Boyolali (addakwah.com). Puluhan ekor ternak sapi dan kambing di tiga kecamatan, Cepogo, Selo, dan Musuk, di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mati diduga akibat kekurangan makanan.
Camat Cepogo, Binasih Setyono, Senin, menjelaskan bahwa jumlah ternak yang mati di Cepogo jumlahnya mencapai 15 ekor sapi dan 23 kambing. Ternak itu kelaparan ditinggal pemiliknya mengungsi selama dua pekan.
Menurut Binasih Setyono, warga yang sudah pulang dari pengungsian terpaksa memberikan pakan rumput yang terkena abu vulkanik untuk ternak-ternaknya.
"Saya menduga matinya ternak juga diakibatkan keracunan makanan," katanya.
Camat Musuk Bony Fasio melaporkan bahwa sapi warga Musuk yang mati sembilan ekor juga karena kelaparan ditinggal pemiliknya mengungsi.
"Kami mendapat laporan beberapa ekor kambing hilang dicuri dari kandang," katanya.
Menurut dia, matinya sapi di wilayahnya hampir merata di empat desa, yakni Jenowo, Sangup, Karangkendal, dan Sukorejo.
Pihaknya terus mendapat laporan dari warga, adanya sapi mati maupun sakit, karena dampak debu vulkanik. Hal ini, diperkirakan akan bermbah.
Peternak di wilayahnya selama pascaletusan Merapi, mereka belum mendapatkan bantuan pakan konsentrat dari pemerintah. Ternak-ternak itu, baru mendapatkan bantuan air bersih untuk mempertahankan ratusan ekor sapi yang masih hidup.
Namun, pemkab dalam penyaluran bantuan air bersih untuk ternak sapi belum merata ke seluruh peternak di lereng Merapi.
Menurut dia, ternak sapi yang mati langsung dikubur oleh warga, karena mereka mengantisipasi adanya penyebaran penyakit yang ditimbulkan bangkai sapi atau kambing.
Sementara kematian hewan ternak juga terjadi di Kecamatan Selo. Sedikitnya 10 ekor sapi di Desa Jrakah dan Klakah mati.
Menurut Kepala Desa Jrakah, Selo, Tumar, matinya ternak penyebabnya kurang makan saat ditinggal pemiliknya mengungsi.
"Sapi yang mati itu, terjadi di Desa Klakah, akibat kelaparan," katanya.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Dwi Priyatmoko, pihaknya sedang melakukan pendataan terkait hewan ternak yang mati dampak bencana.
"Kami akan mendata ternak warga di lereng Merapi, sambil memeriksaan kondisi kesehatannya. Sapi yang mati pendataan jelas akan diganti oleh pemerintah," katanya. (smb; antaranews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar