Rabu, 05 Januari 2011

DI SEPANJANG KALI PUTIH ; Banjir Lahar Masih Mengancam

YOGYA (KR) - Masyarakat di kawasan Kali Putih Magelang diimbau tetap waspada, karena banjir lahar dingin diperkirakan masih akan terjadi lagi. Ancaman sewaktu-waktu bisa datang jika hujan turun. Selain itu, kondisi dam sungai-sungai sepanjang aliran Gunung Merapi telah tertutup material vulkanik. Menumpuknya material vulkanik, menurut vulkanolog dari Fakultas Geologi UGM Ir Bambang Widjaja Hariadi, disebabkan jalur beberapa sungai di bawah Gunung Merapi, seperti Kali Blongkeng, Batang dan Lamat dibendung dan dijadikan satu menuju dam Kali Putih. Akibatnya, ketika hujan deras turun maka luapan lahar dingin Merapi hanya melalui Kali Putih saja, sehingga tidak mampu menampungnya secara optimal. ”Dengan kondisi itu maka potensi banjir lahar dingin Merapi yang membawa material lebih besar masih mengancam warga, khususnya di sepanjang Kali Putih,” ujar Bambang Widjaja Hariadi, Rabu (5/1), sehari setelah melakukan pemantauan di Kali Putih Salam Magelang. Pemantauan dilakukan bersama Ketua Jurusan Teknik Geologi UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD. Menurutnya, proses pengerukan material vulkanik Merapi di sekitar dam Kali Putih bagian hulu dinilai cukup riskan. Hasil pengerukan material terutama pasir hanya diletakkan dekat dengan alur sungai sehingga ketika hujan deras akan terkikis dan terbawa air. Akibatnya, hasil pengerukan itu akan memperbesar jumlah material vulkanik yang terbawa aliran air sungai. Bambang juga yakin material vulkanik yang menimbulkan banjir kemarin bukan merupakan * Bersambung hal 7 kol 3 material hasil erupsi 2010 kemarin, namun tahun 2006 lalu. ”Dikeruk tidak apa-apa, tapi jangan diletakkan di dekat aliran sungai. Kalau hujan deras akan terkikis lagi menambah besar jumlah material,” kata Bambang. Prof Dwikorita melihat fungsi ultrasonik sebagai alat pemantau getaran suara datangnya banjir lahar dingin kurang pas pemasangannya. Alat tersebut dipasang terlalu tinggi dari alur sungai sehingga agak terlambat memberi tanda ketika banjir datang. ”Seharusnya dipasang agak di bawah dekat sungai meski agak riskan terbawa banjir,” ujar Prof Dwikorita. Menurut Prof Dwikorita maupun Bambang, untuk mengurangi dampak lebih besar luapan banjir lahar dingin, dalam waktu dekat ini bisa dilakukan beberapa antisipasi. Antara lain dengan membuka kembali beberapa dam sungai yang ditutup seperti Kali Blongkeng, Lamat dan Batang, sehingga beberapa aliran sungai tersebut tidak lagi menjadi satu di hulu Kali Putih saja. Selain membuka beberapa jalur sungai yang ditutup, optimalisasi sistem peringatan dini (early warning system) perlu dibenahi agar lebih baik. Selain itu warga perlu direlokasi sementara ketika terjadi banjir lahar dingin. ”Perbaikan infrastruktur perlu waktu agak lama, maka warga perlu direlokasi sementara jika banjir akan datang. Pembagian leaflet dan pamflet bahaya banjir perlu terus digalakkan,” kata Prof Dwikorita. Selain dilakukan di hilir Kali Putih, pemantauan juga dilakukan di Talun yang merupakan pertemuan arus Sungai Pabelan dan Senowo, hingga pos pengamatan Gunung Merapi di Babadan, Dukun, untuk mengetahui curah hujan di puncak Merapi. Dari pemantauan di lokasi masih tampak proses pengerukan material vulkanik Merapi berupa pasir maupun batu yang menutup jalan raya Yogyakarta-Semarang di Desa Jumoyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha