JAKARTA - Sudah lebih dari satu minggu ustadz Abu Bakar Ba’asyir menjalani masa tahanan di bareskrim Mabes Polri setelah aksi penangkapan over acting yang dilakukan Densus 88 pada Senin pagi 9 Agustus 2010. Aksi penangkapan Ustadz sepuh tersebut terang saja mendapatkan kecaman dari berbagai kalangan, pasalnya berbagai motif yang mendasari penangkapan beliau dinilai kental dengan unsur rekayasa. Jauh-jauh hari FUI (Forum Umat Islam) telah mendatangi berbagai instansi seperti Mabes Polri, Komisi III DPR RI, KOMNAS HAM, KOMPOLNAS bahkan FUI juga mendatangi berbagai media seperti Republika dan lainnya. FUI seperti sudah membaca gelagat akan adanya upaya penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan ternyata hal tersebut benar terjadi.
Meski berada dalam jeruji besi Ustadz Abu demikian beliau biasa disapa tidak berhenti berdakwah dan menyampaikan seruannya kepada umat Islam khususnya di Indonesia. Dalam sebuah kesempatan saat membezuk beliau di Sel tahanan Bareskrim Mabes Polri pada hari Jum’at 20 Agustus 2010 Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyampaikan seruannya kepada Umat Islam di negeri ini tentang bagaimana seharusnya mereka berjuang.
“Umat Islam itu arah perjuangannya harus tegas, merubah Negara ini agar kembali kepada Islam sebab umat Islam itu haram tinggal di Negara yang bukan Islam. Umat Islam itu wajib tinggalnya di Negara Islam. Kalau ia tinggal di Negara yang bukan Islam maka wajib hijrah. Sebab kalau tinggal di Negara yang bukan Islam tidak bisa mengamalkan Islam dengan baik. Maka perjuangan umat Islam ini merubah negara ini kembali kepada negara yang diatur oleh Islam!” Demikian tutur beliau dengan begitu bersemangat.
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang telah malang melintang di dunia dakwah baik nasional maupun internasional ini memang dikenal sebagai da’i yang tanpa tedeng aling-aling dalam menyerukan kebenaran.
Lewat dakwahnya beliau justru lebih ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Sebagaimana beliau tuturkan dalam berbagai kesempatan bahwa dakwahnya lebih ditakuti dari bom. Memang beginilah seharusnya ulama berdakwah, tegas dan berani menyampaikan yang salah adalah salah sehingga mesti ditinggalkan dan yang benar adalah benar sehingga mesti diamalkan.
Kalau MUI (Majelis Ulama Indonesia) begitu concern dengan menerbitkan fatwa seperti vaksin meningitis atau kopi luwak. Kenapa mereka tidak pernah menerbitkan fatwa yang begitu substansial dan esensial yakni mengenai wajibnya mengatur negeri dengan sistim Islam. Mudah-mudahan seruan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir bisa didengar baik oleh para ulama, umaro maupun seluruh umat di negeri ini. [muslimdaily.net/WD]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar