Ridiculous, itulah ucapan yang timbul dibenak aktivis islam sejati anti liberal manakala aktivis AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan), Prof. Dr. Siti Musdah Mulia mendapatkan penghargaan sebagai "Women of the Year 2009" dari Il Premio Internazionale La Donna Dell ‘Anno (International Prize for the Woman of the Year) 2009.
Upacara penyerahan penghargaan berlangsung di Hotel Grand Billia, Saint Vincent, Aosta, Italia (27/11), dihadiri oleh sekitar 200 undangan dan wartawan. KBRI Roma diwakili oleh Wakeppri Yuwono Agus Putranto dan Staf magang Habadi.
Siti Musdah Mulia mengalahkan 2 finalis lain dari Maroko, Aiche Ech Channa dan dari Afganistan, Mary Akrami. Ketiga finalis terpilih melalui seleksi atas 36 calon dari 27 negara. Semua calon adalah tokoh gender di masing-masing negaranya.
The International Prize for the Women of the Year dibentuk tahun 1998 oleh Regional Council of Aosta Valley bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Italia, Pemerintah Aosta Valley, dan Soroptimist International Club Valle d’Aosta. Pemberian penghargaan ini juga mendapat pengakuan dari Presiden Republik Italia.
Di Indonesia, Musdah Mulia dikenal sebagai feminis pejuang paham kesetaraan gender. Umat Islam pernah dihebohkan ketika Prof. Musdah dan tim-nya meluncurkan Counter Legal Draft (CLD) Kompilasi Hukum Islam. Banyak gagasan-gagasan menyimpang yang tercantum dalam CLD-KHI tersebut. Misalnya, ide untuk mengharamkan poligami, memberi masa iddah bagi laki-laki; menghilangkan peran wali nikah bagi mempelai wanita, dan sebagainya.
Bahkan dalam sebuah diskusi tentang masalah homo dan lesbi pada bulan Maret 2008 yang lalu Musdah mengatakan bahwa homoseksual dan homoseksualitas adalah alami dan diciptakan oleh Tuhan, karena itu dihalalkan dalam Islam.
Pernyataannya ini kemudian menuai kecaman dari berbagai pihak. Pendapatnya yang kontroversial ini juga bisa dibaca di blog pribadinya, musdahmulia.blogspot.com yang berjudul Adakah Islam Bicara Soal Homo?.
Menurut Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Dr. Adian Husaini, wanita kelahiran Bone 51 tahun silam itu memang sosok ’pemberani’.
”Musdah memang sangat berani dalam menyuarakan pendapatnya, meskipun sangat kontroversial dan mengejutkan banyak orang”, ungkap Adian dalam Catatan Akhir Pekan-nya yang ke-237.
Pemberani yang dimaksud oleh Adian adalah karena dosen UIN Jakarta itu berani mengubah-ubah hukum Islam dengan semena-mena, dengan memposisikan dirinya sebagai ’mujtahid. Karena itu tidak mengherankan jika berbagai penghargaan dapat dia raih. Sebelum penghargaan dari Italia ini, atas keberanian-keberaniannya itu pada tanggal 7 Maret 2007 silam pemerintah Amerika Serikat menganugerahinya sebuah penghargaan ”International Women of Courage Award”.
Amerika tak perlu repot-repot menghancurkan Islam, karena ternyata ada tokoh yang bekerja dari dalam untuk meruntuhkan Islam. Jika pekerjaan itu berhasil, maka dengan girangnya Amerika akan memberikan penghargaan. Di sisi lain, sang profesor menerima penghargaan itu dengan sumringah dan berbangga hati. dtk/si/shdq/rojul/voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar