Ayah adalah sosok yang kuat, tegas, berwibawa, dan berani. ltulah yang digambarkan seorang anak manakala ia ditanya mengenai sosok ayahnya. Kedekatan anak dengan orang tua, baik ayah atau ibu menjadikan pandangan anak terhadap ayah dan ibupun akan berbeda. Mengapa ada perbedaan? Jawabnya adalah karena seringnya bertemu, dan cara kedekatan ayah dan ibu pada anak yang berbeda.
Cinta seorang ayah kepada anak bukanlah suatu hal dapat dengan mudah berkurang atau bahkan hilang. Cinta ayah kepada anak bagaikan bara dalam api. Tidak tampak, namun tidak pernah padam. Selalu memberi kehangatan. Bahkan akan berusaha membara kembali dengan semakin bertambahnya sekam.
Namun cinta yang terpendam dalam sekam, seringkali tidak mudah ditangkap oleh anak-anak yang merindukan belaian, atau anak yang mempunyai jumlah pertemuan yang sangat sedikit dengan ayahnya. Sosok yang pendiam, galak, dan terlalu disiplin serta predikat “strong” lainnya akan diberikan anak yang jarang mendapat belaian dari ayahnya.
Begitu juga bagi remaja yang sedang masuk dalam permasalahan pubertas, namun kurang mendapat respon dan ayahnya, akan mencari sosok yang bisa mengayominya. Namun demikian, sebetulnya remaja sangat mendambakan kehadiran ayahnya meskipun image “strong” masih dalam bayangannya. Hal ini dikarenakan ia sedang menunggu seorang “guru” dalam kehidupan sosialnya. Bagaimana dengan kita?
Luangkan Waktu Spesial
Sebagai ayah, hendaknya mengetahui perkembangan dan kebutuhan anak akan kedekatan orang tuanya. Sempatkan waktu dalam sehari meski hanya sesaat, spesial untuk anak-anak kita. Kedekatan tidak harus bergandengan tangan, tidak harus bercengkrama setiap saat. Namun pada keadaan tertentu bercengkrama dan bergandengan tangan merupakan hal yang dirindukan.
Adapun kunci yang dapat memberi kualitas kedekatan ayah pada anaknya meskipun sebentar antara lain:
- Usahakan berpamitan kepada anak saat kita akan berangkat bekerja dengan mencium mereka. Atau jika ayah berangkat lebih siang dari anak-anak, hantarkan mereka pergi sekolah meski hanya sampai depan pintu rumah.
- Doakan anak-anak kita, baik di depan mereka maupun disaat kita sendiri.
- Tanyakan kabar anak-anak kita sepulang sekolah.
- Jika anak kita sudah remaja, lakukan setiap hari. Apa kabarnya dan bagaimana sholat mereka hari
inii?
- Ciumlah anak-anak kita sesering mungkin.
- Bercerita sepulang dari shalat berjamaah di masjid.
Masih banyak lagi kunci kedekatan ayah dengan anak. Apabila yang tertulis di atas dapat dilakukan semuanya insya Allah akan besar manfaatnya bagi keluarga kita. Namun apabila kita tidak mampu melakukan semuanya, lakukanlah salah satu dari yang tertulis di atas dan jadikan kebiasaaan. Insya Allah akan tertanam di dalam benak anak kita suatu kedekatan nyata yang akan memunculkan kerinduan hingga anak kita tumbuh besar bahkan hingga dewasa.
Kasih Sayang Sepanjang Masa
Ibu mempunyai peran penting dalam menanamkan kecintaan anak kepada ayahnya. Sejak bangun tidur hingga sebelum tidur lagi, cinta ibu kepada ayah akan memberikan gambaran betapa keharmonisan di dalam rumah tangga dapat diikuti oleh anak-anaknya. Ketaatan ibu kepada ayah menjadi panutan anak untuk hormat dan patuh kepada ayah. Cinta adalah rasa, rasa diciptakan dengan sentuhan hati dan sentuhan verbal. Kerjasama ayah dan ibu dalam membagi kasih sayang dalam bentuk verbal dan non-verbal pada saat di rumah juga merupakan bagian dan cara untuk menyeimbangkan kedekatan anak dengan orang tuanya. Memberikan gambaran ayah yang kuat, sayang dan suka menolong akan mengurangi gambaran ayah yang “strong” tersebut.
Ibu juga mempunyai kunci yang dapat memberikan kualitas kedekatan anak pada ayah:
- Ajak anak bersalaman pada saat ayah berangkat kerja atau berpamitan sekolah
- Mengajak berdo’a untuk ayah yang sedang bekerja mencari nafkah untuk keluarga. - ---- Sampaikan kepada anak bahwa tugas dan peran ayah di luar (kerja) adalah perintah Allah dalam menafkahi keluarga, bukan kepentingan sendiri.
- Menceritakan kebaikan ayah pada anak kita saat masih kecil (bayi) pada saat ibu berdua dengan anak (tanpa kehadiran ayah).
- Mengajak anak menyongsong kedatangan ayah dari bepergian/ kerja. Menunggu di depan rumah dengan air minum yang disiapkan untuk ayah. Setelah ayah datang ajak bersalaman dan mencium ayahnya.
Masih banyak lagi yang dapat kita ciptakan dan lakukan, namun apabila tidak dapat dilakukan semuanya, lakukanlah satu hal yang dapat menanamkan kedekatan anak dengan ayah dengan istiqomah. Wallahu a’lam. [nur ‘aini]
Cinta seorang ayah kepada anak bukanlah suatu hal dapat dengan mudah berkurang atau bahkan hilang. Cinta ayah kepada anak bagaikan bara dalam api. Tidak tampak, namun tidak pernah padam. Selalu memberi kehangatan. Bahkan akan berusaha membara kembali dengan semakin bertambahnya sekam.
Namun cinta yang terpendam dalam sekam, seringkali tidak mudah ditangkap oleh anak-anak yang merindukan belaian, atau anak yang mempunyai jumlah pertemuan yang sangat sedikit dengan ayahnya. Sosok yang pendiam, galak, dan terlalu disiplin serta predikat “strong” lainnya akan diberikan anak yang jarang mendapat belaian dari ayahnya.
Begitu juga bagi remaja yang sedang masuk dalam permasalahan pubertas, namun kurang mendapat respon dan ayahnya, akan mencari sosok yang bisa mengayominya. Namun demikian, sebetulnya remaja sangat mendambakan kehadiran ayahnya meskipun image “strong” masih dalam bayangannya. Hal ini dikarenakan ia sedang menunggu seorang “guru” dalam kehidupan sosialnya. Bagaimana dengan kita?
Luangkan Waktu Spesial
Sebagai ayah, hendaknya mengetahui perkembangan dan kebutuhan anak akan kedekatan orang tuanya. Sempatkan waktu dalam sehari meski hanya sesaat, spesial untuk anak-anak kita. Kedekatan tidak harus bergandengan tangan, tidak harus bercengkrama setiap saat. Namun pada keadaan tertentu bercengkrama dan bergandengan tangan merupakan hal yang dirindukan.
Adapun kunci yang dapat memberi kualitas kedekatan ayah pada anaknya meskipun sebentar antara lain:
- Usahakan berpamitan kepada anak saat kita akan berangkat bekerja dengan mencium mereka. Atau jika ayah berangkat lebih siang dari anak-anak, hantarkan mereka pergi sekolah meski hanya sampai depan pintu rumah.
- Doakan anak-anak kita, baik di depan mereka maupun disaat kita sendiri.
- Tanyakan kabar anak-anak kita sepulang sekolah.
- Jika anak kita sudah remaja, lakukan setiap hari. Apa kabarnya dan bagaimana sholat mereka hari
inii?
- Ciumlah anak-anak kita sesering mungkin.
- Bercerita sepulang dari shalat berjamaah di masjid.
Masih banyak lagi kunci kedekatan ayah dengan anak. Apabila yang tertulis di atas dapat dilakukan semuanya insya Allah akan besar manfaatnya bagi keluarga kita. Namun apabila kita tidak mampu melakukan semuanya, lakukanlah salah satu dari yang tertulis di atas dan jadikan kebiasaaan. Insya Allah akan tertanam di dalam benak anak kita suatu kedekatan nyata yang akan memunculkan kerinduan hingga anak kita tumbuh besar bahkan hingga dewasa.
Kasih Sayang Sepanjang Masa
Ibu mempunyai peran penting dalam menanamkan kecintaan anak kepada ayahnya. Sejak bangun tidur hingga sebelum tidur lagi, cinta ibu kepada ayah akan memberikan gambaran betapa keharmonisan di dalam rumah tangga dapat diikuti oleh anak-anaknya. Ketaatan ibu kepada ayah menjadi panutan anak untuk hormat dan patuh kepada ayah. Cinta adalah rasa, rasa diciptakan dengan sentuhan hati dan sentuhan verbal. Kerjasama ayah dan ibu dalam membagi kasih sayang dalam bentuk verbal dan non-verbal pada saat di rumah juga merupakan bagian dan cara untuk menyeimbangkan kedekatan anak dengan orang tuanya. Memberikan gambaran ayah yang kuat, sayang dan suka menolong akan mengurangi gambaran ayah yang “strong” tersebut.
Ibu juga mempunyai kunci yang dapat memberikan kualitas kedekatan anak pada ayah:
- Ajak anak bersalaman pada saat ayah berangkat kerja atau berpamitan sekolah
- Mengajak berdo’a untuk ayah yang sedang bekerja mencari nafkah untuk keluarga. - ---- Sampaikan kepada anak bahwa tugas dan peran ayah di luar (kerja) adalah perintah Allah dalam menafkahi keluarga, bukan kepentingan sendiri.
- Menceritakan kebaikan ayah pada anak kita saat masih kecil (bayi) pada saat ibu berdua dengan anak (tanpa kehadiran ayah).
- Mengajak anak menyongsong kedatangan ayah dari bepergian/ kerja. Menunggu di depan rumah dengan air minum yang disiapkan untuk ayah. Setelah ayah datang ajak bersalaman dan mencium ayahnya.
Masih banyak lagi yang dapat kita ciptakan dan lakukan, namun apabila tidak dapat dilakukan semuanya, lakukanlah satu hal yang dapat menanamkan kedekatan anak dengan ayah dengan istiqomah. Wallahu a’lam. [nur ‘aini]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar