Rabu, 21 Juli 2010

IMAN DAN TAQWA JALAN MENUJU KEMENANGAN

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Jama’ah sholat jum’ah yang dimulyakan Allah I
Segala puji bagi Allah I yang telah memberikan kepada kita semua nikmat-Nya. Mulai dari nikmat kesehatan, kesempatan, dan nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman dan islam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad e, yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yaitu islam.

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah I
Sebelumnya saya wasiatkan kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan taqwa. Karena hanya dengan ketakwaan kita akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. فَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّاد التَقْوَا   maka berbekallah kalian semua, dan sesungguhnya, sebaik-baik bekal adalah taqwa.
Allah I juga berfirman dalam ayat yang lain :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.[ QS. Al A’rof : 96].

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah I

Tabi’at manusia menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya. Entah kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dan semua yang dilakukan manusia pasti akan diarahkan kesana. Bahkan sebuah negeripun juga bertujuan untuk membahagiakan rakyatnya. Lihatlah apa yang dijanjikan para politisi kita hari ini, mereka menggembar-gemborkan “ekonomi kerakyatan, anti new libaralisme” dan jargon-jargon yang lain. Intinya adalah menginginkan sebuah kesejahteraan.

Akan tetapi masarakat kita tidak mengetahui bahwa syarat untuk menjadikan negeri menjadi negeri yang diberkahi Allah I adalah dengan iman dan taqwa. Banyaknya para sarjana pertanian tidak akan menjamin pertanian makin baik. Banyaknya para ekonom tidaklah membawa suatu negeri menjadi maju ekonominya. Bahkan jika rakyat telah melahirkan para pakar-pakarpun tidak menjamin kemakmuran sebuah negeri, jika negeri tersebut menyebar kemaksiatan, kesyirikan dan kemungkaran. Akan tetapi kemakmuran dan kemajuan suatu negara dilihat dari ketaqwaan penduduknya kepada Allah I.
Sungguh sangat indah sebuah negeri yang penduduknya taat kepada Allah Ta'ala. Negeri yang Allah juluki dengan baldatun thoyybatun warobbun ghofur, negeri yang baik dan Allah Ta'ala mengampuninya. Dalam al qur’an Allah Ta’ala kisahkan negeri tersebut pada ayat-ayat dibawah ini :
ôs)s9 tb%x. :*t7|¡Ï9 Îû öNÎgÏYs3ó¡tB ×ptƒ#uä ( Èb$tG¨Yy_ `tã &ûüÏJtƒ 5A$yJÏ©ur ( (#qè=ä. `ÏB É-øÍh öNä3În/u (#rãä3ô©$#ur ¼çms9 4 ×ot$ù#t/ ×pt6ÍhsÛ ;>uur Öqàÿxî ÇÊÎÈ   (#qàÊtôãr'sù $uZù=yör'sù öNÍköŽn=tã Ÿ@øy ÇP̍yèø9$# Nßg»oYø9£t/ur öNÍköŽoK¨Zpg¿2 Èû÷ütF¨Zy_ ötA#ursŒ @@à2é& 7Ý÷Hs~ 9@øOr&ur &äóÓx«ur `ÏiB 9ôÅ 9@ŠÎ=s% ÇÊÏÈ  

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. [QS. Saba’ : 15-16].
Ibnu katsir menjelaskan dalam tafsirnya : Kemakmuran mereka banyak dijelaskan oleh para salaf, diantaranya Qotadah : Beliau menceritakan bahwa seorang ibu berjalan, diatasnya pepohonan yang berbuah. Diatas kepalanya terdapat keranjang, dan keranjang inilah yang memetik buah kemudian berjatuhan kedalamnya hingga penuh. Si Ibu tidak perlu repot-repot memetik dengan tangannya, karena buah diatas kepalanya sangat banyak, masak-masak dan sangat bagus. Sebagian ulama’ juga menceritakan tentang keadaan mereka : bahwa tidaklah mereka mendapatkan di negeri mereka lalat, nyamuk, kutu busuk dan hama tanaman, yang demikian itu karena hawa yang baik, lingkungan yang nyaman dan pertolongan Allah I kepada mereka agar mereka mentauhidkan-Nya dan menyembah-Nya. [ Tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut ].

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah I.
Tidaklah kita dapatkan hari ini sebuah negeri yang makmur sebagaimana negeri saba’. Sebuah negeri yang tidak didapatkan didalamnya nyamuk, lalat, penyakit-penyakit pada tanaman dan tubuh mereka. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan, jika ada  seseorang yang datang ke negri Saba’ sedangkan tubuh mereka banyak penyakitnya, maka Allah subhanahuwata’ala mematikan penyakit tersebut.
Kemudian mereka berpaling dari mengesakan Allah Ta’ala. Menyembah dan bersukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada mereka dan menyembah matahari. Allah U berfirman “ Maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar”.Qotadah dan yang lainnya berkata : Bendunganpun rapuh dan rentan. Kemudian datanglah musim hujan. Lalu, air menerjangnya hingga bendungan runtuh. Maka air melimpah kelembah-lembah dan melibas segala yang dilaluinya berupa bangunan, tumbuhan dan sebagainya. Karena itu air tidak lagi mengairi pepohonan di kanan dan kiri gunung sehingga mati dan binasalah pohon-pohon tersebut. Lalu tumbuhlah pohon lain yang buruk menggantikan pohon-pohon yang lezat. Pohon tersebut berbuah pait dan pepohonan yang banyak durinya. Semua ini karena keingkaran, kesyirikan serta pendustaan mereka kepada Allah I.

Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah I.
Kita potretkan kondisi negri saba’ dengan negeri kita hari ini. Betapa banyaknya para dokter dengan keilmuan yang mereka miliki. Para sarjana-sarjana pertanian dengan berbagai teknologi yang maju, tidak menjadikan berkurangnya penyakit pada tubuh manusia dan juga tanaman-tanaman yang ada. Bahkan semakin banyak  dan semakin komplex penyakit yang menyerang tubuh manusia dan juga tanaman.
Bahkan jika kita lihat di negeri kita ini. Berbagai musibah menerpa silih berganti. Mulai dari tanah longsor, banjir yang rutin datang pada saat musim hujan di berbagai kota di Indonesia, gempa bumi yang menghilangkan ratusan nyawa, serta musibah alam yang lainnya, ini semua diakibatkan jauhnya kita dari Allah subhanahuwata’ala.
Bencana yang lebih parah adalah bencana akhlaq dan jatidiri sebagai seorang muslim. Hilangnya ahlaq yang islami serta ikutnya generasi kita dengan budaya orang kafir adalah musibah yang paling parah. Dari sinilah munculnya aborsi, pemerkosaan, perzinaan, pembunuhan dan berbagai dosa besar lainnya. Mungkin ini sebagai peringatan pada kita, agar kembali kejalan yang lurus. Agar kita menerima seluruh atruan Allah subhanahuwata’ala . Akan tetapi peringatan seperti ini tidak mungkin bisa dipahami kecuali bagi orang-orang yang  mau berpikir.
Allah Ta'ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaDuh gusti Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Ruum : 41).
وقال أبو العالية: مَنْ عَصَى اللهَ فِي الْأَرْضِ فَقَدْ أَفْسَدَ فِي الْأَرْضِ لِأَنَّ صَلاَحَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ بِالطَّاعَةِ
Berkata Abu Al'aliyah : Barang siapa bermaksiat pada Allah di muka bumi, maka dia telah berbuat kerusakan di bumi. Karena baiknya bumi dan langit dengan ketaatan.
Artinya, jika kita ingin memperbaiki bumi ini dan seluruh isinya agar memperoleh  kebahagiaan di dunia dan akhirat tidak ada jalan lain harus menjauhi maksiat. Tidak hanya dalam pribadi saja, akan tetapi berusaha untuk amar ma’ruf [memerintah yang baik ] serta nahyu munkar [ melarang yang mungkar ] entah dengan tangannya, lesannya maupun hatinya. Sebagaimana sabda Rasulullah r :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
Barang siapa diantara kalian melihat kemunkaran hendaklah ia rubah dengan tangannya, jika tidak sanggup dengan lesannya. Dan jika tidak sanggup dengan hatinya, dan itu selemah-lemah iman. [ HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i ].
Ma'asyiral muslimin rahimani warahimakumullah,
Demikian khotbah pertama yang saya sampaikan, kurang lebihnya saya minta maaf.
 أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

[ KHOTBAH KEDUA]
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, الصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الكَرِيْمِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن. أَمَّا بَعْدُ :
Jama'ah shalat jum'ah yang dimulyakan Allah I
Pemaparan diatas belum mendapatkan solusinya. Perlu diingat, bahwa suburnya tanaman, makmurnya sebuah negara dan sedikitnya bencana diukur dari ketaatan kepada Allah I dan bukan yang lainnya. Ketika negara ini ingin menjadi negara yang diridhoi Allah Ta’ala, maka penghuninya harus siap untuk menerapkan syari’at islam. Siap untuk amarma'ruf dan nahi munkar ( memerintahkan yang baik dan melarang yang mungkar). Berganti-gantinya presiden tidak akan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat jika negara tersebut enggan untuk menerapkan syari’at Islam. Seluruh daya dan upaya dalam rangka untuk menyejahterakan negeri ini tidak akan tercapai walaupun harus mengeluarkan biaya yang besar, alat-alat yang canggih, para pakar yang ahli, semua tidak akan berarti jika kemaksiatan, kesyirikan dan kemunkaran masih marak disekitar kita.
Konsep kemakmuran suatu negeri tidak diukur dengan banyaknya sarjana-sarjana ekonomi. kemakmuran suatu negeri tidak diukur dengan banyaknya profesor-profesor. Akan tetapi kemakmuran suatu negeri diukur dengan iman dan taqwa.

Jama’ah sholat jum'ah yang dimulyakan Allah I
Jikalau pada zaman dahulu kita dapatkan pencuri, maka pencuri pada hari ini bertambah banyak. Kalau di zaman kemerdekaan kita dapati perjudian, maka kita dapatkan perjudian berlipat ganda dibanding pada zaman kemerdekaan. Kalau hari ini kita dapati perzinaan, kemusyrikan, pembunuhan. Maka hal tersebut akan berlipat ganda dibanding pada zaman kemerdekaan. Segala daya dan upaya di kerahkan polisi dan aparat hukumnya untuk menanggulanginya, akan tetapi tidak mengurangi kemaksiatan dan kemunkaran yang menyebar disekitar kita. Dan bahkan menyebar dari perkotaan sampai di pedesaan. Dulunya pedesaan yang pada umumnya mereka tidak mengenal kemaksiatan, tetapi kemaksiatan tersebut bahkan melebihi kemaksiatan yang ada dikota-kota besar.
Jalan keluarnya bukanlah tegaknya demokrasi. Bukan pula pergantian presiden dan juga legislatif dan eksekutifnya. Akan tetapi jalan keluarnya adalah dengan kembali kepada Allah Ta’ala. Yaitu dengan penerapan syari’at islam diberbagai lini kehidupan serta memberantas kesyirikan, kebid'ahan dan kemaksiatan, sehingga tidak ada angin sedikitpun untuk berkembang dan menjajakan pemikirannya.
Demikian khutbah jum’ah yang dapat kami sampaikan, kalau ada benarnya itu datangnya dari Allah I, dan jika ada kesalahannya itu datangnya dari saya sendiri dan dari bisikan syetan. Saya beristighfar kepada Allah Ta'ala. Dan semoga kesalahan tersebut diampuni-Nya. Sebagai penutup khotbah jumah ini marilah kita berdo’a kepada Allah agar kita diberikan kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus hingga hari akhir nanti.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَآأّيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا
أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرِاهِيْمَ, وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَىآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتْ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَاَمْوَاتِ.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَلنَابِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَ اغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
أَللَّهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَ ئَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. أَللَّهُمَّ شَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامُهُمْ وَقَلِّلْ عَدَدَهُمْ وَ أَلْقِ فِى قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Nama Allah Tak Terbatas Hanya 99 Saja

Oleh: Badrul Tamam

Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah merupakan bagian dari tauhid dan menjadi konsekuensi iman kepada Allah. Maknanya yaitu meyakini bahwa Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang mahaindah) dan sifat-sifat yang mahamulia sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya.

Mengenal Asmaul Husna dengan sungguh-sungguh, menghafal, memahami maknanya kemudian berdoa dan beribadah kepada Allah dengannya menjadi sebab penguat iman yang paling besar. Bahkan, mengenal asma’ dan sifat Allah merupakan dasar iman yang kepadanya keimanan akan kembali. Karenanya, apabila seorang bertambah ma’rifahnya terhadap asma’ dan sifat Allah, niscaya imannya bertambah dan keyakinanya kuat.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan urgensi memahami Asmaul Husna, “Mengetahui nama-nama Allah dan menghafalnya adalah dasar dari segala ilmu. Siapa yang telah menghafal nama-nama-Nya dengan benar berarti ia telah memahami seluruh ilmu. Karena menghafal nama-nama-Nya merupakan dasar untuk dapat menghafal segala macam ma'lumat. Dan segala macam ilmu tersebut akan terwujud setelah memahami al-Asma’ al-Husna dan bertawassul dengannya.” (Bada’i al-Fawaid: 1/171)

Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

إنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang meng-ihsa’nya pasti masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

Makna Ihsha’ yang dapat menghantarkan kepada surga memiliki tiga tahapan: Pertama, menghafal lafadz-lafadz dan jumlahnya. Kedua, memahami makna dan maksud yang terkandung di dalamnya. Ketiga, berdoa dengannya, baik doa yang berbetuk pujian dan ibadah ataupun meminta.

Apabila seorang bertambah ma’rifahnya terhadap asma’ dan sifat Allah, niscaya imannya bertambah dan keyakinanya kuat.

Nama-nama Allah bersifat Tauqifiyah

Asmaul Husna adalah perkara baku yang tidak bisa dinalar oleh akal. Karena akal saja tidak mungkin mampu mengenal nama-nama Allah yang pantas untuk-Nya dan tidak mungkin dapat mengetahui kesempurnaan dan keagungan sifat Allah. Karenanya seluruh ulama madzhab bersepakat tentang larangan menamai Allah kecuali dengan nama-nama yang telah disebutkan dan dikabarkan sendiri oleh-Nya dalam Al-Qur’an maupun melalui lisan Rasul-Nya, tanpa menambah dan mengurangi. Oleh sebab itu, kita wajib menetapkan asmaul husna sesuai dengan nama yang secara nash telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadit shahih.

Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Tidak boleh memberikan nama untuk Allah kecuali dengan nama yang telah Allah sebutkan dan kabarkan dalam Al-Qur’an dan melalui lisan Rasul-Nya atau berdasarkan ijma kaum muslimin, tanpa menambahinya, meskipun makna dari nama-nama tersebut itu benar dan sesuai dengan sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala.” (Al-Fash: 2/108)

Imam al-Nawawi rahimahullaah berkata, “Sesungguhnya nama-nama Allah itu bersifat tauqifiyah, yaitu tidak boleh ditetapkan kecuali berdasarkan dalil-dalil shahih." (Syarah Shahih Muslim, Imam al-Nawawi: 7/188)

Sesungguhnya nama-nama Allah itu bersifat tauqifiyah, yaitu tidak boleh ditetapkan kecuali berdasarkan dalil-dalil shahih.

Berapa Jumlah Nama Allah?

Sesuatu yang sudah masyhur di tengah-tengah umat bahwa Asmaul Husna berjumlah 99 nama, sebagaimana yang disebutkan pada hadits Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghafalnya pasti masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun maknanya bukan berarti Allah tidak memiliki nama-nama kecuali ini saja. Tetapi, maknanya yang sesungguhnya adalah Dia memiliki nama-nama yang terhitung yang berjumlah 99 nama, siapa yang menghafal nama-nama tersebut, dia akan masuk surga. Ini tidak menafikan kalau Dia memiliki nama selainnya. Sedangkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Siapa yang menghafalnya/menghitungnya," menjadi pelengkap susunan kalimat pertama bukan susunan pembanding yang terpisah. Susunan ini seperti ucapan seseorang, "Saya memiliki seratus kuda yang kusiapkan untuk berihad di jalan Allah." Ini bukan berarti dia hanya memiliki seratus kuda saja dan tidak memiliki yang lainnya yang disiapkan utnuk urusan lainnya. (Dinukil dari penjelasan Syaikh Ibnul Utsaimin dalam Majmu' Fatawa wa al-Rasail, Jilid pertama)

Imam al-Khathabi dan lainnya menjelaskan, maknanya adalah seperti orang yang mengatakan "Saya memiliki 1000 dirham yang kusiapkan untuk sedekah," yang bukan berarti uangnya hanya 1000 dirham itu saja. (Majmu' Fatawa: 5/217)

Dalil khusus yang menguatkan bahwa nama-nama Allah tidak terbatas pada jumlah tertentu, 99 nama saja ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits Shahih:

أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ

"Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu . . ." (HR. Ahmad dan lainnya. Hadits ini telah dishahihkan oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim, keduanya banyak menyebutkannya dalam kitab-kitab mereka. Juga dihasankan oleh Al-Hafidz dalam Takhriij Al-Adzkaar dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Kalim al Thayyib hal. 119 no. 124 dan Silsilah Shahihah no. 199)

Lafadz, awis ta'tsarta bihii fii 'ilmil ghaibi 'indaka (atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu) menunjukkan bahwa ada nama Allah yang tidak diberitahukan kepada salah seorang dari makhluk-Nya, hanya Dia sendiri yang mengetahuinya. Dan apa yang Allah rahasiakan dalam ilmu ghaib tidak mungkin dapat diketahui. Dan sesuatu yang tidak dapat diketahui tidak dapat dibatasi.

Berdasarkan ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

"Saya tidak bisa menghinggakan pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau memuji terhadap diri-Mu sendiri." (HR. Muslim, Abu Dawud, Al-Tirmidzi dan lainnya)

Bahwa ada nama Allah yang tidak diberitahukan kepada salah seorang dari makhluk-Nya, hanya Dia sendiri yang mengetahuinya.

Status hadits yang merinci dan mengurutkan Asmaul Husna

Ibnu Taimiyah rahimahullah telah menukil kesepakatan dari para ulama terhadap hadits yang mengurutkan dan merincinya adalah tidak shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sementara orang-orang yang menganggap shahih hadits yang merinci tentang Asmaul Husna yang 99 beralasan, "Ini adalah perkara besar karena menjadi sebab masuk surga. Maka tidak mungkin para sahabat membiarkannya tanpa menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang perincian dan kepastiannya. Berarti hal ini membuktikan bahwa kepastian dan perincian Asmaul Husna tersebut berasal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

Ibnu Taimiyah menukil kesepakatan dari para ulama terhadap hadits yang mengurutkan dan merincinya adalah tidak shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Alasan di atas dapat dijawab sebagai berikut, "Tidak mesti begitu. Kalau seandainya seperti itu harusnya 99 nama ini diterangkan lebih rinci daripada ilmu tentang matahari. Dan seharusnya juga dinukil dalam Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim) serta yang kitab lainnya. Karena hal ini sangat dibutuhkan dan mendesak untuk dihafalkan. Lalu kenapa hanya diriwayatkan dari jalur yang masih diragukan dan dalam bentuk yang saling berlainan. Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menerangkannya dengan rinci karena adanya hikmah yang agung, yaitu agar orang-orang mencarinya dan berusaha mendapatkannya dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam sehingga terbukti siapa yang memiliki kesungguhan dan siapa yang tidak." Wallahu a'lam bish Shawab. (PurWD/voa-islam.com)

Tanpa Sebab Jelas, Masjid di Spanyol Ditutup dan Imamnya Ditangkap

media dakwah
MADRID (voa-islam.com): Pihak berwenang Spanyol menahan Imam masjid asal Maroko atas tuduhan pemukulan dan perlakuan buruk kepada 12 siswa dari Sekolah budaya Arab, dan menutup masjid di mana dia bekerja, dengan alasan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan hukum yang berlaku di Spanyol.

Keputusan yang menimbulkan perasaan shock di kalangan umat Islam di Spanyol, terkait dengan Masjid "Anisa" di desa St Anthony di kota Ibiza, yang ditutup otoritas keamanan dengan lilin merah dan para jamaah sholat dilarang mendekatinya, sampai menunggu selesainya investigasi dan ditentukan nasibnya.

Tutup mulut terkait insiden tersebut:

Surat kabar "Diario de Ibiza" berbahasa-Spanyol melaporkan bahwa polisi Spanyol telah meminta umat Islam tidak berbicara kepada pers terkait dengan kasus ini sampai selesai investigasi karena takut beritanya tersebar luas sehingga memicu sikap anti Spanyol yang menghormati kebebasan pribadi dan agama.

Terdapat sekitar 1549 muslim di St Anthony, 1.490 diantaranya dari Maroko, dan sisanya dari Arab Saudi, Irak, Aljazair, Afghanistan dan Uni Emirat Arab, menurut laporan "Al-Arabiya.Net" dikutip dari berita koran.

Awal masalahnya adalah karena kepolisian setempat menerima banyak keluhan dari orangtua tentang anak-anak mereka yang dipukul kepala, lengan dan punggung mereka dengan tongkat, namun polisi tidak menjelaskan informasi apapun tentang keluhannya, dan setelah masjid ditutup.

Situasi shock:

Keputusan menutup masjid Muslim di wilayah tersebut menimbulkan situasi shock, terutama karena itu adalah baru pertama kali, karena sebelumnya belum pernah ada keputusan penutupan salah satu masjid.

Fatima binti Mergi - salah satu jamaah setia masjid Anisa- asli Maroko (39 tahun) yang mengenakan jilbab: "Saya terkejut dengan berita penangkapan imam, dan saya sangat sedih setelah ditutup masjid yang disana saya biasa sholat dan belajar, dan mengirimkan putriku Marianne (4 tahun) ke Sekolah Budaya Arab untuk mengajarkan Al-Qur'an untuk memelihara budaya Arab dan Islam dan supaya putri saya mencintai agamanya dan memahami akidahnya ketika besar nanti".

Kejadian tersebut tidak hanya berpengaruh bagi kaum Muslimin saja tetapi juga berimbas pada penganut agama lain, Sezer Tambo (70 tahun) yang tinggal di sebelah masjid yang telah ditutup mengatakan "masjid ini tidak menyebabkan ketidaknyamanan sedikitpun, dan kaum Muslimin datang untuk sholat tanpa membawa masalah apapun, dan secara umumnya kami tidak memiliki masalah dengan masyarakat Muslim dan kami juga terkejut dengan apa yang terjadi".

Hilda Kurrenter (44 tahun), direktur sekolah dasar "Sinial" di kota itu mengatakan: "Para siswa muslim yang belajar di sekolah juga tidak satupun dari mereka membuat keluhan pemukulan atau pelecehan kepada administrasi sekolah karena mereka belajar bahasa Arab di masjid dan belajar bahasa Spanyol di sini, anehnya bahwa siswa tampak kecewa dengan penutupan masjid dan saya tidak menemukan pembenaran untuk tindakan ini dan jika saya salah sebagai direktur sekolah apakah polisi akan menutup pintu sekolah, atau hanya akan menginterogasi saya, sebenarnya saya terkejut atas apa yang terjadi".

Adapun Harmer Cáceres (51 tahun), pemilik toko, mengatakan: "Saya juga dirugikan dengan penutupan masjid dan saya penganut kristen, tapi para pelanggan saya, sebagian besar orang Arab, saya tidak pernah sekalipun melihat mereka berkelakuan buruk dalam berpikiran yang mencurigakan, bahkan pengurus masjid yang ditangkap polisi pernah mengundang saya untuk menghadiri upacara umat Islam karena kami di sini tidak menyimpan rasa dengki apapun".

Namun tidak satupun dari pihak pemerintah atau keamanan yang menjelaskan kasus penutupan itu atau sampai berapa lama akan dipasang lilin merah, sementara sebagian besar warga Arab dan Muslimin berharap agar pintu masjid dibuka kembali, apalagi bulan Ramadan akan segera tiba.

(ar/islammemo)(sumber: voa-islam.com)

KPK Keluhkan Pejabat Malas Lapor Gratifikasi

media dakwah


Jakarta (addakwah.com) - Pejabat di Indonesia ternyata malas dalam melaporkan barang yang diduga sebagai gratifikasi kepada KPK. Buktinya, KPK sangat jarang menerima laporan pejabat yang menerima gratifikasi.

"Saat ini, yang melaporkan gratifikasi sangat sedikit sekali di setiap provinsi, malah ada provinsi yang tidak ada laporan gratifikasinya," terang Wakil Ketua KPK, Haryono Umar, di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (21/7/2010).

Menurut Haryono, sangat tidak masuk akal jika di dalam suatu daerah tidak ada pejabat yang tidak pernah menerima gratifikasi. Setiap barang yang diberikan seseorang kepada seorang pejabat publik, bisa diduga sebagai bentuk gratifikasi.

"Gratifikasi ini memicu korupsi, ini beda dengan suap, karena suap kan jelas dilakukan supaya orang melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Nah, kalau gratifikasi ini tidak jelas. Karena ada yang ngasih hadiah tapi entah kapan nanti ada embel-embelnya," papar Haryono.

KPK juga akan membuat suatu aturan mengenai gratifikasi. Terlebih KPK menjadi lembaga satu-satunya yang diberi wewenang untuk mendapat laporan soal ini.

(mok/lrn)  (sumber: detiknews.com)

Pekerja Seks Gelar Fashion Show di Konferensi AIDS Dunia

Wina (addakwah.com) - Para pekerja seks komersial (PSK) beraksi dalam konferensi AIDS sedunia di Wina, Austria. Mereka menggelar acara peragaan busana (fashion show) warna-warni sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang diskriminasi dan penyakit berbahaya itu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (21/7/2010), dengan berlagak seksi dan sedikit malu-malu mereka melenggak-lenggok melakukan improvisasi di catwalk. Aksi para PSK itu kontan menarik banyak orang di Global Village, tempat di mana LSM telah menyiapkan stan untuk konferensi selama seminggu.

Koleksi yang ditampilkan oleh para 'model' dadakan ini antara lain celana pendek kuning minim dengan kawat gigi tipis, rok mini di atas stoking jala merah dan gaun berjumbai, dengan kondom dalam kemasan terang yang mencuat dari balik kutang atau saku sebagai pengingat dari tema.

Pagelaran ini dirancang oleh Daspu, label Brasil yang didirikan pada tahun 2005 oleh mantan PSK yang sekarang aktif membela hak-hak pekerja seks. Daspu berasal dari kata "das putas", yang berarti "dari pelacur" dalam bahasa Portugis.

Bagi PSK, "Pencegahan AIDS adalah sebuah alat untuk bekerja," kata Friederike Strack dari Davida, asosiasi yang bekerja untuk Daspu di Brasil.

Strack mengatakan, prevalensi HIV di antara kelompok PSK secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lainnya. Namun demikian, kriminalisasi terhadap pekerja seks menunjukkan akses terhadap informasi dan pengobatan di banyak negara masih terbatas.

"Sangat penting bahwa pekerja seks, tahu bagaimana menggunakan kondom, dan mereka adalah yang terbaik untuk membuat pencegahan HIV. Mereka memiliki kontak dengan klien," kata Strack.

"Pandangan terhadap populasi kita sangat penting untuk mengurangi diskriminasi, kekerasan, dan sikap negatif terhadap kelompok kami," tambah Camille, seorang pekerja seks transgender dan model untuk hari itu. (lrn/mpr)(sumber: detiknews.com)

Lapor Harta Kekayaan, Politisi PAN Akan Datangi KPK

media dakwah
Jakarta (addakwah.com) - Rilis yang dilakukan KPK soal siapa saja politisi Senayan yang belum melaporkan harta kekayaan mereka sepertinya mulai berhasil. Buktinya, puluhan politisi PAN akan datang ke KPK untuk menyerahkan Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

"Besok (hari ini) Fraksi PAN menyampaikan LHKPN, semua pada ke sini (KPK)," kata Pelaksana Tugas Ketua KPK, Haryono Umar, di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan (22/7/2010).

Menurut Haryono, politisi PAN tersebut akan datang sekitar pukul 16.00 WIB.
Haryono mengatakan ia sendiri yang akan menerima langsung rombongan PAN tersebut.

"Ini atas permintaan mereka sendiri," tegas Haryono.

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk Fraksi PAN, dari 46 jumlah yang ada, KPK masih menunggu 26 anggotanya yang belum melapor. Kejadian ini sendiri sudah membuat berang Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.

"Terus terang saya marah dan kecewa, saya sudah perintahkan untuk segera
melengkapi itu," kata Hatta, Rabu 14 Juli lalu.

(mok/lrn)(sumber: detiknews.com)

Tak Mau Najis, Sopir Bis Muslim di Inggris Turunkan Penumpang Bawa Anjing

media dakwah
READING-INGGRIS (addakwah.com): Seorang sopir bus Muslim di Inggris meminta seorang buta yang membawa anjing agar turun dari busnya karena sopir bus menganggap anjing itu najis.

Kejadian ini ditanggapi oleh Menteri Transportasi Norman Baker dengan mengatakan bahwa alasan agama tidak cukup untuk mengeluarkan seorang penumpang jika anjingnya berperilaku baik. "Jika anjing itu mengganggu maka sopir tersebut berhak meminta pemilik anjing untuk pergi, tetapi tidak bisa dengan alasan agama", kata menteri itu, seperti dikutip dari express.co.uk.

Jill Allen King, seorang buta itu pernah juga ditolak seorang pengemudi taksi Muslim karena ia membawa anjing.

Seorang lain bernama George Herridge, 73, mengatakan ia pernah diminta untuk turun dari bus di Reading, Berkshire, tahun lalu ketika penumpang lain keberatan ia membawa anjing penuntun Labrador-nya. "Aku pulang naik bus dan ada beberapa anak-anak Muslim berteriak-teriak," katanya. "Lalu sopir menghentikan bus dan meminta saya untuk turun."

Beberapa sekolah Islam di Inggris menganggap air liur anjing sebagai najis dan beberapa orang lain pikir tidak ada masalah.

Ini berarti masyarakat Muslim Inggris faham jika anjing dapat mengakibatkan najis. Seharusnya pemerintah Inggris punya solusi terbaik bagi orang buta yang menggunakan anjing sebagai penuntunnya serta menghormati pendapat masyarakat Muslim di sana. (za/exp)sumber: voa-islam

Berlogo Setan dan Salib, Kaus MU dan Barcelona Diharamkan di Malaysia

media dakwah

Malaysia (addakwah.com) - Kaus olahraga klub sepak bola Manchester United telah dilarang di beberapa bagian negara Malaysia karena logo bermakna  "setan merah" tersebut adalah diharamkan dalam Islam.

Para pemimpin Muslim memutuskan bahwa gambar-gambar pada kaos sepak bola seperti salib, merek alkohol dan setan merupakan penghinaan kepada Allah dan tidak boleh dipakai.
Manchester United adalah merek yang sangat populer di negara mayoritas muslim tersebut dan tour klub tersebut pada musim panas tahun lalu termasuk dua pertandingan melawan Malaysia XI dimainkan di hadapan 40.000 orang.
..Tidak ada alasan untuk memakai pakaian seperti itu karena itu berarti, sebagai seorang Muslim, Anda memuja simbol agama lain..
Kaos sepak bola lain yang dinilai tidak dapat diterima termasuk Brazil, Portugal, Serbia, Barcelona dan Norwegia karena logo mereka semua membawa gambar salib.

    Logo timnas sepakbola Brazil

     Logo timnas sepakbola Portugal
 
      Logo timnas sepak bola serbia
 
              Logo FC Barcelona       
"Tidak ada alasan untuk memakai pakaian seperti itu karena itu berarti, sebagai seorang Muslim, Anda memuja simbol agama lain," kata Datuk Nabi Nuh Gadot, Mufti negara bagian Johor. Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria, mengatakan bahwa umat Islam yang memakai kaos sepak bola tersebut "mengarah ke jalan dosa".

Pada bulan Maret, Manchester United menandatangani kontrak sponsor dengan kelompok komunikasi Telekom Malaysia, lebih lanjut meningkatkan profil mereka sebagai tim olahraga terkemuka di negeri itu.

"Siapa saja yang pergi pada tur musim panas kami di Timur Jauh terakhir tahu kekuatan perasaan bahwa orang Malaysia juga memiliki andil terhadap klub ini," kata Cief executive Mancester United David Gill.

Orang-orang Malaysia pendukung klub itu menyatakan kemarahan terhadap larangan tersebut yang termuat di websites fans. (aa/montrealgazette)(sumber: voa-islam)

Menghina Islam, Dua Pendeta Bersaudara Ditembak Mati di Pakistan

FAISALABAD (addakwah.com) - Dua orang kakak beradik ditembak mati di luar ruang sidang di provinsi Punjab Pakistan ketika sedang menghadapi dakwaan penodaan agama terhadap Islam melalui penyebaran brosur-brosur Kristen.

Menurut laporan surat kabar Express Tribune, usai sidang dua orang bersenjata tak dikenal menembak mati Pendeta Rashid Emmanuel dan saudaranya, Sajjad, ketka mereka sedang meninggalkan pengadilan di kota Faisalabad.

Sementara petugas pengawalnya, inspektur Muhammad Husain yang menderita luka parah, surat kabar Express Tribune melaporkan.

Bentrokan antara massa Kristen dan Muslim pun terjadi setelah penembakan, sehingga polisi memaksakan tindakan melarang pertemuan lebih dari empat orang di beberapa daerah di kota terbesar ketiga Pakistan tersebut.

...kedua bersaudara Kristen itu menyebarkan brosur-brosur yang isinya menghujat Islam di sebuah pangkalan bus di wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim...

"Mereka berdua dilarikan ke rumah sakit di mana mereka dinyatakan meninggal," kata pejabat polisi Amanullah Khan seperti dilansir surat kabar lokal.

Konflik bermula sejak 2 Juli silam, ketika kedua bersaudara Kristen itu menyebarkan brosur-brosur yang isinya menghujat Islam di sebuah pangkalan bus di wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim. [aa/AKI] (sumber: voa-islam)

Keutamaan Mendapat Takbiratul Ihram pada Shplat Jamaah

media dakwah

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang wajib atau tidaknya shalat berjama'ah, yang jelas shalat berjama'ah memiliki banyak keutamaan di bandingkan dengan shalat sendirian. Bukan hanya keutamaan yang terpaut antara 25 atau 27 derajat, orang yang melakukan shalat berjama'ah akan mendapatkan ampunan dosa dari setiap langkahnya menuju masjid. Bahkan siapa yang menjaga shalat berjama'ah hingga tidak pernah tertinggal dari takbiratul ihram imam selama 40 hari, maka ia akan mendapat penjagaan Allah dari melakukan kenifakan sehingga di akhirat akan terbebas dari api neraka.
Imam at Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
"Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan." (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
Makna Terbebas dari Kenifakan dan Neraka
Al-'Allamah al-Thiibi rahimahullah menjelaskan hadits ini, ”Ia dilindungi di dunia ini dari melakukan perbuatan kemunafikan dan diberi taufiq untuk melakukan amalan kaum ikhlas. Sedangkan di akhirat, ia dilindungi dari adzab yang ditimpakan kepada orang munafik dan diberi kesaksian bahwa ia bukan seorang munafik. Yakni jika kaum munafik melakukan shalat, maka mereka shalat dengan bermalas-malasan. Dan keadaannya ini berbeda dengan keadaan mereka.” (Dinukil dari Tuhfatul Ahwadzi I/201).
Di dalam hadits ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan keutamaan dan janji di atas:
  • Melaksanakan shalat dengan ikhlash untuk Allah.
  • Shalat tersebut dilaksanakan dengan berjama'ah.
  • Menjaga jama'ah selama 40 hari (sehari semalam).
  • Mendapatkan takbiratul ihramnya imam secara berturut-turut.
40 Hari berturut-turut atau Boleh Berselang?
Banyak yang bertanya-tanya tentang perincian dari 40 hari dalam hadits di atas. Apakah harus 40 hari berturut-turut atau boleh berselang?.
Dzahir hadits menunjukkan syarat untuk terus-menerus selama 40 hari, tanpa diselang dengan absen dari jama'ah atau terlambat. Hal tersebut didukung oleh hadits yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, dari Anas bin Malik radliyallah 'anhu:
مَنْ وَاظَبَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَةِ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً لا تَفُوْتُهُ رَكْعَةٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا بَرَاءَتَيْنِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ
"Siapa yang menekuni (menjaga dengan teratur) shalat-shalat wajib selama 40 malam, tidak pernah tertinggal satu raka'atpun maka Allah akan mencatat untuknya dua kebebasan; yaitu terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan." (HR. Al-Baihaqi, Syu'abul Iman, no. 2746)
Kata "Muwadhabah" menuntut dilakukan berturut-turut dan tidak diselang dengan absen dari berjama'ah atau masbuq (terlambat) sehingga tidak mendapatkan takbiratul ihram imam.
Kesimpulannya, pahala yang disebutkan dalam hadits hanya bagi orang yang telah melaksanakan shalat berjama'ah selama 40 hari dan mendapatkan takbiratul ihram imam secara terus menerus. Dan diharapkan bagi setiap orang yang berusaha mendapatkan takbiratul ihram imam dalam jama'ah mana saja (di masjid jami' atau di mushala) supaya mendapatkan pahala yang dijanjikan itu dan tidak dikurangi sedikitpun. Tapi, tidak diragukan lagi seseorang mendapatkan pahala sesuai dengan kemampuannya. "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik". Dan semoga Allah menyampaikannya pada niatnya, karena amal bergantung kepada niat. Dan jika dia ingin betul mendapatkan keutamaan khusus yang tertera dalam hadits, hendaknya dia memulai lagi yang baru untuk mendapatkannya dengan memenuhi syarat yang telah disebutkan di atas.
Pahala yang disebutkan dalam hadits hanya bagi orang yang telah melaksanakan shalat berjama'ah selama 40 hari dan mendapatkan takbiratul ihram imam secara terus menerus.
Makna Takbiratul Ihram Imam
Ada yang berpendapat, di antaranya Mula al-Qaari dalam al-Mirqah, bahwa maksud mendapatkan takbiratul ihram imam bisa mengandung makna mendapatkan raka'at pertama imam, yaitu sebelum imam ruku'. Yang berarti dia mendapatkan shalat secara lengkap dan sempurna bersama jama'ah yang ditandai dengan mendapatkan rakaat pertama. Namun menurut pengarang Tuhfah al Ahwadzi, bahwa pemahaman ini jauh dari benar. Yang lebih rajih adalah memahaminya sesuai dengan dzahir nashnya. Hal ini sesuai dengan perkataan Abu Darda' radliyallah 'anhu secara marfu' ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
لِكُلِّ شَيْءٍ أَنْفٌ ، وَإِنَّ أَنْفَ الصَّلَاةِ التَّكْبِيرَةُ الْأُولَى فَحَافِظُوا عَلَيْهَا
"Setiap sesuatu memiliki permulaan. Dan permulaan shalat adalah takbir pertama (takbiratul ihram), maka jagalah takbir pertama itu." (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah)
Mendapat Takbiratul Ihram Imam: Mengikuti shalat berjama'ah dari awal dan bertakbiratul ihram mengikuti takbiratul Ihram Imam.
Para ulama salaf sangat memperhatikan persoalan ini. Mereka benar-benar menjaga shalat berjama'ah dan mendapatkan takbiratul ihramnya imam.
Sa'id bin Musayyib pernah berkata, "Aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama dalam shalat (berjama'ah) selama 50 tahun. Aku juga tidak pernah melihat punggung para jama'ah, karena aku berada di barisan terdepan selama 50 tahun." (Hilyah Auliya: 2/163)
Dalam keterangan yang lain beliau pernah menyatakan, "Sejak tiga puluh tahun, tidaklah seorang mu'adzin mengumandangkan adzan kecuali aku sudah berada di masjid."
Muhammad bin Sama'ah at Tamimi rahimahullah menyatakan selama empat puluh tahun tidak pernah tertinggal takbiratul ihramnya imam, kecuali ketika ibunya meninggal."
Orang yang bersemangat untuk mendapatkan takbiratul ihram imam dalam setiap shalat menunjukkan kuatnya agama atau keimanan orang tersebut. Karenanya, hendaknya seorang muslim mendidik dirinya untuk menjaga syiar Islam yang agung ini, memperhatikan dan menjaga shalat berjamaah serta berusaha mendapatkan takbir pertama imam.
Semoga Allah mencatatkan untuk kita pahala yang besar dan terbebas dari kenifakan dan siksa neraka, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Menerima taubat. (PurWD/voa-islam.com)
Oleh: Badrul Tamam
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha