Rashad Hussain, utusan khusus Presiden AS Barack Obama untuk Organisasi Konferensi Islam (OKI) mengungkapkan keprihatinannya melihat sentimen anti-Islam yang makin meningkat, utamanya di AS.
Menurut salah satu penasehat Presiden Obama itu, memburuknya perekonomian di Negeri Paman Sam itu kemungkinan menjadi salah satu penyebab meningkatnya sikap anti-Islam. "Di tengah situasi perekonomian yang serba sulit, kelompok-kelompok yang terlihat agak lain ... sikap mengkambinghitamkan (kelompok lain) bisa meningkat," ujarnya dalam acara makan malam untuk penggalangan dana di Livonia, Metro Detroit.
Acara tersebut digelar setiap setahun sekali oleh Institute for Social Policy and Understanding, sebuah think-tank Muslim yang berbasis di Clinton Township.
"Hal-hal yang bisa Anda katakan tentang Islam, tidak bisa Anda katakan jika menyangkut agama lain," kata Hussain di hadapan 400 orang yang hadir dalam acara tersebut.
Ia mengatakan bahwa komunitas Muslim di AS banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan negara AS. Sebagian orang tidak menyukai ini terjadi sehingga muncul sikap anti-Islam dan anti-Muslim. Hussain menghimbau komunitas Muslim di Livonia untuk menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya dan aktif memperjuangkan hak-hak mereka sebagai bagian dari masyarakat AS.
Komunitas Muslim di AS, sambung Hussain, masih menghadapi tantangan berat karena "Muslim masih dipandang sebagai agresor" karena perilaku segelintir orang Islam yang melakukan aksi teror macam Usamah bin Ladin.
"Ada konsensus di kalangan ulama Muslim bahwa terorisme bertentangan dengan agama Islam," tukas Hussain.
Ia juga mengatakan bahwa internet menjadi salah satu medium yang bisa menyebabkan kaum muda Muslim terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran radikal dan meminta agar komunitas Muslim ikut mengawasi dan membimbing generasi muda Muslim agar tidak mudah terpengaruh oleh terorisme.
Di sisi lain, Hussain yang juga seorang hafiz (hapal Al-Quran) ini mengkritik masih adanya perpecahan di antara kelompok Muslim Amerika yang menyebabkan posisi komunitas Muslim lemah. [eramuslim/ln/isc/MT]
Menurut salah satu penasehat Presiden Obama itu, memburuknya perekonomian di Negeri Paman Sam itu kemungkinan menjadi salah satu penyebab meningkatnya sikap anti-Islam. "Di tengah situasi perekonomian yang serba sulit, kelompok-kelompok yang terlihat agak lain ... sikap mengkambinghitamkan (kelompok lain) bisa meningkat," ujarnya dalam acara makan malam untuk penggalangan dana di Livonia, Metro Detroit.
Acara tersebut digelar setiap setahun sekali oleh Institute for Social Policy and Understanding, sebuah think-tank Muslim yang berbasis di Clinton Township.
"Hal-hal yang bisa Anda katakan tentang Islam, tidak bisa Anda katakan jika menyangkut agama lain," kata Hussain di hadapan 400 orang yang hadir dalam acara tersebut.
Ia mengatakan bahwa komunitas Muslim di AS banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan negara AS. Sebagian orang tidak menyukai ini terjadi sehingga muncul sikap anti-Islam dan anti-Muslim. Hussain menghimbau komunitas Muslim di Livonia untuk menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya dan aktif memperjuangkan hak-hak mereka sebagai bagian dari masyarakat AS.
Komunitas Muslim di AS, sambung Hussain, masih menghadapi tantangan berat karena "Muslim masih dipandang sebagai agresor" karena perilaku segelintir orang Islam yang melakukan aksi teror macam Usamah bin Ladin.
"Ada konsensus di kalangan ulama Muslim bahwa terorisme bertentangan dengan agama Islam," tukas Hussain.
Ia juga mengatakan bahwa internet menjadi salah satu medium yang bisa menyebabkan kaum muda Muslim terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran radikal dan meminta agar komunitas Muslim ikut mengawasi dan membimbing generasi muda Muslim agar tidak mudah terpengaruh oleh terorisme.
Di sisi lain, Hussain yang juga seorang hafiz (hapal Al-Quran) ini mengkritik masih adanya perpecahan di antara kelompok Muslim Amerika yang menyebabkan posisi komunitas Muslim lemah. [eramuslim/ln/isc/MT]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar