Republika.co.id. Washington. Pakistan memperdaya Amerika Serikat. Pakistan dituding diam-diam mendukung Taliban sementara di waktu bersamaan mendapatkan bantuan bantuan besar dari negara adidaya itu. Kabar itu dilansir Surat kabar The New York Times, Ahad waktu setempat, mengutip dokumen-dokumen yang dibocorkan kelompok WikiLeaks.
Surat kabar itu melaporkan 91.000 dokumen, yang dikumpulkan dari seluruh militer AS di Afghanistan, menunjukkan Pakistan secara aktif bekerja sama dengan kelompok Taliban. ''Dokumen-dokumen itu mengemukakan bahwa Pakistan, berpura-pura sebagai sekutu Amerika Serikat, mengizinkan wakil-wakil dinas inteleijennya bertemu langsung dengan Taliban dalam sidang-sidang strategi rahasia untuk mengatur jaringan kelompok-kelompok garis keras yang memerangi serdadu-serdau AS di Afghanistan, dan bahkan bersekongkol untuk membuat rencana membunuh para pemimpin Afghanistan,'' papar surat kabar itu.
Dokumen-dokumen itu juga diperoleh surat kabar Inggris, The Guadian dan mingguan Jerman, Der Spiegel. Satu ringkasan dokumen-dokumen iu diperoleh di jaringan internet http:www.wikileaks. org/wiki/Afghan War dan satu webpage di mana WikiLeaks mengatakan dokumen-dokumen itu akan disiarkan Senin.
Gedung Putih menanggapi dengan kecaman keras pembocoran itu, dan mengatakan tindakan itu dapat mengancam keamanan nasional dan membahayakan nyawa warga AS dan sekutu-sekutunya. ''Pembocoran yang tidak bertanggung jawab ini tidak akan berdampak pada komitmen kami untuk memperkokoh kemitraan kami dengan Afghanistan dan Pakistan,'' kata penasehat Keamanan Nasional Presiden Barack Obama, Jim Jones, dalam sebuah pernyataan.
Obama akan mengirim lagi ribuan tentara ke Afghanistan untuk menggempur gerilyawan Taliban, kendatipun terjadi kegelisahan di dalam negeri akan korban militer yang meningkat dan perdebatan dalam pemerintahnya sendiri tentang cara yang terbaik untuk menangani perang sembilan tahun itu.
Jones mengatakan, dokumen-dokumen itu mengungkapkan satu periode dari Januari 2004 sampai Desember 2009, ketika Obama meluncurkan strategi baru Afghanistan. ''Presiden Obama mengumumkan satu strategi baru menambah pasukan untuk Afghanistan dan meningkatkan pusat serangan pada tempat-tempat persembunyian alqaidah dan Taliban di Pakistan, tepat karena situasi yang suram yang berkembang selama beberapa tahun,'' jelasnya.
Minggu, 25 Juli 2010
Jelang Ramadhan, Permintaan Sertifikasi Halal Meningkat
Republika.co.id. Yogyakarta. Menjelang bulan Ramadhan tahun ini, jumlah pengusaha yang mendaftarkan produknya ke LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan Kosmetik) Majelis Ulama DIY untuk mendapat sertifikasi halal meningkat.
''Biasanya kalau tidak menjelang Ramadhan rata-rata per bulan sekitar 25 perusahaan, sedangkan sejak tanggal 9 Juli hingga sekarang sudah 55 perusahaan,'' kata Direktur Eksekutif LPPOM MUI DIY, Tridjoko Wisnu Murti, kepada Republika.
Diakui Tridjoko, jumlah perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat halal itu setiap bulannya tidak menentu. Biasanya pada bulan-bulan menjelang Ramadhan dan lebaran jumlah pengusaha yang melakukan sertifikasi halal tampak ada kenaikan tajam. Kebanyakan di antara mereka adalah pengusaha yang membuat makanan oleh-oleh dan rumah potong hewan.
Di bagian lain, dia menjelaskan, makanan yang dalam bentuk kemasan yang berlabel halal di kota sudah cukup tinggi. ''Tetapi yang menyedihkan itu makanan yang beredar di pedesaan seperti makanan-makanan yanag dijual oleh pedagang kaki lima yang tidak jelas juntrungannya, termasuk makanan jajanan anak sekolah, dari hari ke hari jumlahnya semakin banyak,'' ungkap dia.
''Biasanya kalau tidak menjelang Ramadhan rata-rata per bulan sekitar 25 perusahaan, sedangkan sejak tanggal 9 Juli hingga sekarang sudah 55 perusahaan,'' kata Direktur Eksekutif LPPOM MUI DIY, Tridjoko Wisnu Murti, kepada Republika.
Diakui Tridjoko, jumlah perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat halal itu setiap bulannya tidak menentu. Biasanya pada bulan-bulan menjelang Ramadhan dan lebaran jumlah pengusaha yang melakukan sertifikasi halal tampak ada kenaikan tajam. Kebanyakan di antara mereka adalah pengusaha yang membuat makanan oleh-oleh dan rumah potong hewan.
Di bagian lain, dia menjelaskan, makanan yang dalam bentuk kemasan yang berlabel halal di kota sudah cukup tinggi. ''Tetapi yang menyedihkan itu makanan yang beredar di pedesaan seperti makanan-makanan yanag dijual oleh pedagang kaki lima yang tidak jelas juntrungannya, termasuk makanan jajanan anak sekolah, dari hari ke hari jumlahnya semakin banyak,'' ungkap dia.
Langganan:
Postingan (Atom)