Addakwah.com (Yogyakarta). Pasca Letusan merapi (4/11) pada malem Jumat gelombang pengungsi semakin bertambah banyak. Dusun dusun yang tadinya berada di wilayah aman dari Zona bahanya berangsur angsur meninggalkan kampungnya untuk menyelamatkan diri. Rombongan pengungsi berkelompok kelompok menuju tempat tempat pengungsian yang telah disediakan. Termasuk Stadion Maguwoharjo.
Dengan hati yang tidak menentu, seringkali para pengungsi amat mudah menerima apa yang dianggap mampu memberikan kemudahan untuk menyelamatkan diri saat itu. Ketika mereka berada di tempat pengungsian sementara, tanpa disadari darimana asalnya ada sebuah tawaran untuk mengungsi di tempat yang lebih menjanjikan.
Mereka adalah Rombongan pengungsi terdiri dari sekitar 77 orang yang mayoritas kaum muslimin. Pada hari Jumat mereka mendapatkan tawaran di suatu tempat di daerah Bantul. Akhirnya mereka menuruti untuk menerima tawaran tersebut. Tidak taunya Rombongan tersebut diungsikan di Gereja besar di Ganjuran Bambanglipuro Bantul. Dari hari Jumat hingga Senin, mereka berada di tempat pengungsian tersebut.
Senin, 8 November Beberapa elemen Umat Islam mendatangi Gereja tersebut untuk mengambil para pengungsi tersebut untuk dipindahkan ke tempat yang lebih terjaga akidahnya. Dengan difasilitasi Muspika setempat dan tokoh Pondok Pesantren Asy Syifa akhirnya dicapai kesepakatan untuk dipindah ke Ponpes tersebut berapapun jumlahnya.
Bagaimana jika tidak ada elemen umat Islam yang berusaha memindahkan mereka dari Gereja tersebut? Tentu sudah bisa diketahui, dari rasa ewuh pekewuh dan fasilitas yang sedemikian enak sedikit demi sedikit bisa membahayakan akidah mereka. Apakah hanya gereja di Ganjuran Bantul saja yang menampung para pengungsi merapi? Sangat dibutuhkan jalinan kerjasama antar eemen muslim untuk peduli terhadap nasib pengungsi merapi Saat ini. (Edy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar