Jakarta - Pihak Angkasa Pura II telah memberikan informasi berulang-ulang bahwa Bandara Soekarno-Hatta tidak terganggu abu vulkanik Gunung Merapi. Namun seluruh maskapai luar negeri tetap membatalkan penerbangan dari/ke Bandara Soekarno-Hatta. Mengapa mereka lebih percaya pada Australia?
"Untuk wilayah Asia Pasifik, Australia memang disepakati sebagai salah satu Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) yang mempunyai kewenangan membuat prediksi pergerakan volcano ash," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Tuwamin Mulyono saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (6/11/2010) malam.
Menurut Tuwamin, Australia bisa memberikan informasi semacam ini juga berdasarkan informasi dari BMKG Indonesia yang berupa Significant Meteorological Information (Sigmet). Sigmet ini berupa informasi soal abu vulkanik seperti lokasi debu, ketinggian dan arah debu.
"Dari sini, Sigmet dikirim ke otoritas bandara. Selanjutnya otoritas bandara membuat Ash Volcanic Hazards to Airmen (Ashtam) yaitu istilah warning soal debu vulkanik," terang Tuwamin.
Dia menambahkan, pihaknya juga terus mengirimkan data yang sama ke Dirjen Perhubungan Udara dan bandara-bandara di Indonesia. Dari sana, pihak otoritas penerbangan mengeluarkan peringatan atau larangan penerbangan.
Terkait mengapa ada perbedaan antara Indonesia dan Australia, Tuwamin menyerahkan pada otoritas penerbangan untuk mengelola data yang dikirim oleh BMKG.
"Jadi mereka yang memutuskan apakah penerbangan aman atau tidak. Itu berdasarkan Sigmet yang kita kirim," terang dia.
Menurut Tuwamin, merupakan hak setiap maskapai untuk menuruti atau tidak mengikuti larangan itu. Yang paling penting adalah pihak otoritas penerbangan telah memberikan informasi yang benar.
"Sehingga kalau misalnya ada pesawat masih terbang padahal sudah dilarang, itu bukan salah kita," tambahnya.
Menurut dia, BMKG pun tidak mengamati titik demi titik turunnya abu vulkanik. BMKG tidak mengetahui apakah abu vulkanik sudah mencapai Soekarno-Hatta atau belum.
"Kita tidak mengamati jatuhnya debu," tutup dia.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Freddy Numberi menegaskan, Bandara Soekarno-Hatta aman. Informasi soal debu vulkanik mencapai bandara Soekarno-Hatta itu berdasarkan keterangan dari pihak Australia.
"Ada beberapa internasional flight yang tidak terbang ke Indonesia. Ini akibat peristiwa kemarin di Batam. Kemudian pihak Australia mengeluarkan Notice to Airman yang sekaligus dikaitkan dengan pergerakan vulkanik," terang dia di Yogyakarta.(sumber: detiknews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar