Kamis, 17 Juni 2010

Menyingkirkan Gangguan Kardiovaskular

Beijing (addakwah.com) ---Orang-orang yang berisiko terkena gangguan kardiovaskular harus sangat berhati-hati menjaga kesehatannya. Bukan apa-apa jika penyakit kardiovaskular menyapa, nyawa bisa jadi taruhannya. Siapa saja yang rentan terkena penyakit kardiovaskular dan bagaimana cara menyingkirkan gangguannya?

Penyakit kardiovaskular terdiri dari dua penyakit yang menyebabkan penyakit jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskular).

Penyakit kardiovaskular terdiri dari 3 bentuk:

1. Penyakit Jantung Koroner, adalah gangguan pada pembuluh darah ke jantung contohnya seperti serangan jantung (infark miokard), nyeri dada (angina) dan irama jantung tidak normal (aritmia).

2. Penyakit serebrovaskular, adalah gangguan pada pembuluh darah ke otak contohnya seperti stroke yang terjadi karena sel otak mati akibat kurangnya suplai darah ke otak dan gangguan yang menyerang sistem iskemik seperti gerakan, rasa, penglihatan dan kemampuan bicara yang hilang.

3. Penyakit vaskular perifer, adalah gangguan pada pembuluh darah yang menyuplai tangan dan kaki yang terkadang datang dan pergi. Gangguan lainnya seperti sakit karena kram otot kaki.

Kenapa aliran darah ke otak dan jantung bisa terganggu?

Ini karena darah dalam pembuluh darah mengeras atau terjadi penggumpalan yang disebabkan menumpuknya lemak pada dinding arteri. Jika tumpukan lemak makin membesar dan mengeras tentu saja mempersempit arteri sehingga menghambat aliran darah.

Yang berperan pada penggumpalan darah ini adalah platelet (komponen darah termasuk sel darah putih dan merah). Jika jumlah platelet tinggi akan menyebabkan penggumpalan darah, dan jika jumlah platelet kurang akan terjadi perdarahan.

Dibandingkan kasus platelet kurang (yang membuat perdarahan), kasus penggumpalan darah lebih sering terjadi yang membuat gangguan kardiovaskular terus meningkat.

Meningkatnya jumlah penderita kardiovaskular ini menjadi perhatian dalam World Congress of Cardiology 2010 yang berlangsung di China National Convention Center, Beijing 17-18 Juni 2010.

Profesor Thomas A Pearson, MD, MPH, PhD dari University of Rochester Medical Center, New York AS yang menjadi pembicara dalam simposium 'Reducing CV Risk Perspectives for the Future' yang diselenggarakan Bayer Schering Pharma juga menegaskan pentingnya terapi untuk penderita gangguan kardiovaskular dan orang yang berisiko terkena kardiovaskular.

Penderita dan orang yang berisiko terkena gangguan kardiovaskular harus menjaga berat badan, kolesterol dan menjauhi rokok. Melakukan pola hidup sehat dengan mengurangi makanan berlemak dan aktif bergerak bisa menyingkirkan gangguan kardiovaskular.

Tapi tidak mudah memang untuk menyingkirkan penggumpalan darah bagi orang-orang yang berisiko tersebut, sehingga obat-obatan seperti aspirin diperlukan untuk membantu menjaga darah tidak menggumpal dan mengurangi risiko terkena serangan jantung.

Penggunaan aspirin dalam dosis rendah efektif menjaga mencegah terjadinya gangguan kardiovaskular bagi orang-orang yang berisiko. Selama 20 tahun aspirin dipercaya menjadi obat utama untuk gangguan kardiovaskular.

"Dalam riset yang terus dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan dosis rendah aspirin bisa efektif mencegah gangguan penggumpan pembuluh darah," kata Profesor Pearson.

Penggunaan aspirin dosis rendah 75-100 gram per hari menjaga kondisi platelet tetap stabil sehingga terhindar dari pembekuan darah. Aspirin yang mengandung Asam Asetilsalisilat (ASA) yang diproduksi Bayer berfungsi mempertahankan keutuhan pembuluh darah agar tidak pecah.

Orang-orang yang berisiko terkena serangan jantung atau stroke adalah penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas (kegemukan), merokok dan kurang bergerak. Menyingkirkan pemicu serangan kardiovaskular harus dilakukan secara bersamaan tidak bisa seperti mengurangi rokok dulu.

dr. Erwan Martanto, SpPD-SpJP yang ditemui-temui disela-sela kongres mengakui penggunaan aspirin memang bisa mengurangi risiko terkena stroke dan jantung,
meski untuk penderita gangguan lambung harus berhati-hati mengonsumsinya karena lambungnya yang rentan. Aspirin juga tidak dianjurkan untuk penderita Thrombocytopenia karena akan memicu perdarahan.
(ir/up)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Media Dakwah Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha