JAKARTA (voa-islam.com) – Di tengah maraknya pemurtadan di daerah bencana, Panitia Natal Nasional 2010 mencanangkan perayaan natal dan aksi sosial secara serentak di daerah-daerah bencana.
Ketua Panitia Perayaan Natal Nasional 2010 Marie Elka Pangestu menyatakan, Perayaan Natal Nasional tahun 2010 akan digelar serempak di berbagai daerah bencana. Sebagai puncaknya Natal Nasional akan digelar di Convention Center Jakarta pada 27 Desember 2010 yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Tahun ini perayaan juga akan diadakan serentak di daerah-daerah yang terkena bencana seperti di Merapi, Wasior, Mentawai, dan Nusa Tenggara Timur," kata Mari Elka Pangestu usai bertemu Wakil Presiden Boediono di kantor Wapres, Kamis (2/12/2010).
Sebelum perayaan natal serentak itu, panitia nasional akan mengunjungi sejumlah daerah bencana tepat di hari raya Natal, 25 Desember. Panitia akan membentuk empat kelompok yang menyebar ke sejumlah daerah bencana untuk merayakan natal bersama para warga dilokasi tersebut.
"Panitia perayaan Natal juga melakukan kegiatan sosial di daerah bencana, sesuai kebutuhan daerah. Seperti di Wasior, Papua misalnya, panitia memberikan bantuan pendidikan berupa buku tulis dan buku pelajaran sekolah," kata Elka, yang menjabat Menteri Perdagangan ini.
Untuk wilayah Yogyakarta, panitia masih mendata bantuan apa saja yang akan diberikan untuk warga khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, atau bantuan di bidang ekonomi melalui UKM. "Ini diluar bantuan pangan yang sudah diberikan untuk korban bencana Merapi," ujar Marie yang juga mantan direktur eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) ini.
Menanggapi rencana Natalan di daerah bencana, khususnya bencana Merapi yang mayoritas korbannya adalah umat Islam, Ustadz Bernard Abdul Jabbar mengingatkan agar kaum Muslim tetap waspada dan menjaga dari bujuk rayu yang bisa menggelincirkan akidah Islam. Umat Islam jangan latah mengikuti natalan, karena haram hukumnya.
“Sebagai seorang Muslim, kita harus menjaga sikap untuk tidak mencampuradukkan aqidah kita dengan aqidah lain,” imbaunya. “Jelas natal adalah ajaran agama lain sehingga umat Islam haram untuk mengikuti natal bersama sesuai dengan ajaran Islam,” tambahnya.
Kepada para relawan Muslim, Bernard mengajak untuk meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, selama ini di pengungsian korban Merapi sudah marak terjadi gerakan kristenisasi.
“Kita harus waspada terhadap upaya dan gerak-gerik mereka terhadap umat Islam. Boleh jadi momen seperti ini dijadikan sebagai sarana kristenisasi, apalagi dilakukan di daerah bencana yang notabene mereka adalah umat Islam,” tegas Bernard yang bertugas sebagai relawan untuk korban Merapi dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ini.
....Kita harus waspada terhadap upaya dan gerak-gerik mereka. Boleh jadi momen seperti ini dijadikan sebagai sarana kristenisasi....
Kecurigaan Bernard terhadap kemungkinan upaya kristenisasi berkedok Natalan di daerah bencana itu cukup beralasan.
Sebagaimana diberitakan voa-islam sebelumnya, para misionaris kerap melakukan misi kristenisasi dengan menghalalkan segala cara. Kepada para pengungsi Muslim, para misionaris membagi-bagikan Alkitab, souvenir Kristen dan baju-baju berslogan kristiani.
Mereka juga menampung ribuan pengungsi Muslim di gereja. Dalam laporan ke kecamatan, data para pengungsi Muslim itu dipalsukan oleh pihak gereja dengan mengganti agama Islam menjadi Kristen dan Katolik.
Yang lebih gila, para misionaris Kristen tak segan-segan melaksanakan ritual kristiani kepada para pengungsi Muslim di masjid dengan cara tipuan.
Di Magelang, para misionaris menyebarkan pengumuman kepada tiga desa perihal pembagian bantuan di sebuah masjid. Setelah warga dusun Kembar, Karang Gondang, dan Dukuh berkumpul di masjid, Selasa (30/11/2010), warga dibagi bantuan nasi bungkus, beras, dan sembako lainnya. Di penghujung acara tersebut, para rohaniawan, misionaris dan relawan Kristen membagikan roti pemberkatan. Selanjutnya umat Islam dari tiga dusun yang hadir di dalam masjid itu diberkati dalam nama Yesus.
....Setelah warga tiga dusun berkumpul di masjid, mereka dibagi bantuan nasi bungkus, beras, dan sembako lainnya. Di ujung acara, umat Islam dari tiga dusun yang hadir di masjid itu diberkati dalam nama Yesus....
Apakah perayaan Natal Nasional dan aksi sosial yang akan diadakan secara serentak di berbagai daerah bencana itu mengusung misi kristenisasi? Wallahu a’lam. Sebab tanpa acara Natal Nasional, kristenisasi di daerah bencana sudah marak. Waspadalah!!! [taz]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar