Kamis, 11 November 2010

Din Ingatkan Masih Ada Pengungsi Belum Tersentuh

Pekalongan (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengingatkan Pemerintah bahwa masih ada pengungsi bencana Gunung Merapi yang belum tersentuh bantuan.

"Masih banyak para pengungsi yang belum tersentuh bantuan dari pemerintah, terutama mereka yang berada di daerah terpencil," katanya di Pekalongan, Jateng, Kamis.

Ia mengatakan untuk mengatasi persoalan itu, PP Muhammadiyah akan ikut membantu pemerintah dalam upaya meringankan beban para korban bencana Gunung Merapi.

Bentuk bantuan pada korban bencana Gunung Merapi itu, katanya, Muhammadiyah akan merealisasikan penyaluran daging hewan kurban saat Hari Raya Idul Adha pada 16 November 2010.

Menurut dia penyaluran daging hewan kurban ini, nantinya akan dibagikan melalui pos di setiap daerah yang terkena bencana, seperti di Bantul, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

"Kami akan mengirimkan satu sapi di setiap posko bencana yang ada di empat kabupaten yang terkena bencana itu," katanya.

Ia mengatakan selain itu, PP Muhammadiyah juga telah mengirimkan sejumlah psikolog dari perguruan tinggi Muhammadiyah, seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Muhammadiyah Malang.

"Mereka akan membantu pengobatan dari segi psikiater untuk memulihkan kembali psikis para pengungsi bencana Gunung Merapi," katanya.

Menurut dia, untuk membantu para korban bencana Merapi, Muhammadiyah juga mendirikan 45 posko yang tersebar di Kabupaten Sleman, Boyolali, Klaten, dan Magelang.

"Muhammdiyah juga melibatkan petugas medis dari 26 Rumah Sakit Islam (RSI) se-Jawa Tengah serta sejumlah klinik kesehatan milik Asiyah untuk mengerahkan mobil ambulan guna memberikan pelayanan kesehatan pada para pengungsi," katanya.(*)

Vulkanolog Jepang Teliti Letusan Merapi

Yogyakarta (ANTARA News) - Tiga ahli vulkanologi dari Jepang akan membantu meneliti letusan Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, yang saat ini letusannya belum berhenti.

Menurut Direktur Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan besar (Kedubes) Jepang di Indonesia Masaki Tani, di Yogyakarta, Kamis, ketiga vulkanolog Jepang itu akan membantu melakukan survei tentang bencana letusan Merapi. Mereka yakni Kenji Nogami, Masuto Iguchi, dan Takayuki Kaneko.

Selain itu, kata Masaki Tani, ada seorang ahli di bidang penyakit saluran pernapasan, Satoru Ishii yang ikut dalam tim tersebut. "Mereka kini telah berada di kawasan bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Mereka merupakan tenaga ahli bantuan darurat internasional bagi bencana letusan Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan Kenji Nogami merupakan pakar dari Institut Teknologi Tokyo Jepang, Masuto Iguchi (Universitas Kyoto Jepang), dan Takayuki Kaneko (Universitas Tokyo Jepang). Mereka berada di Yogyakarta untuk meneliti bencana letusan Gunung Merapi, dan direncanakan cukup lama.

Sebelumnya, Masato Iguchi mengatakan letusan Merapi yang beruntun sulit diprediksi, sehingga langkah yang perlu dilakukan saat ini adalah memperkirakan bagaimana kondisi magma yang masih terkandung dalam perut gunung itu.

"Persoalan seperti ini sering ditemui di berbagai letusan gunung berapi lain, bukan hanya di Gunung Merapi," kata Iguchi di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Rabu.

Meski demikian, ia memuji langkah yang diambil Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral karena mampu melakukan prediksi yang cukup tepat sebelum terjadinya letusan pada 26 Oktober 2010 karena sehari sebelumnya instansi tersebut memutuskan untuk menaikkan status Gunung Merapi dari "siaga" ke "awas".

"Merupakan langkah tepat jika Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status menjadi awas," katanya yang akan membantu memantau letusan gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Sejumlah ahli vulkanologi dari dalam dan luar negeri seperti Jepang, AS, Prancis, dan Indonesia akan membantu pelaksanaan pemantauan Gunung Merapi, karena gunung tersebut adalah laboratorium alam yang terbuka bagi siapa pun.

Sementara itu, BPPTK Yogyakarta akan memasang tiga alat pendeteksi aliran lahar dingin yang disebut "Acoustic Flow Measurement" di Kali Gendol dan Kali Boyong yang berhulu di Gunung Merapi.

"Alat itu untuk deteksi dini aliran lahar dingin yang merupakan ancaman sekunder dari letusan Gunung Merapi," kata Kepala BPPTK Yogyakarta Subandrio, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, alat tersebut akan mengirimkan sinyal jika ada lahar dingin yang mengalir melebihi batas standar tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Pemasangan alat deteksi dini lahar dingin tersebut terkait dengan endapan material vulkanik hasil letusan Gunung Merapi yang memenuhi 11 sungai yang berhulu di Gunung Merapi yaitu Kali Gendol, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising dan Kali Apu.

Lahar di Kali Boyong terendapkan di Dusun Kandangan, Desa Purwobinangun, Sleman, yang berjarak 16 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi dan di Kali Batang dengan jarak 10 km dari puncak gunung.

Selain itu, BPPTK juga akan melakukan pemetaan wilayah yang mungkin mengalami dampak dari luapan lahar dingin serta pemetaan penyimpangan aliran awan panas.

"Kami juga akan melakukan evaluasi terhadap dam-dam yang berada di sepanjang sungai, misalnya apakah terjadi limpahan material seperti 2006 dengan limpahan material ke Kali Adem," katanya.

Sementara itu, intensitas kegempaan Gunung Merapi selama empat hari terakhir menunjukkan kecenderungan mereda, namun status masih tetap "awas".

"Fase erupsi belum berakhir, dan perubahan secara cepat masih mungkin terjadi sehingga harus tetap diantisipasi," katanya.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas kegempaan Gunung Merapi, Kamis hingga pukul 12.00 WIB telah terjadi gempa tremor secara beruntun, 11 kali guguran dan satu kali awan panas.

Salah satu guguran yang cukup besar terjadi sekitar pukul 10.35 WIB ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur satu kilometer.



Teliti daerah bencana

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan penelitian dan pengkajian di daerah bencana yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi untuk mengetahui kelayakannya sebagai tempat hunian.

"Kami akan meneliti dan mengkaji Kinahrejo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang cukup parah terkena material vulkanik akibat erupsi Merapi," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Bwuono X, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, penelitian dan pengkajian itu untuk menentukan beberapa hal yang terkait dengan kelayakan sebagai tempat hunian, di antaranya struktur tanah, kesuburan, dan perlu merelokasi warga atau tidak.

"Dalam melakukan penelitian dan pengkajian tersebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY akan bekerja sama dengan instansi terkait dan perguruan tinggi. Melalui upaya ini diharapkan dapat diketahui lokasi itu masih layak sebagai tempat hunian atau tidak," katanya.

Ditanya mengenai adanya "sweeping" terhadap pengungsi di posko Stadion Maguwoharjo Sleman, Sultan mengatakan dirinya belum sempat mengecek kejadian itu ke lokasi pengungsian tersebut.

"Saya sudah tahu mengenai hal itu dari media massa dan sms (layanan pesan singkat) yang masuk ke telepon seluler saya, tetapi saya belum sempat mengeceknya. Jadi, saya belum mengetahui apakah pelakunya orang dalam atau luar wilayah itu," katanya.

Ditanya mengenai sertifikat tanah dan rumah warga korban bencana erupsi Merapi yang diduga banyak yang hilang, ia mengatakan hal tersebut saat ini masih dalam pembahasan untuk dicari solusinya.

"Hal itu masih dibahas, karena saat ini tanggap darurat masih fokus pada penanganan pengungsi di sejumlah posko pengungsian," katanya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan urusan relokasi rumah warga di kaki Gunung Merapi kepada masing-masing pemerintah provinsi dan pemerintaah kabupaten karena dua pihak tersebut yang paling mengetahu kondisi wilayahnya.

Kepala BNPB Syamsul Maarif, di Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Kamis, mengatakan, pemerintah pusat dalam hal ini BNPB akan mendukung kebijakan pemerintah daerah dan kabupaten sejauh masyarakat bersedia di relokasi dan tidak menimbulkan masalah baru.

"Kalau pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten akan melakukan relokasi, pemeritah pusat akan mendukung. Terutama jika rencana induknya bagus, infrastrukturnya, sosial ekonomi maysarakat yang terjamin, kami akan mendukung. Tapi yang menjadi masalah,masyarakatnya mau atau tidak untuk direlokasi, yang tahu kondisi tersebut adalah pemerintah provinsi," katanya.

Menurut dia, relokasi itu adalah upaya memindahkan masyarakat ke tempat yang lebih aman. Untuk masalah relokasi, BNPB menyerahkan kepada pemerintah setempat. "Relokasi tergatung pemkab dan pemprov, BNPB siap membantu," katanya.

Meski demikian, ia mengatakan, BNPB sampai kini belum berfikir akan segera membantu relokasi warga, karena status Merapi belum diturunkan sehingga pihaknya masih fokus pada masalah penanganan bantuan dan pengungsi.

"Untuk sekarang ini, kami masih masih berpikir tentang tanggap darurat. Untuk relokasi belum tahu, tapi kami siap. Masalah relokasi tidak mudah. Semua itu kami serahkan sepenuhnya ke pemprov dan pemkab setempat, dalam artian, membuat master plain, stimulus pembangunan rumah kerja sama dengan pemerintah setempat," katanya.



Dana PNPM untuk pulihkan ekonomi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengusulkan kepada Kementerian Kesejahteraan Rakyat supaya mengizinkan Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggunakan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan untuk memulihkan kondisi perekonomian masyarakat.

Kepala BNPB Syamsul Maarif, di Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Kamis, mengatakan, pihaknya akan segera mengusulkan kepada Menko Kesra Agung Laksono dapat mengizinkan penggunaan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan untuk memulihkan ekonomi desa yang terkena dampak bencana Merapi.

"Untuk penggunaan dana PNPM harus mendapat persetujuan dari Kementrian Kesra, untuk itu kami akan segera mengusulkan pengunaan dana tersebut supaya kondisi perekonomian di desa tersebut dapat segera pulih," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo, Toyo Santoso Dipo mengatakan, abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi mebjadikan puluhan pohon bertumbangan di seluruh wilayah kecamatan bagian utara mengalami kerusakan. "Kemarin banyak pohon tumbang. Mesin pemotong sangat dibutuhkan," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Kulon Progo, Budi Wibowo, mengatakan, dalam kondisi mendesak seperti saat ini ini pemerintah desa memiliki independensi penggunaan dana PNPM Mandiri Perdesaan sehingga diharapkan dapat memulihkan perekonomian masyarakat Desa Banjaroyo.

"Masyarakat dapat menggunakan dana tersebut karena kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat Banjaroyo sangat besar. Dengan kondisi seperti ini, pemerintah desa memiliki kewenangan untuk menggunakan dana itu sejauh dapat membangkitkan perekonomian masyarakat," katanya.

Ia menyebutkan kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat Banjaroyo mencapi Rp5 miliar dengan asumsi setiap warga menderita kerugian Rp2 juta. "Berdasarkan data, jumlah penduduk desa Banjaroyo mencapai 2.500 kepala keluarga (KK), kalau setiap KK Rp2 juta maka total kerugian Rp5 miliar. Karena berdasarkan laporan banyak pohon kelapa yang rusak padahal menjadi mata pencaharian warga, begitu juga dengan kerusakan pohon durian, rambutan dan kakau yang siap panen," katannya.

Sebelumnya, Kepala Desa Banjaroyo Wiwin Windarto, mengatakan meskipun Desa Banjaroyo cukup jauh jaraknya dari puncak Merapi, namun karena diguyur hujan abu dan pasir, maka kondisinya menyerupai Dusun Kinahrejo, Kabupaten Sleman yang luluh lantak akibat terjangan awan panas Gunung Merapi.

Kondisi perkebunanan, pertanian dan kehutanan juga rusak akibat kena dampak awan panas Gunung Merapi. "Dalam dua hingga tiga tahun ke depan diperkirakan petani di Desa Banjaroyo tidak bisa memanen buah durian Menoreh yang menjadi kebanggaan dan unggulan Kulon Progo. Selain itu, penderes gula kelapa juga tidak bisa melaksanakan kegiatan ekonominya selama tiga bulan karena pohon kelapa juga ikut rusak," katanya.



Dimasukkan ke RAPBD 2011

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan memasukkan anggaran untuk rekonstruksi dan rehabilitasi bagi korban bencana erupsi Gunung Merapi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2011.

"Oleh karena itu, kami akan melakukan revisi Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2011 yang saat ini telah diserahkan kepada legislatif," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, dana peruntukan di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada sisa tahun anggaran 2010 akan terjadi pergeseran untuk menambah anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi bagi korban bencana Merapi.

"Namun, kami belum bisa menjelaskan besaran tambahan dana rehabilitasi dan rekonstruksi, karena masih menunggu kesepakatan antara eksekutif dan legislatif," katanya.

Ia mengatakan, dalam RAPBD 2011 yang telah diserahkan kepada legislatif itu belum dibicarakan tentang alokasi anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana Merapi.

"Pembicaraan tentang alokasi anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang telah disepakati antara eksekutif dengan legislatif," katanya.

Namun demikian, menurut dia, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tidak hanya bicara tentang rumah yang hancur, tetapi juga bagaimana membantu para korban dalam permodalan khususnya bagi para pedagang pasar tradisional di desa.

Ia mengatakan, hal itu tergantung DPRD DIY sepakat atau tidak untuk membantu permodalan mereka, misalnya setiap pedagang diberi modal Rp100 ribu agar aktivitas ekonomi mereka bisa bangkit kembali.

"Revisi terhadap RAPBD DIY 2011 dapat memunculkan alokasi dana rekonstruksi dan rehabilitasi bagi Kabupaten Sleman, sebelum disahkan. Hal itu nanti tergantung pembahasan di komisi dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD DIY," katanya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan wilayah Yogyakarta dalam kondisi aman, meskipun status Gunung Merapi masih "awas". "Saya sampaikan kepada masyarakat Yogyakarta maupun di luar kota bahwa Yogyakarta tetap aman, sehingga tidak perlu khawatir atau takut, dan tetap tenang," katanya, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, daerah yang tidak mungkin dimasuki adalah daerah yang masih dinyatakan dalam keadaan bahaya, yakni yang berada dalam radius 20 kilometer dari puncak Merapi.

"Hal itu sesuai dengan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral," katanya.

Ia mengatakan di luar radius berbahaya tersebut kehidupan masyarakat berjalan normal dan baik, sehingga tidak ada sesuatu yang perlu ditakutkan di Yogyakarta.

"Kehidupan masyarakat yang berjalan normal tampak dari aktivitas di pasar tradisional, pertokoan dan mal, kunjungan orang asing seperti turis dan tenaga ahli yang ingin belajar mendalami Merapi," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, masyarakat yang ingin berkunjung ke Yogyakarta tidak perlu ada rasa khawatir dan takut, karena daerah yang berbahaya hanya yang berada dalam radius 20 kilometer dari puncak Merapi.

"Sepanjang masyarakat berada di daerah atau radius aman, tidak ada sesuatu yang perlu ditakutkan. Oleh karena itu, silakan datang ke Yogyakarta tanpa rasa takut," kata Sultan.



Hentikan pelayanan

Namun, meski Yogyakarta dinyatakan aman, sebanyak empat kantor pos yang terletak di kawasan rawan bencana Gunung Merapi yaitu di Kaliurang, Pakem, Cangkringan, dan Turi, ditutup untuk sementara waktu.

"Pelayanan di empat kantor pos di kawasan rawan bencana letusan Gunung Merapi tersebut harus dialihkan ke kantor pos Ngemplak, Ngaglik, dan Sleman yang berada di wilayah aman," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana di sela penyerahan bantuan di pos pengungsian Stadion Maguwoharjo Sleman, Kamis.

Akibat lain dari letusan Gunung Merapi tersebut, kata dia layanan pengiriman Surat Express dari dan ke Yogyakarta harus dihentikan terkait ditutupnya Bandara Adisutjipto.

"Sejak 30 Oktober 2010 kami terpaksa menurunkan level pelayanan, Surat Express kami alihkan ke Kilat Khusus. Jika kami tetap membuka layanan Surat Express, dipastikan lama pengiriman akan molor," katanya.

Selain itu ia mengimbau masyarakat yang akan mengirim surat atau paket untuk menyantumkan nomor telepon orang yang dituju. "Kami juga membuka posko penyerahan kiriman pos di Stadion Maguwoharjo. Seluruh kantor pos di Indonesia tengah mengumpulkan dana untuk membantu korban letusan Gunung Merapi," katanya.

Pada kesempatan tersebut PT Pos Indonesia menyerahkan bantuan uang tunai Rp200 juta. "Sebelumnya PT Pos telah menyerahkan bantuan berupa selimut dan perlengkapan tidur," katanya.

Sementara itu, korban meninggal dunia akibat letusan awan panas Gunung Merapi yang dibawa ke Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (5/11) dini hari hingga Kamis pukul 07.00 WIB mencapai 107 orang.

Tim Forensik Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta dibantu tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 54 jenazah dari 107 jenazah yang dibawa ke rumah sakit rujukan di provinsi ini.

RS Sardjito Yogyakarta hingga kini masih merawat 25 korban luka bakar akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat (5/10) dini hari yang tersebar di beberapa bangsal rawat inap di rumah sakit.

"Pasien yang dirawat di RS sebagian besar mengalami luka bakar lebih dari 40 persen sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho.

Menurut dia, korban luka bakar tersebut harus menjalani perawatan yang intensif karena sangat rentan dengan infeksi. "Tim medis harus cermat merawat dan mengobat korban luka bakar letusan awan panas Gunung Merapi pada Jumat (5/11) dini hari agar jangan terinfeksi," katanya.

Selain merawat korban luka bakar, RS Sardjito hingga kini masih merawat 78 korban nonluka bakar sehingga total korban luka yang kini menjalani perawatan di rumah sakit ini mencapai 103 orang. Sementara di pos antemortem DVI Polda DIY telah menerima sebanyak 230 laporan orang hilang sejak Jumat (5/11).

Jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat dini hari kemungkinan masih akan terus bertambah karena tim gabungan yang terdiri atas anggota pencarian dan penyelamatan (SAR), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan relawan masih terus melakukan proses evakuasi, terutama di dusun sekitar Kali Gendol.

Tim SAR DIY, TNI, dan relawan hingga kini masih menemukan jenazah di dusun-dusun sekitar Kali Gendol yang letaknya tidak jauh dari puncak gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istime Yogyakarta.*

Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito masih menangani tujuh jenazah untuk diidentifikasi, masing-masing dua dari lokasi bencana, empat dari bangsal perawatan dan satu kiriman dari barak pengungsian.

"Ketujuh jenazah tersebut sudah masuk sejak Rabu (10/11) dan hingga kini masih dalam proses identifikasi oleh tim forensik RS Dr Sardjito dan tim DVI Polda DIY," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Trisno Heru Nugroho, secara keseluruhan jumlah korban yang meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi, baik yang luka bakar dan non-luka bakar yang masuk ke RS Dr Sardjito mencapai 114 orang dan yang telah teridentifikasi sebanyak 60 jenazah.

Hingga Rabu (10/11), menurut dia, ditemukan dua jenazah dari lokasi bencana yaitu Mr X yang ditemukan di Pangukrejo Umbulharjo Cangkringan dan Robinah ditemukan di Glagahharjo Cangkringan.

Pada hari yang sama juga telah meninggal lima korban luka yang dirawat di bangsal, yaitu tiga korban luka bakar yaitu Mohammad Ikram (25), Parjiyem (60) dan Supartinem alias Supartinah (55) serta satu orang karena sakit kronis yaitu Ponijo (54) serta Amat Yani asal Muntilan Magelang yang dirawat karena "multifracture".

Instalasi forensik juga menerima satu jenazah dari barak pengungsian GOR KONI Panguan atas nama To Diryo yang belum diketahui asal dan keluarganya.

Jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi sejak 26 Oktober berjumlah 151 orang, masing-masing 37 korban meninggal dunia pada letusan pertama dan 114 korban meninggal dunia pada letusan kedua.

Sementara itu, jumlah pasien yang dirawat di RS Dr Sardjito yang mengalami luka bakar sebanyak 22 orang dan 74 orang dirawat karena luka lainnya sehingga total pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 96 orang.



Gangguan psikologis

Sementara itu, sebanyak 330 pengungsi korban bencana Gunung Merapi yang ditampung di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami gangguan psikologis.

"Hingga 10 November 2010 sebanyak 330 pengungsi mengalami gangguan psikologis, dan jumlahnya masih bisa bertambah, karena data terakhir masih dihitung," kata koordinator Bagian Psikologi Posko Pengungsi Maguwoharjo Retno Kumolohadi, di Sleman, Kamis.

Ia mengatakan dari jumlah tersebut, 132 pengungsi di antaranya mengalami kecemasan, psikosomatis 107 orang, psikosisresidual 39 orang, dan insomnia 50 orang.

"Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan data pada Selasa (9/11) lalu sebanyak 270 orang. Kemungkinan jumlah tersebut masih bertambah, karena tidak ada kepastian kapan pengungsi diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing," katanya.

Menurut dia, gangguan psikologis yang dialami mereka antara lain karena pengungsi merasa asing dengan lingkungan tempat penampungan pengungsi. "Mereka bahkan selalu mengkhawatirkan ternak, rumah, dan harta benda lain yang tidak dibawa ke pengungsian," katanya.

Retno yang juga pengajar di Pasca Sarjana Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini mengatakan para pengungsi memerlukan waktu untuk adaptasi dengan suasana di pengungsian.

"Ada beberapa laporan menyebutkan mereka terlihat sempat bersitegang dengan pengungsi lain. Hal tersebut juga dapat menjadi faktor pemicu stres," katanya.

Retno mengatakan semakin lama waktu yang dihabiskan di pengungsian, berbanding lurus dengan jumlah pengungsi yang mengalami gangguan psikologis.

Sementara itu, data per 9 November 2010 tercatat jumlah pengungsi sebanyak 94.615 orang yang menyebar hingga ke wilayah kabupaten/Kota tetangga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Di wilayah Sleman sendiri tercatat 80.155 orang, dan di luar wilayah Kabupaten Sleman tetapi masih di Provinsi Daerah Istimewa Yogykarta (DIY) sebanyak 14.460 rang," kata Komandan Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Kabupaten Sleman Widi Sutikno.

Menurut dia, dari ratusan titik lokasi pengungsi di Sleman terdapat empat titik pengelolaan pengungsi terbesar yakni Stadion Maguwoharjo dengan Ketua Pengelola Camat Pakem Budiharjo, Gedung Youth Center di Kecamatan Mlati dengan Ketua Pengelola Kepala Bagian Pemerintahan Desa Joko Supriyanto, GOR Sleman dengan Ketua Pengelola Kabag Administrasi dan Pengendalian Pembangunan Agung Armawanta serta Masjid Agung Sleman dan sekitarnya dengan Ketua Pengelola Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Jazim Sumirat.

"Di luar keempat tempat itu, semua camat di 14 kecamatan di luar tiga wilayah bencana yakni Turi, Pakem dan Cangkringan, menjadi ketua pengelola pengungsi di wilayah masing-masing," katanya.

Ia mengatakan para ketua pengelola tempat pengungsian tersebut bertanggung jawab atas pelaksanaan koordinasi dan pengendalian tempat pengungsi yang di dalamnya menyangkut sarana prasarana, kesehatan, relawan dan dapur umum.

"Pengungsi dari warga Sleman yang berada di luar wilayah kabupaten ini diketuai Dwi Supriyanto yang bertugas memantau pengungsi, tempat pengungsian, data pengungsi, serta kebutuhan logistik, sarana dan prasarana serta kesehatan pengungsi, dan mengkoordinasikan penanganan pengungsi dengan Pemerintah Provinsi DIY, pemerintah kabupaten/kota setempat, serta tempat pengungsian," katanya.



Malaysia bantu pengungsi

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memberikan bantuan barang senilai Rp1 miliar kepada para pengungsi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bantuan berupa makanan, pakaian, dan selimut itu secara simbolis diserahkan Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis.

"Kami membawa titipan bantuan dari Perdana Menteri (PM) Malaysia untuk para pengungsi korban Merapi. Bantuan itu sebagai wujud rasa keprihatinan atas musibah yang menimpa warga di sekitar Merapi," kata Ahmad Zahid Hamidi.

Menurut dia, dirinya diutus secara khusus oleh PM Malaysia untuk menyerahkan bantuan secara langsung melalui Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bantuan itu diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga yang sedang terkena bencana letusan Merapi.

"Kami berharap bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi para pengungsi. Kami juga siap membantu jika ada kebutuhan lain yang masih kurang, tentunya atas seizin pemerintah Indonesia," katanya.

Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, dirinya menyampaikan terima kasih atas bantuan PM Malaysia yang diberikan kepada para pengungsi korban bencana erupsi Merapi.

Bantuan tersebut, menurut dia, tentu sangat berharga bagi para pengungsi yang berada di posko pengungsian untuk memenuhi kebutuhannya. "Bantuan itu selanjutnya akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman untuk didistribusikan ke posko-pokso pengungsian yang ada agar dapat dimanfaatkan para pengungsi," katanya.

Sementara itu, sebanyak 408 mahasiswa dari Malaysia yang beberapa waktu lalu pulang ke negaranya akibat erupsi Gunung Merapi akan kembali ke Yogyakarta untuk menempuh studi lagi.

"Ketika Merapi meletus, mahasiswa Malaysia yang kuliah di Yogyakarta banyak yang pulang, tetapi mereka akan kembali ke kota pelajar itu untuk menempuh pendidikan lagi," kata Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid bin Hamidi, di Kepatihan Yogyakarta, Kamis.

Hal itu disampaikan Ahmad Zahid usai menyerahkan bantuan dari Perdana Menteri (PM) Najib Razak untuk para pengungsi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Menurut Ahmad Zahid, mahasiswa itu pulang ke Malaysia karena kegiatan belajar mengajar di kampus diliburkan akibat aktivitas Gunung Merapi. Sebagian besar dari mereka merupakan mahasiswa baru.

"Mahasiswa yang pulang ke Malaysia itu akan kembali ke Yogyakarta setelah ada arahan dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kami menunggu nasihat Sultan mengenai kapan sebaiknya mahasiswa dari Malaysia kembali ke Yogyakarta," katanya.

Namun demikian, menurut dia, ada 52 mahasiswa dari Malaysia yang masih bertahan di Yogyakarta. Mereka adalah mahasiswa yang sudah lama kuliah di sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta.

"Mahasiswa Malaysia yang masih berada di Yogyakarta kami minta selain belajar, juga membantu korban Merapi. Mereka harus membantu warga yang terkena musibah bencana letusan Gunung Merapi," katanya.

Sultan mengatakan mahasiswa dari Malaysia itu pulang ke negaranya karena sedang libur. Beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta meliburkan mahasiswa hingga 15 November 2010 karena erupsi Merapi.

"Pada 15 November 2010 kemungkinan kegiatan belajar mengajar di beberapa perguruan tinggi itu akan aktif lagi, sehingga mahasiswa akan masuk kampus kembali," katanya.



Abu vulkanik "tersimpan" di awan

Abu vulkanik yang banyak mengandung silica yang tajam dan runcing bisa "tersimpan" di awan, dan dikhawatirkan dapat mengganggu penerbangan.

"Kandungan silica yang mencapai 56 persen dalam abu vulkanik Gunung Merapi saat ini setelah melayang-layang akhirnya kemungkinan sebagian `terjebak` di awan," kata pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada Agus Hendratno di Yogyakarta, Kamis.

Ia menyebutkan abu vulkanik sebagai partikel berukuran kurang dari dua milimeter, dan titik leburnya 600 derajat Celcius itu, setelah terlontar ke atas atau letusan vertikal setinggi 7-8 kilometer (seperti dirilis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta), terbawa angin ke berbagai arah. "Namun, dalam beberapa pekan terakhir angin lebih sering ke barat dan barat daya," katanya.

Menurut dia, abu vulkanik yang melayang-layang terbawa angin itu, bisa sampai ke mana-mana. "Jika kemudian sebagian abu vulkanik `terjebak` di awan, atau bahkan `tersimpan` di awan, padahal awan mengandung uap air, tentunya daya lekatnya semakin kuat jika menempel di badan pesawat terbang, misalnya," katanya.

Agus mengkhawatirkan jika ada pesawat terbang pada ketinggian 3.000 feet melintas di gumpalan awan yang banyak menyimpan abu vulkanik, apabila abu vulkanik tersebut menempel di kaca depan, kaca itu tiba-tiba bisa menjadi buram sehingga mengganggu pandangan pilot. "Jika jarak pandang pilot terbatas, tentu bisa membahayakan penerbangan," katanya.

Ia mengatakan silica dalam abu vulkanik sifatnya runcing dan tajam, sehingga abu vulkanik dalam jumlah banyak kemudian diterjang pesawat dengan kecepatan tinggi, tentu bisa menyebabkan kaca di depan pilot tergores dengan bidang yang lebar, sehingga kaca tersebut berkurang ketebalannya. "Kondisi ini pasti akan mempengaruhi `performa` pesawat terbang," katanya.

Menurut dia, yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah jika abu vulkanik dengan kandungan silica yang cukup banyak itu masuk ke mesin pesawat terbang. "Mesin di pesawat saat turbin bekerja dengan kecepatan pesawat yang tinggi yang menghasilkan suhu di atas 1.000 derajat Celcius, tiba-tiba kemasukan abu vulkanik, maka silica-nya akan meleleh, dan menempel di baling-baling mesin. Kalau sudah terjadi abrasi di mesin itu, bisa mengganggu aliran udara pada mesin, dan banyak abu menempel di baling-baling mesin, sehingga kerja baling-baling menjadi lambat. Kondisi ini tentu akan mengganggu kinerja mesin pesawat," katanya.

Agus Hendratno menyebutkan saat Gunung Galunggung meletus pada 1982, waktu itu abu vulkaniknya diduga mengganggu pesawat terbang yang kebetulan melintas di udara wilayah Jawa Barat. "Ketika itu sebuah pasawat terbang dari Malaysia dengan tujuan Jakarta, saat berada di posisi 177 kilometer timur Jakarta, tiba-tiba mesin pesawat terganggu, dan diduga karena abu vulkanik dari gunung tersebut," katanya. (U.E013*V001*B015*ANT-158*ANT-159*/K004)

Pemerintah Umumkan Masterplan Percepatan Pembangunan Awal 2011

Seoul (ANTARA News) - Pemerintah di awal 2011 akan mengumumkan cetak biru percepatan dan perluasan pembangunan di seluruh Indonesia untuk mendorong tercapainya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air.

"Bulan Januari, insya allah akan saya sampaikan `masterplan` percepatan dan peningkatan perluasan pembangunan di seluruh Indonesia, termasuk provinsi-provinsi di luar Jawa, apa yang harus kita lakukan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan penjelasan pada wartawan dalam perjalanan menuju Korea Selatan, Kamis.

Kepala Negara mengatakan dalam cetak biru yang disampaikan pemerintah akan dijelaskan mengenai apa yang akan dilakukan pemerintah di bidang ekonomi termasuk ekonomi khusus dan ekonomi kluster.

"Kalau ada ekonomi kluster, menyangkut industri apa, siapa yang menjalankan daerah ini, negara mitra siapa saja, apa capaiannya, tujuan yang dicapai, berapa tenaga kerja yang akan dicreate dan sebagainya," kata Kepala Negara.

Presiden menjelaskan potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk mengembangkan kemampuan ekonomi sebetulnya luar biasa namun belum dioptimalkan.

Kepala Negara mencontohkan kenaikan income per kapita selama enam tahun terakhir sejak 2004 dari semula dikisara 1186 dolar AS menjadi 3000 dolar AS.

Terkait kunjungannya ke Korea Selatan dan Jepang, Presiden mengatakan, kedua negara memiliki hubungan kerja sama ekonomi yang sangat baik dengan Indonesia.

"Korea Selatan dan Jepang adalah partner kita. Oleh karena itu, setiap saya hadiri pertemuan multilateral, tidak hanya agenda multilateral saja, namun juga ada bilateral objective," tegasnya.

Presiden mengakui bahwa masih banyak masalah yang harus dibenahi, antara lain penyempitan akses-akses proses ekonomi (bottlenecking), penyimpangan pelaksanaan regulasi yang berujung pada korupsi serta kelemahan-kelemahan lainnya.

Namun demikian, ia meminta agar kemajuan yang sudah dicapai juga dinilai secara objektif sehingga hal itu justru mendorong dilakukannya perbaikan dari kekurangan yang ada.

"Dengan visi dan strategi yang benar dan kebijakan yang benar dengan tekat yang sungguh luar biasa tahun mendatang hampir pasti capaian kita lebih baik. Saya optimis, saya mengajak rakyat Indonesia juga untuk optimis," tegasnya.

Presiden menegaskan,"mari menjadi bangsa yang `positive thinking`, optimis, pandai menghargai jerih payah dan keringat orang lain, dan memberikan kontribusi. Kritik boleh tapi bangsa ini tetap harus berkarakter dengan baik dan melihat masa depan dengan pengharapan."

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, Kamis Malam pukul 20:15 waktu Seoul atau pukul 18:15 WIB tiba di Bandara Incheon Korea Selatan.

Presiden dan rombongan dijadwalkan menghadiri KTT G-20 di Seoul pada Jumat (12/11) pagi.

Turut serta dalam rombongan Presiden, antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tandjung, dan sejumlah pejabat lainnya.

Presiden pada Jumat pagi dijadwalkan menghadiri rangkaian kegiatan G-20 yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari yaitu kelompok kerja (working group) yang terbagi dalam lima sesi, satu sesi "working lunch" dan sesi komunike bersama serta sesi foto bersama.

Pada Jumat sore (12/11), Presiden bertolak menuju Yokohama Jepang untuk menghadiri KTT APEC. (P008/K004)

Aneh! Bakso dan Sate Obama Tutupi Kezaliman Amerika Terhadap Indonesia

Jakarta (voa-islam.com) - Kunjungan singkat Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Jakarta telah membuat rakyat Indonesia lupa. Padahal Obama tak ubahnya Kuda Troya yang menipu bangsa Indonesia. Dengan menjual sejarah masa kecilnya di Menteng Dalam, Jakarta Pusat, Obama seolah terkesan mencintai Indonesia.

"Sesungguhnya tetap saja Amerika itu imperialis, penjajah baru Indonesia. Seolah-olah mencintai padahal hanya untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia," ujar anggota Komisi VI DPR Chandra Tirtawijaya, Kamis (11/11/2010).

Chandra mencontohkan, kedatangan Obama sama sekali tak membicarakan kontrak karya pertambangan perusahaan-perusahaan Amerika di Indonesia yang sangat tidak adil.
..."Sesungguhnya tetap saja Amerika itu imperialis, penjajah baru Indonesia. Seolah-olah mencintai padahal hanya untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia," ujar Chandra Tirtawijaya...
"Kalau kedatangan Obama membicarakan soal kontrak karya dan merubah bagi hasil yang lebih adil baru itu namanya pencerahan, bukan sekadar cerita soal bakso dan sate saja," ujar politisi PAN ini.

Chandra mengingatkan, rakyat Indonesia selama ini mudah tertipu oleh penampilan-penampilan yang seolah-olah kebaikan namun sesungguhnya kezaliman.

"Obama hanya bagian kecil dari Amerika yang melakukan kezaliman di Indonesia melalui eksploitasi kekayaan alam Indonesia. Rakyat hanya terpukau pidato Obama soal sate dan bakso tapi tambang kita dikeruk oleh Amerika," kesal Chandra.

Seperti diberitakan, pidato Barack Obama saat jamuan makan malam di Istana Merdeka, Selasa (9/11/2010) dan ceramah kuliah umum di Universitas Indonesia (UI), Rabu (10/11/2010) telah menghipnotis jutaan rakyat Indonesia.

Dalam pidatonya, Obama menceritakan tentang kisah-kisah masa kecilnya saat tinggal di Menteng Dalam, Jakarta Pusat bersama ibundanya, Ann Dunham dan ayah angkatnya, Lolo Soetoro.

Kunjungan Obama Tak Otomatis Datangkan Investor

Banyak pihak berharap kedatangan Presiden Barack Obama bisa menarik investor asing ke Indonesia. Namun, hal itu tidak mudah. Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak ada keuntungan langsung yang bisa dinikmati dari kunjungan Obama.

"Tidak ada hari ini datang berkunjung, tiba-tiba besok ada investor, tidak ada negara seperti itu," tandas JK, Rabu (10/11/2010) malam. Namun, menurut Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini, kunjungan pimpinan negara adidaya itu jangan dilihat dari sisi keuntungan jangka pendek.

"Jangan lihat keuntungan itu langsung, tapi lihat hubungan baik itu mungkin bisa menyebabkan banyak hubungan-hubungan yang lebih mudah nanti," katanya.

JK juga tak mempersoalkan singkatnya jadwal kunjungan yang kurang dari 24 jam. Sebab, menurut JK, yang terpenting hasil substansi yang dicapai.

"Walaupun seminggu, kalau substansinya tidak ada, kan sama saja. Namanya itu liburan. Walaupun sehari tapi selama substansinya baik itu juga lebih baik," tukasnya. (Ibnudzar/inh)

Bagi-bagi Injil Berwajah Al-Quran, Modus Kristenisasi Pengungsi Somalia

NAIROBI (voa-islam.com): Sejumlah organisasi Barat yang bersifat kemanusiaan melakukan kegiatan misionaris di antara para pengungsi Somalia di Kenya dengan memanfaatkan kesulitan yang mereka hadapi, disaat kosongnya pemerintah resmi Somalia.

Organisasi Amerika Horse bekerjasama dengan Lembaga "kaum beriman Kristen Somalia" yang diketuai oleh Ahmed Ali Haili warganegara Amerika memimpin kegiatan penginjilan di tengah-tengah kaum fakir dan para pengungsi Somalia di Kenya, menurut laporan dan saksi mata yang diwawancarai oleh Al-Jazeera baru-baru ini.

Semua upaya Al-Jazeera untuk memperoleh akses ke Ahmed Ali Haili menemukan kegagalan karena yang bersangkutan menolak untuk melakukan wawancara apapun, bahkan melalui telepon, sebagaimana pejabat organisasi Amerika Horse di Nairobi melarang Al-Jazeera masuk ke markas dimana warga Somalia berkumpul pada hari Sabtu dan Minggu setiap pekan untuk melakukan ritual agama Kristen dan menerima pelajaran dari Injil.

Namun, Al-Jazeera bertemu dengan sejumlah pengungsi Somalia di Kenya dan mendengar cerita mereka tentang kegiatan misionaris yang dilakukan oleh organisasi tersebut.

Pengakuan pengungsi:
Nyonya Maemuna menceritakan kisahnya bersama lembaga "Kaum beriman Kristen Somalia" ketika menjadi salah satu dari puluhan pengungsi Somalia yang telah terlibat dalam percobaan agama baru setelah sampai di Kenya dari Somalia selatan setelah runtuhnya pemerintah pusat 1991.

Maemuna menceritakan kepada Al-Jazeera, "kondisi hidup yang sulit memaksa saya mencari nafkah untuk menyelamatkan hidup saya dan hidup anak saya, dan saya bertemu dengan Ketua lembaga yaitu Ahmed Ali Haili yang memberikan saya pertama kali sejumlah uang 500 dolar AS sebagai gantinya masuk agama Kristen dan saya menerima ide tersebut karena alasan keuangan".

Dia menambahkan, "kemudian saya menghubungkan banyak keluarga Somalia dengan lembaga tersebut setelah kondisi hidup saya membaik, dan mulai membaca salinan Injil yang diterjemahkan ke dalam bahasa Somalia dalam sebuah gereja di Nairobi sebelum mereka memotong bantuan keuangan kepada saya setelah menemukan bahwa saya masih terikat kuat dengan agama Islam".

Dia menyebutkan bahwa para pengungsi Somalia di Kenya - yang menjadi target badan-badan misionaris, terutama di ibukota Nairobi - menerima pelajaran agama selain kursus pelajaran menjahit, kursus komputer dan mobil, mencatat bahwa jumlah warga Somalia terkait dengan lembaga tersebut lebih dari enam ratus orang.

Adapun kisah Anisa Aris Nuno (63 tahun), yang kehilangan tiga saudaranya dalam perang saudara Somalia tidak berbeda dengan kisah Maemuna, di mana dia menceritakan kepada Al-Jazeera dengan nada marah, mengatakan "Saya bukan rakyat Somalia, karena tidak ada yang peduli dengan kami, dan memeriksa kondisi kami walaupun adanya para pedagang Somalia di Kenya , meskipun adanya keluarga dan kerabat di Kenya".

Yang mengejutkan adalah ketika Nyonya Anisa mengeluarkan mushaf Al-Qur'an dari tas kecil, kemudian membaca Surat Al-Ikhlas dan Al-Mu'awwidzatain beberapa saat lalu segera menyembunyikannya ketika seorang warga Somalia yang telah murtad Kristen mendekatinya karena takut pemotongan bantuan keuangan kepadanya.

Pembagian Injil mirip Al-Qur'an:

Lembaga "kaum beriman kristen Somalia" bekerjasama dengan Organisasi Amerika Horse dan gereja-gereja lokal Kenya membagikan salinan kitab Injil yang diterjemahkan ke dalam bahasa Somalia kepada para pengungsi Somalia di Kenya dengan cara sembunyi-sembunyi dimana salinan tersebut mirip dengan sampul mushaf Al-Qur'an.

Dalam konteks ini, seorang dai Omar Muhammad Jami - salah satu dai Somalia di Nairobi - menjelaskan kepada Al-Jazeera bahwa badan-badan kemanusiaan barat menggunakan berbagai cara untuk menginjilkan para pengungsi Somalia, termasuk godaan bantuan keuangan dan pendidikan, dan perawatan kesehatan gratis bagi anak-anak mereka, dan membuka pintu imigrasi ke Amerika, Kanada, Australia dan Eropa Barat.

Patut dicatat bahwa organisai Amerika Horse adalah organisasi pribadi non-profit yang terdaftar di negara bagian California dengan kantor cabang di Korea, dan membuka kantor regionalnya di Kenya pada tahun 1994, dan terkonsentrasi kegiatannya di Kenya dan Somalia, dan memperhatikan perawatan bagi masyarakat miskin dan cacat, dan mereka beroperasi dalam perawatan para penyandang cacat, dan kelompok rentan dalam masyarakat, dan pencarian identitas.

Sumber-sumber Somalia di Kenya menegaskan bahwa puluhan warga Muslim Somalia pada dekade pertama abad ini telah murtad menjadi Kristen sebagai akibat dari kemiskinan, serta kelalaian pemerintah Somalia untuk menunaikan tanggung jawab formal dalam melindungi kepentingan pengungsi di Kenya.

Kunjungi Gereja, Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum Dicurigai Dukung Kristenisasi

KLATEN (voa-islam.com) – Kunjungan Anas Urbaningrum ke pengunsi di Gereja Katolik Klaten dicurigai sebagai upaya dukungan terhadap gerakan pemurtadan. Pasalnya, banyak titik lokasi pengungsian yang ditempati kaum Muslimin, tidak ia kunjungi.
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan rombongan berkunjung ke pengungsian yang berada di gereja Katolik Paroki Kecamatan Kebonarum Klaten, Rabu siang (10/11/2010).
Para tokoh masyarakat setempat sangat menyayangkan dan merasa tersinggung karena tidak dihargai dengan kedatangan Anas dan rombongan yang hanya berkunjung ke satu titik pengungsian, yaitu di gereja Katolik Paroki Kebonarum, padahal banyak titik pengungsian di Kecamatan Kebonarum. Bahkan sikap Anas yang mantan aktivis HMI itu dinilai tidak peka dengan pengungsi-pengungsi yang lain yang berada di pengungsian banyak kaum muslimin. Mereka mencurigai sikap Anas secara tidak langsung sebagai mendukung pemurtadan.
Nadianto, aktivis Forum Arimatea Solo mensinyalir pihak gereja telah memanfaatkan musibah Merapi  sebagai ajang pemurtadan.
"Bagi orang gereja, musibah membawa berkah karena banyak jiwa-jiwa baru yang siap dibaptis,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh relawan Jama’ah Ansharut Tauhid Klaten, pihak kecamatan tidak dikonfirmasi kedatangan Anas dan rombongan tersebut.
Indikasi Pemurtadan di GOR Klaten
Sementara itu, ditempat terpisah, yaitu posko pengungsian di Gedung Olah Raga (GOR) Klaten, upaya pemurtadan dilakukan dengan cara membagikan kaos kristiani. Salah satunya adalah kaos hitam bertuliskan slogan Kristen: "I will follow Jesus forever."
Mardiono, seorang pengungsi yang berasal dari dukuh Karangjati, Desa Ngemlak Kecamatan Kemalang, mengaku kaos yang bertuliskan "I will follow Jesus forever" diberikan oleh temannya. Penampilan Mardiono yang awam dengan bahasa kristenisasi ini terlihat aneh. Kepalanya memakai peci hitam, nampak sebagai seorang Muslim. Tapi bila dilihat kaos lengan pendek warna hitam yang dipakainya, ia kelihatan seperti seorang Kristen militan.
Sayang Mardiono tidak menyebutkan siapa gerangan temannya tersebut. Malah Mardiono meminta bantuan jaket  saat kami mewawancarainya. Sedangkan  Yadi, yang menemani Mardiono dan mengaku tetangganya malah meminta sajadah dan sarung. [Bekti Sejati]

Jika Polri Tak Ada Kepentingan, Kaburnya Gayus Bisa Cepat Diusut

Jakarta - Kepolisian dinilai lambat menyelidiki kasus kaburnya terdakwa mafia pajak Gayus Halomoan Partahanan Tambunan dari penjara Mako Brimob, Depok. Secara normatif, polisi memiliki bukti awal untuk menjerat Gayus dalam kasus 'pelesiran' ke Nusa Dua, Bali, asal tidak ada kepentingan di tubuh Polri itu sendiri.

"Tidak sulit untuk menindaknya, apalagi ada saksi. Tinggal bagaimana mekanisme penindakan di tubuh Polri itu sendiri," kata pengamat hukum Universitas Jenderal Soedirman, Angkasa, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (11/11/2010).

"Ditambah kalau Polri tidak ada kepentingan lain, seharusnya bisa cepat. Tinggal tunggu apa lagi?" imbuhnya.

Dia juga menilai, pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dapat membantu pengungkapan foto yang diduga Gayus Tambunan saat menonton kejuaraan tenis internasional di Bali.

"Cara itu sebagai alternatif untuk membuktikan apakah itu Gayus atau bukan," ujar Angkasa.

Dia mengimbau polisi berkaca pada kasus penganiayaan yang dilakukan TNI di Papua yang beredar luas di internet yang telah diperkarakan di pengadilan.

"Polisi harusnya meneladani TNI yang cepat menuntaskan kasus penganiayaan di Papua," ujarnya.

Pria yang sangat mirip dengan Gayus terjepret kamera fotografer Kompas Agus Susanto pada Jumat (5/11) pukul 21.10 Wita. Saat itu tengah digelar pertandingan antara petenis Daniela Hantuchova dan Yanina Wickmayer.

Disebut-sebut pula, pria mirip Gayus tersebut datang tidak sendiri, tapi bersama seorang wanita. Keduanya sempat terlihat di Hotel Westin.

Belakangan beredar foto wanita mirip Milana Anggraieni, istri Gayus, sedang menonton turnamen tenis di hari yang sama.  Dalam foto tersebut, wanita mirip Milana ini mengenakan kaos kuning hitam dan topi hitam bertuliskan WTA. Wanita ini tampak berdiri di belakang pria mirip Gayus tersebut.(sumber: detiknews.com)

Gunung Merapi Belum Stabil, Macan Turun ke Pemukiman

Jakarta - Meningkatnya aktivitas Merapi selama beberapa pekan terakhir juga berimbas kepada hewan liar. Seekor macan dilaporkan turun gunung sampai ke pemukiman warga, tepatnya di dusun Kuron, Candibinangun, Pakem.

"Ada satu macan yang masuk ke pemukiman pukul 13.00 siang tadi," ujar Camat Pakem, Budiharjo ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/10/2010).

Budi menuturkan bahwa tim dari Kebun Binatang Gembiraloka telah dilibatkan dalam penanganan Macan ini. Sampai pukul 22.00 WIB, dirinya mengaku belum mendapat laporan ditemukannya hewan liar tersebut.

"Saat ini masih dalam penanganan. Sudah ada tim dari Gembiraloka yang ke sana," tambahnya.

Namun Budi memperkirakan Macan tersebut tidak akan mendatangkan bahaya serius. Pasalnya situasi di dusun Kuron, Candibinangun, Pakem hampir seluruhnya kosong karena warga mengungsi ke bawah.

"Tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Penduduk di sana hampir semanya mengungsi ke bawah," terangnya.

Menurut Budi, dengan intensitas Merapi yang meninggi sejak pertengahan Oktober silam, bukan hal yang aneh jika hewan-hewan liar bergerak sampai ke bawah.

"Itungannya normal sih mas, kalau mereka (hewan liar) turun," tukasnya.

Namun berdasarkan laporan yang diterima Budi sampai malam ini, baru satu macan tersebut yang kedapatan turun gunung. "Baru macan itu saja," tutupnya.(sember:detiknews.com)
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha