Sabtu, 20 November 2010

100 Anggota Ikhwanul Muslimin Ditangkap di Mesir

Addakwah.com Lisabon. Inggris akan menarik mundur semua pasukan perangnya di Afghanistan sebelum akhir 2015, janji Perdana Menteri David Cameron pada Sabtu, sesuatu hal yang disebutnya sebagai komitmen yang kuat.

"Komitmen kami saat ini telah mencapai pada pemindahan kepemimpinan tanggung jawab keamanan kepada pemerintah Afghanistan hingga pada akhir 2014 yang akan memberi jalan bagi tentara Inggris untuk pulang dari Afghanistan pada 2015" katanya.

"Itu adalah tenggat waktu yang pasti dan akan kami penuhi," katanya kepada wartawan dalam pertemuan negara NATO di Lisbon, menegaskan negaranya dalam posisi yang lebih kuat tentang penarikan mundur pasukan dibanding negara NATO lainnya, yang belum menetapkan tenggat waktu batas operasi militer mereka.

Negara anggota NATO pada Jumat menyepakati bahwa mereka akan memulai untuk menyerahkan komando beberapa wilayah kepada tentara Afghanistan tahun depan dan menargetkan agar pemerintah Afghanistan yang akan mengambil peran untuk memerangi Taliban pada 2014 nanti.

Namun anggota koalisi terbesar, Amerika Serikat, telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka tetap akan menempatkan tentaranya bersama-sama dengan pasukan Afghanistan.

Inggris memiliki peran kedua terbesar dalam pasukan koalisi NATO, dengan sekitar 10.000 tentara di provinsi Helmand yang terletak di selatan Afghanistan.

Cameron mengatakan bahwa ia merasa bahwa aliansi tersebut akan mengerti tentang langkah yang diambilnya dan menghormati tentara Inggris yang telah ambil bagian di salah satu misi terberat NATO.

"Kami akan terus melanjutkan hubungan dengan Afghanistan, kami memberikan dana pengembangan di sana, dan kami masih memiliki hubungan diplomatik... mungkin kami akan mengrimkan tentara untuk melatih angkatan bersenjata mereka," katanya.

"Namun intinya adalah, sejak tahun 2015 jumlah tentara di sana tidak akan berjumlah banyak seperti saat ini, tidak akan ada pasukan perang. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan NATO," tegasnya.

"Saya rasa warga Inggris perlu tahu bahwa keterlibatan Inggris di Afghanistan pada 2001, kemudian di provinsi Helmand pada 2006, serta memikul beban berat lainnya ... itu adalah titik akhirnya," katanya.

Pasukan Inggris telah kehilangan 345 tentaranya di Afghanistan sejak bergabung dengan invasi pimpinan AS pada 2001 dengan tujuan mencari pemimpin Al Qaida yang dituduh bertanggung jawab terhadap serangan 11 September di New York dan Washington.

Setelah tergulingnya rezim Taliban dan para komandan Al Qaida melarikan diri, misi tersebut berubah menjadi pertarungan anti pemberontak terhadap gerilyawan Taliban dan dukungan publik terhadap perang tersebut merosot drastis.(*) Smb; antaranews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha