Addakwah.com--Kegagalan enam kapal misi kemanusiaan mancanegara mencapai Gaza akibat serangan brutal Israel hari Senin (31/5), tidak menyurutkan semangat para aktivis dan berbagai pihak mendobrak blokade Israel.
Berbagai kalangan bahkan berjanji untuk kembali mencoba menembus blokade Israel terhadap Gaza.
Dari Iran, Sekjen Komite Pertahanan Intifadah Palestina, Hossein Syeikh Al-Islam menyatakan bahwa Iran akan mengirimkan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan tujuan menjebol blokade terhadap kawasan ini.
Hari Kamis (3/6), Syeikh Al-Islam dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Alam mengatakan, "Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran akan mengirimkan kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza saat dunia mengecam serangan brutal atas kapal Freedon Flotilla."
Menurut Syeikh Al-Islam, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza adalah satu-satunya jalan untuk menjebol blokade Gaza. Ia mengatakan, "Bangsa-bangsa di dunia harus terus melanjutkan aksi demo anti-Zionis Israel dan menekan rezim ini, serta berupaya menjebol blokade terhadap Jalur Gaza."
Seraya menyinggung politik busuk AS yang terus mendukung rezim penjajah Israel, Syeik Al-Islam mengatakan, "Kebijakan Washington yang mendukung tanpa syarat arogansi Zionis Israel dan aksi menghalangi resolusi anti-Israel karena kebejatan rezim ini, telah terkuak di hadapan seluruh penghuni dunia."
Syeikh Al-Islam juga mengatakan, "Langkah terakhir AS adalah membela serangan brutal Israel atas konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza. Karena veto AS di PBB, tidak ada kecaman keras atas brutalitas terbaru Israel."
Rachel Corrie
Sebelum ini, MV Rachel Corrie, kapal dagang yang dibeli para aktivis pro-Palestina hari Selasa (1/6), telah diberangkat menuju Gaza.
Kapal yang menyandang nama aktivis perempuan Amerika yang tewas dilindas bolduser Zionis di Jalur Gaza pada 2003 itu, sudah diberangkatkan dari Malta.
Tekad para aktivis itu ditanggapi seorang pejabat Israel dengan mengatakan, pihaknya akan tetap menghambat misi kapal tersebut.
"Kami berinisiatif mendobrak blokade Israel, kepada satu setengah juta orang warga Gaza. Misi kami tidak berubah dan ini menjadi misi `flotilla` terakhir," kata Greta Berlin, aktivis Gerakan Pembebasan Gaza yang berbasis di Siprus ini.
Sementara itu, dampak kejahatan Israel pada kafilah kemanusiaan ini tampaknya akan merembet melahirkan jutaan simpati dan konflik antarnegara.
Perdana Menteri Irlandia, Brian Cowen misalnya, menggambarkan, MV Rachel Corrie sebagai kapal milik Irlandia. Kapal itu patut diizinkan untuk merampungkan misinya dan Israel jangan mengganggu.
"Pemerintah (Irlandia) sudah resmi meminta Pemerintah Israel, agar mengizinkan kapal milik Irlandia merampungkan perjalanannya dan menurunkan pasokan bantuan kemanusiaannya di Gaza," kata Cowen kepada parlemen di Dublin.
Sementara itu, seorang perwira AL Israel berpangkat letnan mengatakan kepada Stasiun Radio Angkatan Darat Israel, unitnya siap menghentikan kapal Irlandia itu.
"Sebagai satu unit, kami sedang mempelajari, dan kami akan melakukan investigasi secara profesional untuk mencapai kesimpulan," katanya.
Dalam penyerangan terhadap konvoi enam kapal misi kemanusiaan ke Gaza hari Senin, perwira Israel berpangkat letnan ini mengatakan, unitnya menembak mati sembilan orang aktivis di kapal feri Turki. "Kami juga siap (melakukan hal yang sama) terhadap Kapal Rachel Corrie," katanya.
Di antara para penumpang MV Rachel Corrie itu adalah Pemenang Nobel Perdamaian Irlandia Utara Mairead Corrigan-Maguire, mantan diplomat senior PBB asal Irlandia, Denis Halliday, dan beberapa warga Irlandia lainnya.
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan, kapal MV Rachel Corrie diperkirakan tiba di perairan Gaza, Rabu. Namun Greta Berlin, aktivis Gerakan Pembebasan Gaza, mengatakan, MV Rachel Corrie mungkin tidak tiba di Gaza sampai awal pekan depan. "Kami mungkin tidak mengirim kapal berbobot 1.200 ton itu sampai Senin atau Selasa," katanya. [cha/irb/ant/hidayatullah.com]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar