak untuk berbohong. Buatlah nuansa keterbukaan yang baik dengan anak-anak kita. Termasuk juga meng-komunikasi-kan apa itu bohong, apa akibat dari bohong dan lain-lain.

2. Jadilah Teladan
Anak adalah cermin diri kita, anak bisa meniru perilaku orang tua dengan ketepatan yang luar biasa. Oleh karena itu, jadilah teladan yang baik. Jujurlah dihadapan anak dan terutama dihadapan Allah SWT.

3. Jangan Menuduh Dulu!
Setiap orang butuh diberi kepercayaan, begitu pula dengan anak-anak. Berikan kepercayaan padanya. Dahulukanlah husnudzan (baik sangka). Dengarkan alasan yang dia kemukakan, dan tanamkanlah kuat-kuat rasa percaya dalam hati kita kepada anak-anak kita.

4. Hindari hukuman yang terlalu keras dan sering
Hukuman yang dirasakan berat dan sering oleh anak-anak akan membuat dia kreatif untuk mencari “cara selamat“, meski harus membohongi orang tuanya

Anak kecil seharusnya selalu berkata jujur, mungkin demikian pikir Anda. Lalu mengapa si kecil sudah pintar berbohong?
Penyebabnya, boleh jadi anak ingin sesuatu yang hanya dapat diperolehnya dengan berbohong. Misalnya, anak mengaku sudah mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin segera menonton TV. Penyebab lainnya, bisa karena ia ingin melindungi diri dari hukuman seperti tak mengaku mencubit adiknya karena takut dihukum. Perilaku orangtua yang suka berbohong pun bisa ditiru anak. Sering kan, secara tidak sadar orangtua berbohong di hadapan anak.
Lantas, apa solusinya?
1. Segera luruskan dan jangan beri kesempatan anak berbohong lagi. Tanamkan secara konsisten bahwa berbohong adalah perilaku yang harus dihindarkan karena akan merugikan dirinya maupun orang lain. Ia bisa tak dipercaya lagi oleh temannya, temannya tak mau bermain bersama, dan lainnya. Dengan begitu, anak tahu kenapa berbohong tak boleh dilakukan.
2. Kita boleh memberi hukuman bila anak berbohong tapi yang bersifat mendidik, seperti melarang anak menonton film kesukaan, tidak membelikan komik yang diinginkannya, tidak mewujudkan keinginannya jalan-jalan, dan lainnya.
3. Pertimbangkan sifat anak yang amat sensitif, biasanya perlu pendekatan halus. Jangan menegurnya dengan keras karena akan membuatnya menangis, bahkan menjerit-jerit. Jika cara halus tak mempan, barulah intensitasnya ditambah sedikit demi sedikit. Sementara untuk anak yang tak bisa diarahkan dengan cara halus, terapkan gaya tegas. Misalnya, dengan memarahi dan memberi hukuman lebih berat. Apalagi bila anak sudah berbohong berkali-kali.
4. Tak kalah penting, penanaman agama. Katakan, berbohong adalah perbuatan yang tak disukai Tuhan, dan kendati ia tak mengaku, Tuhan pasti tahu. Dengan cara ini, anak sekaligus bisa lebih didekatkan pada Yang Kuasa.
5. Bila Anda tidak sadar berbohong dan didengar atau disaksikan anak, maka segera koreksi dan beritahu, bahwa Anda khilaf dan hal itu tidak pantas ditiru anak. (fn/ok/em/km) www.suaramedia.com

JENEWA (addakwah.com) - Palang Merah Internasional pada hari Rabu (26/5) mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan pertolongan pertama bagi siapapun, termasuk mujahidin Afghanistan, meskipun sebuah media melaporkan bahwa keputusan itu telah menyebabkan kemarahan seluruh dunia dan kritik dari seorang pejabat Afghanistan.
Komite Palang Merah Internasional telah memberikan pelatihan pertolongan pertama pada lebih dari 70 anggota oposisi bersenjata bulan lalu, bersama dengan lebih dari 100 polisi Afghanistan dan warga sipil, termasuk sopir taksi. Pelatihan dimulai pada tahun 2006 dan Palang Merah Internasional memutuskan akan terus melanjutkan aktivitasnya selama mereka dibutuhkan, kata juru bicara Palang Merah Cardon Kristen.


Perjalanan ke beberapa rumah sakit berfungsi Afghanistan seringkali sulit atau hampir mustahil, bahkan makna pertolongan pertama dasar dapat membantu menyelamatkan nyawa, kata Cardon. Dia menambahkan bahwa program tiga-hari juga adalah kesempatan untuk menunjukkan peserta perlu mematuhi Konvensi Jenewa yang mengatur perilaku perang.

Harian Inggris, Guardian, pada Selasa mengutip seorang pejabat pemerintah daerah tak dikenal di Kandahar yang mengkritik pelatihan tersebut, dan mengatakan bahwa mujahidin "tidak layak diperlakukan seperti manusia."

"Kami tidak pernah meminta orang-orang yang datang bercerita tentang latar belakang mereka," kata Cordon. "Ini adalah cara kami bekerja di mana-mana, termasuk di Afghanistan."

Cordon pun menjelaskan bahwa hal serupa mereka lakukan di Gaza, dan yang mengikuti pelatihan pertolongan pertama juga termasuk anggota Hamas dan kelompok Palestina lainnya.

Namun demikian, "jika kita mendapatkan keluhan dari pemerintah daerah, kami akan pergi dan menemui mereka untuk menjelaskan bahwa seperti inilah cara kami bekerja dan akan terus seperti ini," katanya. "Kami sangat yakin bahwa laporan itu tidak akan mempengaruhi kegiatan kami." (althaf/ans/arrahmah.com)

Addakwah.com--Delegasi muslim Australia yang berjumlah tujuh orang mengunjungi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi mengenai kehidupan umat muslim di kedua negara.

"Kegiatan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas diri umat muslim di kedua negara," kata salah seorang Delegasi Muslim Australia, Mark John Pedersen, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu.

Menurut dia, Australia merupakan negara multikultural yang kaya akan keragaman budaya, termasuk kepercayaan. Namun, sebagai kelompok minoritas, muslim di Australia tidak dapat dipungkiri menghadapi tantangan.


"Tantangan itu terutama pascamunculnya kasus terorisme yang tidak hanya terjadi di Australia, tetapi juga di belahan dunia lain," katanya.

Ia mengatakan, stigma muslim juga bermunculan di benua Kanguru tersebut, tetapi disikapi komunitas muslim di Australia dengan memfokuskan diri pada kegiatan yang positif.

"Umat muslim tidak perlu menyalahkan siapa pun dengan kondisi itu karena memang merupakan salah satu tantangan sebagai muslim," katanya.

Oleh karena itu, membangun karakter positif dan melakukan contoh yang baik dalam setiap aktivitas merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan oleh komunitas muslim sebagai kaum minoritas dalam merepresentasikan dan menghadapi tantangan yang muncul.

"Membangun karakter dan contoh yang baik dalam setiap aktivitas akan memberikan representasi yang baik pula bagi orang lain saat memandang komunitas muslim di Australia. Hal itu merupakan cara terbaik dalam menghadapi tantangan tersebut," katanya.

Selain itu, menurut dia, komunitas muslim di Australia juga berupaya dan bekerja untuk memberikan kontribusi positif kepada semua pihak.

"Namun demikian, secara keseluruhan Australia merupakan negara aman dan ramah bagi muslim sehingga tidak perlu khawatir jika ingin berkunjung atau tinggal di negara tersebut," katanya. [ant/hidayatullah.com]

Prof. Quraish Shihab: Tak Berjilbab Tidak Apa-Apa

Menurut pakar Tafsir dan Hadits ini tidak masalah tak berjilbab, hanya saja, tak pernah menjelaskan siapa ulama yang membolehkan
Hidayatullah. com--Pernyataan ahli studi Tafsir, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, bahwa jilbab bukanlah suatu kewajiban. Pernyataan ini ditegaskan pada acara peluncuran bukunya, “M. Quraish Shihab Menjawab 101 Soal Perempuan” di Fab Cafe, Gramedia Grand Indonesia, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu.
Pakar Tafsir dan Hadits beraliran moderat ini kembali menuangkan pendapatnya itu dalam buku yang diterbitkan Penerbit Lentera Hati tersebut. Buku setebal 213 halaman ini berisi 101 pertanyaan dari perempuan dengan tema kehidupan sehari-hari, termasuk diantaranya soal jilbab. Salah satu kasus yang dijawab Prof. Quraish dalam bukunya itu adalah seorang ibu yang ingin berjilbab tapi tidak mendapat persetujuan dari suami.Dalam bukunya itu, Quraish berpendapat bahwa apabila sang istri bersikeras menggunakan jilbab yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga, maka dalam situasi sulit seperti ini, istri boleh tidak memakai jilbab. Tetapi tetap percaya bahwa berjilbab adalah wajib sekaligus berusaha tetap memakai pakaian terhormat.
Quraish Shihab juga menulis bahwa aneka pendapat tentang batas-batas pakaian perempuan bukan bersifat pasti dan tidak juga hanya satu pendapat. Bahkan, menurut lulusan Universitas Al Azhar Mesir ini, ada ulama yang tidak mewajibkan perempuan menutup seluruh badannya dan cukup memakai pakaian terhormat.
Dalam penyampaiannya, Quraish Shihab mengatakan bahwa perempuan boleh tidak berjilbab yang penting pakaiannya terhormat. Quraish tidak menjelaskan detil perihal pakaian terhormat yang dia maksud.
Tak dijelaskan
Hanya saja, saat hidayatullah. com meminta penjelasan tentang istilah “pakaian terhormat,” Quraish hanya mengatakan bahwa memang ada ulama yang berpendapat demikian itu tanpa menjelaskan secara rinci.

“Ada yang berpendapat demikian. Butuh waktu yang panjang untuk membahas ini (pakaian terhormat). Bukan di sini saatnya,” papar dia, dihadapan wartawan media cetak dan elektronik yang hadir. “Tapi berjilbab itu lebih baik,” sambung dia.
Sementara itu, pakar hukum Islam yang juga Wakil Majelis Fatwa Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat, Dr. Ahmad Zain An-Najah, sempat memberikan tanggapan terhadap pandangan Prof. Dr. M. Quraish Shihab tentang jilbab ini.
Menurut peneliti INSIST ini, seluruh ulama sepakat bahwa jilbab wajib untuk perempuan.
“Perlu kita tanyakan pada pak Quraish Shihab bahwa siapa ulama itu? namanya siapa? dan di buku mana? kapan menyatakan bahwa jilbab itu tidak wajib?” tandas Zain. [skr/ain/hidayatullah.com]
Foto: Syakur/hidayatullah.com

Menag Setuju Usulan DPR Turunkan ONH


addakwah.com--Pemerintah menyetujui usulan DPR agar Ongkos Naik Haji (ONH) turun mulai 2011, namun dengan tetap menjaga kualitas layanan kepada calon jemaah haji.

"Sangat setuju, sangat setuju," kata Menteri Agama Surya Dharma Ali (SDA), usai mendampingi Wakil Presiden Boediono berdialog dengan para pelajar SMA/Sederajat se-Propinsi Bali di Denpasar, Rabu, (26/5).

SDA mengatakan, penurunan ongkos naik haji pada 2011 sangat dimungkinkan mengingat ada beberapa komponen yang dapat diturunkan harganya.


"Pemerintah mengusulkan agar harga tiket pesawat terbang diturunkan sebesar 150 dolar AS dari yang ditetapkan Kementerian Perhubungan sebesar 1.754 dolar AS," ujarnya.

Namun, pelayanannya tetap terjamin, bahkan kini maskapai yang akan melayani penerbangan haji tidak saja Garuda Indonesia dan Arab Saudi.

"Kami juga akan menggandeng Batavia dan Lion Airlines dan satu maskapai dari Arab Saudi. Sehingga lebih kompetitif namun pelayanannya tetap terjamin sesuai dengan standar penerbangan yang telah ditetapkan secara internasional," tutur Suryadharma.

Selain itu, Pemerintah mengusulkan agar keuntungan yang selama ini diambil masing-masing maskapai juga diturunkan dari 10 persen menjadi empat persen, kata Suryadharma menambahkan.

Tak hanya itu, transportasi lokal juga akan diturunkan biayanya. "Jadi kalau dulu pemondokan jemaah kita paling jauh berjarak tujuh kilometer, maka sekarang bisa hanya berjarak empat kilometer ke lokasi," ujar Menag.

Usulan pemerintah itu masih dirundingkan dengan DPR dan diharapkan dapat selesai Juni 2010, jelas SDA. [ant/www.hidayatullah.com]
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha