JAKARTA (addakwah.com) –--Presiden SBY menyuruh menghentikan pemotongan pohon trembesi tua di Istana Presiden, karena pohon tersebut diperkirakan ada penunggunya. Hal itu dilakukan setelah gergaji mesin yang dioperasikan berkali-kali mati.
Usia pohon-pohon tremebesi (albizia saman) di kompleks Istana Presiden Jakarta itu memang sudah sangat tua, semua orang sudah mahfum. Tapi berapa persisnya usia pohon itu, mungkin tak banyak yang tahu. Konon, usia pohon itu sudah hampir dua ratus tahun! Ya, pohon itu diperkirakan ditanam pada 1825.
Sebagai pohon perindang, trembesi memang sangat anggun. Batangnya besar dengan cabang dan ranting-ranting yang melebar sampai belasan meter. Daunnya memang mudah rontok di musim kemarau, tetapi dalam waktu singkat akan bersemi lagi. Buahnya hanya kecil-kecil dan relatif ringan, sehingga kalau menjatuhi orang, anak-anak, kaca kendaraan atau genteng tidak menyebabkan kerusakan berat.
Akan tetapi, yang namanya makhluk hidup, tentu saja ada batas usianya. Ada kelemahannya jika usianya makin tua.
Setidaknya itulah yang diperhatikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dahan dan rantingnya yang panjang-panjang itu makin lama makin lemah tak kuat menahan beban ranting dan daun-daunnya. Makin lama, dahan yang tadinya kokoh lurus mendatar atau mendongak ke atas itu makin merunduk hingga nyaris menyentuh tanah.
Presiden pun lantas menyiapkan sejumlah pohon trembesi pengganti untuk meneduhi kompleks Istana. Hari ini (Kamis, 8/7/2010), Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono serta Wakil Presiden Boediono menanam tiga batang pohon trembesi muda. Usianya baru lima tahun.
Sejalan dengan itu, dahan-dahan dan ranting trembesi tua yang yang menjuntai hingga menyentuh tanah akan dipangkas. Tapi apa yang terjadi? Saat semua menteri peserta sidang kabinet paripurna, puluhan wartawan, dan staf Istana menantikan pemangkasan dahan sesuai perintah Presiden, terjadilah peristiwa yang agak mengherankan, dan mungkin berbau klenik.
..gergaji mesin yang dioperasikan untuk memotong pohon trembesi itu berkali-kali mati. Presiden pun memerintahkan agar pemotongan trembesi itu dibatalkan. “Sudah, sudah. Nanti saja, mungkin ada yang menjaga,” ujar Presiden SBY…
Apa itu? Ternyata, mesin gergaji pemotong atau chain saw yang dioperasikan oleh staf Rumah Tangga Kepresidenan berkali-kali mati. Presiden pun akhirnya memerintahkan agar pemotongan dahan trembesi itu dibatalkan. “Sudah, sudah. Nanti saja, mungkin ada yang menjaga,” ujar Presiden SBY.
Maka, pemotongan itu pun akhirnya dihentikan. Dahan-dahan trembesi yang kian lebat dan merunduk itu pun tak jadi dipotong, dan tetap menghiasi pekarangan Istana bersama tiga trembesi muda yang ditanam di tiga sudut Istana.
Ah, semoga Presiden SBY sedang bercanda ketika mengatakan pohon trembesi ada penunggunya. Karena tidak bagus bila seorang yang percaya klenik dan takhayul menjadi pemimpin negeri yang beragama ini. [taz/kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar