Yogyakarta - Sirene ambulans meraung-raung menyusul letusan Gunung Merapi yang terus memuntahkan wedhus gembel. Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta agar pengemudi ambulans tidak gampang membunyikan sirene, kecuali tengah menyelamatkan korban Merapi.
"Ambulans jangan asal bunyikan sirene kecuali ada korban," kata Sultan di Posko Utama Pakem, Sleman, Yogyakarta, Senin (1/11/2010). Sultan di lokasi tersebut untuk melakukan koordinasi dengan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu.
Menurut dia, bunyi sirene mengakibatkan psikologis para pengungsi Merapi terganggu.
Sementara itu, Sultan menilai, tindakan pengungsi di Glagaharjo yang turun meninggalkan barak pengungsian menuju balai desa masih wajar.
"Itu wajar hanya rasa takut (pengungsi di Glagaharjo yang turun). Jarak 10 Km dijamin aman," kata Sultan.
Sultan mengatakan, sudah tidak ada warga yang berada di lereng Merapi yang masuk kategori bahaya. "Sudah diturunkan," ujar dia.
Ketika ditanya masih banyak warga yang ngotot naik ke Merapi, Sultan menjawab hal itu dilakukan warga karena khawatir atas harta benda mereka yang ditinggal mengungsi.
"Ya karena mereka masih punya harta benda. Walaupun sudah dijaga TNI/Polri, ono sing percaya, ono sing ora (ada yang percaya, ada yang tidak percaya)," kata Sultan yang terbalut baju safari warna abu-abu ini.
Apa butuh juru kunci baru? "Nggak ada itu," jawab Sultan singkat.(detiknews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar