Pyongyang - Korea utara menyambut terbuka ajakan Presiden Korea Selatan Lee Myun Bak untuk melakukan perundingan damai. Namun Korut hanya mau bernegosiasi dalam kondisi 'tanpa syarat'.
Kantor berita Korea Utara, KNCA, menyatakan, pernyataan pemerintah setempat siap melakukan dialog dan negosiasi untuk membahas hubungan lintas-batas yang terganggu akibat pemboman mematikan di sebuah pulau perbatasan.
"Dalam rangka memperbaiki hubungan Utara-Selatan, di mana saat ini tengah berada dalam titik terendah (renggangnya hubungan), kami akan siap melakukan dialog positif dengan partai politik dan organisasi di Korea, termasuk pemerintahnya," begitu bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir BBC, Kamis (6/1/2011) dinihari.
Kemarin, Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak menyatakan pihaknya membuka diri untuk digelarnya sebuah dialog dengan Korea Utara.
"Saya mengingatkan kepada Utara (Korut), bahwa jalan menuju perdamaian masih terbuka. Pintu untuk dialog masih terbuka," kata Lee dalam pidato tahun barunya, yang juga mencakup kebijakan ekonomi dan sosial, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (3/1/2011).
Namun, ia juga buru-buru menyatakan sikap. "Kita tidak bisa membiarkan Korea Utara mendapatkan bahkan satu inchi dari wilayah kita," tegas Lee.
"Setiap provokasi yang menimbulkan ancaman bagi kehidupan kita tidak akan ditoleransi," ujar Lee lagi.
Hubungan Korsel-Korut mulai memanas setelah tenggelamnya kapal perang Korsel pada Maret 2010, yang menewaskan 46 orang. Lalu, terjadi tembakan artileri Korut ke Korsel pada bulan November berikutnya.
(fjr/lrn)(detiknews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar