Kenya (addakwah.com) - Pihak gereja berencana melarang jilbab dan mengancam akan memulangkan ratusan muridnya yang mengenakan jilbab saat di sekolah.
Para orang tua muslim mengancam akan melakukan reaksi terhadap pihak Gereja Katholik di Kenya atas rencananya melarang penggunaan jilbab pada lembaga pendidikan yang berada di bawah naungannya.
"Pihak Gereja Katholik telah mengambil langkah salah yang dapat mengganggu pendidikan anak-anak Muslim kami dan bahkan dapat membawa masalah lagi."ujar Mustafa Salim, orang tua di kota pelabuhan Mombasa kepada IOL
"Agama adalah sesuatu yang tak boleh disia-siakan," Tegas Mustafa menambahkan.
Gereja Katholik di Kenya banyak memberi sponsori sekolah maupun institusi negeri dan swasta, khususnya di daerah pedesaan yang sulit mendapatkan akses pendidikan.
Di Kenya, terdapat 10 juta jiwa penduduk beragama Islam dengan total penduduk Kenya sekitar 36 juta jiwa.
Sheikh Sharif Katamy, pemimpin umat Islam setempat telah memperingatkan pihak gereja untuk menarik kembali keputusannya karena hal ini bisa memicu konflik antara umat Islam dan Kristen di sana.
Bahkan Sheikh Sharif Katamy telah meminta para orang tua untuk menarik anaknya yang bersekolah di institusi yang dikelola gereja dan tidak membuat hubungan dengannya.
Pemerintah Kenya sendiri juga telah meminta pihak gereja membatalkan rencananya tersebut dan mengijinkan kembali siswa berjilbab untuk bersekolah sebagai upaya mendinginkan situasi.
Sheikh Mohamed Dor, salah seorang tokoh Islam dan anggota parlemen mengatakan bahwa para tokoh agama akan berembuk untuk mengeluarkan fatwa mengenai masalah ini. [voa-islam/iol]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar