Rabu, 14 Juli 2010

DETIK-DETIK YANG MENENTUKAN…

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menghiasi bulan-bulan dengan bulan Ramadhan. Dia menjadikan bulan Ramadhan penuh dengan rahmat, barokah, dan pengampunan. Dia pula yang memilih di antara hamba-hamba-Nya yang beriman, untuk mendapatkan lailatul qadar (malam kemuliaan).  Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam naungan petunjuk-Nya.

Saudaraku muslim…

Di dunia ini ada dua pasar…Pertama, pasar yang fana. Barang dagangannya tidak lain hanyalah sesuatu untuk bersenang-senang di dunia, dengan masa pakai  yang terbatas. Pengunjungnya adalah semua orang, baik anak-anak, remaja maupun  dewasa, lelaki- perempuan, semuanya berlomba untuk mengerumuninya.
Adapun pasar yang lain adalah pasar yang abadi…Barang dagangannya adalah amal shalih, dzikir, serta ketaatan kepada-Nya. Allah berfirman : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabb mu serta lebih baik untuk menjadi harapan(QS. Al-Kahfi : 46).
Berapa banyak orang yang asing dengan pasar yang satu ini? Tidak ada yang mengunjunginya kecuali sedikit sekali! Sedangkan sebagian besar manusia telah lalai dari barang dagangan ini.
Berapa banyak orang yang terhalang dari kebaikan, yaitu orang yang bersegera menuju pasar yang fana tetapi lalai dari pasar yang  kekal? Orang-orang seperti ini tidak tahu bahwa nanti akan datang suatu hari yang barang-barang dagangan di pasar kekal akan menjadi sangat mahal. Bahkan tiada yang dapat memperoleh kecuali mereka yang telah mengambilnya sebelum datang kematian. Itulah perdagangan yang menguntungkan (ketaatan dan amal-amal shaleh). Lalu, bagaimanakah posisi kita dengan perdagangan tersebut ?

Saudaraku muslim…

Janganlah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang profesional dalam perdagangan fana yang menggelincirkan, tetapi gagal dalam perdagangan kekal yang menguntungkan, dengan barang dagangan yang teramat mahal (ketaatan dan amal shaleh).

Saudaraku muslim

Telah datang kepada kita perdagangan yang menguntungkan!!
Inilah saat kita bertemu dengan bulan yang  ramah, penuh pengampunan, dan bulan yang penuh amal shaleh. Saudaraku…Apakah kita termasuk orang-orang yang bersegera kepada kebajikan dan mencium semerbak wangi bulan suci ini? Saudaraku…Bersegera menuju kebaikan-kebaikan dan amal shaleh adalah simpanan yang mahal! Sedikit sekali orang yang mengetahui mahalnya nilai kebaikan tersebut.
Saudaraku muslim…Berapa banyak anak Adam yang menyia-nyiakan waktunya  begitu saja tanpa amal mulia! Ketahuilah, bahwa hari-hari ini bak ladang, seakan-akan dikatakan kepada manusia : “Setiap kali anda menanam satu biji maka kami akan mengeluarkan hasilnya untukmu seribu takaran besar”. Maka bolehkah  orang  berakal  untuk berhenti dan berlambat-lambat dari menyemai benih?
Allah ta’ala berfirman: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”….(QS. Ali Imron : 133).
Rasulullah shalallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Bersegeralah untuk beramal (sebelum) muncul fitnah seperti munculnya malam yang gulita! Pada pagi hari seseorang dalam kondisi iman, pada sore harinya menjadi kafir! Atau pada waktu sore hari dalam kondisi beriman, lalu pada pagi harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan nilai dunia! (HR.Muslim).
Sa’id bin Zubair  Radiyallahu’anhu berkata: “Bersegeralah mengerjakan amal-amal shaleh (menuju pengampunan dari Rabbmu) ia berkata : terhadap dosa-dosamu!
         Saudaraku muslim….
Bulan Ramadan telah berjalan lebih dari setengahnya. Berarti bulan yang penuh barokah akan segera lewat dengan kebaikan-kebaikannya, dengan bau harumnya, dan ia akan membawa mutiara yang begitu mahal dan langka (sepuluh hari terakhir). Maka bersegeralah saudaraku untuk memanfaatkan hari-hari yang masih tersisa…Boleh jadi untuk bulan Ramadhan berikutnya kita  telah tiada…
Imam Ahmad bin Hambal berkata : “Segala sesuatu yang baik-baik harus dilakukan dengan segera”.
 Maka janganlah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang menyesal karena kehilangan saat-saat mulia ini. Janganlah kita kotori bulan yang suci ini  dengan kotoran kemaksiatan; berkata jorok, marah, mengumpat, dusta, ghibah, adu domba, pornografi, dan perbuatan sia-sia (lagho).
Imam Ibnu Rajab Rahimahullah berkata : “Orang-orang yang penuh cinta merasakan lamanya malam, dan menghitung malam demi malam menunggu sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan! Maka ketika mereka berhasil menjumpainya, mereka pun mendapatkan apa yang diinginkannya dan bersunggguh-sungguh menggunakan hari-hari yang dicintainya”.
Oleh karena itu marilah kita manfaatkan detik-detik menjelang akhir ramadhan ini dengan amal-amal shalih, antara lain:
1.  Melaksanakan I’tikaf, yaitu berdiam di dalam masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tekun dengan amal-amal shalih (dzikir, doa, qiroatil quran, taubat nasuha, dan lain-lain). Waktunya adalah pada sepuluh hari akhir, baik pagi, siang, sore, maupun malam hari. Aisyah r.a. berkata: “Bahwa Rasulullah beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sampai beliau diwafatkan Allah, kemudian para isterinya selalu beri’tikaf sepeninggal beliau” (HR. Bukhori dan Muslim)
2.  Bersungguh-sungguh dalam melakukan sholat malam dan  menjaga kontinuitasnya. Aisyah r.a. berkata: “Rasulullah bermujahadah pada sepuluh hari terakhir melebihi hari-hari lainnya” (HR. Muslim)
3.  Bertekad bulat untuk mendapatkan lailatul qodar, dengan memperbanyak ibadah, membersihkan diri, memakai pakaian yang bagus dan wewangian. Sabda Rasululllah SAW: …”Dapatkanlah lailatul qodar pada hari-hari ganjil pada sepuluh hari terakhir dalam bulan Ramadhan” (HR. Bukhori). Dari Aisyah r.a., Saya bertanya: “Ya Rasulullah, kalau saya tahu malam itu adalah malam lailatul qodar, apa yang pantas saya ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab: “Alloohumma innaka ‘afuwwuun, tuhibbul ‘afwaa fa’fu’annii” (“Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Pengampun, Engkau suka memberi ampun, maka berilah ampun kepadaku”)(Shahih al-Jami’)
4.  Menunaikan Zakat, baik zakat fithri maupun zakat maal, yang ketentuannya sudah banyak dijelaskan para ‘ulama. Dari Ibnu Abbas r.a. : Rasulullah SWAW mewajibkan zakat fithri sebagai pensuci  orang-orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan kejorokan, dan sebagai pemberi makan bagi fakir miskin” (HR. Abu Dawud)
5. Melaksanakan shalat ‘Idul Fithri, diawali dengan mandi,  mengenakan pakaian terbaik, wewangian,  serta makan terlebih dahulu. Sholat dikerjakan di tanah lapang bersama kaum muslimin. Rasulullah SAW selalu mengambil jalan yang berbeda setiap berangkat dan pulang dari sholat ‘Ied.
      Demikianlah sekelumit harapan dan himbauan dalam memanfaatkan detik-detik yang menentukan di bulan ramadhan ini. Semoga kita termasuk hamba –Nya yang beruntung dalam perdagangan yang kekal. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha