Jakarta (addakwah.com) - Terdakwa kasus mafia pajak Gayus Tambunan mengatakan Haposan Hutagalung dan Andi Kosasih menyusun skenario untuk menutupi kasus yang menjeratnya. Kompol Arafat mengaku sempat tidak setuju dengan skenario yang dibuat Haposan karena dinilai kurang meyakinkan.
"Seingat saya ngomong batu bara di KC (Hotel Kartika Chandra) kepada mereka (Gayus, Haposan cs). Saya menanggapi surat perjanjian kerja yang sudah dibuat, saya bilang itu terlalu sederhana. Batubara baru keren, kalau kata anak muda sekarang cemen, nggak meyakinkan (skenario yang dibuat Haposan)," ujar Kompol Arafat Enanie.
Hal itu disampaikan Arafat dalam kesaksiannya untuk terdakwa AKP Sri Sumartini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Jakarta, Selasa (3/8/2010).
Arafat menambahkan, saat itu Haposan menerima saran yang disampaikannya. Namun, Arafat menolak bisnis batubara digunakan sebagai skenario untuk menyelamatkan Gayus.
"Kata Haposan, oh iya batubara aja. Saya bilang jangan. Kalau pakai saran saya, berarti saya terlibat dong," kata Arafat.
Sebelumnya Gayus mengatakan, skenario yang disusun oleh Haposan telah dikoordinasikan dengan pihak penyidik lewat telepon, dalam hal ini Kompol Arafat. Haposan mengusulkan alibi berupa bisnis batubara.
"Bagusnya bisnis apa? Batubara? Arafat bilang, kalau batubara sudah dipakai di kasus sebelumnya," ungkap Gayus.
Akhirnya alibi yang dipilih untuk menutupi kasus Gayus adalah bisnis pengadaan tanah untuk ruko.
"Bisnis pengadaan tanah untuk ruko, nilai kontraknya USD 6 juta, dibuat berlaku surut seolah sudah lama, dari sekitar Juni 2008," cetus Gayus.
(ddt/nwk)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar