“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (cobaan) bagimu, dan di sisi Allohlah pahala yang besar”
Betapa prihatin hati kita, saat membaca, mendengar, dan menyaksikan krisis akhlak pada sebagian besar kaum muda islam di negeri ini. Pesta minuman keras dan NAPZA yang berujung pada hilangnya nyawa, merebaknya free sex yang menyebabkan kehamilan di luar nikah, meningkatnya kasus aborsi, perkelahian antarpelajar dan mahasiswa, kejahatan dunia maya melalui facebook, menjamurnya klab-klab malam yang didominasi oleh kawula muda, meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan pemuda, dan seabrek problematika lainnya. Itulah salah satu produk dari sebuah faham yang disebut HEDONISME. Faham ini diusung dan dikibarkan oleh negara barat (kafir) untuk melaksakan salah satu misinya: “Menjauhkan Pemuda-Pemudi Islam dari Al-Quran”. Tidak perlu mereka menyerang secara fisik, membakar kitab suci, atau merusak masjid-masjid, tapi cukup dengan menghembuskan faham tersebut di dalam kehidupan pemuda islam. Faham tersebut merasuk dengan cepat dan pasti melalui urat saraf, pembuluh darah, dan menyusup sampai ke sumsum tulang anak-anak kita. Hasilnya? Menggembirakan bagi orang-orang kafir dan para pendukungnya!
Mengapa kita begitu pusing memikirkannya? Toh mereka bukan anak-anak kita. Jawabannya adalah karena islam memerintahkan kepada kita untuk berdakwah, menyeru kepada kebajikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Sebagaimana Firman Alloh Ta’ala:
“Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung “ (QS. Ali Imron: 104)
Diperkuat dengan Sabda Rasulullah Shollalloohu ‘alaihi wa sallam :
“Tidaklah seseorang yang berada di dalam suatu kaum, yang mereka melakukan kemaksiatan, dia mampu mencegahnya namun tidak melakukannya, kecuali Alloh akan menimpakan azab kepada mereka sebelum meninggal dunia” (HR. Abu Dawud, 4339)
Bahkan khusus tentang potensi pemuda, berkata Dr. A’idh Al-Qorni, MA: “Sekelompok pemuda itu adalah suku cadang dan tabungan milik islam. Kita harus berkenalan dengan mereka. Kita harus menjelaskan jalan petunjuk yang lurus kepada mereka. Karena kelak mereka akan menjadi para mujahidin di jalan Alloh, tatkala kaum durjana dan kaum lalim penindas mencoba mengobok-obok umat islam atau menjajah negeri meraka” (Fityatun Aaamanuu bi Robbihim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar