Oleh Burhan Sodiq
(Direktur Penerbit Gazzamedia)
Beberapa orang berdiri di panggung. Mereka menyanyikan lagu dan bergaya dengan caranya sendiri. Sementara di depannya lautan anak muda, lelaki dan perempuan larut dalam nyanyian. Para remaja ini mengelu-elukan grup band kesayangan dan bahkan tergila gila olehnya. Mereka ikut menari, bergoyang dan berpakaian persis seperti idolanya. Alih alih berhenti dari kekagumannya, mereka malah semakin menjadi jadi.
Sebut saja demam artis Justin Bieber hari ini. Jauh sebelum konsernya digelar di Jakarta, para anak ABG sudah antre beli karcis yang harganya ratusan ribu rupiah itu. Mereka bela-belain membelinya hanya untuk pengen berjumpa dengan penyanyi remaja itu. Bahkan ada seorang remaja putri yang ditanya, “Kalau ketemu Justin apa yang ingin kamu lakukan?” “Saya ingin memeluknya…” Menyedihkan sekali...
Apakah gadis itu tidak tahu bahwa artis yang dia sanjung dan puja ternyata menderita penyakit. Sebuah situs berita selebriti menyebutkan bahwa Justin Bieber menderita insomnia parah dan berpikir ia telah gila. Namun Justin percaya hal itu menandakan bahwa dia adalah musisi yang baik. Bintang pop berusia 16 ini tidak dapat menahan diri dari memikirkan orang-orang terdekat yang dicintainya, karir, dan Tuhan, sebelum ia tidur di malam hari.
Tahukah kamu bahwa sebenarnya masing-masing kita ini menyimpan potensi kesepian. Kita adalah makhluk yang kesepian, takut dan resah. Sehingga manusia membutuhkan seseorang untuk berbagi dalam hidupnya. Hal inilah yang kemudian membuat manusia disebut sebagai makhluk sosial. Akhirnya dia butuh seorang panutan yang akan menjadi juru selamat yang mengemudikan kemana arah manusia ini akan terbentuk. Terdengar berlebihan memang, namun ini adalah fakta.
Hal ini bisa kita lihat di Indonesia, supremasi Iwan Fals dan Slank bisa dikatakan amat luar biasa. Bagaimana nama seorang Iwan Fals dapat menjamin suksesnya suatu acara. Sebagai indikatornya adalah puluhan ribu jumlah penonton, kemampuan menjaga tetap lancarnya sebuah acara, dan kualitas musikalitas yang tidak perlu lagi dipertanyakan. Iwan Fals dengan lagu-lagu perlawanannya secara tidak sadar membentuk komunitas OI (Orang Indonesia) di Indonesia. Komunitas yang kemudian berkembang menjadi sebuah pergerakan melawan ketidakadilan di Indonesia. Begitu juga dengan Slank. Menjamurnya komunitas Slankers bisa dijadikan sebagai indikator bagaimana band ini mempengaruhi masyarakat dalam segala hal. Dengan sebuah slogan khas yang pasti kita semua tahu "Piss!".
Pada sebagian orang, fanatisme dan kecintaan terhadap sesuatu bisa berakibat sangat dramatis. Seorang penggemar yang sangat mencintai dan mengagungkan idolanya kemudian akan melakukan hal-hal yang kita anggap berlebihan, tidak biasa, bahkan bodoh. Contohnya adalah fanatisme terhadap Sid Vicius dari Sex Pistols. Jika diteliti, apa yang menarik dari seorang Sid Vicius? Dia seorang musisi payah, pemadat, perilaku buruk, musuh no 1 di Inggris pada tahun70-an, maling, biang onar, dan meninggal akibat over dosis. Hal-hal itulah yang justru dianggap luar biasa oleh para pengagumnya, perlawanan Sid terhadap nilai-nilai konservatif di Inggris pada saat itu, dianggap sebagai bentuk nilai kejujuran, pakaiannya kemudian dianggap sebuah mode tersendiri saat itu, yang dianggap sebagai ikon perlawanan terhadap kemunafikan.
Seiring waktu berjalan, nilai-nilai moral dan kebudayaan kian terkikis. Hal ini terjadi akibat absennya tokoh panutan dalam membimbing menuju jalan yang benar, meski ada hal ini sering tidak sesuai dengan pemikiran masyarakat modern (yang kebanyakan adalah remaja). Dengan bahasa yang lebih sederhana, masyarakat membutuhkan ‘nabi’ dan ‘rasul baru’ untuk membimbing mereka menuju kepuasan dan ketenangan hidup. Maka efeknya meraka malah mengkultuskan dan memuja idolanya dengan sedemikaian rupa.
Seorang fans bisa menghabiskan sebagian besar hidupnya hanya untuk memuja idolanya, mereka kemudian mengelompok menjadi groupies. Mengikuti kemana pun langkah sang idola pergi, selalu berusaha mencari tahu kabar terbaru dari sang idola dan berusaha memiliki segala hal mengenai idolanya. Kebanyakan dari groupies ini memiliki masalah dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kesulitan untuk diterima oleh masyarakat sekitarnya.
Selamatkan Hatimu…
Kita harus mulai waspada. Introspeksi pada kecenderungan untuk mengagumi seseorang berlebihan. Karena semua perkataan orang bisa diterima dan bisa ditolak, kecuali perkataan Nabi SAW. Jagalah hati kita, keluarga kita, kakak dan adik kita dari pengidolaan yang berlebihan. Sehingga ia seolah-olah beribadah pada idolanya dan tidak bisa terpisahkan darinya. Pekalah terhadap segala perubahan dari diri kita. Bila kita sudah mulai suka mengoleksi benda-benda yang berhubungan dengannya, foto-fotonya dan segala berita tentang dirinya. Maka saat itulah zona kekaguman itu berawal, dan bisa sangat mematikan kepekaan hati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar