Senin, 25 Oktober 2010

Oh Cinta, Jangan Pergi Sedetik pun

CINTA. Tema yang tak lekang oleh waktu, yang selalu saja disuka oleh siapapun dan kapan pun. Cinta yang membuat dada bergetar karena jantung memompa darah lebih cepat dari biasanya. Cinta yang membuat dunia serasa penuh warna, bahkan tak jelas lagi antara maya dan nyata. Ya…cinta selalu saja asyik untuk dibicarakan.
Cinta tak melulu hubungan antara dua lawan jenis. Cinta tak selalu berisi hasrat dan nafsu semata. Cinta juga bisa meraih posisi tertingginya ketika kita bisa melewati hal berbau materi. Inilah ketika cinta menemui kehakikian dirinya, yaitu cinta kepada Yang Mahatinggi. Cinta Ilahi adalah cinta yang tak terperi dan tak pernah tergantikan.
Ada saatnya kita ditinggal oleh orang yang kita cintai. Ayah, ibu, dan saudara satu hari nanti akan pergi, entah karena pindah tempat tinggal di dunia atau bahkan menuju kea lam akhirat alias meninggal. Sahabat ada kalanya berkhianat. Kekasih pun ada masanya harus beranjak ketika masanya tiba. Sesetia apapun kekasih kita, dia tidaklah abadi. Keberadaan dirinya fana. Gelombang cintanya naik dan turun, labil, tak pernah stabil. Bila semua kondisi sudah begini keadaannya, tinggallah satu cinta yang bertahan untuk selamanya.
...Ada saatnya kita ditinggal oleh orang yang kita cintai. Sesetia apapun kekasih kita, dia tidaklah abadi. Gelombang cintanya naik dan turun....
Cinta ini tak pernah mengenal akhir. Cinta ini begitu tulus, tak pernah mengharap apa pun dari yang dicintai. Cinta yang tak kenal usai dan tak kan pernah meninggalkan kita hingga kelak bumi dan seisinya usai. Sayangnya, seringkali kita menyia-nyiakan cinta putih ini. Ibarat matahari yang selalu bersinar di kala siang, tak jarang kita lupa akan keberadaannya itu sendiri. Keberadaan cinta dari Sang Mahacinta ini sering kita abaikan.
Di atas semua cinta yang ada, cinta yang satu ini berbeda. Di tengah mendurhakanya kita sebagai manusia, Dia, Sang Mahacinta tak pernah murka. Mahakasihnya terus mengalir. Terbukti masih disuplainya oksigen untuk kita hirup, dan nyawa untuk memperpanjang jatah kontrak kita di dunia. Padahal bila mau, bisa saja Ia menghentikan semua jenis penyewaan fana ini. Tapi sungguh, selalu ada celah yang diberi-Nya agar manusia mau bertaubat dan kembali pada-Nya.
Maka, pantas bila untuk cinta yang satu ini kita menghiba agar jangan sampai ia pergi. Apa jadinya diri ini bila cinta hakiki yang memayungi bumi, alam dan seisinya hengkang dan menghentikan semua suplai selama ini? Tak ingin hati membayangkannya. Bergetar dada hanya dengan berpikir selintas tentang kemungkinan Ia ingin sedikit memberi pelajaran pada kita. Na’udzubillah.
Jangankan sampai murka, sedikit pelajaran saja sudah cukup untuk membuat tunggang-langgang seisi dunia. Sebut saja tsunami, wasior, badai Katrina dan banyak lagi pelajaran lain yang diberi-Nya untuk kita. Memang ada peran serta tangan manusia atas semua kerusakan itu, tapi tanpa izin-Nya tentu tak mungkin semua itu terjadi.
....ada saatnya nanti, ketika semua orang yang dicinta telah berlalu dari kehidupan, tinggal kita seorang diri disini....
Sungguh, tak ingin naungan cinta itu pergi meski sedetik. Cinta itulah yang memayungi kehidupan kita di bumi yang panas, gersang dank eras ini. Karena ada saatnya nanti, ketika semua orang yang dicinta telah berlalu dari kehidupan, tinggal kita seorang diri disini. Lantunan ‘Cinta jangan Kau pergi, tinggalkan kusendiri. Cinta jangan Kau lari, apa arti hidup ini tanpa cinta dan kasih sayang-Nya’, meresep hangat di jiwa, meninggalkan jejak yang semakin menambah timbunan rasa itu pada-Nya. Ya…pada-Nya saja, bukan yang lain. [ria fariana/voa-islam.com]

Heboh 'Kedubes Israel-Indonesia' di Facebook, Anggotanya 54 Ribu

Jakarta (voa-islam.com) — Semua orang tahu, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk tekanan diplomatik karena negara Yahudi tersebut hingga saat ini masih melakukan pendudukan terhadap negara Palestina. Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia jelas mengambil posisi membela kepentingan Palestina yang bertahun-tahun dijajah Israel.

Keputusan negara kesayangan Amerika Serikat ini untuk terus menambah kompleks permukiman penduduk di atas tanah Palestina semakin memperlebar jarak diplomasi Israel dan Indonesia dan juga negara-negara dunia lainnya. Jika awalnya ada niat untuk mewujudkan komitmen ‘dua negara berdaulat’, alih-alih negara bentukan Zionis ini justru semakin agresif mencaplok wilayah Palestina dengan cara-cara yang sangat strategis.

Namun, siapa sangka, saat ini ternyata sudah berdiri "Kedutaan Besar Israel" untuk Indonesia. Seorang Kompasianer Iskandarjet menulis di Kompasiana, lokasi kedubes Israel berada di Jakarta. Namun, berbeda dengan kedubes lain, kedutaan ini diawaki oleh orang-orang Indonesia yang nampaknya memahami bahasa Hebrew (bahasa resmi Israel).
...halaman ini disukai oleh 54.000 orang lebih. Halaman ini dibuat sebagai corong informasi seputar Israel untuk warga Indonesia...
Ya, maklum saja, karena ini hanya "kedubes" online di Facebook dalam bentuk fans page (halaman penggemar). Halaman ini dibuat cukup serius, terlihat dari alamat halaman yang hanya bisa didapat dengan cara berbayar (http://www.facebook.com/IsraelinIndonesia). Halaman ini juga menyediakan eNewsletter untuk penggemar yang ingin mendapatkan berita terbaru dari Israel.

Di kotak informasi, pengelola halaman menulis, “Sejak Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal, kedutaan online ini berfungsi sebagai rumah untuk teman-teman Israel-Indonesia di Facebook. Syalom!” Ada pula akun Twitter-nya di http://twitter.com/israelindonesia.

Yang menarik, halaman ini disukai oleh 54.000 orang lebih. Halaman ini dibuat sebagai corong informasi seputar Israel untuk warga Indonesia. Beberapa orang yang bergabung di dalamnya terkesan memahami bahasa dan budaya Israel. Namun, para facebooker yang menyukai halaman tersebut tidak hanya berasal dari kubu pro-Israel, tetapi banyak yang sengaja bergabung untuk menunjukkan ketidaksukaannya terhadap negara Yahudi. Walhasil, dinding halaman dipenuhi dengan hujatan dan sikap saling serang di antara kedua kubu.

Selain "kedubes" online tadi, Pemerintah Israel juga secara resmi telah membuat semacam situs internet kedutaan (perwakilan) yang ditujukan untuk masyarakat Indonesia. Situs bernama Israel Diplomatic Network ini bisa diakses di http://jakarta.mfa.gov.il/. Lewat situs tersebut, Pemerintah Israel berkepentingan menjelaskan profil negaranya, hubungan perdagangan antara Israel dan Indonesia serta, yang lebih penting, menjelaskan ketegangan dan konflik berdarah di Timur Tengah.

Situs ini juga dilengkapi dengan kontak e-mail dan tautan ke situs Kementerian Luar Negeri Israel. (LieM/Kmps)

Orang Hindu & Budha Jadi Pengurus PKS Konawe Sultra, Karena Muslim Kurang Minat

KENDARI (voa-islam.com) - Sejumlah warga nonmuslim di Kabupaten Koa orang Hindu dan Buddha yang menjadi pengurus PKSnawe, Sulawesi Tenggara, menjadi pengurus Dewan Pimpinan Ranting Partai Keadilan Sejahtera, karena relatif minimnya minat umat muslim menjadi pengurus PKS di desa bersangkutan.
“Saya pernah bertemu langsung du di tingkat desa di Kabupaten Konawe,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Sultra, Muhammad Poli di Kendari, Kamis.
Poli mengaku lupa nama orang dan desa itu, yang dominan dihuni transmigran dari Bali yang beragama Hindu dan Buddha. Kebetulan di desa bersangkutan, kaum muslim banyak menjadi partisipan partai lainnya.
Ia menyatakan, tidak masalah warga nonmuslim menjadi pengurus PKS karena sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang menetapkan PKS sebagai partai Islam yang terbuka.
....tidak masalah warga nonmuslim menjadi pengurus PKS karena sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang menetapkan PKS sebagai partai Islam yang terbuka....
“Bagi kami, semua orang mempunyai hak untuk berbuat baik dan memberi sumbangsih kepada masyarakat, tanpa membedakan agama, suku, ras dan antargolongan,” ujar anggota DPRD Sultra ini.
Adanya pengurus dari nonmuslim diharapkan turut memperbesar partai ini, karena mereka mempunyai kesempatan yang sama dengan yang muslim untuk menjadi anggota legislatif melalui partai Islam terbesar ini.
....Adanya pengurus dari non muslim diharapkan turut memperbesar partai ini....
“Di Bali dan Nusa Tenggara Timur, banyak anggota DPRD dari Fraksi PKS yang nonmuslim,” ucapnya.
Namun pengaderan melalui tarbiyah yang dilakukan PKS masih terbatas bagi kaum muslim dan belum bisa diselenggarakan pembinaan agama bagi nonmuslim. [silum/ant]

PKS Perjuangkan Soeharto Pahlawan Nasional, SBY & Demokrat Menolak Keras

JAKARTA (voa-islam.com) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperjuangkan penguasa rezim orde baru Soeharto menjadi Pahlawan Nasional. Padahal Presiden SBY tidak setuju Soeharto Pahlawan Nasional.
Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta menyatakan partainya mendorong pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto dengan pertimbangan dia berjasa membangun bangsa dan negara dalam tiga dasawarsa, sekaligus memberikan penghargaan kepada orang yang sudah meninggal dunia.
“Pak Harto sudah membangun bangsa dan negara Indonesia di berbagai sektor,” kata Anis Matta menjawab pertanyaan pers di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/10/2010).
Anis mengesampingkan kesalahan Soeharto ketika menjadi presiden dengan mengatakan setiap orang memiliki kesalahan.
“Setiap orang termasuk pahlawan nasional tentu ada kesalahan, tidak ada orang yang sama sekali bersih dari kesalahan,” katanya.
Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, saat ini Soeharto sudah tidak mempersoalkan gelar pahlawan nasional, karena sudah meninggal dunia.
“Pak Harto sesungguhnya tidak perlu gelar pahlawan. Orangnya sudah meninggal dunia. Gelar pahlawan yang diusulkan diberikan kepadanya berupa kearifan dari orang-orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal,” jelasnya.
....Pak Harto sudah membangun bangsa dan negara Indonesia di berbagai sektor, kata Anis Matta....
Perjuangan PKS untuk memahlawankan Soeharto itu bertolak belakang dengan sikap kebanyakan aktivis yang justru menolak Soeharto jadi pahlawan nasional.
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI MPO) menyatakan menolak pencalonan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional oleh kementerian sosial. Ketua PB HMI MPO M Chozin Amirullah dalam pernyataan persnya di Jakarta, Senin (18/10/2010) menyebutkan, PB HMI menolak pemberian gelar pahlawan karena Soeharto selama lebih dari 32 tahun telah menjerumuskan bangsa ini kepada keterpurukan yang tiada tara. Selama berkuasa, rezim Soeharto telah melakukan pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokrasi dengan melalui kejahatan HAM berat atau kejahatan terhadap kemanusiaan, yang semestinya tidak bisa dihapuskan di luar pengadilan, atau pun karena kedaluwarsa.
....Selama berkuasa, rezim Soeharto telah melakukan pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokrasi dengan melalui kejahatan HAM berat atau kejahatan terhadap kemanusiaan, kata PB HMI....
Penolakan serupa juga dilakukan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW), pada hari yang sama. Dengan tegas ICW menolak usulan mantan presiden Soeharto dijadikan pahlawan nasional, terkait banyaknya kesalahan yang  dilakukan Soeharto saat menjadi presiden. Soeharto dinilai memperkaya diri sendiri dan mengeluarkan berbagai kebijakan yang menguntungkan keluarga serta kroninya. ICW juga menyebut presiden kedua RI itu terlibat sejumlah kasus HAM.
Penolakan terhadap rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto juga disuarakan dengan lantang oleh Front Aksi Mahasiswa (FAM) Universitas Indonesia (UI), Aktivis 98, Indonesia Corruption Watch (ICW), Komite Rakyat Bangkit Melawan (KORBAN), dan masih banyak lagi.
Demokrat: SBY Tak Setuju Soeharto Jadi Pahlawan
Bertolak belakang dengan PKS, Partai Demokrat justru menyatakan penolakan dengan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto.
Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM Partai Demokrat, Rachland Nashidik, dengan tegas menolak bila Soeharto mendapatkan gelar pahlawan nasional. “Soeharto tidak layak diberikan gelar pahlawan nasional karena kepemimpinannya yang otoriter,” katanya.
Bahkan Partai Demokrat berani memastikan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) tidak akan setuju terhadap pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto.
“Saya percaya presiden tidak akan menyetujui usulan Soeharto jadi pahlawan. Tapi ini memang prosedur yang dilakukan Kemensos, dia mengajukan beberapa nama (calon yang akan diberi gelar), jadi memang ada peluang,” ujar Rachlan usai rilis survei penilaian pemerintahan Soeharto oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) di Jakarta Pusat, Jumat (22/10/2010).
....Saya percaya presiden tidak akan menyetujui usulan Soeharto jadi pahlawan. Soeharto tidak layak diberikan gelar pahlawan nasional karena kepemimpinannya yang otoriter, kata Rachland Nashidik, petinggi Partai Demokrat....
Rachlan menyatakan, dirinya tidak terlalu perduli sekaligus menolak pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto. Menurut dia, isu yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah adalah bagaimana memulihkan hak-hak warga negara yang menjadi korban pemerintahan orde baru.
“Bagaimana saya bisa bilang Pak Harto pahlawan, sementara saat pemerintahannya, warga negara tidak bisa menyampaikan pendapat dengan bebas. Bicara Soeharto adalah bicara tentara yang bisa jadi gubenur di mana-mana, bagaimana militer bisa mudah masuk ke rumah pribadi anda,” tandas Rachlan.
Staf Khusus Presiden SBY: Percuma Soeharto Diberi Gelar Pahlawan!
Nampaknya, langkah PKS memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional tidaklah mulus. Karena Staf Khusus Presiden SBY, Andi Arief secara tegas menyatakan percuma mendiang Presiden Soeharto diberi gelar pahlawan.
Andi Arief beralasan, percuma saja mantan penguasa Orde Baru itu diberi gelar pahlawan bila tanpa ada rekonsiliasi terlebih dahulu. Syarat rekonsiliasi adalah TAP MPR Soeharto harus dicabut, termasuk TAP pelarangan PSI dan Masyumi.
“Saya tegaskan, percuma! Percuma memberi gelar pahlawan kepada Soeharto tanpa rekonsiliasi. Sesuatu tindakan yang percuma artinya, buat bangsa ini. Bagi bangsa ini, yang dibutuhkan adalah sebuah rekonsiliasi,” tegasnya di Istana Bogor, Kamis (21/10/2010).
Andi juga menilai usulan pemberian gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto adalah usulan yang aneh. Andi beralasan, masih ada handicap, TAP MPR soal Soeharto hingga kini belum juga dicabut.
“Tap MPR itu tertinggi lho. Masak orang yang terkungkung dalam permasalahan hukum masih diajukan sebagai pahlawan. Saya kira, sikap presiden mengikuti prosedur lah. Prosedurnya masuk, dan tim tanda jabatan, pasti akan mempertimbangkan banyak hal,” tandas Andi.
....percuma mendiang Presiden Soeharto diberi gelar pahlawan, bila tanpa ada rekonsiliasi terlebih dahulu. Syarat rekonsiliasi adalah TAP MPR Soeharto harus dicabut, termasuk TAP pelarangan PSI dan Masyumi, kata Andi Arief, Staf Khusus Presiden SBY....
Andi Arif menjelaskan, rekonsiliasi yang dilakukan adalah melupakan rasa saling dendam. Bahkan, bila ada aset-aset negara terkait Soeharto, dikembalikan terlebih dahulu ke negara. Hal ini, kata Andi hal yang juga penting untuk menjawab persoalan bangsa ini.
Andi Arief yang tak lain mantan korban rezim Orba ini kemudian menyatakan tak ingin berandai-andai, bila gelar Soeharto sebagai pahlawan diberikan tanpa ada rekonsiliasi terlebih dahulu. Ia kemudian menjawab diplomatis, seorang mantan presiden, sebetulnya tak perlu mendapat gelar pahlawan.
Andi menjelaskan bahwa syarat rekonsiliasi adalah pencabutan semua TAP MPR Soeharto, termasuk TAP pelarangan PSI dan Masyumi. [silum/dbs]
Kelompok sayap kanan meluncurkan kampanye memborbardir media untuk memenangkan suara "Ya" dalam pemungutan suara anti-Syariah di Oklahoma.
Sebuah kelompok sayap kanan bersumpah untuk melawan "Islamofasisme" dengan meluncurkan kampanye memborbardir media di Oklahoma untuk mendukung amandemen konstitusi negara yang akan melarang pengadilan dari mempertimbangkan adanya hukum internasional lainnya atau hukum Islam hadir di ruang persidangan.
Kampanye Act! For America didirikan oleh wartawan Amerika Lebanon bernama Brigitte Gabriel, kampanye tersebut termasuk iklan radio yang mulai ditayangkan Senin lalu dan seruan dari mantan direktur CIA James Woolsey yang mendesak warga untuk memilih inisiatif suara mereka.
Kelompok itu mengatakan amandemen konstitusi akan mencegah pengambilalihan Oklahoma oleh kalangan ekstremis Islam yang ingin membatalkan hukum Amerika dari dalam ke luar.
"Kami ingin memastikan bahwa orang-orang di Oklahoma yang terdidik tentang apa hukum syariah dan mengetahui konsekuensinya jika hukum syariah ditegakkan," kata Gabriel, Presiden dan CEO kelompok itu kepada FoxNews.com.
"Kami tidak mengambil risiko dengan inisiatif ini dengan sedikit dukungan. Kami harap kami lolos dengan kemenangan besar."
Dalam dua minggu kedepan, para pemilih di Oklahoma akan menentukan nasib terkait perubahan UU State Question 755, atau lebih dikenal sebagai "Save Our State" setelah lembaga legislatif dari kubu Republik menang dengan melewatinya dengan suara 82-10 di parlemen dan suara 41-2 di Senat.
Sebuah jajak pendapat oleh Tulsa World pada bulan Juli lalu menemukan bahwa 49 persen pemilih mendukung perubahan dibandingkan dengan 24 persen yang menentangnya dan 27 persen yang ragu-ragu.
Pada iklan radio kelompok ini menceritakan kisah keputusan hakim pengadilan keluarga New Jersey untuk tidak memberikan perintah penahanan atas permintaan seorang wanita yang mengalami pelecehan seksual oleh suami Marokonya dan dipaksa berulang kali melakukan hubungan seks dengannya.
Hakim memutuskan bahwa mantan suaminya merasa ia berperilaku sesuai dengan keyakinan Islam dan ia tidak memiliki keinginan untuk melakukan tindakan pidana atau maksud untuk serangan seksual terhadap istrinya.
"Ini hanyalah salah satu contoh mengerikan tentang bagaimana hukum Islam Syariah telah mulai menembus Amerika," kata narator dalam iklan radio tersebut. "Bantu kami menghentikan hukum Syariah datang ke Oklahoma."
Iklan tersebut tidak menyebutkan bahwa Mahkamah Agung New Jersey telah membatalkan keputusan pada bulan Juli, memutuskan bahwa keyakinan agama suami itu tidak relevan dan hakim dalam mengambil putusan dengan pertimbangan yang disampaikan oleh si suami adalah "salah."
Gabriel berpendapat bahwa hukum Syari'ah telah terlaksana di Eropa, mencatat bahwa setidaknya 85 pengadilan Syariah beroperasi di Inggris. "Ketika kita melihat Eropa, Eropa adalah preview dari apa yang datang ke Amerika Serikat," katanya. "Kami ingin memastikan hal ini tidak terjadi di sini." (fq/foxnews) (sumber: eramuslim.com)

Staf Khusus Presiden SBY: Percuma Soeharto Diberi Gelar Pahlawan!

JAKARTA (voa-islam.com) – Staf Khusus Presiden SBY Bidang Bencana, Andi Arief secara tegas menyatakan percuma mendiang Presiden Soeharto diberi gelar pahlawan. Andi Arief beralasan, percuma saja mantan penguasa Orde Baru itu diberi gelar pahlawan bila tanpa ada rekonsiliasi terlebih dahulu. Syarat rekonsiliasi adalah TAP MPR Soeharto harus dicabut, termasuk TAP pelarangan PSI dan Masyumi.
“Rekonsiliasi dulu, Negara yang memulai rekonsiliasi. Jadi, unsur-unsur yang bersitegang dengan masa lalu dan masa sekarang itu rekonsiliasi terlebih dahulu. Presiden sebagai kepala negara yang memulai,” kata Andi Arif yang juga mantan aktivis 98 itu, saat ditemui di Istana Bogor, Kamis (21/10/2010).
Usulan pemberian gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto adalah usulan yang aneh. Andi beralasan, masih ada handicap, TAP MPR soal Soeharto hingga kini belum juga dicabut.
“Tap MPR itu tertinggi lho. Masak orang yang terkungkung dalam permasalahan hukum masih diajukan sebagai pahlawan. Saya kira, sikap presiden mengikuti prosedur lah. Prosedurnya masuk, dan tim tanda jabatan, pasti akan mempertimbangkan banyak hal,” tandas Andi.
“Saya tegaskan, percuma! Percuma memberi gelar pahlawan kepada Soeharto tanpa rekonsiliasi. Sesuatu tindakan yang percuma artinya, buat bangsa ini. Bagi bangsa ini, yang dibutuhkan adalah sebuah rekonsiliasi,” tegasnya lagi.
….Bagi bangsa ini, yang dibutuhkan adalah sebuah rekonsiliasi. Bila ada aset-aset negara terkait Soeharto, dikembalikan terlebih dahulu ke negara….
Andi Arif menjelaskan, rekonsiliasi yang dilakukan adalah melupakan rasa saling dendam. Bahkan, bila ada aset-aset negara terkait Soeharto, dikembalikan terlebih dahulu ke negara. Hal ini, kata Andi hal yang juga penting untuk menjawab persoalan bangsa ini.
“Kalau soal memaafkan, itu soal gampang. Kalau sudah terjadi rekonsiliasi, itu otomatis sudah terjadi pemaafan. Seperti di Chile, kepala negaranya mengambil alih permasalahan masa lalu. Seperti itu,” tuturnya.
Ia berharap Presiden SBY sebagai kepala negara bisa meniru presiden Chili. Kemudian, menyatakan mengambil alih permasalahan masa lalu, dan menyatakan rekonsiliasi.
Tommy Soeharto (putra Soeharto) saja sudah mengaku dengan meminta maaf. Itu bagus. Tommy sudah mengambil langkah yang bagus. Dan sekitar setengah tahun yang lalu, saya sudah bicara langsung ke presiden soal rencana rekonsiliasi ini,” ujarnya.
Andi Arief yang tak lain mantan korban rezim Orba ini kemudian menyatakan tak ingin berandai-andai, bila gelar Soeharto sebagai pahlawan diberikan tanpa ada rekonsiliasi terlebih dahulu. Ia kemudian menjawab diplomatis, seorang mantan presiden, sebetulnya tak perlu mendapat gelar pahlawan.
….Syarat rekonsiliasi adalah TAP MPR Soeharto harus dicabut. Termasuk TAP soal Soekarno, pelarangan PSI, Masyumi, itu juga harus dicabut semua….
Andi menjelaskan bahwa syarat rekonsiliasi adalah pencabutan semua TAP MPR Soeharto, termasuk TAP pelarangan PSI dan Masyumi.
“Jawaban dari segala permasalahan bangsa ini adalah rekonsiliasi. Presiden yang memulai,  partai-partai mengikuti, lembaga-lembaga lain juga iku,” tegasnya. [silum/trb]

Tayangkan Iklan Menghina Islam, Malaysia Denda TV3

Kuala Lumpur (Voa-Islam.com) - Sebuah stasiun televisi Malaysia telah didenda setelah penayangan sebuah iklan menandai perayaan Iedul Fitri yang dituduh menghina umat Islam dengan menggunakan tema seperti Natal.

TV3 meminta maaf dan menarik iklan tersebut dari penayangan setelah protes atas pencitraan termasuk karakter seperti "Santa Klaus" memakai kopiah Islam yang membawa anak-anak terbang melewati langit dengan sebuah becak ajaib.

Ada juga kritikan bahwa iklan tersebut, yang menandai akhir bulan puasa Ramadan bulan lalu, menampilkan bunga teratai yang terkait dengan Buddhisme.

Deputi informasi, kementrian komunikasi dan budaya Joseph Salang Gandum mengatakan kepada parlemen bahwa televisi swasta tersebut telah diperintahkan untuk membayar denda sebesar 50.000 Ringgit (Rp 140.000.000).

Dia mengatakan dia "senang untuk mengatakan" bahwa Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia telah "menampar" TV3 dengan denda semaksimal mungkin "dalam hal kasus yang dikatakan telah menghina dan mepermalukan Islam".
..dia "senang untuk mengatakan" bahwa Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia telah "menampar" TV3 dengan denda semaksimal mungkin "dalam hal kasus yang dikatakan telah menghina dan mepermalukan Islam..
Beberapa kelompok Muslim telah menuntut pencabutan dari iklan tersebur.

"TV3 Meminta maaf atas penayangan iklan tersebut ... yang telah menyinggung banyak orang," kata stasiun dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

"Kami akan lebih berhati-hati untuk menghindari insiden serupa terjadi lagi di masa depan."

Agama dan bahasa merupakan isu sensitif di Malaysia yang multiras, yang dilanda kerusuhan ras mematikan pada tahun 1969.

Sekitar 60 persen dari 28 juta populasi Malaysia adalah Muslim Melayu, hidup berdampingan dengan etnis Cina dan India yang telah menyatakan kekhawatirannya bahwa negara sedang di "Islamisasi" dan hak-hak mereka sedang terkikis. - AFP

Bikin Video Porno Gadis Mandi, Biksu Buddha Diganjar 17 Tahun

Phnom Penh (Voa-Islam.com) - Sebuah pengadilan Kamboja kembali menghukum seorang mantan Biksu Buddha dengan 17 tahun penjara karena diam-diam memfilmkan dua gadis remaja saat mereka tengah mandi telanjang di sebuah kuil, jaksa mengatakan Jumat.

Net Khai, 37, ditangkap dan di copot dari status Biksunya pada bulan Juni lalu karena diduga merekam lebih dari 600 perempuan yang mandi dengan air suci dan kemudian menyebarkan rekaman video tersebut melalui ponsel.

Sejak kejadian tersebut beberapa perempuan kemudian maju untuk mendesak tuntutan terhadap dirinya, termasuk dua orang yang berada di bawah usia 18 tahun pada saat diambil videonya.

Pengadilan Phnom Penh pada hari Kamis (21/10) menyerahkan masa hukuman penjara kepada mantan biksu tersebut karena memproduksi dan mendistribusikan pornografi dari dua gadis di bawah umur, kata jaksa Plang Sophal kepada AFP.

Pengadilan juga memerintahkan Net Khai untuk membayar 50 juta riel (-+ Rp 140.000.000) sebagai kompensasi kepada masing-masing dari dua korban tersebut.

Net Khai sebelumnya telah menerima hukuman satu tahun penjara bulan lalu karena memproduksi dan mendistribusikan pornografi dalam kasus yang melibatkan seorang korban berusia 23 tahun. Dia diperkirakan akan menghadapi setidaknya satu gugatan lebih lanjut.

Biksu Budha dihormati di Kamboja, di mana umat Buddha berjumlah lebih dari 90 persen dari populasi penduduk negeri itu. - AFP
 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha