addakwah.com --Surat ini ditulis oleh Dzikrullah W Pramudya (Sahabatalaqsha.com & Hidayatullah.com) beberapa saat sebelum acara munasaroh Palestina di Masjid Al-Azhar, Jakarta. Surat ini kemudian dibacakan dihadapan ratusan jamaah peserta munasaroh. Berikut isi suratnya:
As-Salaamu’alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.
Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah, terutama para ulama yang selalu takut kepada Allah.
Alhamdulillah wa syukurillaah laa hawla wa laa quwwata illa billah. Allahumma shalli ‘ala qaaidil mujahidin, Muhammad Saw, wa ahlihi, wa shahbihi, wa man tabi’ihim ila yaumid-Diin.
Allahummansur ikhwanana fii Filistin khassatan fiil Gazza wa Masjidil Aqsha.
Izinkan saya memperkenalkan diri, saya Dzikrullah, saudara Antum sekalian, relawan Sahabat Al-Aqsha dan wartawan Majalah Suara Hidayatullah.
Awal pekan lalu, saya bersama 12 orang saudara Indonesia lain ditaqdirkan Allah berada di kapal Mavi Marmara, kapal utama kafilah kemanusiaan Armada Kebebasan (Freedom Flotilla). Kapal itu menuju Gaza, tapi sebagaimana Anda ketahui, kapal itu diserbu dan dibajak oleh tentara komando Israel. Sembilan orang relawan syahid. Dari sekitar 40 orang yang luka-luka, ada 2 orang dari Indonesia. Yang satu Okvianto dari KISPA, tangan kanannya patah kena peluru sampai tulangnya terlihat. Yang satu lagi Surya, wartawan Majalah Suara Hidayatullah, peluru menghantam dada kanannya terus bersarang di perut kanan dan sekarang sudah dikeluarkan. Lalu kami ditangkap dan sempat dipenjara. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah…
Terima kasih atas doa antum sekalian di Indonesia. Dari detik ke detik sangat kami rasakan, doa itu meringankan hati kami menerima setiap kejadian sebagai skenario Allah. Dan skenario Allah semuanya baik.
Ketika kami, sekitar 600 orang relawan kemanusiaan di kapal itu sedang diborgol, ditodong senjata, dibentak, dipukul, ditendang dan dijemur di terik matahari Laut Tengah oleh tentara komando Israel bersenjata lengkap dan bertutup muka, di dalam hati kami terbetik hal ini…
“Ya Allah… Kami berniat pergi ke Gaza untuk menengok saudara-saudara kami yang sedang diembargo, dikepung, diancam, Alhamdulillah, belum lagi sampai kami di Gaza, sudah Engkau hadirkan “Gaza” ke dalam kapal ini. Rupanya inilah suasana yang setiap hari dirasakan saudara-saudara kami di Gaza, di Masjidil Aqsha, di Palestina…”
“Ya Allah… Kami merasakan penjajahan dan penindasan yang menjijikkan ini beberapa belas jam, paling lama berpuluh jam, tapi saudara-saudara kami merasakannya setiap hari selama embargo 3 tahun ini. Bahkan saudara-saudara kami di seluruh Palestina dan Masjidil Aqsha merasakannya setiap hari selama 63 tahun dijajah Israel…”
“Ya Allah… jadikanlah perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatan kami selama dijajah sebentar oleh Israel, sebagai pengundang ridha-Mu saja, bukan murka-Mu..”
“Ya Allah… berkali-kali di atas kami berseliweran helikopter Israel yang besar, suaranya menggetarkan dada, anginnya seperti hendak menerbangkan tubuh-tubuh kami dan apa saja yang di sekitar kami… Di sekeliling kami berdiri tentara-tentara komando Israel dengan sombongnya… ”
“Tapi di atas helikopter itu, kami masih bisa melihat langit biru yang luar biasa cantik dan luasnya ya Allah. Lautnya biru tua begitu gagah dan sangat dalam. Terima kasih ya Allah, masih Kau ingatkan hati kami, bahwa langit dan laut yang jauh lebih besar dan lebih perkasa daripada helikopter Israel itu adalah ciptaan-Mu ya Allah. Tiba-tiba saja kekuatan pasukan komando Israel itu menjadi keciiiiiiiiiiiil di mata kami… Ya Rabb… Dan karenanya kami selalu tetap bisa tersenyum melewati tahap-tahap kezaliman Israel atas diri kami sesudahnya… Alhamdulillah..”
Semoga pertemuan Antum sekalian hari ini, di Masjid Al-Azhar, menjadi tambahan kekuatan di barisan shaf ummat yang sedang berusaha menumbangkan kezaliman. Bukan cuma di Gaza, tapi juga di seluruh dunia, di Iraq, di Afghanistan, di Chechnya, di Uighur dan Xin Jiang, di Pattani, di Mindanao, di semua tempat. Kemenangan dan Rahmat Allah untuk seluruh ummat manusia itu sudah sangat dekat. Mudah-mudahan Allah mencatatkan nama kita sebagai orang-orang yang ikut menyokong datangnya pertolongan Allah dan kemenangan, bukan yang berkhianat dan salah berniat.
Jazakumullah kahyran katsiiran. Semoga kita bisa berkumpul lagi seperti ini di Syurga Allah dalam keadaan Allah ridha kepada kita.
Was-Salaamu’alaykum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,
Amman, 6 Juni 2010
As-Salaamu’alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.
Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah, terutama para ulama yang selalu takut kepada Allah.
Alhamdulillah wa syukurillaah laa hawla wa laa quwwata illa billah. Allahumma shalli ‘ala qaaidil mujahidin, Muhammad Saw, wa ahlihi, wa shahbihi, wa man tabi’ihim ila yaumid-Diin.
Allahummansur ikhwanana fii Filistin khassatan fiil Gazza wa Masjidil Aqsha.
Izinkan saya memperkenalkan diri, saya Dzikrullah, saudara Antum sekalian, relawan Sahabat Al-Aqsha dan wartawan Majalah Suara Hidayatullah.
Awal pekan lalu, saya bersama 12 orang saudara Indonesia lain ditaqdirkan Allah berada di kapal Mavi Marmara, kapal utama kafilah kemanusiaan Armada Kebebasan (Freedom Flotilla). Kapal itu menuju Gaza, tapi sebagaimana Anda ketahui, kapal itu diserbu dan dibajak oleh tentara komando Israel. Sembilan orang relawan syahid. Dari sekitar 40 orang yang luka-luka, ada 2 orang dari Indonesia. Yang satu Okvianto dari KISPA, tangan kanannya patah kena peluru sampai tulangnya terlihat. Yang satu lagi Surya, wartawan Majalah Suara Hidayatullah, peluru menghantam dada kanannya terus bersarang di perut kanan dan sekarang sudah dikeluarkan. Lalu kami ditangkap dan sempat dipenjara. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah…
Terima kasih atas doa antum sekalian di Indonesia. Dari detik ke detik sangat kami rasakan, doa itu meringankan hati kami menerima setiap kejadian sebagai skenario Allah. Dan skenario Allah semuanya baik.
Ketika kami, sekitar 600 orang relawan kemanusiaan di kapal itu sedang diborgol, ditodong senjata, dibentak, dipukul, ditendang dan dijemur di terik matahari Laut Tengah oleh tentara komando Israel bersenjata lengkap dan bertutup muka, di dalam hati kami terbetik hal ini…
“Ya Allah… Kami berniat pergi ke Gaza untuk menengok saudara-saudara kami yang sedang diembargo, dikepung, diancam, Alhamdulillah, belum lagi sampai kami di Gaza, sudah Engkau hadirkan “Gaza” ke dalam kapal ini. Rupanya inilah suasana yang setiap hari dirasakan saudara-saudara kami di Gaza, di Masjidil Aqsha, di Palestina…”
“Ya Allah… Kami merasakan penjajahan dan penindasan yang menjijikkan ini beberapa belas jam, paling lama berpuluh jam, tapi saudara-saudara kami merasakannya setiap hari selama embargo 3 tahun ini. Bahkan saudara-saudara kami di seluruh Palestina dan Masjidil Aqsha merasakannya setiap hari selama 63 tahun dijajah Israel…”
“Ya Allah… jadikanlah perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatan kami selama dijajah sebentar oleh Israel, sebagai pengundang ridha-Mu saja, bukan murka-Mu..”
“Ya Allah… berkali-kali di atas kami berseliweran helikopter Israel yang besar, suaranya menggetarkan dada, anginnya seperti hendak menerbangkan tubuh-tubuh kami dan apa saja yang di sekitar kami… Di sekeliling kami berdiri tentara-tentara komando Israel dengan sombongnya… ”
“Tapi di atas helikopter itu, kami masih bisa melihat langit biru yang luar biasa cantik dan luasnya ya Allah. Lautnya biru tua begitu gagah dan sangat dalam. Terima kasih ya Allah, masih Kau ingatkan hati kami, bahwa langit dan laut yang jauh lebih besar dan lebih perkasa daripada helikopter Israel itu adalah ciptaan-Mu ya Allah. Tiba-tiba saja kekuatan pasukan komando Israel itu menjadi keciiiiiiiiiiiil di mata kami… Ya Rabb… Dan karenanya kami selalu tetap bisa tersenyum melewati tahap-tahap kezaliman Israel atas diri kami sesudahnya… Alhamdulillah..”
Semoga pertemuan Antum sekalian hari ini, di Masjid Al-Azhar, menjadi tambahan kekuatan di barisan shaf ummat yang sedang berusaha menumbangkan kezaliman. Bukan cuma di Gaza, tapi juga di seluruh dunia, di Iraq, di Afghanistan, di Chechnya, di Uighur dan Xin Jiang, di Pattani, di Mindanao, di semua tempat. Kemenangan dan Rahmat Allah untuk seluruh ummat manusia itu sudah sangat dekat. Mudah-mudahan Allah mencatatkan nama kita sebagai orang-orang yang ikut menyokong datangnya pertolongan Allah dan kemenangan, bukan yang berkhianat dan salah berniat.
Jazakumullah kahyran katsiiran. Semoga kita bisa berkumpul lagi seperti ini di Syurga Allah dalam keadaan Allah ridha kepada kita.
Was-Salaamu’alaykum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,
Amman, 6 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar