Masyarakat dari beberapa desa tersebut mengungsi di Borobudur tepatnya di Komplek Gereja ST Petrus dan Sekolah Katholoik di lingkungan gereja tersebut. Jumlah pengungsi ada sekitar 320 jiwa terdiri dari 287 orang beragama Islam dan sisanya beragama Khatolik dan tidak jarang mereka dalam satu keluarga ada yang Islam ada yang non Islam.
Pada pertengahan bulan Nopember ada investigasi dari KUA untuk mendata pengungsi yang beragama Islam di lingkungan yayasan Nasrani, sebagai upaya untuk menyelamatkan umat Islam dari pengaruh Kristenisasi. Atas inisiatif Koordinator KDBRM NU (santri NU tanggap bencana), KUA Borobudur, Aparat Kecamatan Borobudur maka di adakan pembinaan bagi umat Islam yang ada di dalam lingkungan gereja tersebut. Alhmadulillah atas lobying dari berbagai pihak termasuk aktifis-aktifis dakwah dari DDII kab. Magelang umat Islam bisa memberikan pembinaan kepada pengungsi yang beragama Islam di lingkungan gereja tersebut.
Diantara kegiatan yang di adakan adalah TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) antara jam 14.00 – 15.00 , Pengajian umum 3 kali sepekan tiap Kamis malam, Ahad malam, Selasa Malam, Yasinan dan tahlilan ( maklum mereka mayoritas dari kalangan lembaga dakwah NU). Dismaping itu juga memberikan solusi pendidikan formal di luar Sekolah Katholik yakni dengan menyiapkan armada antar jemput dari tempat pengungsian ke sekolah-sekolah negeri / swasta Islam di sekitar Borobudur, ada yang di SD / MI ada yang di MTS. Di samping itu kita juga memberikan bantuan perangkat sholat ( mukena, sarung, jilbab, baju koko, pecis dll )
Tanggapan pihak Gerjea secara lahir tidak keberatan dan mendukung terbukti kegiatan tidak ada hambatan sama sekali bahkan pihak gereja menyiapkan fasilitas untuk para relawan yang membina pengungsi tersebut, mereka sangat terbuka dengan pihak kita dan mereka memanggil kita dengan sebutan komandan.
Alhamdulillah pada tanggal 5 Desember 2010 semua pengungsi di Gereja tersebut diijinkan pemerintah Kab. Magelang untuk kembali ke kampungnya masing-masing yang memang daerah tersebut merupakan basis Kristenisasi di lereng merapi. Maka dari pihka DDII dan relawan akan berusaha untuk memberikan pengawasan dan pembinaan di daerah eks pengungsi tersebut.
Sulhan koresponden addakwah di Borobudur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar