VIVAnews -- Dampak banjir lahar dingin Merapi tak hanya dirasakan oleh warga Kota Yogyakarta yang berada di bantaran Kali Code, Kali Gajah Wong dan Kali Winingo.
Dampak banjir lahar dingin juga dirasakan hingga Kabupaten Bantul. Banjir yang terjadi pada hari Senin 6 Desember 2010 kemarin setidaknya telah memutuskan 5 jembatan di kabupaten itu.
Banjir juga merendam 371 rumah warga yang berada di bantaran Kali Code, Kali Winongo dan Kali Opak -- yang merupakan muara dari Kali Gajah Wong. Ketinggian air mencapai 50 hingga 80 centimeter.
Ratusan warga yang rumahnya terendam banjir lahar dingin terpaksa mengungsi di rumah tetangganya yang lebih atas atau menginap di rumah sanak saudara.
Terjangan arus air yang sangat deras disertai material Merapi juga menghancurkan talut sepanjang 70 meter di sungai Code yang masuk wilayah Dusun Ngoto, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Banjir juga merendam dua makam di Sungai Opak.
Kepala Kesbanglinmaspol, Pemerintah Kabupaten Bantul, Edi Susanto menyatakan, 5 jembatan yang putus tersebut merupakan jembatan yang sangat vital bagi masyarakat karena setiap harinya digunakan untuk kegiatan ekonomi warga, jalur untuk sekolah dan berbagai aktivitas warganya.
“Seperti jembatan yang putus di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis dan dua jembatan di Kecamatan Pundong yang menghubungkan Desa Panjang Rejo dengan Desa Seloharjo serta Desa Pundong dengan Desa Seloharjo sehari-hari digunakan aktivitas warga baik untuk kegiatan ekonomi, sekolah maupun aktivitas lainnya."
"Sehingga warga terpaksa memutar dengan jarak yang lebih jauh untuk sampai ke pasar, ke sekolah atau ke kantor,” terang Edi Susanto, Selasa 7 Desember 2010
Menurut Edi, kerugian akibat bencana banjir lahar dingin diperkirakan cukup besar karena ada jembatan yang putus, talut jebol, ratusan rumah terendam dan satu lagi adalah korban jiwa yaitu seorang balita tewas akibat terjebur ke dalam talut saat banjir lahar dingin berlangsung.
“Yang jelas untuk korban jiwa mencapai satu balita tewas. Sedangkan untuk kerugian material lainnya akan dihitung oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sumberdaya Air,”paparnya
Lebih lanjut Edi menyatakan, pihaknya terus melakukan validasi data kerusakan akibat banjir lahar dingin. Selain itu Kesbanglinmaspol Bantul juga telah menyalurkan sembako berupa beras, mie instan, minyak, gula kepada warga yang rumahnya terendam air.
Banjir lahar dingin kata Edi diperkirakan masih akan berlangsung apalagi saat ini memasuki musim penghujan. Sehingga pihaknya bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Sleman, SAR dan berbagai pihak untuk mengantisipasi datangnya banjir lahar dingin susulan.
”Perangkat desa, Camat, SAR dan masyarakat diminta waspada jika sewaktu-waktu banjir lahar dingin datang. Apalagi jika daerah utara seperti Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta berlangsung hujan yang lebat dan dalam waktu yang lama,”pungkasnya.
Selasa, 07 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar