Minggu, 31 Oktober 2010

Debu Merapi Runcing, Warga Sebaiknya Pakai Kacamata

Jakarta - Letusan Gunung Merapi meninggalkan jejak berupa debu vulkanik. Tidak seperti debu kebanyakan yang berbentuk bulat, debu vulkanik ini bentuknya runcing. Warga sekitar Merapi ada baiknya berkacamata untuk melindungi matanya dari debu ini.

"Bentuk debunya runcing-runcing, bukan bulat. Kalau kayak pasir itu kan bentuknya bulat. Bentuknya runcing karena pembentukannya secara langsung," ujar Kepala Sub Bagian Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Agus Budianto, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (1/11/2010).

Disebut abu karena ukurannya di bawah 2 mm. Bila ukurannya di atas itu maka disebut lapili, dan banyak orang menyebutnya dengan pasir.

"Debu kalau masuk mata lalu digosok-gosok maka akan jadi iritasi," sambung Agus.

Dia menambahkan, bila mata kita kemasukan debu di sekitar Merapi, maka kemungkinan besar itu adalah debu vulkanik. Karena itu, mata sebaiknya tidak digosok-gosok atau dikucek-kucek.

"Basuh pakai air. Jadi cemplungin ke air agar kotoran itu bisa cepat hilang. Jadi sebaiknya tidak hanya pakai masker, tapi pakai juga kacamata," saran dia.

Agar lebih aman lagi, bisa juga dengan membungkus kepala dan wajah dengan plastik bening. Dengan demikian kemungkinan debu akan masuk mata dan hidung akan semakin kecil.

Ketika gunung berapi meluncurkan debu vulkanik, unsur-unsur yang keluar tidak hanya silika, tetapi juga besi, aluminium, serta berbagai macam gas. Kandungan gas yang ada antara lain uap air, karbon dioksida, belerang dioksida. Terdapat pula kandungan hidrogen, karbon monoksida, dan lainnya.

"Kalau ada kaca mobil dikasih debu Merapi, mau dibersihkan pakai lap, nanti begitu dilap akan kelihatan gores-gores di kacanya. Ini juga bisa merusak mesin, makanya pesawat harus menghindari," terang Agus.

Dalam sejarah letusan gunung, debu vulkanik sempat mengganggu penerbangan pesawat. Misalnya saja British Airways yang sempat terganggu mesinnya karena melewati debu vulkanik Gunung Galunggung. Debu ini runcing dan keras karena bahan dasarnya adalah silika.

Pada manusia, jika terpapar debu vulkanik biasanya mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit dan gejala sakit pada tenggorokannya. Keluhan itu bisa muncul akibat paparan jangka pendek maupun jangka panjang.
(vit/nrl)(sumber:detiknews.com)

Kemenhub Minta Masyarakat Maklum Kalau Jadwal Pesawat di Yogya Molor

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta masyarakat memaklumi kalau penerbangan pesawat di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta dan Bandara Adisumarmo, Solo tertunda. Abu Merapi tentu harus diantisipasi jangan sampai mengancam keselamatan.

"Kita harapkan masyarakat maklum kalau ada delay atau keterlambatan," kata Dirjen Perhubungan Udara, Harry Bakti saat dihubungi detikcom, Senin (1/11/2010).

Dia menjelaskan, penundaan pesawat ini, sebagai imbas debu Merapi, dilakukan demi keselamatan bersama. Bagaimanapun keselamatan adalah yang utama.

"Masyarakat harap mengerti, tujuannya untuk keselamatan," tambahnya.

Tidak lupa, Harry mengimbau maskapai agar memberikan alasan dan penjelasan kepada penumpang terkait penundaan itu. "Para operator agar memberi informasi sejelas-jelasnya," tutupnya.

Sebelumnya, pada Minggu 31 Oktober, Bandara Adisoemarmo sempat ditutup karena terkena hujan abu dari Gunung Merapi. Penerbangan di bandara itu dihentikan pada pukul 19.00 WIB.(sumber:detiknews.com)

Luncuran Awan Panas Merapi Lebih Besar Dibanding Hari Sebelumnya

Jakarta - Cuaca cerah menyebabkan letusan Merapi terlihat jelas dari jarak jauh. Awan panas berwarna abu-abu terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi. Luncuran awan panas ini lebih besar dibandingkan hari-hari sebelumnya.

"Tinggi sekali awan panasnya. Ini yang paling besar dibandingkan letusan-letusan sebelumnya," kata Yuli Noegroho, warga Boyolali kepada detikcom, Senin (1/11/2010).

Yuli menjelaskan, abu gunung merapi ini menyebabkan mobil dan bus yang melintas dari Semarang megarah ke Solo terkena debu. Namun sampai saat ini lalu lintas masih lancar.

"Mobil-mobilnya terkena debu, tapi lalu lintas masih lancar," katanya

Hal yang sama diungkapkan Eko, warga Klaten ini menyatakan, awan panas yang dikeluarkan Merapi sangat besar. "Gunung Merapi mengeluarkan wedhus gembel dengan volume yang lebih besar," katanya.

Gunung Merapi meletus lagi sekitar pukul 10.10 WIB. Letusan ini menyebabkan ratusan warga Klaten, Jateng, yang berada di perbatasan gunung teraktif di Indonesia itu panik berlarian dari rumah mereka menuju ke bawah.

(nal/nrl)(sumber:detiknews.com)

Jarak Luncur Letusan Merapi Terbaru Diperkirakan 4-5 Km

Sleman - Merapi kembali menyemburkan awan panas, Senin (1/11/2010), pukul 10.10 WIB. Jarak luncur awan panas kali ini diperkirakan 4-5 km ke arah Kali Gendol (selatan).

"Tidak terlalu besar, diperkirakan 4-5 km. Sampai saat ini masih terus meluncur," kata Triono, petugas Posko Pemantauan Kaliurang, saat dihubungi detikcom pukul 10.45 WIB.

Triono mengatakan, jarak luncur Merapi yang terparah selama ini adalah 7 km. Dia memastikan, radius 10 km lereng Merapi di Kaliurang juga sudah tidak ada warga.

Seperti diketahui, letusan kali ini menyebabkan ratusan warga Klaten, Jateng, yang berada di perbatasan gunung teraktif di Indonesia itu panik berlarian dari rumah mereka menuju ke bawah.

Letusan itu sangat besar, menyembur hingga berkilo-kilometer. Wedhus gembel bersuhu 500-600 derajat Celcius itu melompati perbukitan gunung Kendil, yang selama ini menjadi tameng pemukiman warga di lereng Klaten.  Awan panas melompati perbukitan itu, sebagian terlontar ke udara.
(lrn/nrl)(sumber:detiknews.com)

Panik Lihat Awan Panas, Pemotor Jatuh Saat Selamatkan Diri

Jakarta - Semburan awan panas yang kembali dikeluarkan Gunung Merapi membuat panik warga sekitar lereng. Warga yang berduyun-duyun turun ke daerah aman pun jatuh saat menyelamatkan diri dari semburan awan panas, yang sudah menewaskan 32 orang warga sekitar lereng Merapi itu.

Pantauan detikcom di Jl Kaliurang KM 12, Sleman, DIY, Senin (1/11/2010) pukul 11.00 WIB, warga yang mengendarai motor banyak yang jatuh saat turun. Sekitar kurang lebih 4 motor jatuh. Keempat motor ini ditumpangi oleh 2 orang berboncengan.

Mereka memacu motor mereka dengan rasa panik dan menangis tersedu-sedu. Sehingga motor pun lepas kendali dan terjatuh. Karena hanya mengalami lecet kecil, mereka langsung mengendarai motor mereka lagi.

Selain motor, ada truk besar juga yang ikut turun ke bawah. Truk tersebut berisi anak-anak sekolah dasar di Jl Kaliurang. Anak-anak yang berada di dalam truk menangis ketakutan.

"Takut. Orang tua nggak tahu dimana," kata seorang anak SD kelas 2, Suci saat ditanyai detikcom.

Warga yang berduyun-duyun turun ke bawah ini berjalan menuju tempat pengungsian di Balai Desa Hargobinangun. Semburan awan panas di lokasi tampak perlahan-lahan mulai berhenti. Dari HT yang dimiliki sejumlah warga, sudah tidak terdengar lagi bunyi yang agak nyaring.

Suara nyaring tersebut itu berasal dari alat seismograf. Jika alat seismograf bergerak yang menandakan adanya aktivitas Gunung Merapi, maka suara itu akan langsung bisa terdengar di HT dengan bunyi yang nyaring tersebut. Namun hingga pukul 11.10 WIB, bunyi suara nyaring itu sudah berhenti.(sumber: detiknews.com)

Letusan Merapi Setinggi 2 Km Selama 5 Menit, Ditiup Angin ke Utara

Jakarta - Semburan wedhus gembel (awan panas) Gunung Merapi yang terjadi sekitar pukul 10.10 WIB mengarah ke utara. Muntahan awan panas mencapai ketinggian 2.000
meter.

"Terlihat dari posko di lereng utara Merapi asap mencapai 2.000 meter dan ditiup angin yang mengarah ke utara," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPTTK) Sri Sumarti, saat berbincang dengan detikcom, Senin (11/1/2010).

Awan panas yang kembali dimuntahkan Merapi memiliki durasi waktu kurang dari 5 menit. Durasi ini lebih singkat dibandingkan letusan pertama kali pada Selasa 26 Oktober.

"Erupsi yang pertama (Selasa, 26 Oktober) itu paling besar karena durasi semburannya mencapai 30 menit lebih," jelas Sri.

Warga di sekitar Merapi mendengar 3 kali dentuman letusan. Letusan lebih besar dibanding letusan pada Sabtu 30 Oktober 2010. Wedhus gembel berwarna abu-abu, dan coklat kemerahan. Menurut pengamatan detikcom di Desa Sidorejo, Klaten, arah asap dan abu muntahan Merapi mengarah ke utara dan timur laut (Boyolali dan Solo). (ahy/nrl)

Gunung Merapi, Meletus Sultan: Ambulans Jangan Asal Bunyikan Sirene

Yogyakarta - Sirene ambulans meraung-raung menyusul letusan Gunung Merapi yang terus memuntahkan wedhus gembel. Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta agar pengemudi ambulans tidak gampang membunyikan sirene, kecuali tengah menyelamatkan korban Merapi.

"Ambulans jangan asal bunyikan sirene kecuali ada korban," kata Sultan di Posko Utama Pakem, Sleman, Yogyakarta, Senin (1/11/2010). Sultan di lokasi tersebut untuk melakukan koordinasi dengan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu.

Menurut dia, bunyi sirene mengakibatkan psikologis para pengungsi Merapi terganggu.

Sementara itu, Sultan menilai, tindakan pengungsi di Glagaharjo yang turun meninggalkan barak pengungsian menuju balai desa masih wajar.

"Itu wajar hanya rasa takut (pengungsi di Glagaharjo yang turun). Jarak 10 Km dijamin aman," kata Sultan.

Sultan mengatakan, sudah tidak ada warga yang berada di lereng Merapi yang masuk kategori bahaya. "Sudah diturunkan," ujar dia.

Ketika ditanya masih banyak warga yang ngotot naik ke Merapi, Sultan menjawab hal itu dilakukan warga karena khawatir atas harta benda mereka yang ditinggal mengungsi.

"Ya karena mereka masih punya harta benda. Walaupun sudah dijaga TNI/Polri, ono sing percaya, ono sing ora (ada yang percaya, ada yang tidak percaya)," kata Sultan yang terbalut baju safari warna abu-abu ini.

Apa butuh juru kunci baru? "Nggak ada itu," jawab Sultan singkat.(detiknews.com)

SEBAGIAN TANDA DEKATNYA HARI KIAMAT


لاتقوم الساعة حتى تكثر الزلازل
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi.”(Shahiih al-Bukhari, kitab al-fitan (XIII/81-82,al-Fath))

Diriwayatkan dari Salamah bin Naufal as-sakuni radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

كنا جلوسا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم (وذكر الحديث) وبين يدي الساعة موتان شديد وبعده سنوات الزلازل
“Kami pernah duduk-duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam…(lalu beliau menuturkan haditsnya) dan sebelum Kiamat banyak sekali kematian yang terjadi, dan setelahnya terjadi tahun-tahun yang dipenuhi dengan gempa bumi.”(HR.Imam Ahmad)
Hadits ini ada di dalam musnad Imam Ahmad (IV/104, dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul ‘Ummal).Al Haitsami berkata ,”Diriwayatkan oleh Ahmad. Ath-Thabrani, al-Bazzar, dan, Abu Ya’la, perawi-perawinya tsiqah.”Majma’uz Zawaid (VII/306).
Makna مُوْتَانٌ شَِديدٌ :kematian yang banyak terjadi.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata,”Telah terjadi banyak gempa di negeri-negeri bagiab utara, timur, dan barat.Namun yang jelas bahwa yang dimaksud dengan banyaknya gempa adalah cakupannya yang menyeluruh dan terjadi terus menerus.”(Fathul Bari XIII/87)
Hal ini diperkuat dengan riwayat dari ‘Abdullah bin Hawalah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

وضع رسول الله صلى الله عليه وسلم يدي على رأسي فقال:يا ابن حوالة ! إذا رأيت الحللافة قد نزلت الأرض المقدسة,فقد دنت الزلازل والبلايا والأمور العظام, والساعة يومئذ اقرب إلى النا س من يدي هذه من رأسك
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meletakan kedua tangannya di atas kepalaku, lau beliau berkata,’Wahai Ibnu Hawalah! Jika engkau melihat kekhilafan telah turun di negeri yang disucikan, maka telah dekatlah gempa, bencana dan masalah-masalah besar, dan hari Kiamat saat itu lebih dekat kepada manusia daripada dekatnya kedua tanganku ini dari kepalamu.’”
Hadits ini diriwayatkan dalam musnad Imam Ahmad (V/255, dengan catatan pinggir Muntakhab Kanz), Sunan Abi Dawud, kitab al-jihad, dan Mustadrakul Hakim (XXXXV/425), beliau (Al-Hakim) berkata,”Ini adalah hadits yang sanadnya shahih, akan tetapi mereka berdua (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.”Dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani, Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir(VI/263,no.7715)
Dan para Ulama menasehatkan kepada kita ketika terjadi musibah (gempa bumi atau yang lainnya) untu melakukan hal-hal berikut,
1.bertaubat dan memperbanyak Istighfar, karena kita yakin bahwa apa saja musibah yang menimpa kita adalah karena sebagian dosa-dosa kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala :


وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ {30}
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS.Asy-Syuuraa:30)
2.Menasehati manusia untuk bertaubat dan bersegera dalam berbuat kebaikan
3.Meninggalkan hal-hal yang bisa menngundang datangnya musibah berupa kemusyrikan, kebid’ahan, kemaksiatan, kedzaliman dan dosa-dosa yang lain. Akan tetapi sangat disayangkan sebagian kaum muslimin ketika tertimpa musibah mereka justru melakukan hal-hal yang justru bisa mengundang musibah, seperti melakukan ritual ruwatan, memasang sesajen, tumbal, dzikir bersama untuk tolak bala dan lain-lain.
Itulah beberapa hal yang hendaknya dilakukan oleh kaum muslimin ketika terkena musibah sebagaimana yang dinasehatkan oleh para ulama kita sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang mereka kepada kita semua.Sebagai penutup marilah kita renungkan firman Allah berikutb ini:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ {96} أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ {97} أَوْأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ {98} أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللهِ فَلاَيَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ {99}
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS.Al-A’raaf:96-99) (sumber: alsofwah.or.id)
(Ensiklopedi Hari Kiamat,pustaka Ibnu Katsir hal 160,Al-Quran dan Terjemah.oleh Abu Yusuf)

Gus Sholah: Jangan Kaitkan Tanggal 26 dengan Bencana!!

Surabaya (voa-islam.com) - Menanggapi santernya pengaitan tanggal 26 dengan terjadinya bencana, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Salahuddin Wahid meminta masyarakat tidak termakan isu yang mengaitkan angka 26 sebagai hari bencana. Menurut Gus Solah, bencana yang terjadi di tanggal 26 hanya kebetulan semata.

"Itu hanya kebetulan saja, kalau ada yang menafsirkan aneh-aneh istilah orang Jawa hanya otak atik mathuk," kata Gus Solah di Surabaya, Sabtu (30/10/2010).
..."Itu hanya kebetulan saja, kalau ada yang menafsirkan aneh-aneh istilah orang Jawa hanya otak atik mathuk," kata Gus Solah...
Adik kandung Gus Dur ini menjelaskan bencana alam memiliki dua jenis. Pertama bencana karena siklus gejala alam atau yang lazim disebut Sunnatulloh. Kejadian ini, kata Gus bisa didekteksi sehingga dapat diambil langkah antisipasi penanganan bencana.

Bencana kedua adalah bencana yang timbul karena hasil ulah manusia. Seperti pembalakan hutan yang berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor. Pemerintah mestinya menerapkan aturan tegas terhadap tindakan perusakan lingkungan. Jadi tergantung perilaku manusia tidak ada hubungannya dengan angka maupun tanggal 26," tandasnya.
Banyak Orang Menganggap Misteri
Tanggal 26 memang menjadi misteri bagi sebagian kalangan. Di milis-milis dan forum internet ramai diperbincangkan. Umumnya yang menjadi fokus pembicaraan adalah pertanyaan mengapa banyak bencana besar khususnya di negeri ini terjadi pada tangga 26. Antara percaya "takhayul" dan tidak, orang-orang mengaitkannya dengan mistik.
Beberapa contoh yang nyata adalah peristiwa tsunami Aceh yang menewaskan ribuan orang terjadi pada tanggal 26 Nopember tahun 2004, gempa Yogyakarta 26 Mei tahun 2006. gempa Tasik tanggal 26 Juni 2010, tsunami Mentawai 26 Oktober 2010 dan letusan Gunung Merapi juga terjadi pada 26 Oktober 2010.
Masih banyak lagi peristiwa besar lain yang terjadi pada tanggal tersebut. Tentu setiap kejadian alam ada hikmahnya. Namun demikian manusia tidak serta merta mengetahui dan menyadari apa hikmah dibalik bencana atau musibah itu baik dari sisi korban jiwa, kejadian alamnya atau bahkan waktu kejadian itu sendiri.
Jika diteliti dan diamati, setiap bencana selalu berkaitan dengan bulan purnama. Sebagai contoh, gempa dahsyat dan tsunami paling hebat abad ini yang melanda Aceh, Sumatera dan beberapa negara Asia Tenggara hingga menewaskan lebih dari 210.000 jiwa terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Bila dilihat pada kalender hijriyah dan kalender Jawa, maka tanggal itu besamaan dengan 14 Dzulkaidah 1425 H yaitu malam bulan purnama.
Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus tanggal 26 Mei 2006 yang menewaskan banyak korban jiwa. Saat itu gunung Merapi juga batuk menyemburkan awan panas wedhus gembel yang menyapu kawasan wisata di sekitar lereng Merapi serta menurunkan hujan abu yang tebal hingga mencapai 4 kabupaten yaitu Klaten, Sleman, Magelang dan Boyolali. Tanggal 26 Mei 2006 bila dicek ke penanggalan Jawa atau hijriah bertepatan 27 Rabiul Akhir 1427 dimana biasanya menjadi titik balik bulan purnama. Kemudian terjadi gempa bumi Tasikmalaya tanggal 26 Juni 2010 dengan kekuatan 6,3 SR di laut Selatan. Akibat dari gempa itu, setidaknya ada 50 rumah runtuh. Tanggal 26 Juni 2010 bila ditilik pada kalender hijriah bertepatan 14 Rajab 1431 yaitu tepat malam bulan purnama.
Dan yang baru saja terjadi adalah meletusnya Gunung Merapi tanggal 26 Oktober 2010 atau tanggal 18 Dzulkaidah yang masih dekat dengan malam bulan purnama. Pertanyaannya mengapa banyak bencana alam terjadi pada tanggal 26 atau berdekatan dengan malam bulan purnama.
Pakar: Bencana Saling Terkait
Sementara itu, Richard A. Lovett dari National Geographic News, mengutip sejumlah ilmuwan, Kamis (28/10) mengatakan, gelombang tsunami di Mentawai dan meletusnya Gunung Merapi kemungkinan berkaitan satu sama lain. Gelombang tsunami itu dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang terjadi pada Senin pukul 09.42, di pulau paling barat Sumatera itu. Tsunami dan gempa tersebut menewaskan lebih dari 300 orang.
Sementara itu para pakar memperkirakan dua bencana yang terjadi bersahutan itu memang berkoinsiden di dalam negara yang memiliki kegempaan paling di dunia itu. Indonesia, sebut National Geographic, berada di Cincin Api Pasifik, dan 17.500 pulau-pulaunya hidup dalam ancaman (guncangan) tektonik. Misalnya, di pulau Merapi berada, yaitu Pulau Jawa, lebih dari 30 gunung berapi mengancam lebih dari 120 juta orang penduduknya.
Para pakar pun mencatat bahwa gelombang tsunami yang terjadi pekan ini di luar dugaan karena tergolong besar untuk ukuran gempa yang menyertainya. Gempa 7,7 SR yang memicu tsunami Mentawai itu terjadi di zona patahan yang sama dengan gempa 9,0 SR yang memicu tsunami dahsyat di Samudera India (termasuk Aceh) pada 2004.
Kendati gempa Senin itu tidak sekuat gempa 2004, namun tsunami yang diakibatkannya dapat menciptakan gelombang setinggi tiga meter dan melabrak pulau-pulau terdekat ke pusat gempa, bahkan di beberapa tempat tinggi gelombang tsunami bisa mencapai 6 meter.
Costas Synolakis, Direktur Pusat Riset Tsunami pada Universitas Southern California, menyebut peristiwa ini sebagai gempa bumi tsunami. Synolakis mengutip ini dari penaksiran ahli geofisika Emile Okal dari Universitas Northwestern. Kendati banyak jenis gempa bisa memicu tsunami, gempa bumi tsunami adalah kasus yang unik.
Pada tipe gempa seperti ini, pergeseran lempeng tektonik biasanya berlangsung lambat, terjadi pada periode yang lebih panjang dari yang diperkirakan, didasarkan pada intensitas geseran seismik, kata Synolakis dalam emailnya.
Sebuah Peringatan untuk Kembali Kepada Allah
Sementara itu, Para ulama berpendapat bahwa semua itu adalah peringatan dari Tuhan YME kepada seluruh umatnya. Adalah Hasyim Muzadi, Sekjen ICIS dan pengasuh Pesantren Al Hikam Malang dan Depok mennyerukan agar umat Islam untuk melakukan salat ghaib buat korban Merapi dan tsunami Mentawai, semoga semuanya khusnul khotimah, tentu termasuk Mbah Maridjan.
Menurut Hasyim, kematian Mbah Maridjan dan keadaan sujud menunjukkan bahwa almarhum tengah menyerahkan diri kepada Allah. Hasyim mengaku teringat pada ucapan Mbah Maridjan tahun 2006 lalu dalam bahasa Jawa. Inilah pesannya: "Panjenengan sak konco poro piageng, kedah "temen lan sak temene" mugi ndonyane tenterem." Artinya, Pak Hasyim dan para pembesar harus benar dan bertindak sebenarnya agar alam tenteram. Mbah maridjan sujud menghadap selatan (keraton) lho!! (Arsyila/dbs)

Duh, Copet Indonesia, Kenapa Senekad Itu di Depan Ka'bah?

MADINAH (voa-islam.com) – Orang berakal mestinya bisa menyesuaikan diri di mana ia berada. Kata pepatah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Tapi yang namanya tukang copet, di mana-mana tetap saja nyopet.
Berada di Tanah Suci, baik di Mekkah ataupun Madinah, sudah semestinya semua orang menjaga sikap dan perbuatan. Namun sayangnya, masih saja ada oknum yang sebagian ternyata Warga Negara Indonesia (WNI) yang melakukan tindakan mengotori tanah suci dan memalukan bangsa sendiri.
….Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah sampai kesulitan berkata-kata saat diminta tanggapan atas kasus kriminal yang dilakukan WNI selama musim haji 2010….
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Slamet Riyanto sampai kesulitan untuk berkata-kata saat diminta tanggapan atas kasus kriminal yang dilakukan WNI selama musim haji 2010. Slamet menceritakan, tidak cuma jamaah yang menjadi korban, bahkan staf yang mendampingi dirinya juga menjadi korban.
“Saya tidak enak untuk bicara sebenarnya. Ini di negeri orang, dan ternyata pelaku kejahatan itu ternyata orang Indonesia sendiri,” kata Slamet saat berkunjung ke Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Ahad (31/10/2010).
Slamet menceritakan, kantong baju stafnya digunting oleh orang tidak dikenal saat mendampingi dirinya thawaf di depan Ka’bah. Dan si pelaku adalah orang Indonesia sehingga Slamet sangat bersedih hati.
….Masya Allah, saya ngeri, miris kenapa bisa setega itu, kenapa bisa senekat itu di depan Ka’bah?....
“Masya Allah, saya ngeri, miris kenapa bisa setega itu, kenapa bisa senekat itu di depan Ka’bah?” ucap Slamet.
Sebelumnya, 10 WNI ditangkap polisi Madinah dengan dugaan melakukan tindak kriminal penipuan terhadap jamaah. Dari 10 orang yang ditangkap polisi tersebut, 5 di antaranya pernah ditangkap Daker Madinah. [taz/dtk]

10 Gangguan Tidur Terpopuler

Selama ini gangguan tidur yang dikenal hanya beberapa saja, sementara yang lainnya hanya dianggap sebagai bunga tidur. Ada yang bilang juga mimpi adalah pertanda, Mimpi bisa memiliki arti bermacam-macam, tergantung bagaimana orang yang bersangkutan mengartikan mimpi tersebut. Ada yang bilang mimpi adalah bunga tidur, sebagai pertanda, bahkan bisa sebagai sarana penghubung dengan dunia 'lain'. Padahal mimpi, apalagi yang berupa mimpi buruk adalah gangguan tidur dan butuh untuk disembuhkan.

Mimpi buruk

Menurut American Sleep Association, seperti dalam livescience, penyebabnya mudah saja, yaitu stres dan jam tidur yang kacau. Untuk mengatasinya juga tidak repot, cukup rilekskan diri Anda dengan berendam air hangat, minum susu dan pergi tidur tepat waktu.

Sleepwalking

Gangguan tidur ini sering terjadi pada anak-anak. Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga stres dan tidur yang tidak tenang adalah penyebabnya. Faktor genetik juga ditengarai mempengaruhi, karena kerabat dekat penderita sleepwalker biasanya juga cenderung melakukan hal serupa daripada orang lain.

Night terrors

Berbeda dengan mimpi buruk, teror ini terjadi saat yang bersangkutan sadar. Biasanya yang terjadi adalah, penderitanya tiba-tiba terjaga dengan mata siaga penuh, kemudian mendengar teriakan-teriakan atau bayangan, atau apa pun itu yang menakutkan. Gangguan ini juga sering terjadi pada anak kecil, sementara orang dewasa lebih bisa mengatasinya.

Halusinasi

Gangguan tidur halusinasi di sini adalah saat penderita tidak bisa membedakan mana yang terjadi dalam kehidupan nyata dan mimpinya. Ini biasanya terjadi saat transisi dari sadar menuju terlelap dan sebaliknya, ketika akan terjaga dari tidur. Para penderita biasanya adalah pengidap narcolepsy, orang yang bisa tidur mendadak tanpa tanda2 sebelumnya.

Kepala pecah

Tidak seseram istilahnya kok, gangguan ini terjadi saat seseorang terbangun secara mendadak karena kegaduhan. Setiap orang pasti pernah mengalaminya sehingga kita selalu mengingatkan untuk tidak ribut di dekat orang yang sedang tidur.

Sleep paralysis

Gangguan tidur ini sering juga disebut 'diikat setan', di mana penderitanya merasa terjaga dan ingin menggerakkan badannya namun tidak mampu, demikian menurut ASA. Parahnya, gangguan ini sering berduet dengan halusinasi seperti melihat setan, merasa dicekik dan sebagainya. Namun berdasarkan penelitian, ini hanyalah gangguan tidur biasa.

REM behavior

Berkebalikan dengan sleep paralysis, pada gangguan ini otak tidak bisa memberi sinyal yang jelas pada tubuh untuk terlelap selama REM sleep. Ini menyebabkan penderita melakukan apa yang sedang dia lakukan di mimpinya. Pengobatan oleh dokter biasanya dengan pengobatan yang merilekskan badan penderitanya.

Nocturnal sleep

Terjadinya gangguan tidur ini biasanya terkait dengan eating disorders. Tidak mau makan saat terjaga, maka mereka tanpa sadar melakukannya saat tidur, bahkan kadang melahap bahan-bahan mentah. Penyembuhan biasanya menggunakan dopamine, demikian menurut dokter.

Sexsomnia

Hampir sama dengan makan saat tidur, namun yang dilakukannya kali ini adalah seks saat sedang terlelap. Studi pada tahun 1996 menemukan penderitanya bisa mengalami erangan seksual, masturbasi yang berbahaya hingga melakukan tindakan kriminal. Penyebabnya diduga stres, jam tidur yang kacau, alkohol, drugs dan kontak fisik dengan partner tidurnya. Namun belum diketahui mengapa tindakan yang dipilih adalah seksual.

Insomnia

Insomnia menempati peringkat pertama karena siapa pun bisa mengalaminya, dan memang ini terjadi di mana saja di dunia ini. Berbeda dengan gangguan sebelumnya, karena banyak yang mengalami maka Anda tidak akan dianggap gila jika mengidap ini. Penyebabnya sejauh ini adalah psikologi, namun menurut ASA, diduga juga ada alasan fisiologi yang mendasari terjadinya hal ini.(Kpl/ICH) (sumber: metrotvnews.com)

Hujan Abu Hambat Penerbangan di Solo

Metrotvnews.com, Solo: Hujan air yang disertai abu Gunung Merapi yang kembali meletus, kemarin pukul 15.30 WIB, menyebabkan lima penerbangan pesawat kedatangan dan keberangkatan di Bandara Adisoemarmo, Solo tertunda selama satu jam.

Duty Manager Bandara Adisoemarmo Solo Edi Martono, di Solo, Minggu, mengatakan bandara terpaksa ditutup selama satu jam sejak pukul 18.00-19.00 WIB untuk menjaga keamanan penerbangan.

Dia mengatakan, hal tersebut disebabkan karena arah angin yang mengarah bertiup ke Solo pada sejak pukul 17.50 WIB. Selain itu, Pilot yang baru turun dari pesawat melaporkan kondisi cuaca tidak aman sehingga penerbangan harus ditutup sementara.

Seperti pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Solo seharusnya berangkat pukul 17.37 WIB ditunda menjadi pukul 19.30 WIB. Pesawat Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Solo yang sudah berangkat pukul 18.10 WIB terpaksa kembali mendarat dan dimungkinkan baru diberangkatkan pukul 21.00 WIB.

Dia mengatakan, setelah pukul 19.00 WIB, kondisi abu sudah tidak terlalu parah dan bisa dihindari. Kondisi terpaksa menutup bandara, kata dia, merupakan hal di luar kekuasaan pihak bandara sehingga diharapkan para calon penumpang memaklumi penundaan yang terjadi. "Kami lebih mementingkan keamanan penumpang agar sampai ditenpat tujuan dengan selamat," kata Edi.(Ant/MI)

Letusan Merapi dan Tsunami Mentawai Berkaitan?

Jakarta (ANTARA News) - Gelombang tsunami di Mentawai dan meletusnya Gunung Merapi kemungkinan berkaitan satu sama lain, tulis Richard A. Lovett dari National Geographic News, mengutip sejumlah ilmuwan, Kamis.

Gelombang tsunami itu dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang terjadi pada Senin pukul 9.42 WIB, di pulau paling barat Sumatera. Tsunami dan gempa tersebut menewaskan lebih dari 300 orang.

Beberapa jam kemudian gunung berapi Merapi setinggi 3.000 meter di Yogyakarta, memuntahkan abu panas ke angkasa dan menewaskan setidaknya 30 orang yang tinggal di kaki gunung itu.

Gunung api teraktif di Indonesia, demikian Richard Lovett, meningkat aktivitas energinya dalam beberapa hari terakhir.

Namun waktu letusan utamanya muntah hanya beberapa jam setelah gempa bumi Mentawai membangkitkan pertanyaan apakah guncangan di perut bumi telah memicu letusan, kendati episentrum gempa berada 1.300 km dari Merapi.

"Bisa saja terjadi letusan gunung berapi berkaitan dengan perubahan tekanan akibat gempa bumi atau dipicu oleh gelombang seismik. Namun dokumentasi mengenai hal ini belum pasti," kata Chris Goldfinger, pakar geologi laut dari Universitas Oregon State, dalam emailnya.

Contoh-contoh yang telah diketahui, katanya, termasuk perubahan dalam aktivitas geotermal di Taman Nasional Yellowstone pada 2002 menyusul gempa bumi 7,9 SR di Alaska, dan letusan gunung Andes pada 1960 setelah dipicu gempa bumi berkekuatan 9,5 SR di Chile.

Sementara itu para pakar memperkirakan dua bencana yang terjadi bersahutan itu memang berkoinsiden di dalam negara yang memiliki kegempaan paling di dunia itu.

Indonesia, sebut National Geographic, berada di Cincin Api Pasifik, dan 17.500 pulau-pulaunya hidup dalam ancaman (guncangan) tektonik.

Misalnya, di pulau Merapi berada, yaitu Pulau Jawa, lebih dari 30 gunung berapi mengancam lebih dari 120 juta orang penduduknya.

Gempa lambat?
Sementara itu, para pakar mencatat bahwa gelombang tsunami yang terjadi pekan ini di luar dugaan karena tergolong besar untuk ukuran gempa yang menyertainya.

Gempa 7,7 SR yang memicu tsunami Mentawai itu terjadi di zona patahan yang sama dengan gempa 9,0 SR yang memicu tsunami dahsyat di Samudera India (termasuk Aceh) pada 2004.

Kendati gempa Senin itu tidak sekuat gempa 2004, namun tsunami yang diakibatkannya dapat menciptakan gelombang setinggi tiga meter dan melabrak pulau-pulau terdekat ke pusat gempa, bahkan di beberapa tempat tinggi gelombang tsunami bisa mencapai 6 meter.

Costas Synolakis, Direktur Pusat Riset Tsunami pada Universitas Southern California, menyebut peristiwa ini sebagai gempa bumi tsunami. Synolakis mengutip ini dari penaksiran ahli geofisika Emile Okal dari Universitas Northwestern.

Kendati banyak jenis gempa bisa memicu tsunami, gempa bumi tsunami adalah kasus yang unik.

Pada tipe gempa seperti ini, pergeseran lempeng tektonik biasanya berlangsung lambat, terjadi pada periode yang lebih panjang dari yang diperkirakan, didasarkan pada intensitas geseran seismik, kata Synolakis dalam emailnya.

"Alasan mengapa gempa tsunami berjalan lambat, tidak jelas," kata Synolakis.

"Hipotesisnya adalah itu terjadi karena bebatuan yang patah atau bergerigi yang memperlambat peretakan. Kami tidak tahu, tapi kami tahu bahwa batuan itu memicu tsunami yang lebih besar," imbuhnya.

Gempa tsunami Senin itu adalah tsunami pertama yang diakibatkan gempa bumi rendah yang tercatat oleh tsunamograf yang bisa memberikan data berharga untuk menjelaskan misteri gempa bumi tsunami.
Jakarta - Gempa berkekuatan 5 SR mengguncang perairan barat laut Saumlaki, Maluku. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (1/11/2010), gempa terjadi pada pukul 02.23 WIB.

Titik pusat gempa terletak di 6.19 LS-130.64 BT atau 211 Km dari Saumlaki. Gempa terjadi di kedalaman 143 Km.

Seperti diketahui, serentetan gempa terjadi di bumi Indonesia sepanjang bulan Oktober, kemarin. Gempa paling sering melanda Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).

Gempa pertama di kepulauan tersebut terjadi pada 25 Oktober lalu dan berkekuatan 7,2 SR pukul 21.42. Peristiwa alam itu memicu terjadinya gelombang tsunami yang memakan korban jiwa hingga 400 lebih. Hingga kini, gempa masih terjadi pada kisaran 5 SR.

Di Saumlaki, selama bulan Oktober tercatat terjadi 2 kali gempa, yaitu pada tanggal 2 dan 28 Oktober. Gempa di Saumlaki rata-rata berkekuatan 5 SR. (sumber: detiknews.com)

Tambah 4.000, Total Pengungsi Merapi jadi 66.500 Jiwa

Jakarta - Meningkatnya frekuensi erupsi Gunung Merapi di Perbatasan Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berakibat pada naiknya jumlah pengungsi. Total pengungsi saat ini mencapai 66.500 jiwa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada Minggu (31/10/2010), kemarin, terjadi lonjakan pengungsi sebanyak 4.000 jiwa.

Ribuan orang tersebut adalah para pengungsi yang berada di wilayah DIY. Sehingga, jumlah pengungsi di provinsi tersebut mencapai 18.929 jiwa, yang tersebar di 8 titik lokasi pengungsian.

Sedangkan jumlah pengungsi di wilayah Jateng terdata sebanyak 47.571 jiwa. Mereka tersebar di 68 lokasi pengungsian.

"Kebutuhan mendesak di lokasi pengungsian antara lain adalah makanan siap saji, makanan dan susu bayi, selimut serta alat komunikasi," tulis laman BNPB.

Sementara itu, terhitung pukul 19.00 WIB, kemarin, jumlah korban meninggal sebanyak 38 orang dengan rincian 37 orang di Kabupaten Sleman dan 1 orang di Jateng. Korban luka tercatat 13 orang di DIY dan 29 orang di Jateng.

Hujan Abu, Bandara Adi Sumarmo Solo Ditutup

Solo - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas dan hujan abu. Bandara Adi Sumarmo Solo pun ditutup selama satu jam akibat terganggu hujan debu dari Merapi.

"Perhatian, mulai pukul 19.00 WIB hingga satu jam selanjutnya, bandara ditutup demi keselamatan karena gangguan hujan debu," demikian informasi dari petugas Angkasa Pura melalui pengeras suara di Bandara Adi Sumarmo, Solo, Minggu (31/10/2010).

Informasi yang dikumpulkan detikcom, abu letusan Merapi memang bertiup ke arah Kota Solo. Sehingga penerbangan pun terganggu.

Sejumlah penerbangan mengalami delay. Termasuk penerbangan Garuda GA215 dari Solo ke Jakarta. Seharusnya pesawat ini terbang pukul 18.45 WIB. Namun terpaksa diundur.

Sementara itu Bandara Adisutjipto di Yogyakarta, justru tidak ditutup. Karena arah abu mengarah ke Timur.

"Lava ke Selatan dan debu mengarah ke Timur," ujar Manajer Operasional Angkasa Pura I, Halendra Woworuntu, saat dihubungi wartawan.

Halendra menjelaskan jarak pandang di Bandara Adisutjipto sekitar 7 Km. Hal ini masih normal dan tidak mengganggu penerbangan.

"Jadi masih aman," terang dia.

Menurut Halendra, informasi yang sama juga disampaikan beberapa pilot yang sempat take off dari Adi Sutjipto dan melihat aktivitas Merapi. (sumber: detiknews.com)
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha