INILAH.COM, Jakarta - Pengamat internasional melihat wajar jika banyak dokumen di WikiLeaks yang menyoroti negara-negara Islam, dan terkesan mengadu domba antara satu negara dengan negara lain. Hal tersebut karena negara-negara Islam menjelma menjadi kekuatan yang kini ditakuti Amerika Serikat.
Hal tersebut disampaikan oleh pengamat politik internasional dari Universitas Indonesia Fahmi Salsabilah saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (7/12/2010). "Wajar banyak dokumen WikiLeaks yang merupakan dokumen milik Amerika Serikat yang menyoroti negara-negara Islam. Sebab pasca perang dingin selesai, dan runtuhnya Uni Soviet, negara-negara Islam menjelma menjadi kekuatan yang sangat ditakuti AS," ucapnya.
Untuk itulah dalam beberapa pemerintahan terakhir AS menurut Fahmi mengambil kebijakan yang sebagian besar ditujukan untuk negara-negara berpenduduk mayoritas umat muslim. Saat ditanya bagaimana dengan politik luar negeri Obama pasca bocornya dokumen-dokumen rahasia ini, Fahmi mengatakan meski harus lebih keras memberi keyakinan, namun sebenarnya kebijakan Obama untuk timur tengah tidak terlalu terganggu.
"Sebab kan Obama belum banyak berbuat apa-apa, dokumen itu sebagai besar dibuat saat Presiden sebelum Obama. Jadi meski lebih berat dalam mendekati negara-negara Arab, namun tidak terlalu berpengaruh ke Presiden Obama. Saya justru melihat ini sebagai skenario untuk menjatuhkan Obama, karena mungkin dia Presiden AS kulit berwarna pertama dan dekat dengan negara Arab," jelasnya. [mah]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar