Kamis, 08 Juli 2010

Berhala-Berhala Gerakan Islam

media dakwah
addakwah.com ---Ketika DR. Farid Anshari, seorang ulama dan aktivis gerakan Islam di Maroko menerbitkan bukunya April 2007 dengan judul : Enam Kekeliruan Gerakan Islam di Maroko, Penyimpangan Pemberhalaan Pemikiran dan Praktek, sontak dunia pergerakan Islam di Maroko khususnya dan Dunia Arab lainnya heboh.

Apa yang diangkat penulisnya dalam buku tersebut menjadi perbincangan luas dan menimbulkan pro-kontra. Seakan sudah menjadi kebiasaan di kalangan para aktivis gerakan Islam di seluruh dunia saat ini, apalagi di Indonesia, untuk tidak siap dikritik.

Setiap ada kritik pasti ada saja pembelaan yang membabi buta dari para pendukung serta qiyadahnya, kendati apa yang dikritik itu terang benderang seperti melihat mata hari di siang hari dan yang melakukan kritik itu adalah orang yang bertahun-tahun hidup di dalam gerakan tersebut.

Sebagai seorang akademisi, aktivis dakwah, pendiri lembaga pengkajian dan penulis, DR. Farid sebelumnya sudah meluncurkan beberapa buku ilmiyahnya yang sangat bermutu seperti, Tauhid, Pertengahan Dalam Tarbiyah Dakwah, Alfabetik Pembahasan Ilmu-Ilmu Syari’ah, Istilah Ushuli Menurut Imam Syatibi dan Penjelasan Dakwah dan Fenomena Penggelembungan Politik.

Menarik untuk kita cermati bahwa dalam buku Enam Kekeliruan Gerakan Islam di Maroko, Penyimpangan Pemberhalaan Pemikiran dan Praktek, DR. Farid Anshari yang menduduki berbagai jabatan di perguruan tinggi di Maroko dan juga dosen Ushul Fiqh dan Maqashid Syar’iyyah dan bertahun-tahun bergabung dengan gerakan Islam khusunya Harokat Attauhid Wal Ishlah dan keluar tahun 2000, menjelaskan fenomena yang menakutkan yang terjadi dalam berbagai gerakan Islam, termasuk yang menganut aliran tasawuf dan salafi.

Dalam buku tersebut, DR Farid Anshari mencatat enam bentuk penyimpangan gerakan Islam, baik dalam bentuk pemikiran maupun prakteknya. Yang menakutkan ialah, bahwa penyimpangan tersebut sudah mengarah kepada “pemberhalaan”, sehingga mengalahkan nash shorih (dalil syar’i yang disepakati ulama keabsahannya).

Lalu beliau mengatakan, “Orang yang menyaksikan hiruk pikuk politik dan media menduga gerakan Islam sekarang sangat luar biasa dan mengalami kemajuan dalam percaturan peradaban. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya.”

Gerakan Islam Telah Menyimpang dari Tujuannya

DR. Farid Anshari melihat semua gerakan Islam sekarang mengalami setback di banding dengan sebelumnya. Kemundurannya sangat jauh. Bahkan telah gagal total dalam memelihara kedudukan strategisnya yang telah diraihnya dengan manhaj tarbiyah dan khitab (komunikasi) dakwah dan ilmu.

Sesungguhnya gerakan Islam saat ini telah kehilangan semua itu dan bahkan terusir dengan hina dari jati diri gerakan Islam itu sendiri. Kemunculannya sangat telanjang dan mudah dibaca oleh musuh-musuh ideoligisnya, sehingga mudah dilecut dengan cemeti yang akan mebuat saf-safnya berantakan, tanpa sampai ke target-target dasarnya. Sungguh gerakan Islam telah ditusuk oleh pisau-pisau hawa nafsu (syahwat dunia) dan juga oleh pisau-pisau musuh sehinga terluka parah.

DR. Farid Anshari memastikan bahwa gerakan Islam di Maroko, sebagaimana juga di kawasan dunia Islam lainnya, sesungguhnya sedang mengalami krisis yang luar biasa. Sebab utamanya tak lain ialah karena tidak memiliki kemampuan menunaikan tugas dan fungsi yang sebenarnya dan menegakkan risalah robbaniyah di mana hal tersebutlah yang mendasari berdirinya, menjadi syarat kelahirannya sehingga mendapatkan dukungan yang luar biasa di awal-awal kelahirannya.

Pemberhalaan Manhaji

DR. Farid Anshari menilai bahwa orientasi gerakan Islam di Maroko dengan nyata jatuh ke dalam ‘syirik khafi’ (syirik tersembunyi) atau apa yang ia namakan dengan “pemberhalaan manhaji.” Yang demikian itu terjadi karena gerakan Islam dalam memilih strategi besarnya terjadi penyimpangan.

Penyimpangan tersebutlah yang akan menghambat gerakan Islam itu sendiri untuk berada selalu di jalan orisinilitasnya sehingga berbagai bentuk dan formalitas organisasi (tanzhim) telah menjadi dinding penghambat untuk tidak mampu lagi melihat target atau tujuan ‘iqamatuddin’ (menegakkan Islam), dalam diri dan dalam masyarakat.

Dari hasil pengalamannya hidup dengan gerakan Islam, DR. Farid Anshari menyimpulkan bahwa terdapat enam kekeliruan manhaji yang besar di mana kekeliruan yang manhaji tersebutlah yang menjadi sumber semua penyimpangan yang terjadi. Itu pulalah yang menjadi sebab dari semua bentuk pemberhalaan yang sudah menyatu dengan kuat dalam pemikiran para aktivis Islam dan dalam praktek organisasi mereka.

Hasilnya ialah, hati mereka sangat terpaut dengannya baik dalam keadaan harap dan cemas, mensucikannya sehingga dijadikan thaghut dan berhala yang membatasi hati dari ikhlasuddin lillah (ikhlas dalam menjalankan Islam yang bersumber dari Allah).(sumber: eramuslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha